Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PENYEBAB TERJADINYA KORUPSI dan


SEJARAH KORUPSI di MASA LAMPAU

KELOMPOK 5
1. Hafidz Nur Rosydi 2203020159
2. Ferdianus D. Bura 2203020160
3. Agusta M.S. Kolo 2203020185
4. Garlina D. Adu 2203020157

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Sistem Informasi Manajemen Universitas Nusa Cendana. Makalah ini berisikan
tentang informasi lebih khusus membahas tentang Sistem Informasi Manajemen,
Telekomunikasi dan Jaringan.
            Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
            Makalah ini penulis akui masih masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang penulis miliki sangat kurang. Oleh karena itu penulis harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
            Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Kupang, 9 Maret 2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah....................................................................................................1


B. Rumusan Masalah..............................................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................2

A. Permasalahan Pendidikan Karakter Di Indonesia..............................................................2


B. Solusi Pendidikan Karakter Di Indonesia..........................................................................4
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................7

A. Kesimpulan........................................................................................................................7
B. Saran..................................................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Masalah


Korupsi menjadi permasalahan besar yang dihadapi oleh Bangsa dan Negara. Tidak dapat
dipungkiri bahwa saat ini korupsi sudah menjadi penyakit akut yang sudah dianggap biasa oleh
masyarakat. Masyarakat tidak lagi terkejut jika mendengar korupsi dilakukan oleh para pejabat dan
penyelenggara negara, baik itu dipemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Hampir setiap hari
masyarakat disuguhi pemberitaan korupsi yang menghiasi media, baik cetak maupun elektronik.
Banyaknya kasus korupsi yang terjadi di negeri ini tidak terlepas dari kelalaian pemerintah yang
kurang melakukan pengawasan terhadap setiap pejabat negara. lemahnya pengawasan memberikan
ruang kepada setiap individu maupun kelompok untuk melakukan tindak pidana korupsi. Selain
kurangnya pengawasan pemerintah, para pejabat atau penyelenggara negara juga kerap
menyalahgunakan jabatannya, sehingga disana juga terdapat ruang untuk melakukan korupsi.
Dampak masif (berakar) yang didapatkan dari korupsi sangat banyak, ini akan menunjukkan
sebuah degradasi (penurunan) bagi satu bangsa diantaranya yaitu, pada sektor ekonomi, sosial dan
kemiskinan rakyat, birokrasi pemerintahan, sistem penegakan hukum. Jika ditinjau dari segi ekonomi
yaitu lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi oleh negara asing, penurunan produktivitas yang
menyebabkan banyaknya pemutusan hubungan kerja dan tingginya angka pengangguran, yang
berikutnya menurunnya pendapatan negara dari sektor perpajakan, dan yang terakhir adalah
meningkatnya hutang negara. Inilah beberapa dampak masif dari korupsi sehingga sangat
dibutuhkan kerjasama yang baik dalam pemberantasan korupsi oleh para penegak hukum baik itu
dari Kepolisian, Kejaksaan dan Komisi Pemberantasan Korupsi atau biasa disebut dengan KPK,
Masyarakat, dan juga mahasiswa diharapkan untuk tidak apatis dalam masalah korupsi karena
mahasiswa juga bisa melaporkan kasus pelanggaran korupsi.
1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan  uraian  yang  dikemukakan  di  atas,  masalah  yang  dibahas
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apa saja Korupsi di Yunani Kuno , Mesir kuno , Romawi , Inggris dan Jerman

1.3  Tujuan Penelitian
Berdasarkan  rumusan  masalah  yang  telah  disebutkan,  maka  tujuan
penelitian ini adalah :
1.      Untuk mengetahui Apa saja di Yunani Kuno , Mesir kuno , Romawi , Inggris
dan Jerman
BAB II
PEMBAHASAN

