Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“TEORI-TEORI KEPENDUDUKAN”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kependudukan

Dosen Pengampu : Septiani Resmalasari, M.Pd

Disusun oleh :

Kelompok 1

Dewi Nurfitriyah 2008104005

Nazibatun Nabila 2108104042

Ulfi Aenul Farikha 2108104046

Khofifah Zamilatul K 2108104049

Nuro Syamsiyatudduha 2108104071

TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan karunia
beserta rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah "Teori-Teori Kependudukan ".

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan
Konseling. Selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang pentingnya
strategi layanan bimbingan konseling dalam budang pendidikan. Septiani Resmalasari, M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Kependudukan, yang telah memberikan tugas kelompok
untuk membuat makalah sehingga dapat menambah wawasan bagi kami dan para
pembacanya.

Namun demikian kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
pembuatan makalah ini, baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu,
keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun
senantiasa kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pemateri pada
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Cirebon, 10 Oktober 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i


DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii
BAB I .......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................. 2
BAB II ........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 3
A. Sejarah Singkat Dari Thomas Robert Malthus dan Neo-Malthus .................................... 3
B. Dasar Pemikiran Lahirnya Teori Kependudukan Malthus.............................................. 3
C. Hakikat Dari Teori Kependudukan Malthus dan Neo-Malthus ....................................... 4
D. Peranan Teori Kependudukan Malthus Terhadap Ilmu Sosial ...................................... 10
E. Teori Kependudukan Mutakhir..................................................................................... 11
BAB III ..................................................................................................................................... 15
PENUTUP ................................................................................................................................ 15
A. KESIMPULAN.............................................................................................................. 15
B. SARAN .......................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori-teori kependudukan mencerminkan perubahan pandangan mengenai
pertumbuhan penduduk sepanjang sejarah. Aliran Malthus, yang pertama kali
dikemukakan oleh Thomas Malthus pada akhir abad ke-18, berfokus pada
pandangan pesimis bahwa pertumbuhan penduduk akan melebihi kapasitas
sumber daya yang terbatas. Malthus memprediksi bahwa kelaparan, penyakit,
dan perang akan menjadi mekanisme alamiah yang mengendalikan
pertumbuhan populasi manusia jika tidak ada tindakan untuk
menghentikannya. Pandangan Malthusian ini sangat memengaruhi kebijakan
demografi pada masanya.
Sementara itu, aliran Neo-Malthus memperbarui teori Malthus dengan
konteks baru. Neo-Malthusianisme muncul pada abad ke-20, seiring dengan
pertumbuhan pesat populasi global dan perhatian terhadap isu-isu lingkungan.
Teori ini menekankan urgensi pengendalian pertumbuhan penduduk sebagai
respons terhadap tekanan sumber daya alam dan lingkungan. Lebih baru, teori
kependudukan mutakhir mencoba untuk mengatasi pandangan Malthusian dan
Neo-Malthusian dengan pendekatan yang lebih optimis. Teori ini menyoroti
bahwa pertumbuhan penduduk dapat berdampak positif pada pembangunan
ekonomi dan sosial jika dikelola dengan bijak melalui pembangunan sumber
daya manusia, investasi dalam pendidikan, kesehatan, dan perluasan peluang
ekonomi. Teori ini mencerminkan kompleksitas hubungan antara
pertumbuhan penduduk, pembangunan, dan sumber daya, dan menekankan
pentingnya tindakan berkelanjutan untuk mencapai kesinambungan dalam
konteks global yang terus berubah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah singkat dari Teori Malthus dan Neo-Malthus?
2. Bagaimana dasar pemikiran lahirnya teori kependudukan Malthus?
3. Bagaimana hakikat dari teori kependudukan Malthus dan Neo-Malthus?

