Anda di halaman 1dari 16

UJIAN TENGAH SEMESTER

EKONOMI KEPENDUDUKAN/E2

(POPULATION DYNAMICS)

DOSEN PENGAMPU :

Prof, Dr. Nasri Bachtiar, SE, M.Si

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

1. Yohanis Walopka (1610519001)


2. Silka Khairana Rahman (2010511001)
3. Mutiara Irvani (2010511013)
4. Ifazul Muhammad (2010511037)

UNIVERSITAS ANDALAS

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah membarikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan tugas pengganti Ujian Tengah Semester ini
dengan tepat waktu. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW yang mengajarkan kepada umat manusia menuntun pada kebenaran dan
membawa kita dari kegelapan menuju jalan yang terang benderang seperti saat sekarang ini.
Adapun judul dari tugas pengganti ini yaitu “Population Dinamics” Dalam
menyelesaikan tugas ini, kami mendapatkan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
kami sangat berterimakasih kepada Bapak Prof, Dr. Nasri Bachtiar,SE, M.Si.
Kami menyadari bahwa tugas ini jauh dari kesempurnaan. Melalui kata pengantar ini
penulis meminta maaf apabila ada kekurangan dan ada penulis buat kurang tepat atau
menyinggung perasaan pembaca. Dengan ini, penulis persembahkan makalah ini dengan penuh
rasa terima kasih dengan. Semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat bagi siapa saja, khususnya bagi Mahasiswa Universitas Andalas.

Padang, Oktober 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Manfaat.................................................................................................................................1
D. Tujuan...................................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
A. Terdapat 2 pandangan Negara..............................................................................................3
B. Tabel tingkat pertumbuhan penduduk..................................................................................3
C. Prediksi Malthus Vs Transisi Demografis............................................................................3
D. Untuk mengetahui kualitas Dan kuantitas suatu negara.......................................................4
BAB III...........................................................................................................................................6
DISKUSI.........................................................................................................................................6
A. Pertanyaan dan Jawaban.......................................................................................................6
B. Argumen.............................................................................................................................10
BAB IV..........................................................................................................................................11
PENUTUP....................................................................................................................................11
A. Kesimpulan.........................................................................................................................11
B. Saran...................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, Negara miskin memegang teguh pandangan tentang
banyak anak banyak rezeki. Sehingga negara miskin memiliki tingkat pertumbuhan
penduduk yang lebih tinggi. Karena stigma masyarakat anak yang dilahirkan memiliki
rezeki masing-masing. Namun pendapatan perkapitanya terus merosot.
Sedangkan, Negara Kaya memiliki pandangan bahwasannya masing-masing anak
memiliki kualitas diri maka dari itu masyarakat Kaya tidak ingin memiliki banyak anak
melainkan dia ingin meningkatkan kemampuan Dan kualitas anaknya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka penulis
mengidentifikasi permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut.
1. Apa yang menyebabkan pandangan antara negara miskin dan negara kaya tersebut
berbeda?
2. Bagaimana cara mengetahui kualitas dan kuantitas antara negara miskin dan
negara kaya tersebut sesuai dengan stigma masing-masing negara?
3. Bagaimana Solusi agar Pandangan antara negara miskin dan negara kaya tersebut
saling menguntungkan terhadap pertumbuhan dinegaranya masing-masing?

C. Manfaat
Berdasarkan pada rumusan masalah dan latar belakang yang dikemukakan oleh
penulis, maka manfaat yang dapat kita peroleh sebagai berikut.
1. Kita dapat mengetahui kenapa negara miskin memiliki pandangan yang berbeda
dengan negara kaya akan population dynamics
2. Kita dapat membedakan negara mana yang masih menggunakan stigma banyak
anak banyak rezeki.
3. Kita dapat mengetahui bagaimana cara menentukan kualitas dan kuantitas suatu
negara.
4. Kita dapat menuangkan pendapat kita dalam memberikan solusi terhadap
permasalahan tersebut.

