Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TEORI KEPENDUDUKAN (Dasar Kependudukan)

Dosen : DR. IRAWATI.S.SOs.,MSi

Di Susun Oleh : SALMIRAH (181030826)

FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEMBILAN BELAS NOVEMBER

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah- Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Demografi Teori-Teori Kependudukan.”

Makalah ini saya susun dengan tujuan untuk penambahan pengetahuan mata
kuliahDemografi, serta dalam pembuatan tugas yang di berikan oleh dosen mata kuliah.Dalam
mempersiapkan, menyusun, dan menyelesaikan makalah ini, saya tidak terlepasdari berbagai
kesulitan dan hambatan yang dihadapi, baik dari penyusunan kalimat maupunsistematikanya.
Namun akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu saya berharap kritik dan saran
untuk penyempurnaan makalah ini. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan berbagaimasukkan yang bersifat membangun,
guna kelengkapan dan kesempurnaan makalah ini.Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih
dalam penyusunan hingga penyelesaianmakalah ini. Sekian dan terima kasih.

Penulis

SALMIRAH
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................

DAFTAR ISI ..............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................

1. Latar Belakang .........................................................................................................

BAB II PERMASALAHAN .......................................................................................................

1. Rumusan Masalah .....................................................................................................

2. Tujuan .......................................................................................................................

BAB III PEMBAHASAN ...........................................................................................................

1. Teori Penduduk Kuno. .............................................................................................

2. Teori Penduduk Modern ..........................................................................................

3. Teori Malthus (Thomas Robert Malthus) ................................................................

4. Teori Kependudukan Kontemporer .........................................................................

5. Teori Transisi Kependudukan .................................................................................

BAB IV PENUTUP ..................................................................................................................

1. Kesimpulan .............................................................................................................

2. Saran ......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN
1 LATAR BELAKANG

Demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk dalam suatu wilayahdengan faktor-
faktor pengubahnya (mortalitas, natalitas, migrasi dan distribusi). Secaraumum Demografi
adalah ilmu yang mempelajari persoalan dan keadaan-keadaan perubahan penduduk atau
dengan kata lain segala hal yang berhubungan dengan komponen-komponen perubah tersebut
seperti kelahiran, kematian, dan migrasi sehingga menghasilkan suatukeadaan dan komposisi
penduduk menurut umur dan jenis kelamin tertentu.Banyaknya teori yang berkembang di ranah
ilmu pengetahuan menyebabkanmunculnya teori ilmu sosial yang beragam dan dari beragmnya
teori ilmu sosialmenyebabkan daya pemikiran yang beragam pula terhadap teori-teori ilmu
sosial, salahsatunya adalah teori Robert Maltus yang pemikirannya mengenai masalah
kependudukan.Masalah kependudukan tentunya bukan masalah yang asing lagi di masyarakat,
oleh karenaitu penulistertarik untuk mengkaji pengetahuan tentang teori robert malthus
sehingga dari pengkajian informasi yang lebih mendetail dapat menambah wawasan para
pembaca.

BAB II. PERMASALAHAN

1. RUMUSAN MASALAH

 Apa saja teori-teori kependudukan ?


 Apa saja yang terkait dengan teori penduduk kuno ?
 Apa saja yang terkait dengan teori penduduk modern ?
 Apa saja yang terkait di dalam teori malthus ?
 Apa saja yang terkait di dalam teori kependudukan kontemporer ?6.
 Apa saja yang terkait di dalam teori transisi kependudukan ?

2. TUJUAN

 Untuk mengetahui apa saja teori-teori kependudukan


 Untuk mengetahui tentang teori penduduk kuno
 Untuk mengetahui tentang teori penduduk modern
 Untuk mengetahui tentang teori teori malthus
 Untuk mengetahui tentang teori kependudukan kontemporer
 Untuk mengetahui tentang teori transisi kependudukan

BAB III. PEMBAHASAN

1. TEORI PENDUDUK KUNO

Teori penduduk kuno dimulai dengan tulisan Confucius sekitar tahun 500 BC
yangmenyebutkan bahwa pertumbuhan penduduk terlalu cepat ( besar ) dapat menekan
standarthidup masyarakat karena mengurangi pendapatan pekerja. Dianjurkan adanya
hubunganoptimal antara penduduk dan tanah pertanian secara proporsional yang memadai.
Pemerintahharus bertanggung jawab agar proporsi selalu dapat dipertahankan.

