“TEORI-TEORI KEPENDUDUKAN”
Disusun oleh :
Kelompok 1
Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan karunia
beserta rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah "Teori-Teori Kependudukan ".
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan
Konseling. Selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang pentingnya
strategi layanan bimbingan konseling dalam budang pendidikan. Septiani Resmalasari, M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Kependudukan, yang telah memberikan tugas kelompok
untuk membuat makalah sehingga dapat menambah wawasan bagi kami dan para
pembacanya.
Namun demikian kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
pembuatan makalah ini, baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu,
keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun
senantiasa kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pemateri pada
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori-teori kependudukan mencerminkan perubahan pandangan mengenai
pertumbuhan penduduk sepanjang sejarah. Aliran Malthus, yang pertama kali
dikemukakan oleh Thomas Malthus pada akhir abad ke-18, berfokus pada
pandangan pesimis bahwa pertumbuhan penduduk akan melebihi kapasitas
sumber daya yang terbatas. Malthus memprediksi bahwa kelaparan, penyakit,
dan perang akan menjadi mekanisme alamiah yang mengendalikan
pertumbuhan populasi manusia jika tidak ada tindakan untuk
menghentikannya. Pandangan Malthusian ini sangat memengaruhi kebijakan
demografi pada masanya.
Sementara itu, aliran Neo-Malthus memperbarui teori Malthus dengan
konteks baru. Neo-Malthusianisme muncul pada abad ke-20, seiring dengan
pertumbuhan pesat populasi global dan perhatian terhadap isu-isu lingkungan.
Teori ini menekankan urgensi pengendalian pertumbuhan penduduk sebagai
respons terhadap tekanan sumber daya alam dan lingkungan. Lebih baru, teori
kependudukan mutakhir mencoba untuk mengatasi pandangan Malthusian dan
Neo-Malthusian dengan pendekatan yang lebih optimis. Teori ini menyoroti
bahwa pertumbuhan penduduk dapat berdampak positif pada pembangunan
ekonomi dan sosial jika dikelola dengan bijak melalui pembangunan sumber
daya manusia, investasi dalam pendidikan, kesehatan, dan perluasan peluang
ekonomi. Teori ini mencerminkan kompleksitas hubungan antara
pertumbuhan penduduk, pembangunan, dan sumber daya, dan menekankan
pentingnya tindakan berkelanjutan untuk mencapai kesinambungan dalam
konteks global yang terus berubah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah singkat dari Teori Malthus dan Neo-Malthus?
2. Bagaimana dasar pemikiran lahirnya teori kependudukan Malthus?
3. Bagaimana hakikat dari teori kependudukan Malthus dan Neo-Malthus?
1
4. Bagaimana peranana teori kependudukan Malthus terhadap Ilmu Sosial?
5. Bagaimana teori kependudukan mutakhir?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang teori Malthus dan Neo-Malthus khusunya
bidang kependudukan.
2. Untuk mengetahui bagaimana dasar pemikiran lahirnya teori
kependudukan Malthus.
3. Untuk mengetahui hakikat dari teori kependudukan malthus dan Neo-
Malthus.
4. Untuk mengetahui bagaimana peranan teori kependudukan Malthus
terhadap Ilmu Sosial.
5. Untuk mengetahui tentang teori kependudukan mutakhir.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
the Principle of Population (Sebuah Esai tentang Prinsip mengenai
Kependudukan), yang pertama kali diterbitkan pada 1798, Malthus membuat
ramalan yang terkenal bahwa jumlah populasi akan mengalahkan pasokan
makanan, yang menyebabkan berkurangnya jumlah makanan per orang. (Case
& Fair, 1999: 790). Ia bahkan meramalkan secara spesifik bahwa hal ini pasti
akan terjadi pada pertengahan abad ke-19, sebuah ramalan yang gagal karena
beberapa alasan, termasuk penggunaan analisis statisnya, yang
memperhitungkan kecenderungan-kecenderungan mutakhir dan
memproyeksikannya secara tidak terbatas ke masa depan, yang hampir selalu
gagal untuk sistem yang kompleks.
▪ Preventive checks
4
Preventive checks yaitu faktor-faktor yang dapat menghambat jumlah
kelahiran yang lazimnya dinamakan moral restraint. Termasuk
didalamnya antara lain:
a. Penundaan masa perkawinan
b. Mengendalikan hawa nafsu
c. Pantangan kawin
▪ Positive checks
Positive checks yaitu faktor-faktor yang menyebabkan bertambahnya
kematian, termasuk di dalamnya antara lain:
a. Bencana Alam
b. Wabah penyakit
c. Kejahatan
d. Peperangan
5
cepatnya peningkatan cacah jiwa penduduk harus dengan methode birth
control dengan menggunakan alat kontrasepsi.
