Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

EKONOMI KEPENDUDUKAN

Pandangan Kelompok Neo Malthusian Terhadap Pertumbuhan Penduduk


dan Dampaknya Terhadap Pembangunan

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Kependudukan)

D
I
S
U
S
U
N

Oleh Kelompok 3 :
Muhammad Iqbal (200430082)
Mirza Aina Tasya (200430015)
Nadia Khairunnisa (200430077)
Mifta Winda Yani (200430067)
Pinasti Nur Islami (200430069)
Fani Novita (200430084)

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa. Atas rahmat serta karuniaNya.
Sehingga pada peluang ini bisa menuntaskan tugas makalah dengan judul “Pandangan
Kelompok Neo Malthusian Terhadap Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya Terhadap
Pembangunan ” ini tepat pada waktuya. Dengan tanpa mengurangi rasa hormat kami
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Khairil Anwar,S.E.,M.Si selaku dosen pengampu
mata kuliah Ekonomi Kependudukan.
Adapun makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok. Dengan makalah ini
semoga bisa menambah wawasan dan pegetahuan pada mata kuliah Ekonomi Kependudukan.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari
segi bahasa maupun penyusunannya serta masih ada berbagai hambatan, keterbatasan ilmu
dan rujukannya. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik maupun sarannya atau hal
tambahan lainnya yang dapat membangun untuk menyempurnakan makalah ini yang masih
jauh dari kata sempurna sehingga dapat dibergunakan dan dapat menambah pengetahuan.
Akhir kata dari kami berharap mudah-mudahaan makalah ini bisa berguna dan bermanfaat
sekian dan terimakasih

Bukit Indah , 9 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN MASALAH..............................................................................................................3
A. Meningkatkan faktor ekonomi...................................................................................................3
B. Meningkatkan faktor non ekonomi............................................................................................3
BAB III.................................................................................................................................................6
PENUTUP............................................................................................................................................6
A. KESIMPULAN.........................................................................................................................6
REFERENSI........................................................................................................................................7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk dalam suatu wilayah dengan
factor-faktor pengubahnya (mortalitas, natalitas, migrasi dan distribusi). Secara umum,
demografi adalah ilmu yang mempelajari persoalan dan keadaan keadaan perubahan
penduduk atau dengan kata lain segala hal yang berhubungan dengan komponen komponen
perubah tersebut seperti kelahiran, kematian, dan migrasi sehingga menghasilkan suatu
keadaan dan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin tertentu.
Banyaknya teori yang berkembang di ranah ilmu pengetahuan menyebabkan munculnya
teori ilmu sosial yang beragam dan dari beragmnya teori ilmu sosial menyebabkan daya
pemikiran yang beragam pula terhadap teori-teori ilmu sosial, salah satunya adalah teori
Robert Maltus yang pemikirannya mengenai masalah kependudukan.

Pandangan Malthusianisme di kemukakan pertama kali oleh Thomas Robert Malthus


seorang pendeta Inggris yang lahir tahun 1766 dan meninggal tahun 1844. Thomas Robert
Malthus adalah seorang pakar demografi Inggris dan ahli ekonomi yang paling terkenal
karena pandangannya yang pesimistik namun sangat berpengaruh tentang pertumbuhan
penduduk. Dalam “Essay on Population”, Malthus beranggapan bahwa bahan makanan
penting untuk kelangsungan hidup, nafsu manusia tak dapat ditahan dan pertumbuhan
penduduk jauh lebih cepat dari bahan makanan.
Teori Malthus menyebutkan bahwa pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur
sedangakn pertumbuhan ketersediaan pangan mengikuti deret hitung, pada kasus ini dimana
terdapat permasalahan meledaknya jumlah penduduk dikota yang tidak diimbangi dengan
ketersediaan pangan pun berkurang, hal ini merupakan perimbangan yang

1
Kurang menguntungkan jika kita kembali kepada teori Malthus.Malthus juga berpendapat
bahwa meskipun populasi manusia cenderung meningkat, kebahagiaan suatu bangsa
membutuhkan peningkatan produksi pangan yang sepadan. “kebahagiaan suatu negara tidak
bergantung, secara mutlak, pada kemiskinannya, atau kekayaannya, pada masa mudanya,
atau usianya, pada ketipisannya, atau kependudukannya sepenuhnya, tetapi pada kecepatan
peningkatannya, pada tingkat di mana peningkatan makanan tahunan mendekati peningkatan
tahunan populasi yang tidak terbatas. Namun kecenderungan peningkatan populasi juga
mengarah pada siklus alami kelimpahan dan kekurangan.