Teori Cina Kuno menyatakan :

1.Tingkat kematian akan naik apabila persediaan bahan makanan tidak cukup.

2.Perkawianan pada usia dini (muda) akan menyebabkan tingkat kematian semakin tinggi.

3.Peperangan dapat memperlambat pertumbuhan penduduk.

4.Upacara perkawinan yang mewah dan mahal akan menurunkan tingkat perkawinan.

Pada Zaman Yunani Kuno sekitar tahun 300 BC mencurahan perhatian kepada penyusunan
kebijaksanaan dan peraturan kependudukan dari pada teorinya.Plato dan Aristoteles
membahas masalah titik optimum jumlah penduduk yang dikaitkan dengan bentuk serta ciri
negara kota Yunani dalam kondisi ideal. Plato dalam bukunya LawsI mengemukakan agar
jumlah penduduk yang di kehendaki dapat tetap di pertahankan. Bila jumlah penduduk kurang,
dirangsang dengan hadiah agara pemuda dan pemudi untuk kawin dan melahirkan akan
mendatangkan penduduk dari luar daerah. Jika penduduk telah mencapai jumlah yang
berlebihan di anjurkan untuk mengendalikan ataumembatasi kelahiran atau memindahkan
penduduk keluar daerah.Aristoteles dalam bukunya politica menyimpulkan bahwa jumlah
penduduk yangterlalu banyak akan menambah kemiskinan dan kepincangan sosial. Faktor
yang dapatmencegah bertambahnya jumlah penduduk yang berlebihan dengan cara
pengugurankandungan (aborsi).Jaman Romawi, Cicero tahun 50 BC meneropong masalah
penduduk dari segi perspektif suatu kerajaan yang besar dan bukan menurut ukuran negara
kota Yunani.Pertumbuhan penduduk yang besar di butuhkan untuk kepentingan militer
(ekspansi).Perkawinan dan kelahiran mendapat bantuan dari pemerintah, sebaliknya yang tidak
menikahmendapat sangsi sesuai perundang-undangan Romawi waktu itu yang menolak
selibat.Jaman Kristen Awal, Agustinus tahun 400 menyetujui sistem selibat tetapi
sangatmenentang pengguguran kandungan, pembunuhan anak dan perceraian. Ibnu Khaldun
abad.

ke-14 mengemukakan bahwa penduduk yang padat akan menyebakan tingkat kehidupan
semakin baik karena pembagian kerja akan bertambah luas dan semua sumber daya akan
dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kondisi ekonomi yang saehat dari tata kehidupan politik
akan merangsang pertumbuhan dengan meningkatnya kelahiran dan menurunnya kematian.

2. TEOEI PENDUDUK MODERN

Teori penduduk modern muncul pada periode Renaissance dengan perubahan pesat karena