1
D. Tujuan
Berdasarkan pada rumusan masalah yang dikemukakan oleh penulis, maka tujuan
yang ingin dicapai sebagai berikut.
1. Mengetahui apa yang menjadi penyebab perbedaan pandangan antara negara
miskin dan negara kaya sesuai dengan stigma masyarakatnya.
2. Mengetahui cara menentukan kualitas dan kuantitas suatu negara
3. Dapat memberikan solusi akan perbedaan pandangan antara negara miskin dan
negara kaya tentang population dynamics

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Terdapat 2 pandangan Negara


1. Negara miskin memiliki pandangan tentang banyak anak banyak rezeki. Sehingga
negara miskin memiliki tingkat pertumbuhan penduduk yang lebih tinggi. Karena
stigma masyarakat anak yang dilahirkan memiliki rezeki masing-masing. Namun
pendapatan perkapitanya terus merosot
2. Negara Kaya memiliki pandangan bahwasannya masing-masing anak memiliki
kualitas diri maka dari itu masyarakat Kaya tidak ingin memiliki banyak anak
melainkan dia ingin meningkatkan kemampuan Dan kualitas anaknya.

B. Tabel tingkat pertumbuhan penduduk

Berdasarkan tabel kita bisa melihat tingkatan ekonomi yaitu low income
economics, midle income economics dan high income economics. Bisa dilihat
bahwasannya law income economics mengalami kenaikan tingkat pertumbuhan
penduduk namun GNP perkapitanya terus meosot. Berbanding terbalik dengan high
income economics dimana populasi penduduk terus mengalami penurunan tiap tahun
namun GNP per kapita mengalami kenaikan dikarenakan negara kaya memperhatikan
kualitas daripada kuantitas.

C. Prediksi Malthus Vs Transisi Demografis


Seorang pakar demografi Inggris dan ekonom politik yang paling terkenal karena
pandangannya yang pesimistik namun sangat berpengaruh tentang pertambahan

3
penduduk yaitu Malthus (1798) mengemukakan bahwa "populasi, ketika tidak terkendali,
meningkat dalam rasio geometris ... subsistensi hanya meningkat dalam rasio aritmatika."
Artinya, pertambahan penduduk jauh lebih cepat dari pertambahan bahan makanan.
Akibatnya suatu saat nanti akan terjadi perbedaan yang besar antara jumlah penduduk
dengan ketersediaan bahan makanan, sehingga bahaya kelaparan akan mengancam
penduduk Bumi yang mengarah pada tingkat kematian yang lebih tinggi.
Prediksi Malthus ditentang oleh perubahan ekonomi dan populasi yang terkait
dengan "transisi demografis" selama dan setelah revolusi industri. Ini adalah transisi dari
tingkat kesuburan yang tinggi ke yang sangat rendah, yang bersama-sama dengan
percepatan pertumbuhan produksi pertanian dan industri memberikan pengendalian
terhadap pertumbuhan penduduk yang lebih jauh dari tingkat penduduk subsisten,
meskipun terjadi penurunan tingkat kematian yang terjadi pada saat yang bersamaan.

D. Untuk mengetahui kualitas Dan kuantitas suatu negara


1) Hubungan pendapatan perkapita dengan tingkat kesuburan

Pada gambar ini menjelaskan hubungan antara pendapatan perkapita dengan


tingkat kesuburan. Menunjukkan hubungan berbanding terbalik (negatif) maksudnya
adalah semakin tiinggi perkapita maka semakin rendah fertily rate begitu pula
sebaiknya, semakin tiinggi kesuburan maka semakin rendah pendapatan perkapita di
negara berkembang tersebut

4
2) Hubungan harapan hidup dengan pendapatan perkapita

Pada gambar ini menggambarkan hubungan harapan hidup dengan pendapatan


perkapita. Menunjukkan hubungan berbanding lurus, maksudnya adalah semakin
tiinggi pendapatan suatu negara maka semakin tiinggi pula harapan hidupnya

3) korelasi (hubungan) pertumbuhan penduduk Dan pertumbuhan perkapita

Gambar ini menunjukkan korelasi (hubungan) pertumbuhan penduduk Dan


pertumbuhan perkapita. Garis regresi miring kebawah yang diisi titik-titik
menegaskan hubungan negatif. Maksudnya adalah semakin tinggi pertumbuhan
penduduk maka semakin rendah pertumbuhan perkapita