1
4. Bagaimana peranana teori kependudukan Malthus terhadap Ilmu Sosial?
5. Bagaimana teori kependudukan mutakhir?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang teori Malthus dan Neo-Malthus khusunya
bidang kependudukan.
2. Untuk mengetahui bagaimana dasar pemikiran lahirnya teori
kependudukan Malthus.
3. Untuk mengetahui hakikat dari teori kependudukan malthus dan Neo-
Malthus.
4. Untuk mengetahui bagaimana peranan teori kependudukan Malthus
terhadap Ilmu Sosial.
5. Untuk mengetahui tentang teori kependudukan mutakhir.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Dari Thomas Robert Malthus dan Neo-Malthus


Thomas Malthus adalah seorang ekonom dan teoritikus Inggris yang lahir
pada tahun 1766. Ia dikenal karena memperkenalkan teori Malthusianisme
pada akhir abad ke-18. Dalam karyanya yang terkenal, "An Essay on the
Principle of Population" yang diterbitkan pada tahun 1798, Malthus
menyatakan bahwa pertumbuhan populasi manusia cenderung melebihi
kapasitas sumber daya yang terbatas. Ia berpendapat bahwa jika pertumbuhan
populasi tidak dihambat, kelaparan, penyakit, dan perang akan berfungsi
sebagai mekanisme alamiah yang mengendalikan pertumbuhan penduduk.
Teori Malthus ini sangat memengaruhi perdebatan dan kebijakan demografi
pada masanya.
Neo-Malthusianisme, yang muncul pada abad ke-20, adalah suatu
perkembangan dari teori Malthus yang disesuaikan dengan isu-isu baru yang
muncul. Teori ini lebih menekankan dampak pertumbuhan penduduk pada
sumber daya alam dan lingkungan. Para neo-Malthusian mengkhawatirkan
bahwa pertumbuhan penduduk yang pesat akan mengakibatkan eksploitasi
sumber daya alam yang berlebihan, kerusakan lingkungan, dan perubahan
iklim. Mereka mendorong langkah-langkah untuk mengendalikan
pertumbuhan populasi, seperti program perencanaan keluarga dan pendidikan
seksual. Meskipun mereka mewarisi prinsip-prinsip dasar Malthus, neo-
Malthusianisme mengkaji masalah ini dalam konteks yang lebih modern dan
lebih terfokus pada lingkungan dan isu-isu global.

B. Dasar Pemikiran Lahirnya Teori Kependudukan Malthus


Pandangan-pandangan Malthus umumnya dikembangkan sebagai reaksi
terhadap pandangan-pandangan yang optimistik dari ayahnya dan rekan-
rekannya, terutama Rousseau. Esai Malthus juga dibuat sebagai tanggapan
terhadap pandangan-pandangan Marquis de Condorcet. Dalam An Essay on

3
the Principle of Population (Sebuah Esai tentang Prinsip mengenai
Kependudukan), yang pertama kali diterbitkan pada 1798, Malthus membuat
ramalan yang terkenal bahwa jumlah populasi akan mengalahkan pasokan
makanan, yang menyebabkan berkurangnya jumlah makanan per orang. (Case
& Fair, 1999: 790). Ia bahkan meramalkan secara spesifik bahwa hal ini pasti
akan terjadi pada pertengahan abad ke-19, sebuah ramalan yang gagal karena
beberapa alasan, termasuk penggunaan analisis statisnya, yang
memperhitungkan kecenderungan-kecenderungan mutakhir dan
memproyeksikannya secara tidak terbatas ke masa depan, yang hampir selalu
gagal untuk sistem yang kompleks.

C. Hakikat Dari Teori Kependudukan Malthus dan Neo-Malthus


Orang yang pertama-tama mengemukakan teori mengenai penduduk
adalah Thomas Robert Malthus yang hidup pada tahun 1776 – 1824.
Kemudian timbul bermacam-macam pandangan sebagai perbaikan teori
Malthus. Dalam edisi pertamanya Essay on Population tahun 1798 Malthus
mengemukakan dua pokok pendapatnya yaitu:
1) Bahan makanan adalah penting untuk kehidupan manusia
2) Nafsu manusia tak dapat ditahan.

Malthus juga mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat


dari bahan makanan. Akibatnya pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang
besar antara penduduk dan kebutuhan hidup.