 Bangkitnya negara-negara baru


 Penemuan-penemuan baru di bidang ilmiah
 Eksplorasi terhadap wilayah baru (penemuan benua baru,daerah jajahan).
 Perubahan sistem pemerintah (Feodalisme demokrasi).
 Pertumbuhan, Perdagangan dan aliran kapitalisme.
Revolusi industri. Pandangan Merkantilisme yang di kembangkan oleh bodin dan
Machiavelli pada abad XVII dan XVIII menekankan pada kekuasaan dan kesejahteraan negara
terutama akumulasi uang dan logam mulia sebagai sasaran utama kebijaksanaan nasional.
Pentingnya pertumbuhan penduduk yang besar dengan merangsang perkawianan dan
pembentukan keluarga besar, meningkatkan program kesehatan masyarakat, mencegah arus
emigrasi keluar negeri dan meningkatkan imigrasi terutama pekerja-pekerja dengan
pengetahuan dan keterampilan yang tinggi. Jumlah penduduk yang banyak merupakan elemen
penting dalam kekuatan negara dibidang ekonomi dan politik. Penduduk yang besar dapat
meningkatkan angkatan perang, penghasilan negara dapat di tingkatkan, upah dan biaya
produksi dapat di tekan. Pandangan Fisiokrat abad ke-18 tidak menyetujui campur tangan
pemerintah dengan berbagai peraturan dan aspek lain dalam pandangan Merkantitlisme.
Menurut Gide dan Rist aliran fisiokrat yang fundamental adalah tatanan alamiah condong
kepada hukum alam atau Laissezfaire, peranan tanah pertanian dalam produksi sangat
menonjol dalam aspek ekonomi. Aliran fisiokrat menolak pandangan merkatilisme yang
mendorong pertumbuhan penduduk walaupun bila perlu menurunkan tingkat kehidupan.
Menurut Qudesnay seorang tokoh aliran fisiokrat, suatu negara hendaknya mempunyai
penduduk yang cukup banyak tetapi dengan syarat agar mereka dapat mencepai taraf hidup
yang layak. Semua kegiatan diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan bukan
untuk memperbanyak jumlah penduduk. Jumlah penduduk sangat tergantung pada pesediaan
bahan makanan sehingga sektor pertanian harus di rangsang pertumbuhannya agar
prosedurnya meningkat melebihi pertambahan jumlah penduduk. Kemajuan ilmiah akan
mampu memperbanyak jumlah persediaan makanan sampai apada suatu ttik di mana seorang
pria hanya cukup bekerja satu setengah jam saja dalam sehari untuk dapat memenuhi
kebutuhannya.

3 TEORI MALTHUS (Thomas Robert Malthus)

Pandangan Malthusianisme di kemukakan oleh Thomas Robert Malthus seorang ulama Inggris
yang lahir tahun 1766 dan meninggal tahun 1844. Menurut Malthus :

1.Bahan makanan di butuhkan untuk hidup.

2.Nafsu antara pria dan wanita di butuhkan dan akan tetap keadaannya seperti itu.

3.Apabila tidak ada hambatan penduduk akan bertambah menurut deret ukur dan bahan
makanan akan bertambah menurut deret hitung.

Malthus juga mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan
makanan. Akibatnya pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang besar antara penduduk dan
kebutuhan hidup. Dalil yang dikemukakan Malthus yaitu bahwa jumlah penduduk cenderung
untuk meningkat secara geometris (deret ukur), sedangkan kebutuhan hidup riil dapat
meningkat secara arismatik (deret hitung). Menurut pendapat Malthus ada faktor-faktor
pencegah yang dapat mengurangi kegoncangan dan kepincangan terhadap perbandingan
antara penduduk dan manusia yaitu dengan jalan :

1. Preventive checks
Yaitu faktor-faktor yang dapat menghambat jumlah kelahiran yang lazimnya dinamakan moral
restraint. Termasuk didalamnya

antara lain :

 Penundaan masa perkawinan


 Mengendalikan hawa nafsu
 Pantangan kawin
 Positive checks

2. Positive checks

Yaitu faktor-faktor yang menyebabkan bertambahnya kematian, termasuk di dalamnya antara


lain:

 Bencana Alam
 Wabah penyakit
 Kejahatan
 Peperangan Positive checks biasanya dapat menurunkan kelahiran pada negara-negara
yang belum maju. Hambatan atau rintangan terhadap pertumbuhan penduduk (checks
to population) dibedakan dalam

1. Ultimate check (hambatan akhir) berupa bencana kelaparan, akibat perbedaan jumlah
penduduk dan bahan makanan

2.Immediate check (hambatan segera) berupa hambatan pencegahan melalui penundaan usia
kawin dan melahirkan dinegara yang telah maju dan hambatan positif seperti pembunuhan,
epidemi, kemalaratan, dan peperangan di negara yang belum maju.