5
BAB III

DISKUSI

A. Pertanyaan dan Jawaban


1. Puja Pranata ( Kelompok 4)
Berdasarkan tabel, berapa persen negara miskin menyumbangkan populasi
penduduk?
Jawab:

Berdasarkan tabel menunjukkan negara miskin memiliki tingkat pertumbuhan


penduduk yang lebih tinggi daripada negara kaya. Tabel tersebut menunjukkan bahwa
rata-rata laju pertumbuhan penduduk berkisar antara 2 – 2.5% per tahun di negara
miskin (low income economics) selama tahun 1965-1990. Kisaran ini agak lebih
rendah untuk negara berpenghasilan menengah (1.8 – 2.5% per tahu) sedangkan di
negara kaya, rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk jauh lebih rendah, berkisar
antara 0.6 dan 1% per tahun. Oleh karena itu negara berpenghasilan rendah/ miskin/
low income economics menyumbangkan populasi penduduk di dunia sebesar 60%,
tingkat pertumbuhan penduduk di negara miskin ini mendominasi pertumbuhan
penduduk dunia.

6
2. Putri Abiva Sari kelompok 4
Bagaimana pandangan menegenai pertambahan penduduk yang pertama sesuai
prediksi malthus dan yang kedua pertentangan terhadap teori malthus ini. Bagaimana
keadaan yang ada di Indonesia saat ini apakah sesuai pandangan malthus atau telah
sesuai dengan transisi ekonomi? Tolong dijelaskan!
Jawab :
 pandangan prediksi malthus dalam teorinya, Malthus menggambarkan bahwa
pertambahan penduduk akan mengikuti deret ukur dan pertambahan bahan
makanan mengikuti deret hitung. Artinya, pertambahan penduduk jauh lebih cepat
dari pertambahan bahan makanan. Akibatnya suatu saat nanti akan terjadi
perbedaan yang besar antara jumlah penduduk dengan ketersediaan bahan
makanan, sehingga bahaya kelaparan akan mengancam penduduk Bumi. Apalagi
Malthus juga berpendapat bahwa bahan makanan sangat penting untuk kehidupan
manusia sementara nafsu manusia tidak dapat ditahan, termasuk nafsu biologis
untuk menghasilkan keturunan.
 Pandangan transisi ekonomi ini adalah transisi dari tingkat kesuburan yang tinggi
ke yang sangat rendah, yang bersama-sama dengan percepatan pertumbuhan
produksi pertanian dan industri memberikan pengendalian terhadap pertumbuhan
penduduk yang lebih jauh dari tingkat penduduk subsisten, meskipun terjadi
penurunan tingkat kematian yang terjadi pada saat yang bersamaan.
 Indonesia pada saat ini berada pada kondisi transisi ekonomi dimana pada saat ini
Sumber Daya Alam Indonesia masih bisa mencukupi kebutuhan penduduk
indonesia. Namun, tidak menutup kemungkinan Indonesia akan mengalami
prediksi malthus dikarenakan semakin hari semakin meningkat pertumbuhan
penduduk Indonesia sedangkan Sumber Daya Alam dari Indonesia terus menerus
di eksploitasi secara berlebihan. Hal ini menyebabkan proporsi perbandingan
penduduk dan ketersediaan pangan akan jauh. Maksudnya adalah kemungkinan
alam tidak akan mampu memenuhi kebutuhan penduduk yang banyak. Akibatnya

7
adalah harga bahan makanan/ barang pokok akan mengalami peningkatan harga
(mahal)

