i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. dan atas
rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan-NYA, sehinga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Teori Klasik Pertumbuhan Ekonomi dan
Pembangunan Ekonomi ”.
Penyusun
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja empat aliran teori klasik pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
ekonimi
2. Bagaimana teori model pertumbuhan tahapan linier
3. Bagaimana teori dan pola perubahan struktural
4. Bagaimana teori revolusi ketergantungan internasional
5. Bagaiaman teori kontraevolusi neoklasik
6. Bagaimana teori pembangunan klasik
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pendekatan tahapan linear ini sebagian besar tergantikan oleh dua aliran
pemikiran yang saling bersaing pada tahun-1970an. Aliran pertama, yang berfokus
pada teori dan pola perubahan struktural, menggunakan teori ekonomi modern dan
analisis statistik dalam upaya menggambarkan proses internal perubahan struktural
yang harus di laksanakan negara berkembang “pada umumnya” agar berhasil
menciptakan dan mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi yang pesat. Aliran
kedua, revolusi ketergantungan internasional, lebih radikal dan politis. Aliran ini
memandang keterbelakangan dalam kaitannya dengan hubungan internasional dan
3
kekuasaan domestik, kekakuan lembaga dan truktur ekonomi, serta berkembang
pesatnya dualisme kehidupan ekonomi dan masyarakat baik dalam negeri maupun
di antara negara-negara di dunia.
4
Selain itu, bukankah semua negara industri modern sebelumnya juga adalah
kumpulan masyarakat agraris yang terbelakang? Tentunya pengalaman sejarah
mereka dalam mengubah perekonomian mereka dari masyarakat subsistem
pertanian miskin menjadi raksasa industri modern dapat menjadi pelajaran penting
bagi negara-negara “terbelakang” di asia, afrika dan amerika latin.
Logika dan kesederhanaan dari dua aliran pemikiran ini kegunaan bantuan
modal besar-besaran dan pengalaman sejarah negara-negara yang sekarang maju
terlalu menarik untuk disangkal oleh para ilmuwan, cara hidup di negara
berkembang tidak lebih dari sekedar statistik PBB atau uaraian dari bab-bab yang
bertebaran dalam buku-buku antropologi. Karena penekanannya pada arti penting
akselerasi akumulasi modal, pendekatan ini sering diacu sebagai “fundamentalisme
modal”.
Salah satu strategi utama pembangunan yang diperlukan untuk dapat lepas landas
adalah mobilisasi tabungan dalam dan luar negri untuk menghasilkan investasi yang
cukup guna mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Mekanisme ekonomi di mana
investasi yang lebih banyak akan menghasilkan pertumbuhan lebih besar dapat di
uraikan dengan menggunakan model pertumbuhan Harrod-Domar.
5
sebesar $1- berarti setiap tambahan neto pada persediaan modal dalam bentuk
investasi baru akan menghasilkan kenaikan dalam arus output nasional GDP. Rasio
modal output : rasio yang menunjukkan jumlah yang diperlukan untuk
menghasilkan jumlah produk dalam periode waktu tertentu. Rasio tabungan output
: tabungan yang dinyatakan dalam bagian pendapatan yang dimasukkan dalam
periode waktu tertentu.
1. Tabungan neto (S) adalah bagian tertentu, s, dari pendapatan nasional (y)
sehingga kita mendapatkan persamaan sederhana.
S = sY 2.1
I = ∆K
2.2
𝐾
=𝐶
𝑌
Atau
∆𝐾
=𝐶
∆𝑌
Atau akhirnya
∆K = C∆Y 2.3
6
3. Akhirnya karena tabungan nasional neto, S harus sama dengan investasi
neto, I kita dapat menulis persamaan ini dengan :
S=I 2.4
Tetapi dari persamaan 2.1 kita dapat mengetahui bahwa S = sY dan dari
persamaan 2.2 dan 2.3 kita dapat mengetahui bahwa :
I = ∆K = C∆Y
S = SY = C∆Y= ∆K = 1
2.5
SY = c∆Y 2.6
∆𝑌 𝑠
= 2.7
𝑌 𝑐
Persamaan 2.7 merupakan versi sederhana dari pesanan terkenal dalam teori
pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar yang secara sederhana menyatakan bahwa
tingkat pertumbuhan GDP (∆K/Y) ditentukan oleh rasio tabungan nasional neto S
dan rasio modal output nasional, C secara bersama.