- Kelemahan teori Malthus :

1. Manusia mempunyai kemampuan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk melalui


pemakaian kontrasepsi.

2. Migrasi penduduk dari tempat yang padat ketempat lain. Penemuan benua baru dan tanah
jajahan menyebabkan penduduk dari eropa banyak berpindah tempat tinggal. Keaadaan ini
dapat menurunkan tingkat kepadatan penduduk dan membuka lahan pertanian ditempat yang
baru.

3. Peningkatan teknologi pertanian melalui pengadaan bibit unggul, pemupukan, pengendalian


hama, dan penanganan pasca panen, melipatgandakan hasil pertanian sehingga ancaman
kekurangan pangan dapat diatasi.

4. Manusia dapat memanfaatkan potensi laut melalui Revolusi Biru. Rumput laut, ikan, dan
berbagai hasil laut dapat meningkatkan kesejahteraan manusia.

5. Napsu seksual dan daya reproduksi manusia bukanlah sesuatu yang konstan tetapi dapat
berubah-ubah.
Malthus tidak membedakan fekunditas dan fertilitas. Akan tetapi bagaimanapun juga teorinya
menarik perhatian dunia, karena dialah yang mula-mula membahas persoalan penduduk secara
ilmiah. Disamping itu essaynya merupakan methode untuk menyelesaikan atau perbaikan
persoalan penduduk dan merupakan dasar bagi ilmu-ilmu kependudukan sekarang ini.

Pengikut-pengikut teori Malthus antara lain :

1. Francis Flace (1771

– 1854)Pada tahun 1882 menulis buku yang berjudul Illustration and Proofs of the population
atau penjelasan dari bukti mengenai asas penduduk. Ia berpendapat bahwa pemakaian alat
kontrasepsi tidak menurunkan martabat keluarga, tetapi manjur untuk kesehatan. Kemiskinan
dan penyakit dapat dicegah.

2. Richard Callihie (1790

– 1843)Ia menulis buku yang berjudul “What Is Love”,apakah cinta itu menurut dia

– Mereka yang berkeluarga tidak perlu mempunyai jumlah anak yang lebih banyak dari pada
yang dapat dipelihara dengan baik. 3. Wanita yang kurang sehat tidak perlu menghadapi
bahaya maut karena kehamilan

4. Senggama dapat dipisahkan dari ketakutan akan kehamilan

5. Pengikut yang lain antara lain Any C. Besant (1847-1933)Ia menulis buku yang

berjudul “Hukum Penduduk, akibatnya dan artinya terhadap tingkah laku dan moral manusia”

6. Pengikut yang tidak dapat dilupakan lagi ialah dr. George Drysdale yang hidup tahun 1825

– 1904. Ia berpendapat bahwa keluarga berencana dapat dilakukan tanpa merugikan


kesehatan dan moral. Menurut anggapannya kontrasepsi adalah untuk menegakkan moral
masyarakat.

7. Aliran Marxist (Karl Marx dan Fried Engels)

Aliran ini tidak sependapat dengan Malthus (bila tidak dibatasi penduduk akan kekurangan
makanan). Karl Marx dan Friedrich Engels (1834) adalah generasi sesudah Maltus. Paham
Marxist umumnya tidak setuju dengan pandangan Maltus, karena menurutnya paham Maltus
bertentangan dengan nurani manusia. Dasar Pegangan Marxist adalah beranjak dari
pengalaman bahwa manusia sepanjang sejarah akan dapat menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman. Beda pandangan Marxist dan Maltus adalah pada “Natural Resource”
tidak bisa dikembangkan atau mengimbangi kecepatan pertumbuhan penduduk.Menurut
Marxist tekanan penduduk di suatu negara bukanlah tekanan penduduk terhadap bahan
makanan, tetapi tekanan terhadap kesempatan kerja (misalnya di negara kapitalis). Marxist juga
berpendapat bahwa semakin banyak jumlah manusia semakin tinggi produk yang dihasilkan,
jadi dengan demikian tidak perlu diadakan pembatasan penduduk. Pendapat Aliran Marxist :
Populasi manusia tidak menekan makanan, tapi mempengaruhi kesempatan kerja.
Kemeralatan bukan terjadi karena cepatnya pertumbuhan penduduk, tapi karena kaum kapitalis
mengambil sebagian hak para buruh