Dalil yang dikemukakan Malthus yaitu bahwa jumlah penduduk


cenderung untuk meningkat secara geometris (deret ukur), sedangkan
kebutuhan hidup riil dapat meningkat secara arismatik (deret hitung).
Menurut pendapat Malthus ada faktor-faktor pencegah yang dapat
mengurangi kegoncangan dan kepincangan terhadap perbandingan antara
penduduk dan manusia yaitu dengan jalan:

▪ Preventive checks

4
Preventive checks yaitu faktor-faktor yang dapat menghambat jumlah
kelahiran yang lazimnya dinamakan moral restraint. Termasuk
didalamnya antara lain:
a. Penundaan masa perkawinan
b. Mengendalikan hawa nafsu
c. Pantangan kawin
▪ Positive checks
Positive checks yaitu faktor-faktor yang menyebabkan bertambahnya
kematian, termasuk di dalamnya antara lain:
a. Bencana Alam
b. Wabah penyakit
c. Kejahatan
d. Peperangan

Positive checks biasanya dapat menurunkan kelahiran pada negara-


negara yang belum maju. Teori yang dikemukakan Malthus terdapat
beberapa kelemahan antara lain:

1) Malthus tidak yakin akan hasil preventive cheks.


2) Ia tak yakin bahwa ilmu pengetahan dapat mempertinggi produksi
bahan makanan dengan cepat.
3) Ia tak menyukai adanya orang-orang miskin menjadi beban orang-
orang kaya
4) Ia tak membenarkan bahwa perkembangan kota-kota merugikan bagi
kesehatan dan moral dari orang-orang dan mengurangi kekuatan dari
Negara.

Teori Malthus tidak berlaku lagi bagi negara-negara barat, tetapi


masih berlaku bagi negara-negara Asia. Teori Malthus memang benar dan
berlaku sepanjang masa. Penganut golongan ini setuju dengan Teori
Malthus, meskipun ada beberapa tambahan /revisi. Pengikut Malthus ini
disebut Neo Malthusionism. Mereka beranggapan bahwa untuk mencapai
tujuan hanya dengan moral restraint (berpuasa, menunda – perkawinan)
adalah tidak mungkin. Mereka berpendapat bahwa untuk mencegah laju

5
cepatnya peningkatan cacah jiwa penduduk harus dengan methode birth
control dengan menggunakan alat kontrasepsi.

▪ Pengikut-pengikut teori Malthus antara lain :


1) Francis Flace (1771 – 1854)
Pada tahun 1882 menulis buku yang berjudul Illustration and
Proofs of the population atau penjelasan dari bukti mengenai asas
penduduk. Ia berpendapat bahwa pemakaian alat kontrasepsi tidak
menurunkan martabat keluarga, tetapi manjur untuk kesehatan.
Kemiskinan dan penyakit dapat dicegah.
2) Richard Callihie (1790 – 1843)
Ia menulis buku yang berjudul “What Is Love”, apakah cinta
itu menurut dia-Mereka yang berkeluarga tidak perlu mempunyai
jumlah anak yang lebih banyak dari pada yang dapat dipelihara
dengan baik.
➢ Wanita yang kurang sehat tidak perlu menghadapi bahaya maut
karena kehamilan
➢ Senggama dapat dipisahkan dari ketakutan akan kehamilan
3) Pengikut yang lain antara lain Any C. Besant (1847-1933) Ia
menulis buku yang berjudul “Hukum Penduduk, akibatnya dan
artinya terhadap tingkah laku dan moral manusia”
4) Pengikut yang tidak dapat dilupakan lagi ialah dr. George Drysdale
yang hidup tahun 1825 – 1904. Ia berpendapat bahwa keluarga
berencana dapat dilakukan tanpa merugikan kesehatan dan moral.
Menurut anggapannya kontrasepsi adalah untuk menegakkan moral
masyarakat.
Namun ada beberapa pendapat ilmuan yang menentang pendapat
maltus yakni,
1. Aliran Marxist (Karl Marx dan Fried Engels)
Aliran ini tidak sependapat dengan Malthus (bila tidak dibatasi
penduduk akan kekurangan makanan). Karl Marx dan Friedrich Engels
(1834) adalah generasi sesudah Maltus. Paham Marxist umumnya tidak