Malthus bukanlah orang pertama yang menguraikan masalah yang dia rasakan. Esai
asli adalah bagian dari diskusi intelektual yang sedang berlangsung pada akhir abad ke-18
tentang asal usul kemiskinan . Prinsip Kependudukan secara khusus ditulis sebagai
sanggahan kepada para pemikir seperti William Godwin dan Marquis de Condorcet , dan
ayah Malthus sendiri yang percaya pada kesempurnaan umat manusia. Malthus percaya
kemampuan manusia untuk mereproduksi terlalu cepat menghancurkan upaya kesempurnaan
dan menyebabkan berbagai masalah lainnya.
Kritiknya terhadap kecenderungan kelas pekerja untuk bereproduksi dengan cepat,
dan keyakinannya bahwa ini, alih-alih eksploitasi oleh kapitalis, menyebabkan kemiskinan
mereka, membawa kritik luas terhadap teorinya.
Rumusan modern teori Malthus dikembangkan oleh Qumarul Ashraf dan Oded
Galor . Struktur teoritis mereka menunjukkan bahwa selama: (i) pendapatan yang lebih tinggi
memiliki efek positif pada keberhasilan reproduksi, dan (ii) lahan adalah faktor produksi
yang terbatas, maka kemajuan teknologi hanya memiliki efek sementara pada pendapatan per
kapita.
Sementara dalam kemajuan teknologi jangka pendek meningkatkan pendapatan per
kapita, kelimpahan sumber daya yang diciptakan oleh kemajuan teknologi akan
memungkinkan pertumbuhan penduduk , dan pada akhirnya akan membawa pendapatan per
kapita kembali ke tingkat aslinya dalam jangka panjang.
Prediksi teori yang dapat diuji adalah bahwa selama era Malthus, ekonomi yang maju
secara teknologi dicirikan oleh kepadatan penduduk yang lebih tinggi, tetapi tingkat
pendapatan per kapita mereka tidak berbeda dengan tingkat di masyarakat yang terbelakang
secara teknologi.

2
BAB II

PEMBAHASAN MASALAH

Menurut Malthus, proses pembangunan ekonomi adalah suatu turunnya aktivitas


ekonomi lebih daripada sekedar lancar-tidaknya aktivitas ekonomi. Dalam teorinya ini,
Malthus tidak menggambarkan adanya gerakan perekonomian menuju keadaan stasioner
melainkan adanya kemerosotan beberapa kali sebelum mencapai tingkat tertinggi dari
pembangunan.
Pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi. Menurut Malthus, pertumbuhan
penduduk adalah akibat dari proses pembangunan. Namun pertambahan penduduk tidak bisa
terjadi tanpa peningkatan kesejahteraan yang sebanding. Jika tingkat akumulasi modal
meningkat, permintaan atas tenaga kerja juga meningkat.
Kondisi demikian mendorong pertumbuhan penduduk. Akan tetapi,pertumbuhan
penduduk akan meningkatkan kesejahteraan hanya bila pertumbuhan tersebut meningkatkan
permintaan efektif.
Malthus memiliki beberapa saran untuk meningkatkan pembangunan ekonomi antara
lain:
A. Meningkatkan faktor ekonomi
1. Pertumbuhan berimbang perekonomian dibagi menjadi dua yaitu sektor pertanian &
industry. Kemajuan teknologi pada kedua sector yang membawa pada pembangunan
ekonomi.
2. Meningkatkan permintaan efektif
Langkah-langkah untuk meningkatkan permintaan efektif:
a. pendistribusian kepemilikan tanah secara adil,
b. memperluas perdagangan internal & eksternal
c. peningkatan konsumsi tidak produktif, dan
d. peningkatan kesempatan kerja melalui rencana pekerjaan umum.

B. Meningkatkan faktor non ekonomi


seperti pendidikan, standar moral, kebiasaan bekerja keras, administrasi yang baik, dan
hukum yang efisien.
Namun teori ini juga mengalami beberapa kelemahan, diantara kelemahan teori
malthus adalah:
1. stagnasi sekuler tidak melekat pada akumulasi modal,
2. pandangan negatif terhadap akumulasi modal,
3. komoditi tidak dipertukarkan dengan komiditi, tetapi dengan tenaga kerja
4. konsumen tidak produktif memperlambat kemajuan dan dasar tabungan bersisi satu.
Teori Malthus jelas menekankan tentang pentingnya keseimbangan pertambahan jumlah
penduduk menurut deret ukur terhadap persediaan bahan makanan menurut deret hitung.