8. Aliran Neo-Malthusian (Garreth Hardin & Paul Ehrlich)

Pada abad 20 teori Malthus mulai diperdebatkan kembali. kelompok ini menyokong aliran
Malthus, akan tetapi lebih radikal lagi dan aliran ini sangat menganjurkan untuk mengurangi
jumlah penduduk dengan menggunakan cara-cara “Preventif Check” yaitu menggunakan alat
kontrasepsi. Tahun 1960an dan 1970an foto-foto telah diambil dari ruang angkasa dengan
menunjukkan bumi terlihat seperti sebuah kapal yang berlaya dengan persediaan bahan bakar
dan bahan makanan yang terbatas. Pada suatu saat kapal ini akan kehabisan bahan bakar dan
bahan makanan tersebut sehingga akhirnya malapetaka menimpa kapal tersebut.Tahun 1871
Ehrlich menulis buku “The Population Bomb” dan kemudian direvisi menjadi “The Population
Explotion” yg berisi:

Sudah terlalu banyak manusia di bumi ini.

Keadaan bahan makanan sangat terbatas.

Lingkungan rusak sebab populasi manusia meningkat.

Analisis ini dilengkapi oleh Meadow (1972), melalui buku “The Limit to Growth” ia menarik
hubungan antara variabel lingkungan (penduduk, produksi pertanian, produksi industri, sumber
daya alam) dan polusi. Tapi walaupun begitu, melapetaka tidak dapat dihindari, hanya manusia
cuma menunggunya, dan membatasi pertumbuhannya sambil mengelola alam dengan baik.
Kritikan terhadap Meadow umumnya dilakukan oleh sosiolog yang menyindir Meadow karena
tidak mencantumkan variabel sosial-budaya dalam penelitiannya. Karena itu Mesarovic dan
Pestel (1974) merevisi gagasan Meadow & mencantumkan hubungan lingkungan antar
kawasan.

4 Teori Kependudukan Kontemporer

a) Teori Fisiologi dan sosial ekonomi

John Stuart Mill ( ahli filsafat dan ekonom Inggris ), menerima pendapat Malthus. Millmengasu
msikan bahwa :

- Laju pertumbuhan penduduk melampaui makanan

- Manusia dapat mempengaruhi perilaku demografinya

-Manusia dengan produktifitas tinggi, cenderung ingin keluarga kecil.

-Kekurangan pangan dapat diatasi dengan migrasi dan impor.

