Anda di halaman 1dari 28

UJIAN AKHIR SEMESTER

EKONOMI KEPENDUDUKAN/E2
(THEORIES OF THE DEMOGRAPHIC TRANSITION)

DOSEN PENGAMPU :

Prof, Dr. Nasri Bachtiar, SE, M.Si

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

1. Yohanis Walopka (1610519001)


2. Silka Khairana Rahman (2010511001)
3. Mutiara Irvani (2010511013)
4. Ifazul Muhammad (2010511037)

UNIVERSITAS ANDALAS

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah membarikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan tugas pengganti Ujian Tengah
Semester ini dengan tepat waktu. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang mengajarkan kepada umat manusia
menuntun pada kebenaran dan membawa kita dari kegelapan menuju jalan yang
terang benderang seperti saat sekarang ini.
Adapun judul dari tugas pengganti ini yaitu ―Theories Of The Demographic
Transition‖ Dalam menyelesaikan tugas ini, kami mendapatkan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu kami sangat berterimakasih kepada Bapak Prof, Dr.
Nasri Bachtiar,SE, M.Si.
Kami menyadari bahwa tugas ini jauh dari kesempurnaan. Melalui kata
pengantar ini penulis meminta maaf apabila ada kekurangan dan ada penulis buat
kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca. Dengan ini, penulis
persembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dengan. Semoga Allah
SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat bagi siapa saja,
khususnya bagi Mahasiswa Universitas Andalas.

Padang, Desember 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I ............................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1

C. Manfaat .............................................................................................................. 2

D. Tujuan ................................................................................................................ 2

BAB II .......................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

A. Sebelum Transisi Demografi .............................................................................. 3

B. Penurunan Kematian .......................................................................................... 3

C. Transisi Kelahiran .............................................................................................. 4

D. Pertumbuhan Populasi........................................................................................ 6

E. Pergeseran Distribusi Usia: Tahap Terakhir Transisi Demografis .................... 8

F. Beberapa Konsekuensi Transisi Demografis ................................................... 12

BAB III ....................................................................................................................... 15

DISKUSI .................................................................................................................... 15

A. Pertanyaan dan Jawaban .................................................................................. 15

B. Argumen dan Saran Tambahan ........................................................................ 20

BAB IV ....................................................................................................................... 21

ii
PENUTUP .................................................................................................................. 21

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 21

B. Saran ................................................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, Negara miskin memegang teguh pandangan
tentang banyak anak banyak rezeki. Sehingga negara miskin memiliki tingkat
pertumbuhan penduduk yang lebih tinggi. Karena stigma masyarakat anak
yang dilahirkan memiliki rezeki masing-masing. Namun pendapatan
perkapitanya terus merosot.
Sedangkan, Negara Kaya memiliki pandangan bahwasannya masing-
masing anak memiliki kualitas diri maka dari itu masyarakat Kaya tidak ingin
memiliki banyak anak melainkan dia ingin meningkatkan kemampuan Dan
kualitas anaknya

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka
penulis mengidentifikasi permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut.
1. Apa yang menyebabkan pandangan antara negara miskin dan
negara kaya tersebut berbeda?
2. Bagaimana cara mengetahui kualitas dan kuantitas antara negara
miskin dan negara kaya tersebut sesuai dengan stigma masing-
masing negara?
3. Bagaimana Solusi agar Pandangan antara negara miskin dan
negara kaya tersebut saling menguntungkan terhadap pertumbuhan
dinegaranya masing-masing?

1
C. Manfaat
Berdasarkan pada rumusan masalah dan latar belakang yang
dikemukakan oleh penulis, maka manfaat yang dapat kita peroleh sebagai
berikut.
1. Kita dapat mengetahui kenapa negara miskin memiliki pandangan
yang berbeda dengan negara kaya akan population dynamics
2. Kita dapat membedakan negara mana yang masih menggunakan
stigma banyak anak banyak rezeki.
3. Kita dapat mengetahui bagaimana cara menentukan kualitas dan
kuantitas suatu negara.
4. Kita dapat menuangkan pendapat kita dalam memberikan solusi
terhadap permasalahan tersebut.

D. Tujuan
Berdasarkan pada rumusan masalah yang dikemukakan oleh penulis,
maka tujuan yang ingin dicapai sebagai berikut.
1. Mengetahui apa yang menjadi penyebab perbedaan pandangan
antara negara miskin dan negara kaya sesuai dengan stigma
masyarakatnya.
2. Mengetahui cara menentukan kualitas dan kuantitas suatu negara
3. Dapat memberikan solusi akan perbedaan pandangan antara negara
miskin dan negara kaya tentang population dynamics