3
Teori Malthus tersebut sebetulnya sudah mempersoalkan daya dukung lingkungan dan daya
tampung lingkungan.
Tanah ebagai suatu komponen lingkungan alam tidak mampu menyediakan hasil
pertanian untuk mencukupi kebutuhan jumlah penduduk yang terus bertambah dan makin
banyak. Daya dukung tanah sebagai komponen lingkungan menurun, karena beban manusia
yang makin banyak. Jumlah penduduk harus seimbang dengan batas ambang lingkungan,
agar tidak menjadi beban lingkungan atau mengganggu daya dukung dan daya tampung
lingkungan, dengan menampakkan bencana alam berupa banjir, kekeringan, gagal panen,
kelaparan, wabah penyakit dan kematian.
Menurut pendapatnya, faktor pencegah dari ketidakseimbangan penduduk dan manusia
antara lain Preventive checks (penundaan perkawinan, mengendalikan hawa nafsu dan
pantangan kawin), Possitive checks (bencana alam, wabah penyakit, kejahatan dan
peperangan). Robert Malthus ini mengemukakan beberapa pendapat tentang kependudukan,
yaitu :
a) Penduduk (seperti juga tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada pembatasan akan
berkembang biak dengan sangat cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa bagian
dari permukaan bumi.
b) Manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan
makanan jauh lebih lambat (deret hitung) dibandingkan dengan laju pertumbuhan
penduduk (deret ukur).
Menurut aliran ini pembatasan pertumbuhan penduduk dapat dilakukan dengan 2 cara :
1. Preventif Checks (pengekangan diri), yang terdiri dari,
a. Moral restraint (pengekangan diri)
1) Mengekang nafsu seks
2) Tunda kawin

b. Vice atau Kejahatan (pengurangan kelahiran)


1) Pengguguran kandungan
2) Homoseksual

2. Positive Checks (lewat proses kelahiran), yang terdiri dari,


a. Vice atau kejadian (pencabutan nyawa)
1) Bunuh anak-anak
2) Bunuh orang cacat
3) Bunuh orang tua

b. Misery (kemelaratan)
1) Epidemi
2) Bencana alam
3) Peperangan
4) Kekurangan makanan

4
Meskipun demikian teori mendapat berbagai kritik karena Malthus tidak
memperhitungkan hal-hal sebagai berikut :
a. kemajuan bidang transportasi yang dapat menghubungkan satu daerah dengan
daerah lain sehingga distribusi makana dapat berjalan
b. kemajuan bidang teknologi, terutama bidang pertanian
c. Usaha pembatasan kelahiran bagi pasangan yang sudah menikah
d. fertilitas akan menurun apabila perbaikan ekonomi dan standar hidup penduduk
dinaikkan
Pada abad 20 teori Malthus mulai diperdebatkan kembali. kelompok ini menyokong
aliran Malthus, akan tetapi lebih radikal lagi dan aliran ini sangat menganjurkan untuk
mengurangi jumlah penduduk dengan menggunakan cara-cara “Preventif Check” yaitu
menggunakan alat kontrasepsi. Tahun 1960an dan 1970an foto-foto telah diambil dari ruang
angkasa dengan menunjukkan bumi terlihat seperti sebuah kapal yang berlaya dengan
persediaan bahan bakar dan bahan makanan yang terbatas.
Pada suatu saat kapal ini akan kehabisan bahan bakar dan bahan makanan tersebut sehingga
akhirnya malapetaka menimpa kapal tersebut. Tahun 1871 Ehrlich menulis buku “The
Population Bomb” dan kemudian direvisi menjadi “The Population Explotion” yang berisi :
a. Sudah terlalu banyak manusia di bumi ini.
b. Keadaan bahan makanan sangat terbatas.
c. Lingkungan rusak sebab populasi manusia meningkat.

Neo-Malthusianisme adalah advokasi perencanaan populasi manusia untuk memastikan


sumber daya dan integritas lingkungan untuk populasi manusia saat ini dan masa depan serta
untuk spesies lain. Di Inggris, istilah 'Malthus' juga dapat merujuk lebih spesifik pada
argumen yang dibuat untuk mendukung pengendalian kelahiran preventif, oleh karena itu
organisasi seperti Liga Malthus .
Neo-Malthusians berbeda dari teori Malthus terutama dalam dukungan mereka untuk
penggunaan kontrasepsi. Malthus, seorang Kristen yang taat, percaya bahwa "pengendalian
diri" (yaitu, berpantang) lebih baik daripada pengendalian kelahiran buatan. Dia juga
khawatir bahwa efek penggunaan kontrasepsi akan terlalu kuat dalam menghambat
pertumbuhan, bertentangan dengan perspektif umum abad ke-18 (yang dianut Malthus
sendiri) bahwa populasi yang terus bertambah tetap merupakan faktor penting dalam
"kemajuan masyarakat" yang berkelanjutan, umumnya . Neo-Malthusians modern umumnya
lebih peduli daripada Malthus dengan degradasi lingkungan dan bencana kelaparan
dibandingkan dengan kemiskinan.