2. 2.1 Korupsi di Yunani Kuno , Romawi , Inggris dan Jerman


Korupsi diperkirakan telah ada sejak dinasti Mesir dan saat ini masih
berlangsung di hampir setiap negara di dunia.
The Oxford Dictionary mendefinisikan korupsi sebagai “perilaku tidak jujur
atau curang oleh mereka yang berkuasa, biasanya melibatkan penyuapan”.
Korupsi sama tua-nya dengan sejarah manusia. Dinasti pertama (3100-2700
SM) Mesir kuno mencatat korupsi dalam peradilannya.
Praktek ini juga ada di Tiongkok Kuno. Dalam mitologi Tiongkok, setiap rumah
tangga memiliki Dewa Dapur yang mengawasi perilaku anggotanya.
Sejarawan Yunani Herodotus juga mencatat keluarga Alcmaeonid menyuap
pendeta Orakel Delphi, salah satu kekuatan mistik paling kuat dari Yunani
Kuno. Kembali ke 1400 SM, orang-orang di seluruh Yunani dan sekitarnya
datang untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan mereka oleh Pythia,
pendeta petinggi Apollo. Keluarga Alcmaeonid yang kaya menawarkan untuk
membangun kembali kuil Apollo dengan “marmer parian” setelah dihancurkan
oleh gempa bumi. Sebagai imbalannya, Pythia meyakinkan negara bangsa
sparta untuk membantu keluarga menaklukkan dan memerintah Athena. Karena
berhasil, Aristoteles mencatat, “bahkan dewa pun bisa disuap”.

KORUPSI DI MESIR KUNO


Korupsi merupakan masalah etis yang klasik dan bahkan sudah ada sejak
manusia jatuh dalam dosa. Catatan sejarah Mesir Kuno menyatakan bahwa
korupsi sudah mera jalela sejak awal mula berdirinya peradaban Mesir Kuno.
Bahkan raja Mesir dan Babilonia sekali pun tidak mampu mengendalikan
praktik korupsi yang terjadi di kerajaan mereka. Bahkan raja Mesir dan Babilo
nia sekali pun tidak mampu mengendalikan praktik korupsi yang terjadi di
kerajaan mereka. Korupsi, intrik dan politik selalu sejalan dengan kudeta dan
penggulingan kekuasaan. Sejak masa kekuasaan Ramses III kerajaan Mesir
Kuno tidak pernah bebas dari politik kotor yang melibatkan para koruptor.
Tradisi kuno mencatat bahwa korupsi sudah terjadi sejak zaman Mesir Kuno.
Administrasi pemerintahan Firaun dipenuhi dengan praktik penyalahgunaan
kekuasaan, pemerasan, penindasan dan korupsi (García, 2013, ). Begitu juga
dalam zaman pemerintahan Ramses yang sangat didominasi oleh praktik
pemerasan pajak, gaji para pegawai dan budak yang tidak di bayarkan serta
korupsi (HodelHoenes, 2000, ). Pada zaman Ramses korupsi yang dilakukan
oleh para penguasa semakin parah. Mereka tidak hanya menerima suap dan
merampas harta rakyat tetapi juga merampok makammakam kerajaan. Raja
Ramses memerintahkan untuk menangkap para koruptor tersebut, tetapi setelah
diketahui bahwa yang melakukannya adalah para petinggi kerajaan, para imam
dan penguasa wilayah, maka kasus tersebut tidak pernah diselesaikan
(Myśliwiec, 2000, ). Pemerintahan Mesir Kuno percaya bahwa kolusi,
nepotisme dan korupsi merupakan “minyak” dalam kekuasaan pemerintahan
mereka (García, 2013, ).