3. Tiara Serenita (kelompok 3)


pada grafik hubungan harapan hidup dan pendapatan per kapita, apa yang
menyebabkan turunnya grafik dari tahun 1972 ke 1982 pada developing countries?
Jawab :
hubungan harapan hidup dengan pendapatan perkapita adalah berbanding lurus
maksudnya adalah jika semakin meningkatnya pendapatan suatu negara maka
harapan hidupnya menjadi meningkat. Kemungkinan penurunan grafik pada tahun
1972 ke 1982 pada developing countries adalah terjadinya orde baru dimana terjadi
inflasi secara besar-besaran dan krisis ekonomi akibatnya harapan hidup si Indonesia
menjadi turun dan pendapatan perkapita juga mengalami penurunan. Kemungkinan
lain adalah menueunnya minat penduduk untuk memiliki pendidikan yang tinggi
diakibatkan adanya stigma masyarakat mengenai “perempuan tidak diperbolehkan
memiliki pendidikan tinggi, yang nantinya akan mengurus rumah” dengan adanya
stigma tersebut wanita yang melahirkan seorang anak tidak memiliki perbekalan ilmu
yang di turunkan untuk anaknya, sehingga anaknya tidak memiliki motivasi untuk
berpendidikan tinggi

4. Emirul ‘abdul ‘azizi (Kelompok 2)


Di negara miskin berkembang pandangan "banyak anak banyak rezeki" namun
berdasarkan hasil penilitian menyatakan fertility rate di negara miskin tinggi namun
pendapata perkapita nya rendah. Bagaimana konsep pandangan tersebut bisa
berkembang di negara miskin padahal pandangan tersebut berbanding terbalik jika
berdasarkan hasil penelitian yang ada?
Jawab :
a. Produktivitas dan Sumber daya manusia masih rendah dikarenakan tingkat
pendidikan masih minim
b. Sistem kepercayaan dan keyakinan yang turun menurun

8
Keyakinannya adalah ketika anak dijadikan jaminan kesejahteraan orang
tuanya pada masa tua. Karena ketika sang anak telah sukses, dia akan
diandalkan untuk memenuhi segala kebutuhan orang tuanya ketika mereka
tua. Hal ini tentu sejalan dengan pemikiran kuno tadi, yang menganggap
bahwa semakin banyak anak, maka beban yang akan ditanggung orang tua
akan semakin ringan.

5. Adli Dwara (Kelompok 7)


berdasarkan 2 poin tentang negara miskin dan negara kaya, bagaimana pola berpikir
dari negara kaya dan negara miskin ?
jawab :
pola pikir negara kaya dan miskin
a) Sederhana dan rumit
Pola pikir sebagian besar negara miskin lebih banyak untuk hal-hal yang
sederhana saja. Sebaliknya, orang-orang di negara kaya lebih suka dengan hal-
hal yangrumit.
Perbedaan juga terletak bagaimana orang kita dan orang di negara maju
dalam memperlakukan sesuatu yang bersifat 'sederhana' dan 'rumit'. Orang-
orang Indonesia cenderung memperlakukan hal-hal yang sebenarnya
sederhana, namun dibuat menjadi rumit. Sebaliknya, orang-orang di negara
maju justru membuat hal-hal yang rumit -- menjadi sederhana.
b) Berfikir beberapa langkah ke depan
Orang-orang di negara maju cenderung memiliki visi yang jauh ke depan
(jangka panjang). Sebaliknya, negara miskin biasanya hanya berfikir untuk
jangka pendek saja.
Perbedaan ini sama kaitannya dengan istilah 'money oriented' dan 'invest
oriented'. Orang-orang Indonesia cenderung lebih 'money oriented' dan ingin
mendapatkan keuntungan dalam waktu dekat. Sebaliknya, orang-orang di
negara maju biasanya berfikir untuk 'invest oriented' -- alias keuntungan
jangka panjang.

9
Sebagai contoh, ketika orang Amerika membangun Google dan Facebook,
mereka mampu meraup keuntungan beberapa tahun kemudian. Seandainya
orang Indonesia yang membangun kedua hal tersebut, ketika di tahun pertama
tidak ada keuntungan -- mereka akan langsung berhenti mengembangkan
sesuatu seperti Google dan Facebook.
c) Tak ada yang mustahil
Perbedaan lainnya terletak pada sesuatu yang dianggap mustahil. Orang-
orang di negara miskin menganggap sesuatu yang hebat adalah hal yang
mustahil. Sebaliknya, orang-orang di negara maju berpikir bahwa tak ada
yang mustahil di dunia ini. Alhasil, sesuatu yang dahulu kala dianggap
mustahil, seperti pesawat terbang, smartphone layar sentuh, dan perjalanan ke
Bulan bisa terwujud berkat pola pikir 'tak ada yang mustahil' -- yang dimiliki
penduduk negara maju.
d) Sesuatu yang berbeda
Orang-orang di negara maju selalu berfikir untuk membuat sesuatu yang
berbeda atau inovasi. Kalau sebagian besar orang Indonesia biasanya lebih
banyak yang 'ikut-ikutan'. Alhasil, banyak penemuan-penemuan baru yang
lahir dari tangan-tangan luar negeri.

