IAIN PALOPO
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
Adelia Sari Indra Utami 2003020018
Miftah Berkah 2003020024
Puspitasari 2003020007
Muh. Hikmah Fajriansyah 2003020023
Dosen Pengampu
Dirah Nurmila Siliwadi, S.K.M.,M.H
Penulis
Daftar Isi
Daftar Isi................................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................................................6
A. Pengertian Korupsi.......................................................................................................................6
B. Bahaya korupsi terhadap masyarakat dan individu.......................................................................7
C. Upaya Pemberantasan Korupsi.....................................................................................................8
BAB 3 PENUTUP...............................................................................................................................10
Kesimpulan......................................................................................................................................10
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................11
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha untuk memberantas tindak pidana korupsi sudah menjadi masalah
global, tidak hanya nasional atau regional. Tindak pidana korupsi merupakan
perbuatan yang bukan saja dapat merugikan keuangan negara akan tetapi juga dapat
menimbulkan kerugian perekonomian rakyat. Kejahatan korupsi yang berkembang di
dunia pada umumnya serta di Indonesia pada khususnya sangat memprihatinkan,
sehingga sangat diperlukan hukum sebagai penegak keadilan guna menyelamatkan
negara dari kerugian dan menjunjung hak rakyat untuk mendapatkan hasil yang baik
dari pembangunan yang bebas dari korupsi.
Tindak Pidana Korupsi di Indonesia masih tergolong tinggi, sementara
pemberantasannya masih sangat lamban. Romli Atmasasmita menyatakan, korupsi di
Indonesia sudah merupakan virus yang menyebar ke seluruh tubuh pemerintahan
sejak tahun 1960-an, sementara langkah pemberantasannya masih tersendat-sendat
sampai sekarang.
Upaya pemberantasan tindak pidana korupsi yang belum berjalan sesuai
harapan tersebut jelas berkaitan pula dengan upaya pencegahannya yang juga masih
belum memenuhi harapan masyarakat. Dalam hukum positif Indonesia sebenarnya
sudah mengatur mengenai upaya pecegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi
yaitu dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang kemudian dalam
keadaan mendesak ditetapkanlah Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1960 tentang
Pengusutan, Penuntutan dan Pemeriksaan Tindak Pidana Korupsi yang kemudian
diganti dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 1971. Kemudian, terjadinnya
perkembangan mengenai tindak pidana korupsi yang melibatkan penyelenggara dan
pengusaha, UndangUndang tersebutpun dirasa tidak sesuai lagi sehingga
ditetapkanlah Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi mengganti Undang-undang sebelumnya. Kemudian, kembali Undang-
Undang tersebut mengalami perubahan dan di sahkan Undang-Undang No. 20 Tahun
2001 tentang perubahan atas Undang- Undang No.31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Upaya pemberantasan korupsi di Indonesia sudah dilakukan melalui berbagai
cara, namun hingga saat ini masih saja terjadi korupsi dengan berbagai cara yang
dilakukan oleh berbagai lembaga. Terdapat beberapa bahaya sebagai akibat korupsi,
yaitu bahaya terhadap: masyarakat dan individu, generasi muda, politik, ekonomi
bangsa dan birokrasi. Terdapat hambatan dalam melakukan pemberantasan korupsi,
antara lain berupa hambatan: struktural, kultural, instrumental, dan manajemen. Oleh
karena itu, perlu dilakukan langkah-langkah untuk mengatasinya, antara lain:
mendesain dan menata ulang pelayanan publik, memperkuat transparansi,
pengawasan dan sanksi, meningkatkan pemberdayaan perangkat pendukung dalam
pencegahan korupsi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan korupsi?
2. Apa saja bahaya korupsi terhadap masyarakat dan individu?
3. Bagaimana upaya pemberantasan korupsi di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diketahui tujuan penulisan makalah ini
adalah:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Korupsi
2. Untuk mengetahui apa-apa saja bahaya Korupsi terhadap masyarakat dan juga
individu
3. Untuk mengetauhi bagaimana upaya yang ditempuh dalam pemberantasan
Korupsi.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Korupsi
Istilah korupsi berasal dari bahasa latin yakni corruptio. Dalam bahasa Inggris
adalah corruption atau corrupt, dalam bahasa Perancis disebut corruption dan dalam
bahasa Belanda disebut dengan coruptie. Agaknya dari bahasa Belanda itulah lahir
kata korupsi dalam bahasa Indonesia. Korup berarti busuk, buruk; suka menerima
uang sogok (memakai kekuasaannya untuk kepentingan sendiri dan sebagainya).
Korupsi adalah perbuatan yang buruk (seperti penggelapan uang, penerimaan uang
sogok dan sebagainya).
Napsa, Salma dan Yustio, Hafizh. 2021. Korupsi di Indonesia (Penyebab, Bahaya, Hambatan
dan Upaya Pemberantasan, Serta Regulasi) Kajian Literatur Manajemen Pendidikan
dan Ilmu Sosial. JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL. Vol
2 Issue 2. 564-579. https://doi.org/10.38035/jmpis.v2i2
Rahmawati, Risma dan Sari Novita, Yayang. 2023. Pendidikan Antikorupsi Sebagai Upaya
Pemberantasan Korupsi di Indonesia. Sanskara Pendidikan dan Pengajaran. Vol 01,
No 01. 31-39