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sebelum Transisi Demografi


Sebelum dimulainya transisi demografi keadaan saat itu adalah
penduduk berumur pendek, kelahiran banyak, pertumbuhan lambat dan
populasi masih muda. Selama masa transisi, laju pertumbuhan penduduk yang
mula-mula cepat kemudian melambat, bergerak menuju fertilitas rendah,
umur panjang dan populasi tua. Transisi demografis global ini telah membawa
perubahan penting, membentuk kembali siklus hidup ekonomi dan demografis
individu dan merestrukturisasi populasi.
Menurut Thomas Malthus, pertumbuhan penduduk yang lambat
bukanlah suatu kebetulan, Pertumbuhan penduduk yang lebih cepat akan
menekan upah, menyebabkan kematian meningkat karena kelaparan, perang
atau penyakit singkatnya, kesengsaraan.
Malthus menyebut respons kematian ini sebagai pemeriksaan "positif".
Upah yang tertekan juga akan menyebabkan penundaan pernikahan. Karena
populasi berpotensi tumbuh lebih cepat daripada ekonomi, populasi selalu
dikendalikan oleh kesengsaraan dan kejahatan,

B. Penurunan Kematian
Awal transisi demografi dunia terjadi di Eropa barat laut, di mana
kematian mulai menurun sekuler sekitar tahun 1800. Penurunan angka
kematian disebabkan karena berkurangnya penyakit menular disebarkan
melalui udara atau air, dan mulai berkembangnya vaksin cacar di akhir abad
ke-18 serta adanya peningkatan kebersihan pribadi.
Faktor utama lainnya dalam fase awal pertumbuhan harapan hidup
adalah perbaikan nutrisi. Populasi dengan gizi lebih baik dengan sistem organ
yang lebih kuat lebih mampu melawan penyakit. Penurunan kematian yang

3
berkelanjutan juga disebabkan oleh penurunan penyakit kronis dan
degeneratif, terutama penyakit jantung dan kanker.

Gambar diatas memplot tren global dalam harapan hidup sejak 1950
dan proyeksi PBB hingga2050.

 Untuk Negara-negara Tertinggal, harapan hidup meningkat


dari 35,7 tahun pada 1950- 1954 menjadi 48,7 tahun pada
1995-1999, atau 0,29 tahun per tahun.

 Untuk Negara Kurang Berkembang, peningkatannya dari 41,8


menjadi 65,4 tahun, atau 0,52 tahun per tahun;

 Untuk Negara Lebih Maju, peningkatannya dari 66,1 menjadi


74,8, atau 0,19 tahun pertahun

C. Transisi Kelahiran
 Antara tahun 1890 – 1920 kesuburan perkawinan mulai menurun di
sebagian besar provinsi Eropa
 1870 – 1930 penurunannya sebesar 40%

4
Gagasan yang mempengaruhinya pasangan ingin memiliki sejumlah
anak yang masih hidup, daripada kelahiran semata. Jika asumsi ini benar
maka calon orangtua peningkatan eksogen dalam kelangsungan hidup anak,
kesuburan akan menurun. Artinya adalah orangtua lebih memperhatikan
kualitas anak dibandingkan dengan kuantitas anak tersebut, dengan hal ini
menyebabkan population growth menurun. Dengan memperhatikan kualitas
anak yang lahir, orang tua menyediakan investasi berupa pendidikan,
kesehatan serta kesejahteraan anaknya.

Pada grafik menunjukkan Tingkat fertility total sejak tahun 1950 hingga
2050. Meskipun kita masih berada pada tahun 2021 namun tingkat kelahiran
sudah bisa diramalkan pada tahun 2050. Pada negara lebih berkembang pada
tahun 1987 terjadi transisi kelahiran kedua karena kesuburan turun akibat
perang dunia II, negara kurang berkembang 1960 transisi kelahiran mulai
melambat. Negara yang tidak berkembang tingkat kelahiran awal lebih tinggi
daripada negara lebih berkembang dan negara kurang berkembang,
kemungkinan besar mereka msaih menganut prinsip banyak anak banyak

5
rezeki. Grafik tersebut menyiratkan bahwa permintaan anak akan terus
menurun di masa depan

D. Pertumbuhan Populasi

Grafik 3 ini menunjukkan fertilitas dan mortalitas. Sumbu horizontal


menunjukkan harapan hidup saat lahir. Sumbu vertikal di sebelah kiri
menunjukkan tingkat kesuburan total, garis vertikal di sebeah kanan
menunjukkan tingkat population growth. Pergerakan kesudut kanan
menunjukkan pertumbuhan yang semakin cepat. Artinya adalah garis convex
semakin menjauhi titik origin maka menunjukkan pertumbuhan penduduk
yang semakin banyak. Pada grafik ini muncul pada gerakan ke kanan, yang
menunjukkan peningkatan dalam harapan hidup dengan sedikit perubahan
fertilitas dan perpindahan ke kontur pertumbuhan penduduk yang tinggi
Pada grafik ini menunjukkan garis europe pada tahun 1800 – 1950
memiliki population growth rate yang rendah dibandingkan india pada tahun
1896 – 1970. Berdasarkan pembahasan kita mengenai teori ramalan, india
memiliki population growth yang tinggi dibandingkan negara lain. Hingga

6
sampai saat ini India memiliki population growth yang dinggi setelah China.
Sehingga bisa kita ramalkan bahwa India pada tahun 2150 memiliki tingkat
populasi yang tinggi juga.