B. Argumen
Argumen lain mengenai pendapatan terhadap tingkat kelahiran memiliki efek
positif menunjukkan setiap tingkat pendapatan orangtua dapat meningkatkan tingkat
kehiran. Namun berbanding terbalik dengan materi population dynamics dimana
dipaparkan bahwa orangtua yang memiliki penghasilan lebih tinggi, tingkat kelahiran
akan menurun berbeda dengan orangtua yang memiliki penghasilan yang rendah akan
memiliki anak yang lebih banyak dengan konsep banyak anak banyak rezeki dengan
asumsi ketika anak dijadikan jaminan kesejahteraan orang tuanya pada masa tua. Karena
ketika sang anak telah sukses, dia akan diandalkan untuk memenuhi segala kebutuhan
orang tuanya ketika mereka tua. Hal ini tentu sejalan dengan pemikiran nenek
moyangnya pada masa lampau, yang menganggap bahwa semakin banyak anak, maka
beban yang akan ditanggung orang tua akan semakin ringan. Hal ini dibuktikan antara
negara jepang dan negara indonesia. Dimana negara jepang yang memiliki high income

10
economics penduduknya lebih sedikit dibandingkn Indonesia yang memiliki lower
income economics

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Di belahan dunia ini ada beberapa negara yang dikategorikan sebagai negara kaya
dan negara miskin, setiap negara memiliki pola pikir yang berbeda. Negara miskin
memiliki pandangan bahwasannya banyak anak banyak rezeki. Dengan pandangan
tersebuh sehingga makin bertumbuhnya populasi penduduk di negara miskin. Namun
dengan bertambahnya penduduk justru pendapatan nasionalnya menjadi turun
dikarenakan penduduknya kurang produktif dan inivasi. Berbeda dengan negara kaya,
mereka memiliki pandangan lebih memfouskan kualitas anaknya dibanding kuantitas,
dengan demikian pertumbuhan penduduk di negara maju tidak sebanyak di negara miskin
namun, dengan kualitas yang mereka punya mampu meningkatkan pendapatan nasional
setiap tahunnya.
Namun prediksi thomas robert malthus yang mengatakan bahwasannya akan ada
masanya perbandingan jumlah penduduk jauh berbeda dengan ketersediaan makanan
yang mengancam kelaparan menyebabkan kematian. Namun, teori ini dibantah oleh
transisi demografis Ini adalah transisi dari tingkat kesuburan yang tinggi ke yang sangat
rendah, yang bersama-sama dengan percepatan pertumbuhan produksi pertanian dan
industri memberikan pengendalian terhadap pertumbuhan penduduk yang lebih jauh dari
tingkat penduduk subsisten, meskipun terjadi penurunan tingkat kematian yang terjadi
pada saat yang bersamaan.

11
B. Saran
Negara miskin memiliki keluhan penduduk yang banyak namun kualitasnya yang
minim. Negara miskin bisa mengejar ketertinggalannya dengan negara kaya, dikarenakan
negara miskin memiliki kuantitas penduduk yang lebih banyak, hanya perlu pelatihan
khusus sesuai bidang yang mereka minati. Peran pemerintah sangat diperlukan saat ini.
Karena pemerintah adalah pembuat regulasi yang mampu nantinya ditaati oleh
penduduknya

12
DAFTAR PUSTAKA

Razin, Assaf, dan Efraim Sadka. 1995. Population Economics. United States of Amerika : Asco

Trade Typesetting.

Anda mungkin juga menyukai