 Arsene Dumont
 Mengemukanan teori kapilaritas sosial yang intinya mengatakan bahwa setiap orang
akan selalu mempunyai keinginan untuk memperbaiki keadaan sosial ekonominya.
Adanya kapilaritas sosial menyebabkan terjadinya penurunan angka kelahiran karena
dengan anak yang banyak dapat menghambat pencapaian keadaan sosial ekonomi
yang lebih baik. Keadaan ini akan terjadi pada suatu masyarakat yang telah maju
peradabannya.
 Emile Durkheim
 Wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi, maka akan muncul persaingan
yang keras antar sesama anggotanya untuk mempertahankan hidupnya. Masyarakat
tradisional terdapat persaingan hidup yang kecil dibanding masyarakat industri.
 Thomas Jarold
 Seorang dokter dari inggris mengatakan bahwa kemampuan reproduki manusia akan
berkurang apabila ia semakin banyak menggunakan tenaganya baik fisik maupun
mental. Kehidupan manusia yang lebih sibuk maka pertambahan penduduk akan
semakin berkurang.
 Michael Thomas Sadler
 Mengemukakan akan terjadi suatu mekanisme keseimbangan antara pertambahan
jumlah penduduk dan tingkat kemakmuran. Bertambahnya tingkat kemakmuran akan
menyebabkan berkurangnya kemampuan atau keingina menambah jumlah anak dan
sebaliknya.
 Thomas Doubleday
 Mengemukakan adanya korelasi antara tingkat kelahiran dan tingkat kemakmuran.
Tingkat kehidupan yang sulit akan merangsang orang untuk meningkatkan kelahiran
sedaangkan tingkat kehidupan yang makmur akan mengurangi kemampuan melahirkan.
Keadaan ini disebut sebagai the real and great law of human population. Kemampuan
reproduksi manusia dipengaruhi oleh pola makannya. Penduduk yang makmur banyak
makan daging hewan dan banyak makan sayuran yang menyebabkan meningkatnya
daya reproduksi.
 Raymond Pearl
 Berdasarkan hasil penelitiannya pada lalat, ayam dan beberapa kelompok manusia
yang mengusahakan suatu bidang tanah tertentu. Over population tidak akan mungkin
timbul sebab perkembangan jumlah manusia akan mengikuti suatu pola tertentu berupa
logistic curve yang mula-mula melengkung naik hingga mencapai suatu titik puncak
tertentu untuk kemudian melengkung turun lagi. Hal ini terjadi karena terbatasnya ruang
yang tersedia.
 Corrado Gini
 Mengemukakan teori evolusi sosial yang menyatakan bahwa perkembangan penduduk
akan mengikuti suatu proses evolusi yang kira-kira akan sama seperti proses hidup
seseorang. Setiap kelompok penduduk pada awalnya akan mempunyai tingkat
peradaban sederhana dan angka kelahiran yang tinggi. Jumlah penduduk akan terus
bertambah diikuti kemampuan-kemampuan dalam bidang sosial ekonomi. Pada
akhirnya akan terjadi pengurangan pertambahan penduduk baik akibat peperangan
atau penurunan angka kelahiran mengakibatkan jumlah penduduk akan menciut.
b) Teori Teknologi

Kelompok ini muncul untuk menolak pandangan Malthus yang pesimis dalam melihat
perkembangan dunia.Teori ini dimotori oleh Herman Khan, ia berpendapat bahwa kemiskinan
yang terjadi di negara berkembang akan dapat diatasi jika negara maju dapat membantu
daerah miskin, sehingga kekayaan dan kemampuan daerah hidup itu akan didapatkan oleh
orang-orang miskin.Ia beranggapan bahwa teknologi maju akan mampu melakukan pemutaran
ulang terhadap nasib manusia pada suatu masa

yang disebut ‘Era Substitusi’.

5 TEORI TRANSISI KEPENDUDUKAN

Tahap Peralihan keadaan demografis:

1.Tingkat kelahiran dan kematian tinggi. Penduduk tetap/naik sedikit. anggaran kesehatan
meningkat. Penemuan obat obatan semakin maju. Angka kelahiran tetap tinggi.

2.Angka kematian menurun,tingkat kelahiran masih tinggi-pertumbuhan penduduk meningkat.


Adanya Urbanisasi., usia kawin meningkat. ,Pelayanan KB > Luas., pendidikan meningkat.

3.Angka kematian terus menurun, angka kelahiran menurun

– laju pertumbuhan penduduk menurun.

4. Kelahiran dan kematian pada tingkat rendah pertumbuhan penduduk kembali seperti
kategori I

– mendekati nol. Keempat kategori ini akan didialami oleh negara yang sedang melaksanakan
pembangunan ekonomi. Struktur & persebaran penduduk Membahas :

- Komposisi penduduk

- Persebaran penduduk.