6
setuju dengan pandangan Maltus, karena menurutnya paham Maltus
bertentangan dengan nurani manusia.
Dasar Pegangan Marxist adalah beranjak dari pengalaman bahwa
manusia sepanjang sejarah akan dapat menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman. Beda pandangan Marxist dan Maltus adalah pada
“Natural Resource” tidak bisa dikembangkan atau mengimbangi
kecepatan pertumbuhan penduduk.Menurut Marxist tekanan penduduk di
suatu negara bukanlah tekanan penduduk terhadap bahan makanan, tetapi
tekanan terhadap kesempatan kerja (misalnya di negara kapitalis). Marxist
juga berpendapat bahwa semakin banyak jumlah manusia semakin tinggi
produk yang dihasilkan, jadi dengan demikian tidak perlu diadakan
pembatasan penduduk.
❖ Pendapat Aliran Marxist Populasi manusia tidak menekan makanan,
tapi mempengaruhi kesempatan kerja.
❖ Kemeralatan bukan terjadi karena cepatnya pertumbuhan penduduk,
tapi karena kaum kapitalis mengambil sebagian hak para buruh
❖ Semakin tinggi tingkat populasi manusia, semakin tinggi
produktifitasnya, jika teknologi tidak menggantikan tenaga manusia
sehingga tidak perlu menekan jumlah kelahirannya, ini berarti ia
menolak teori Malthus tentang moral restraint untuk menekan angka
kelahiran.

▪ Kelemahan teori Malthus


Teori yang dikemukakan Malthus terdapat beberapa kelemahan antara
lain :
1) Malthus tidak yakin akan hasil preventive cheks.
2) Ia tak yakin bahwa ilmu pengetahan dapat mempertinggi produksi
bahan makanan dengan cepat.
3) Ia tak menyukai adanya orang-orang miskin menjadi beban orang-
orang kaya

7
4) Ia tak membenarkan bahwa perkembangan kota-kota merugikan
bagi kesehatan dan moral dari orang-orang dan mengurangi
kekuatan dari negara
2. Aliran Neo-Malthusian (Garreth Hardin & Paul Ehrlich)
Pada abad 20 teori Malthus mulai diperdebatkan kembali. kelompok
ini menyokong aliran Malthus, akan tetapi lebih radikal lagi dan aliran ini
sangat menganjurkan untuk mengurangi jumlah penduduk dengan
menggunakan cara-cara “Preventif Check” yaitu menggunakan alat
kontrasepsi.
Tahun 1960an dan 1970an foto-foto telah diambil dari ruang angkasa
dengan menunjukkan bumi terlihat seperti sebuah kapal yang berlaya
dengan persediaan bahan bakar dan bahan makanan yang terbatas. Pada
suatu saat kapal ini akan kehabisan bahan bakar dan bahan makanan
tersebut sehingga akhirnya malapetaka menimpa kapal tersebut. Tahun
1871 Ehrlich menulis buku “The Population Bomb” dan kemudian
direvisi menjadi “The Population Explotion” yg berisi:
• Sudah terlalu banyak manusia di bumi ini.
• Keadaan bahan makanan sangat terbatas.
• Lingkungan rusak sebab populasi manusia meningkat.

Analisis ini dilengkapi oleh Meadow (1972), melalui buku “The


Limit to Growth” ia menarik hubungan antara variabel lingkungan
(penduduk, produksi pertanian, produksi industri, sumber daya alam) dan
polusi. Tapi walaupun begitu, melapetaka tidak dapat dihindari, hanya
manusia cuma menunggunya, dan membatasi pertumbuhannya sambil
mengelola alam dengan baik.

Kritikan terhadap Meadow umumnya dilakukan oleh sosiolog yang


menyindir Meadow karena tidak mencantumkan variabel sosial-budaya
dalam penelitiannya. Karena itu Mesarovic dan Pestel (1974) merevisi
gagasan Meadow & mencantumkan hubungan lingkungan antar kawasan.

8
3. Kelebihan dan Kelemahan Teori Neo-Malthusian
• Kelebihan

Aliran Neomalthusian berusaha menyadarkan manusia


dengan menggunakan fakta fakta tentang jumlah penduduk dunia
yang terus bertambah serta mengungkapkan proyeksi jumlah
penduduk dunia di masa mendatang dengan akibat yang ditimbulkan,
misalnya : jumlah penduduk dunia yang akan mendekati 7 milyar
(2015) dan jumlah penduduk akan terus meningkat hingga 12 – 15
milyar di tahun 2050.