Secara lebih spesifik, teori ini menyatakan bahwa dengan tidak adanya
campur tangan pemerintah mereka tingkat pertumbuhan pendapatan nasional secara
langsung atau positif akan berkaitan dengan rasio tabungan (yaitu semakin besar
bagian GDP perekonomian yang dapat ditabung dan diinvestasikan, semakin besar
pula pertumbuhan GDP) dan berbanding terbalik atau negatif berkaitan dengan
rasio modal output perekonomian (yakni semkin tinggi C, semakin rendah pula
7
pertumbuhan GDP), persamaan 2.7 juga sering di ungkapkan dalam tabungan bruto,
sC, sehingga pertumbuhan dinyatakan dengan persamaan berikut ;
∆𝑌 𝑠𝐶
= = ᵟ
𝑌 𝑐
Akan tetapi laju pertumbuhan aktualnya untuk setiap tingkat tabungan dan
investasi seberapa banyak tambahan output yang dapat diperoleh dari penambahan
jumlah investasi dapat di ukur dengan kebalikan rasio modal output , c , karena
kebalikannya , 1/c adalah rasio output-modal atau rasio output-investasi. Ini berarti
bahwa dengan melipatgandakan tingkat investasi baru, s – I/Y dengan tingkat
produktivitasnya 1/c akan diperoleh tingkat pertumbuhan yang akan mempertinggi
pendapatan nasional atau GDP.
8
2.2.3 Hambatan dan Kendala
Jika kita kembali ke teori tahapan-tahapan pertumbuhan dan menerapkan
persamaan 2.7 dalam versi sederhana kita tentang model pertumbuhan Harrod-
domar, kita mengetahui bahwa salah satu strategi pertumbuhan ekonomi yang
paling mendasar adalah meningkatkan bagian pendapatan nasional yang ditabung
(yang tidak di konsumsi).
∆Y 𝑠 6%
=𝑐 = = 2%
𝑌 3
∆Y 𝑠 15%
= = = 5%
𝑦 𝑐 3
Bahkan, Rostow dan sejumlah pihak lain mendefindikan tahap lepas landas
persis seperti ini. Negara-negara yang mampu menabung 15% dan 20% dari GDP
dapat mengalami pertumbuhan (“berkembang”) lebih cepat dibandingkan dengan
negara-negara yang menabung lebih sedikit. Selanjutnya pertumbuhan ini akan
berlangsung secara otomatis atau dengan sendirinya. Oleh sebab itu, mekanisme
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi hanyalah soal peningkatan tabungan dan
investasi nasional.
Hambatan utama atau kendala dalam upaya pembangunan menurut teori ini
adalah relatif rendahnya tingkat pembentukan modal di kebanyakan negara miskin.
Namun, jika suatu negara benar-benar ingin mengalami pertumbuhan pada tingkat,
katakanlah, 7% per tahun dan seandainya negara ini tidak dapat menghimpun
tabungan dan investasi pada tingkat 21% dari pendapatan nasional (dengan asumsi
9
bahwa C rasio akhir modal output agregat, adalah 3) dan hanya menabung sebanyak
15% negara ini dapat memenuhi kekurangan “kesenjangan tabungan” sebesar 6%
ini melalui bantuan luar negeri atau investasi swasta asing.
10
Selain itu, model tahapan pertumbuhan fokus pada strategi lain untuk
meningkatkan pertumbuhan yang tampak jelas dari persamaan 2.7 yaitu dengan
memperkecil rasio modal-output, C, yang berarti meningkatkan efisiensi agar
investasi menghasilkan output ekstra.