6
setuju dengan pandangan Maltus, karena menurutnya paham Maltus
bertentangan dengan nurani manusia.
Dasar Pegangan Marxist adalah beranjak dari pengalaman bahwa
manusia sepanjang sejarah akan dapat menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman. Beda pandangan Marxist dan Maltus adalah pada
“Natural Resource” tidak bisa dikembangkan atau mengimbangi
kecepatan pertumbuhan penduduk.Menurut Marxist tekanan penduduk di
suatu negara bukanlah tekanan penduduk terhadap bahan makanan, tetapi
tekanan terhadap kesempatan kerja (misalnya di negara kapitalis). Marxist
juga berpendapat bahwa semakin banyak jumlah manusia semakin tinggi
produk yang dihasilkan, jadi dengan demikian tidak perlu diadakan
pembatasan penduduk.
❖ Pendapat Aliran Marxist Populasi manusia tidak menekan makanan,
tapi mempengaruhi kesempatan kerja.
❖ Kemeralatan bukan terjadi karena cepatnya pertumbuhan penduduk,
tapi karena kaum kapitalis mengambil sebagian hak para buruh
❖ Semakin tinggi tingkat populasi manusia, semakin tinggi
produktifitasnya, jika teknologi tidak menggantikan tenaga manusia
sehingga tidak perlu menekan jumlah kelahirannya, ini berarti ia
menolak teori Malthus tentang moral restraint untuk menekan angka
kelahiran.
7
4) Ia tak membenarkan bahwa perkembangan kota-kota merugikan
bagi kesehatan dan moral dari orang-orang dan mengurangi
kekuatan dari negara
2. Aliran Neo-Malthusian (Garreth Hardin & Paul Ehrlich)
Pada abad 20 teori Malthus mulai diperdebatkan kembali. kelompok
ini menyokong aliran Malthus, akan tetapi lebih radikal lagi dan aliran ini
sangat menganjurkan untuk mengurangi jumlah penduduk dengan
menggunakan cara-cara “Preventif Check” yaitu menggunakan alat
kontrasepsi.
Tahun 1960an dan 1970an foto-foto telah diambil dari ruang angkasa
dengan menunjukkan bumi terlihat seperti sebuah kapal yang berlaya
dengan persediaan bahan bakar dan bahan makanan yang terbatas. Pada
suatu saat kapal ini akan kehabisan bahan bakar dan bahan makanan
tersebut sehingga akhirnya malapetaka menimpa kapal tersebut. Tahun
1871 Ehrlich menulis buku “The Population Bomb” dan kemudian
direvisi menjadi “The Population Explotion” yg berisi:
• Sudah terlalu banyak manusia di bumi ini.
• Keadaan bahan makanan sangat terbatas.
• Lingkungan rusak sebab populasi manusia meningkat.
8
3. Kelebihan dan Kelemahan Teori Neo-Malthusian
• Kelebihan
• Kelemahan
9
informasi kependudukan dan keluarga, serta penguatan kelembagaan
dan jejaring keluarga berencana. Dengan tujuan utama membentuk
keluarga berkualitas 2015. BKKBN mempuyai tugas pokok
melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang keluarga berencana
dan sejahtera sesuai ketentuan perundang-undangan.
10
E. Teori Kependudukan Mutakhir
Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20 diadakan formulasi
kembali (Reformulations) beberapa teori kependudukan terutama teori
Malthus dan Mark yang merupakan rintisan teori kependudukan mutakhir
Dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
1) Teori Fisiologis dan Sosial Ekonomi
• John Stuart Mill
1) Ahli filsafat & ahli ekonomi berkebangsaan Inggris
2) Menerima pendapat Malthus mengenai laju pertumbuhan
penduduk melampaui laju pertumbuhan bahan makanan (situasi
tertentu manusia dapat mempengaruhu prilaku demografinya
3) Apabila produktivitas seseorang tinggi ia cenderung ingin
mempunyai keluarga kecil ( fertilitas akan rendah)
4) Tidaklah benar bahwa kemiskinan tidaklah dapat dihindari (seperti
dikatakan Malthus) atau kemiskinan itu disebabkan karena sistim
kapitalis (seperti pendapat Marx)
5) Kalau pada suatu waktu di suatu wilayah terjadi kekrangan bahan
makanan, maka keadaan ini hanya bersifat sementara saj
11
2) Pemberdayaan perempuan
Umumnya perempuan tidak mengehndaki anak yang banyak &
apabila kehendak mereka diperhatikan maka tingkat kelahiran akan
rendah
• Arsene Dumont
1) Ahli demografi bangsa perancis yang hidup pada akhir abad ke-19
2) Teori penduduk baru yang disebut dengan teori kapilaritas sosial
(theory of social capillarity)
3) Mengacu kepada keinginan seseorang untuk mencapai
kependudukan yang tinggi di masyarakat
4) Untuk mencapai kedudukan yang tinggi dalam masyarakat,
keluarga yang besar merupakan beban yang berat dan perintang
12
Apabila dibandingkan antar dan masyarakat industry, akan terlihat
bahwa masyarakat tradisional tidak terjadi persaingan yang ketat
dalam memperoleh pekerjaan, tetapi pada masyarakat industry akan
terjadi sebaliknya. Hal ini disebabkan karena ada masyarakat industry
tingkat pertumbuhan dan kepadatan penduduknya tinggi.