• Kelemahan

Kritikan terhadap Meadow umumnya dilakukan oleh sosiolog


yang menyindir Meadow karena tidak mencantumkan variabel sosial-
budaya dalam penelitiannya. Karena itu Mesarovic dan Pestel (1974)
merevisi gagasan Meadow & mencantumkan hubungan lingkungan
antar kawasan.

Indonesia sendiri sudah menerapkan beberapa cara seperti yang


dimaksudkan oleh teori kependudukan neo Malthusian, salah satunya
adalah Program Keluarga Berencana (KB) yang didengung-
dengungkan sejak masa Orde Baru. Program ini dianggap merupakan
salah satu solusi untuk menekan laju pertumbuhan penduduk,
Program KB yang selama ini digalakkan, untuk mengentaskan
masalah kependudukan ini menunjukkan bahwa Indonesia memang
cukup konsisten dalam pembangunan pada bidang kependudukan dan
keluarga berencana.

Badan Kependudukan dan Keluarga Nasional (BKKBN) saat ini


menjalankan misi membangun setiap keluarga Indonesia untuk
memiliki anak ideal, sehat, berpendidikan, sejahtera, berketahanan
dan terpenuhi hak-hak reproduksinya melalui perkembangan
kebijakan penyediaan layanan promosi, fasilitasi, pelindung,

9
informasi kependudukan dan keluarga, serta penguatan kelembagaan
dan jejaring keluarga berencana. Dengan tujuan utama membentuk
keluarga berkualitas 2015. BKKBN mempuyai tugas pokok
melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang keluarga berencana
dan sejahtera sesuai ketentuan perundang-undangan.

Kebijakan Pemerintah ini diharapkan dapat berlangsung secara


konsisten dan menunjukkan hasil positif dalam penanggulangan
masalah pertumbuhan penduduk dan masalah aspek sosial yang
tercakup didalamnya.

D. Peranan Teori Kependudukan Malthus Terhadap Ilmu Sosial


Teori yang dikemukakan Malthus menarik perhatian dunia, karena
dialah yang mula-mula membahas persoalan penduduk secara ilmiah.
Disamping itu essaynya merupakan methode untuk menyelesaikan atau
perbaikan persoalan penduduk dan merupakan dasar bagi ilmu-ilmu
kependudukan sekarang ini. Doktrin Malthus juga punya akibat penting
terhadap teori ekonomi. Para ahli ekonomi yang terpengaruh Malthus
berkesimpulan bahwa, dalam keadaan normal, kebanyakan penduduk dapat
mencegah kenaikan upah melampaui batas yang layak. Ekonom Inggris yang
masyhur, David Ricardo, seorang sahabat akrab Malthus berkata; "Upah yang
layak bagi buruh adalah upah yang diperlukan untuk memungkinkan para
buruh dapat hidup dan bertahan dari pergulatan, tanpa bertambah atau
berkurang." Teori ini lazim disebut "hukum baja upah," disetujui oleh Karl
Marx, dan menjadi unsur penting dalam teorinya tentang "nilai lebih."
Pandangan Malthus juga mempengaruhi bidang ilmu biologi. Charles
Darwin mengatakan bahwa dia sudah baca Essay on the Principle of
Population Malthus, dan ini menyuguhkan mata rantai penting dalam teori
evolusi melalui seleksi alamiah.

10
E. Teori Kependudukan Mutakhir
Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20 diadakan formulasi
kembali (Reformulations) beberapa teori kependudukan terutama teori
Malthus dan Mark yang merupakan rintisan teori kependudukan mutakhir
Dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
1) Teori Fisiologis dan Sosial Ekonomi
• John Stuart Mill
1) Ahli filsafat & ahli ekonomi berkebangsaan Inggris
2) Menerima pendapat Malthus mengenai laju pertumbuhan
penduduk melampaui laju pertumbuhan bahan makanan (situasi
tertentu manusia dapat mempengaruhu prilaku demografinya
3) Apabila produktivitas seseorang tinggi ia cenderung ingin
mempunyai keluarga kecil ( fertilitas akan rendah)
4) Tidaklah benar bahwa kemiskinan tidaklah dapat dihindari (seperti
dikatakan Malthus) atau kemiskinan itu disebabkan karena sistim
kapitalis (seperti pendapat Marx)
5) Kalau pada suatu waktu di suatu wilayah terjadi kekrangan bahan
makanan, maka keadaan ini hanya bersifat sementara saj