5
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam teorinya, Malthus menggambarkan bahwa pertambahan penduduk akan
mengikuti deret ukur dan pertambahan bahan makanan mengikuti deret hitung. Artinya,
pertambahan penduduk jauh lebih cepat dari pertambahan bahan makanan.
Akibatnya suatu saat nanti akan terjadi perbedaan yang besar antara jumlah penduduk
dengan ketersediaan bahan makanan, sehingga bahaya kelaparan akan mengancam penduduk
Bumi. Apalagi Malthus juga berpendapat bahwa bahan makanan sangat penting untuk
kehidupan manusia sementara nafsu manusia tidak dapat ditahan, termasuk nafsu biologis
untuk menghasilkan keturunan.
Yang menarik, dalam Teori Malthus, ada yang disebut dengan preventive
checks dan positif checks sebagai faktor pencegah yang dapat mengurangi kegoncangan dan
kepincangan terhadap perbandingan jumlah penduduk dengan ketersediaan bahan makanan.
Sederhananya, preventive dan posititive checks inilah yang akan menghambat pertambahan
penduduk di mana pandemik Covid-19 termasuk salah satu di antaranya.
Preventive checks adalah faktor-faktor yang dapat menghambat jumlah kelahiran
yang lazimnya dinamakan moral restraint. Termasuk di dalamnya antara lain : penundaan
masa perkawinan, mengendalikan hawa nafsu dan pantangan kawin. Sementara positive
checks adalah faktor-faktor yang menyebabkan bertambahnya kematian, di antaranya
bencana alam, wabah penyakit, kejahatan dan peperangan.
Malthus adalah orang pertama yang mengemukakan tentang penduduk. Dalam “Essay
on Population”, Malthus beranggapan bahwa bahan makanan penting untuk kelangsungan
hidup, nafsu manusia tak dapat ditahan dan pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari
bahan makanan.
Teori Malthus menyebutkan bahwa pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur
sedangkan pertumbuhan ketersediaan pangan mengikuti deret hitung, pada kasus ini dimana
terdapat permasalahan meledaknya jumlah penduduk dikota yang tidak diimbangi dengan
ketersediaan pangan pun berkurang, hal ini merupakan perimbangan yang kurang
menguntungkan jika kita kembali kepada teori Malthus.
Teori Malthus jelas menekankan tentang pentingnya keseimbangan pertambahan
jumlah penduduk menurut deret ukur terhadap persediaan bahan makanan menurut deret
hitung. Teori Malthus tersebut sebetulnya sudah mempersoalkan daya dukung lingkungan
dan daya tampung lingkungan. Daya dukung tanah sebagai komponen lingkungan menurun,
karena beban manusia yang makin banyak. Jumlah penduduk harus seimbang dengan batas
ambang lingkungan, agar tidak menjadi beban lingkungan atau mengganggu daya dukung
dan daya tampung lingkungan, dengan menampakkan bencana alam berupa banjir,
kekeringan, gagal panen, kelaparan, wabah penyakit dan kematian.
Menurut pendapatnya, faktor pencegah dari ketidakseimbangan penduduk dan
manusia antara lain Preventive checks (penundaan perkawinan, mengendalikan hawa nafsu
dan pantangan kawin), Possitive checks (bencana alam, wabah penyakit, kejahatan dan
peperangan).

6
7
REFERENSI

https://en-m-wikipedia-org.translate.goog/wiki/Malthusianism?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc,sc

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.radenintan.ac.id/
1139/3/BAB_II.pdf&ved=2ahUKEwjI-
4_0wZn7AhU_yzgGHbCQAV4QFnoECB4QAQ&usg=AOvVaw35J2loYQHOw0_zx2jMsXCR

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://berkas.dpr.go.id/
puskajianggaran/kamus/file/kamus-
315.pdf&ved=2ahUKEwj5oMSCw5n7AhUD8TgGHZNKDFoQFnoECAkQAQ&usg=AOvVaw1nSL_n_yccB
bohMwKbaaXH

https://pemberdayaan.kulonprogokab.go.id/detil/1088/covid-19-dalam-teori-malthus

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.ipdn.ac.id/5508/21/buku
%2520imelda.pdf&ved=2ahUKEwj5oMSCw5n7AhUD8TgGHZNKDFoQFnoECCoQAQ&usg=AOvVaw1il
oVzY72Q0avlV-vIvS5P

Anda mungkin juga menyukai