• Emile Durkheim
Wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi, maka akan
muncul persaingan yang keras antar sesama anggotanya untuk
mempertahankan hidupnya. Masyarakat tradisional terdapat persaingan
hidup yang kecil dibanding masyarakat industri.
• Thomas Jarold
Seorang dokter dari inggris mengatakan bahwa kemampuan reproduksi
manusia akan berkurang apabila ia semakin banyak menggunakan
tenaganya baik fisik maupun mental. Kehidupan manusia yang lebih
sibuk maka pertambahan penduduk akan semakin berkurang.
13
2) Kelompok Tekhnologi
Kelompok ini beranggapan manusia dengan ilmu pengetahuannya
mampu melipatgandakan produksi pertanian. Mereka mampu mengubah
kembali (recycling) barang-barang yang sudah habis dipakai. Selain itu
Kelompok ini muncul untuk menolak pandangan Malthus yang pesimis
dalam melihat perkembangan dunia. Teori ini dimotori oleh Herman
Khan, Ia berpendapat bahwa kemiskinan yang terjadi di negara
berkembang akan dapat diatasi jika negara maju dapat membantu daerah
miskin, sehingga kekayaan dan kemampuan daerah hidup itu akan
didapatkan oleh orang-orang miskin. Ia beranggapan bahwa tekhnologi
maju akan mampu melakukan pemutaran ulang terhadap nasib manusia
pada suatu masa yang disebut ‘era substitusi’.
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Thomas Malthus memperkenalkan teori Malthusianisme pada abad ke-
18, yang menyatakan bahwa pertumbuhan populasi manusia melebihi sumber
daya yang terbatas, dengan kelaparan, penyakit, dan perang sebagai
pengendali alamiah. Neo-Malthusianisme, muncul pada abad ke-20,
menekankan dampak pertumbuhan populasi pada sumber daya dan
lingkungan, mendorong program perencanaan keluarga dan pendidikan
seksual.
Pemikiran dasar di balik teori Malthus muncul sebagai reaksi terhadap
pandangan optimistik Rousseau dan Marquis de Condorcet. Dalam "An Essay
on the Principle of Population" (1798), Malthus meramalkan bahwa
pertumbuhan populasi akan melebihi pasokan makanan, meskipun ramalannya
tidak tepat. Ramalan ini didasarkan pada analisis statis yang tidak
memperhitungkan faktor-faktor kompleks yang memengaruhi perkembangan
populasi..
Teori Malthus mengemukakan pandangan bahwa pertumbuhan
populasi manusia melebihi sumber daya makanan dengan dampak negatif.
Malthusianisme memengaruhi berbagai bidang, seperti ilmu ekonomi dan
biologi. Kelompok Neo-Malthusian memperbarui teori ini dengan
mengedepankan birth control untuk mengatasi masalah populasi.
Teori Malthus memengaruhi ilmu ekonomi dan biologi dengan konsep
"hukum baja upah" dan pengaruh pada teori seleksi alamiah Darwin. Selain
itu, ia menjadi dasar ilmu kependudukan modern dan menyoroti peran
pentingnya dalam penyelesaian masalah populasi..
Teori kependudukan mutakhir terbagi atas Teori Fisiologi dan sosial
Ekonomi dan Tekhnologi.
15
B. SARAN
Penulis menyadari akan kekurangan dalam makalah ini, kritik dan
saran dari pembaca akan Sangat membantu dan menjadi lebih baik. Bila ada
masukan atau tambahan dari para pembaca, Sangat amat diharapkan dan
sangat penulis tunggu.
16
DAFTAR PUSTAKA
17