Pemecahan ada dua kemungkinan yaitu:


1) Mengimport bahan makanan
2) Memindahkan sebagian penduduk wilayah tersebut ke wilayah lain

Tinggi rendahnya tingkat kelahiran ditentukan oleh manusia itu


sendiri:
1) Pendidikan
Dengan meningkatnya pendidikan penduduk maka secara rasional
mereka mempertimbangkan perlu tidaknya menambah jumlah anak
sesuai dengan karier dan usaha yang ada.

11
2) Pemberdayaan perempuan
Umumnya perempuan tidak mengehndaki anak yang banyak &
apabila kehendak mereka diperhatikan maka tingkat kelahiran akan
rendah

• Arsene Dumont
1) Ahli demografi bangsa perancis yang hidup pada akhir abad ke-19
2) Teori penduduk baru yang disebut dengan teori kapilaritas sosial
(theory of social capillarity)
3) Mengacu kepada keinginan seseorang untuk mencapai
kependudukan yang tinggi di masyarakat
4) Untuk mencapai kedudukan yang tinggi dalam masyarakat,
keluarga yang besar merupakan beban yang berat dan perintang

Teori kapilaritas sosial dapat berkembang dengan baik pada negara


demokrasi, dimana tiap-tiap individu mempuyai kebebasan untuk
mencapai kedudukan yang tinggi di masyarakat, tiap-tiap orang
berlomba-lomba mencapai kedudukan yang tinggi dan sebagai
akibatnya angka kelahiran turun dengan cepat

1) Dumont menekankan perhatiannya pada factor-faktor yang


mempengaruhi pertumbuhan penduduk, maka Durkheim
menekankan perhatiannya pada keadaan alibat dari adanya
pertumbuhan penduduk yang tinggi.
2) Ia mengatakan, pada suatu wilayah dimana angka kepadatan
penduduknya tinggi akibat dari tingginya laju pertumbuhan
penduduk, akan timbul saingan diantara penduduk untuk dapat
mempertahankan hidup. Dalam usaha memenangkan persaingan
tiap-tiap orang berusaha untuk meningkatkan pendidikan dan
keterampilan, dan mengambil spesialis tertentu. Keadaan seperti
ini jelas terlihat pada masyarakat perkotaan dengan kehidupan
yang kompleks.

12
Apabila dibandingkan antar dan masyarakat industry, akan terlihat
bahwa masyarakat tradisional tidak terjadi persaingan yang ketat
dalam memperoleh pekerjaan, tetapi pada masyarakat industry akan
terjadi sebaliknya. Hal ini disebabkan karena ada masyarakat industry
tingkat pertumbuhan dan kepadatan penduduknya tinggi.

• Michael Thomas Sadler dan Doubleday


1) Salder mengemukakan jika kepadatan pendudukan tinggi, daya
reproduksi manusia akan menurun, sebaliknya jika kepadatan
penduduk rendah, daya reproduksi manusia akan meningkat.
2) Doubleday berpendapat bahwa daya reproduksi penduduk
berbanding terbalik dengan bahan makanan yang tersedia. Jadi,
kenaikan kemakmuran menyebabkan turunnya daya reproduksi
manusia. Jika suatu jenis makhluk diancam bahaya, mereka akan
mempertahankan diri dengan segala daya yang mereka miliki.
Mereka akan mengimbanginya dengan daya reproduksi lebih besar.

Menurut Doubleday, kekurangan bahan makanan akan merupakan


perangsang bagi daya reproduksi manusia, sedang kelebihan pangan
justru merupakan factor pengekang perkembangan penduduk. Dalam
golongan masyarakat yang berpendapatan rendah, seringkali terdiri
dari penduduk dengan keluarga besar, sebaliknya orang yang
mempunyai kedudukan yang baik biasanya jumlah keluarganya kecil.