KORUPSI DI INGGRIS

Pada “abad XVIII panjang” yang dalam kasus Inggris membentang dari restorasi (Raja) tahun
1960 ketika kerajaan stuart dikembalikan setelah era Republik (1649-1653) dan rezim otoriter
(protectorate) Oliver Cromwell (menjabat 1653-1658) hingga The Great Reform Bill
(reformasi besar pertama parlemen Inggris) pada 1832 – Inggris raya (Great Britain) yang
dibentuk pada 1 Mei 1707 oleh Uni Inggris dan Skotlandia sebenarnya adalah sebuah wilayah
korupsi di Eropa.
Sepanjang waktu itu, Inggris menjadi negara adidaya dengan kapasitas militer yang
signifikan di Eropa dan di dunia luar serta mengalami revolusi industri pertama di dunia.
Pada akhir abad XVIII dan awal abad XIX, waktu pengaruh Angkatan Laut Inggris mulai
terasa di perairan Nusantara, Inggris adalah negara ekonomi perdagangan paling sukses di
dunia-yang dalam ungkapan peyoratif Napoleon Bonaparte disebut "bangsa pemilik toko
(that nation of shopkeepers)". Selama dua dekade konflik antara pecahnya perang dengan
pemerintah revolusioner Prancis yang dipimpin kubu garis keras Jacobin (anggota partai
Republikan Radikal Prancis) pada Januari 1793 hingga Pertempuran Waterloo (18 Juni
1815), Inggris menang atas musuh Eropa utamanya. Namun, Inggris membutuhkan waktu
lebih dari 150 tahun (1660-1830) untuk mengatasi masalah korupsi.
Pada abad XVIII yang panjang itu, Inggris adalah negara dengan sistem pemilian kandidat
Majelis Rendahdi sektor perkotaan atau kota kecil (borough) yang busuk. Kursi-kursi
parlemen dengan jumlah populasi sangat kecil menyebabkan pemilih disuap gila-gilaan oleh
para tuan-tanah. Karen tidak ada pemungutan secara rahasia di Inggris hingga 1872, para
tuan-tanah-yang seringkali adalah anggota Majelis Tinggi Parlemen Inggris (House of
Lords)-bisa mengusir warga yang tidak memilih kandidat yang mereka dukung. Kandidat-
kandidat itu biasanya adalah anak-anak dan anggota keluarga dekat para tuan-tanah itu-
sebuah situasi yang tidak begitu asing bagi Indonesia saat ini dimana sering muncul "dinasti"
politik di tingkat pemerintah dan parlemen daerah (DRPD) yang marak korupsi. Patronase
semacam in melibatkan raja yang dapat menjamin dukungan politik di parlemen dengan
menggunakan "orang titipan" atau "placemen", yaitu orang yang ditunjuk kerajaan serta
memegang jabatan-jabatan sipil dan militer yang secara konsisten mendukung kepentingan
raja di Majelis Rendah (Dewan Perwakilan Rakyat).

KORUPSI DI JERMAN
Korupsi masih menelusup di antara sesaknya rimba perekonomian di Jerman. Kasus-kasus
spektakuler misalnya terjadi dalam tubuh perusahaan otomotif Volkswagen. Di Volkswagen
atau VW, dewan pekerja mendapatkan hadiah liburan dan pelayanan wanita penghibur agar
mereka meluluskan permohonan pemberian kontrak kerja baru. Perusahaan elektronik
Siemens, mengalirkan dana pelicin kepada pemberi proyek, agar mendapatkan proyek yang
diinginkan.
Kolusi seputar proyek merupakan hal jamak dalam dunia bisnis Jerman. Tidak ada yang tidak
mungkin di Jerman, demikian dinyatakan jaksa Frankfurt Wolfgang Schaupensteiner,
spesialis mengungkap kasus korupsi. Setiap tahunnya di Jerman terdapat 1500 kasus korupsi.
Itu baru lima persen dari seluruh dugaan kasus. 40 persen kasus tersebut dilakukan di dalam
lingkungan instansi pemerintah. Sebagian besarnya adalah kasus suap proyek pembangunan
fasilitas kota seperti sekolah, stadion olahraga, dan jalanan.
Kasus kolusi tender proyek paling sering terjadi di instansi perizinan. Saat ini sedang
diselidiki bagaimana suatu perusahaan bibit tanaman tiba-tiba memproduksi produk rekayasa
genetika. Kasus itu dikomentari aktivis pelindung lingkungan Christoph Then, „Jejak
kongkalingkong perizinan terlihat mulai dari kantor dinas yang bersangkutan hingga dinas
nasional perlindungan konsumen. Banyak orang di sana memiliki kedekatan dengan industri.
Kedekatan dengan industri bagi para politisi, terutama para pengambil keputusan, merupakan
masalah yang sangat besar. Sembilan staf ahli pemerintahan setingkat menteri dari dua
periode pemerintahan Jerman sebelumnya, langsung terjun ke dunia bisnis setelah
mengakhiri masa jabatannya di pemerintahan. Profesi baru mereka selalu cocok dengan
jabatan sebelumnya di pemerintahan. Pakar hukum Peter Alexis Albrecht mengatakan, „Itu
adalah hal-hal yang dibicarakan di balik pintu tertutup. Setiap orang tahu tentang apa yang
boleh, apa yang tidak boleh. Kejaksaan juga tidak punya kemungkinan membuktikan
pembicaraan yang telah dilakukan. Lembaga peradilan telah kehilangan kekuatannya."

Anda mungkin juga menyukai