Model dua-sektor lewis (lewis two sector model) menjadi teori umum yang
menjelaskan proses pembangunan dinegara-negara berkembang yang memiliki
surplus tenaga kerja selama hampir keseluruhan dasawarsa 1960-an dan awal 1970-
an dan adakalanya masih di terapkan, khususnya untuk mempelajari pengalaman
pertumbuhan di Cina akhir-akhir ini dan pasar tenaga kerja di negara-negara
berkembang lainnya.
11
yang sangat produktif sebagai sektor yang menampung transfer tenaga kerja dari
sektor subsisten secara berangsur-angsur.
Fokus utama model ini terletak baik pada proses transfer tenaga kerja
maupun pertumbuhan output dan lapangan kerja di sektor modern . (sektor modern
dapat mencakup pertanian modern, tetapi kita akan menyebutnya sebagai
“industri”). Transfer tenaga kerja maupun pertumbuhan lapangan kerja timbul
karena perluasan (ekspansi) output yang dihasilkan dari sektor modern ini. Laju
perluasan yang terjadi akan ditentukan oleh tingkat investasi industri dan akumulasi
modal disektor modern.
12
kedua puluh satu ketika beberapa pandangan pendekatan ini diadopsi, sekalipun
dalam bentuk yang dimodifikasi, oleh sejumlah pemikir dan pemimpin gerakan
antiglobalisasi. Pada dasamya, model ketergantungan internasional memandang
negara-negara berkembang sebagai korban kekakuan lembaga, politik, dan
ekonomi baik domestik maupun mtemasional serta .terjebak dalam perangkap
ketergantungan (dependence) dan dominasi (dominance) negara-negara kaya.
Dalam pendekatan umum ini terdapat tiga aliran pemikiran utama, yaitu model
ketergantungan neokolonial (neocolonial dependence model), model paradigma
palsu (false-paradigm model), dan tesis pembangunan dualistis (dualistic-
development thesis).
13
multinasional, badan-badan nasional bantuan luar negeri, dan berbagai organisasi
bantuan multilateral seperti Bank Dunia atau International Monetary Fund-IMF,
yang kesetiaan atau pendanaannya terkait dengan negara-negara kapitalis kaya.
Kegiatan dan pandangan para elite di negara berkembang sering menghambat setiap
Upaya reformasi murni yang menguntungkan masyarakat luas dan dalam beberapa
kasus bahkan justru memperburuk standar hidup dan melestarikan keterbelakangan.
Intinya, pandangan neo-Marxis yang anti neokolonialisme mengaitkan sebagian
besar kemiskinan yang berkelanjutan di negara-negara berkembang dengan
keberadaan dan kebijakan kelompok negara kapitalis.
14
Selain itu, model paradigma palsu berargumentasi bahwa para cendekiawan
universitas terkemuka, aktivis serikat pekerja, ekonom di lembaga pemerintah, dan
pegawai negeri memperoleh pendidikan dari lembaga-lembaga pendidikan di
negara maju, sehingga tanpa disadari mendapat asupan tak sehat berupa berbagai
model teoretis yang mengandung konsep asing dan terkesan elegan tetapi tidak
dapat diterapkan. Karena hanya memiliki sedikit atau sama sekali tidak mempunyai
pengetahuan bermanfaat yang memungkinkan mereka benarbenar memahami
masalah-masalah nyata pembangunan secara efektif, mereka cenderung menjadi
pemaaf yang tidak peduli atau setengah hati bagi sistem kebijakan golongan elite
dan struktur kelembagaan yang ada. Sebagai contoh, dalam mata kuliah ilmu
ekonomi di berbagai universitas, hal ini tampak sebagai upaya melanggengkan
pengajaran berbagai konsep dan model Barat yang "tidak relevan,” sedangkan
pembahasan kebijakan pemerintah terlalu banyak menekankan perlunya upaya
mengukur rasio modal-output, meningkatkan , rasio tabungan dan investasi,
privatisasi dan deregulasi perekonomian, atau memaksimalkan tingkat
pertumbuhan GDP. Akibatnya, para pendukung model ini mengemukakan bahwa
reformasi kelembagaan dan struktural yang diinginkan acap kali terabaikan atau
hanya mendapat perhatian sekadarnya.