• Emile Durkheim
Wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi, maka akan
muncul persaingan yang keras antar sesama anggotanya untuk
mempertahankan hidupnya. Masyarakat tradisional terdapat persaingan
hidup yang kecil dibanding masyarakat industri.
• Thomas Jarold
Seorang dokter dari inggris mengatakan bahwa kemampuan reproduksi
manusia akan berkurang apabila ia semakin banyak menggunakan
tenaganya baik fisik maupun mental. Kehidupan manusia yang lebih
sibuk maka pertambahan penduduk akan semakin berkurang.

13
2) Kelompok Tekhnologi
Kelompok ini beranggapan manusia dengan ilmu pengetahuannya
mampu melipatgandakan produksi pertanian. Mereka mampu mengubah
kembali (recycling) barang-barang yang sudah habis dipakai. Selain itu
Kelompok ini muncul untuk menolak pandangan Malthus yang pesimis
dalam melihat perkembangan dunia. Teori ini dimotori oleh Herman
Khan, Ia berpendapat bahwa kemiskinan yang terjadi di negara
berkembang akan dapat diatasi jika negara maju dapat membantu daerah
miskin, sehingga kekayaan dan kemampuan daerah hidup itu akan
didapatkan oleh orang-orang miskin. Ia beranggapan bahwa tekhnologi
maju akan mampu melakukan pemutaran ulang terhadap nasib manusia
pada suatu masa yang disebut ‘era substitusi’.

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Thomas Malthus memperkenalkan teori Malthusianisme pada abad ke-
18, yang menyatakan bahwa pertumbuhan populasi manusia melebihi sumber
daya yang terbatas, dengan kelaparan, penyakit, dan perang sebagai
pengendali alamiah. Neo-Malthusianisme, muncul pada abad ke-20,
menekankan dampak pertumbuhan populasi pada sumber daya dan
lingkungan, mendorong program perencanaan keluarga dan pendidikan
seksual.
Pemikiran dasar di balik teori Malthus muncul sebagai reaksi terhadap
pandangan optimistik Rousseau dan Marquis de Condorcet. Dalam "An Essay
on the Principle of Population" (1798), Malthus meramalkan bahwa
pertumbuhan populasi akan melebihi pasokan makanan, meskipun ramalannya
tidak tepat. Ramalan ini didasarkan pada analisis statis yang tidak
memperhitungkan faktor-faktor kompleks yang memengaruhi perkembangan
populasi..
Teori Malthus mengemukakan pandangan bahwa pertumbuhan
populasi manusia melebihi sumber daya makanan dengan dampak negatif.
Malthusianisme memengaruhi berbagai bidang, seperti ilmu ekonomi dan
biologi. Kelompok Neo-Malthusian memperbarui teori ini dengan
mengedepankan birth control untuk mengatasi masalah populasi.
Teori Malthus memengaruhi ilmu ekonomi dan biologi dengan konsep
"hukum baja upah" dan pengaruh pada teori seleksi alamiah Darwin. Selain
itu, ia menjadi dasar ilmu kependudukan modern dan menyoroti peran
pentingnya dalam penyelesaian masalah populasi..
Teori kependudukan mutakhir terbagi atas Teori Fisiologi dan sosial
Ekonomi dan Tekhnologi.

15
B. SARAN
Penulis menyadari akan kekurangan dalam makalah ini, kritik dan
saran dari pembaca akan Sangat membantu dan menjadi lebih baik. Bila ada
masukan atau tambahan dari para pembaca, Sangat amat diharapkan dan
sangat penulis tunggu.

16
DAFTAR PUSTAKA

Firman Lubis. (1982). Masalah Kependudukan dan Kesehatan Masyarakat,.


Bagian IKM/IKP FK. UI.

Mark Skousen, Sang Maestro. (2005). Teori-teori Ekonomi Modern. Jakarta:


Prenada Media.

Mentari, C. (2020, Desember 21). Strategi Bimbingan dan Konseling. Retrieved


from https://www.akucintamentari.com/2020/12/strategi-bimbingan-dan-
konseling.html

Paul Ehrlich. (1981). Ledakan Kependudukan. Jakarta: Gramedia.

Rozy Munir. (1983). Teori-teori Kependudukan. Jakarta: Bina Aksara.

Ruslan Prawiro. (1983). Kependudukan Teori Fakta dan Masalah. Bandung.

17

Anda mungkin juga menyukai