5. Kegunaan pengelompokan penduduk:

1. Mengetahui human resources yg ada menurut umur & jenis.

2. Mengambil suatu kebijakan yg berhub dengan penduduk.

3. Membandingkan keadaan satu penduduk dengan penduduk lain

4. Melalui gambaran piramid pddk dapat diket proses demografi yg telah terjadi pada penduduk.

Penerapan Transisi kependudukan Yang mencerminkan kenaikan taraf hidup rakyat di suatu
negara adalah besarnya tabungan dan akumulasi kapital dan laju pertumbuhan penduduknya.
Laju pertumbuhan yang sangat cepat di banyak negara sedang berkembang nampaknya
disebabkan oleh fase atau tahap transisi demografi yang dialaminya. Negara-negara sedang
berkembang mengalami fase transisi demografi di mana angka kelahiran masih tinggi
sementara angka kematian telah menurun. Kedua hal ini disebabkan karena kemajuan
pelayanan kesehatan yang menurun angka kematian balita dan angka tahun harapan hidup. Ini
terjadi pada fase kedua dan ketiga dalam proses kependudukan. Umumnya ada empat tahap
dalam proses transisi, yaitu:

Tahap 1: Masyarakat pra-industri, di mana angka kelahiran tinggi dan angka kematian tinggi
menghasilkan laju pertambahan penduduk rendah;

Tahap 2: Tahap pembangunan awal, di mana kemajuan dan pelayanan kesehatan yang lebih
baik menghasilkan penurunan angka kelahiran tak terpengaruh karena jumlah penduduk naik.

Tahap 3: Tahap pembangunan lanjut, di mana terjadi penurunan angka kematian balita,
urbanisasi, dan kemajuan pendidikan mendorong banyak pasangan muda berumah tangga
menginginkan jumlah anak lebih sedikit hingga menurunkan angka kelahiran. Pada tahap ini
laju pertambahan penduduk mungkin masih tinggi tetapi sudah mulai menurun;

Tahap 4: Kemantapan dan stabil, di mana pasangan-pasangan berumah tangga


melaksanakan pembatasan kelahiran dan mereka cenderung bekerja di luar rumah. Banyaknya
anak cenderung hanya 2 atau 3 saja hingga angka pertambahan neto penduduk sangat rendah
atau bahkan mendekati nol.

BAB IV PENUTUP

1. Kesimpulan

Demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk dalam suatu wilayah dengan
faktor-faktor pengubahnya (mortalitas, natalitas, migrasi dan distribusi). Teori-teori tentang
kependudukan terbagi atas : Teori penduduk kuno, teori penduduk modern, teori Malthus, teori
kependudukan kontemporer, dan teori transisi kependudukan. Teori Malthus (Thomas Robert
Malthus) seorang ulama Inggris yang lahir tahun 1766 dan meninggal tahun 1844.Menurut
pendapat Malthus ada faktor-faktor pencegah yang dapat mengurangi kegoncangan dan
kepincangan terhadap perbandingan antara penduduk dan manusia yaitu dengan jalan :
Preventive checks dan positive checks. Terdapat 2 aliran yaitu : Aliran Marxist (Karl Marx dan
Fried Engels) Aliran ini tidak sependapat dengan Malthus (bila tidak dibatasi penduduk akan
kekurangan makanan). Dan Aliran Neo-Malthusian (Garreth Hardin & Paul Ehrlich) kelompok ini
menyokong aliran Malthus, akan tetapi lebih radikal lagi dan aliran ini sangat menganjurkan
untuk mengurangi jumlah penduduk dengan menggunakan cara-cara “Preventif Check” yaitu
menggunakan alat kontrasepsi. Teori kependudukan kontemporer terbagi atas Teori Fisiologi
dan sosial ekonomi dan teori teknologi.

2. SARAN

Hakikat dari manusia itu sendiri yang penuh dengan ketidaksempurnaan. Begitu juga dengan
makalah ini, Says kelas 1A, Fakultas kesehatan masyarakat menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan karena ini adalah sebuah usaha yang
manusiawi. Maka dari itu saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
penyempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Firman Lubis, 1982, Masalah Kependudukan dan Kesehatan Masyarakat, Bagian IKM/IKP FK.
UI Paul Ehrlich, 1981,

Ledakan Kependudukan, Gramedia, Jakarta Rozy Munir, 1983,

Teori-teori Kependudukan, Bina Aksara, Jakarta Ruslan Prawiro, 1983,

Kependudukan Teori Fakta dan Masalah, Alumni, Bandung

Anda mungkin juga menyukai