Dualisme (dualism) adalah konsep yang dibahas secara luas dalam ilmu
ekonomi pembangunan. Konsep ini menunjilkkan adanya perbedaan cukup besar
dan makin besar di antara negara-negara kaya dan miskin, serta di antara orang-
orang kaya dan miskin pada berbagai tingkatan dalam suatu negara.
15
Secara khusus, meskipun penelitian masih berlanjut, konsep tradisional
dualime mencakup empat argumentasi utama berikut ini:
16
2.5 Kontrarevolusi Neoklasik : Fundamentalisme Pasar
Menggugat Model Statis : Pendekatan Pasar Bebas, Pilihan Pasar, dan
Ramah Pasar
Naik panggungnya kekuatan politik pemerintahan konservatif di Amerika
Serikat, Kanada, Inggris, dan Jerman Barat selama dasawarsa 1980-an
menghadirkan pendekatan kontrarevolusi neoklasik (neoclassical
counterrevolution) dalam teori dan kebijakan pembangunan ekonomi. Di negara-
negara maju, pendekatan ini berpihak pada kebijakan makroekonomi dari sisi
penawaran (supply-side macroeconomy policy), teori pengharapan rasional
(rational expectation theory), dan privatisasi perusahaan negara/ publik.
Teori pilihan publik (public choice theory), yang juga dikenal sebagai
ben-ekatan ekonomi politik baru (new political economy approach), beranjak lebih
jauh dengan mengemukakan bahwa pemerintah (hampir) tidak dapat melakukan
17
apapun dengan benar. Hal ini karena teori pilihan publik berasumsi bahwa para
politikus, birokrat, warga negara, dan negara hanya bertindak dem kepentingan diri
sendiri dengan menggunakan kekuasaan yang dimiliki dan wewenang pemerintah
bagi tujuan mereka sendiri.
18
Model pertumbuhan neoklasik Solow menunjukkan adanya hasil yang
semakin menurun dari tenaga kerja dan modal secara terpisah serta hasil konstan
dari kedua faktor itu bersama-sama. Kemajuan teknologi menjadi faktor residu
yang menjelaskan pertumbuhan jangka panjang, dan tingkat pertumbuhan menurut
asumsi Solow dan para pemikir pertumbuhan neoklasik lainnya, ditentukan secara
eksogen (dari luar) yang artinya bebas dari pengaruh faktor-faktor lainnya dalam
model itu.
19
2.6 Teori Pembangunan Klasik : Mempertemukan Berbagai Perbedaan
Setiap pendekatan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Fakta adanya berbagai kontroversi yang sifatnya idelogis, teoritis atau pun empiris
menjukkan bahwa studi tentang pembangunan ekonomi merupakan telaah yang
menantang dan juga menyenangkan. Bahkan jika dibandingkan dengan ilmu bidang
ekonomi lainnya, ilmu ekonomi pembangunan tidak memiliki doktrin atau
paradigma yang universal diterima. Sebaliknya, kita melihat adanya pola gagasan
dan pemahaman yang terus bermunculan, yang secara keseluruhan menyediakan
dasar untuk mengkaji berbagai kemungkinan pembangunan kontempotere di
berbagai negara di Afrika, Asia dan America lain.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
21
3.2 Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.ums.ac.id/43338/4/BAB%20I.pdf (www.eprints.ums.ac.id)
http://penakuasaberkarya.blogspot.com/2013/10/teori-pertumbuhan-dan-
pembangunan.html (www. penakuasaberkarya.blogspot.com)
23