Pada Grafik ini menunjukkan tingkat pertumbuhan penduduk dari tahun


1750 hingga 2150. Pada grafik ini negara yang tertinggal mendekati 3%.
Pergerakan world, more developed, less developed pada tahun 1975 terjadinya
pergerakan secara bersamaan yang dimulai pada titik 0.5%, namun, pada
tahun 2050 pada more developed terjadi penurunan yang sangat drastis
dimana pertumbuhan penduduk minus. Namun, pada setelah perang dunia ke
II pertumbuhan penduduk melonjak di negara-negara kurang berkembang,
dengan tingkat pertumbuhan memuncak pada 2,5%

7
Pada grafik ini menunukkan populasi pembangunan utama sejak tahun
1950 hingga 2050. Grafik tersebut memperhitungkan adanya high scenario
dan low scenario. High scenario memperhitungkan populasi yang lebih tinggi
dibandingkan seharusnya, sedangkan low scenario memperhitungkan populasi
yang lebih rendah daripada seharusnya. Terdapat pembagian kelas. Ada more
developed, less developed, least developed. Bisa kita simpulkan bahwasannya
more developed memiliki populasi yang rendah, less developed memiliki
populasi sedang, least developed memiliki populasi yang tinggi

E. Pergeseran Distribusi Usia: Tahap Terakhir Transisi Demografis


Pola-pola perubahan fertilitas, mortalitas dan laju pertumbuhan selama
transisi demografi telah diketahui dan dipahami secara luas. Kurang dipahami
dengan baik adalah perubahan sistematis dalam distribusi usia yang
merupakan bagian integral dari transisi demografi dan yang berlanjut lama
setelah tingkat lainnya stabil.
Contoh Klasik: Kasus India Panel Gambar 6 menampilkan transisi
demografi klasik, menggunakan India sebagai contoh. Titik berbintang pada
gambar adalah data aktual dari India dari tahun 1896 hingga 2000.Titik

8
kosong didasarkan pada proyeksi PBB untuk kematian, kesuburan, dan
populasi India hingga tahun 2050.Garis di Panel A dan B adalah fungsi
analitik sederhana yang sesuai dengan data kesuburan dan kematian historis,
dan garis di panel lain disimulasikan berdasarkan ini dan populasi awal.8 Di
India, tingkat kelahiran total sebelum transisi adalah sekitar enam kelahiran
per wanita (Panel A), dan harapan hidup sekitar 25 tahun (Panel B).Penurunan
angka kematian di India menyebabkan penurunan kesuburannya selama 50
tahun. Transisi kesuburan di sini relatif lambat dibandingkan Asia Timur,
tetapi mirip dengan di Amerika Latin. Tren ini berinteraksi untuk menciptakan
tingkat pertumbuhan penduduk yang meningkat dari kurang dari 0,5 persen
per tahun pada tahun 1900 menjadi lebih dari 2 persen per tahun pada tahun
1950 sebelum mulai menurun (Panel C). Jumlah penduduk India meningkat
empat kali lipat pada abad kedua puluh dan diproyeksikan meningkat sebesar
60 persen lagi pada abad kedua puluh satu, dengan tingkat pertumbuhan
penduduk yang mendekati nol pada tahun 2100 (Panel D).
Tetapi fokus di sini adalah pada pergeseran distribusi usia yang
dihasilkan dari transisi demografi. Pergeseran ini dapat dilihat dalam ―rasio
ketergantungan‖, yang mengambil populasi yang lebih muda atau lebih tua
dan dibagi dengan populasi usia kerja. Misalnya, rasio ketergantungan anak
adalah penduduk berusia 0 – 14 tahundibagi dengan penduduk berusia 15-64
tahun.9 Rasio ketergantungan usia tua biasanya didefinisikan sebagai jumlah
mereka yang berusia 65 tahun ke atas dibagi dengan penduduk berusia 15–64
tahun. Rasio ketergantungan ―tua tertua‖ terlihat pada mereka yang berusia 85
tahun ke atas, dibagi dengan penduduk usia kerja. Akhirnya, rasio
ketergantungan total mengambil jumlah populasi di bawah 15 dan di atas 65
dan membaginya dengan populasi dalam kisaran antara 15-64.
Pada fase pertama transisi, ketika mortalitas mulai menurun sementara
fertilitas tetap tinggi, mortalitas paling menurun pada usia termuda,
menyebabkan peningkatan proporsi anak dalam populasi dan meningkatkan

9
rasio ketergantungan anak, seperti yang ditunjukkan pada Panel E. Jadi ,
berlawanan dengan intuisi, penurunan kematian pada awalnya membuat
populasi lebih muda daripada lebih tua dalam fase yang dapat berlangsung
beberapa dekade dan di sini berlangsung 70 tahun. Selama fase ini, keluarga
menemukan diri mereka dengan meningkatnya jumlah anak yang masih
hidup.Baik keluarga maupun pemerintah mungkin berjuang untuk mencapai
tujuan pendidikan untuk jumlah anak yang sangat tinggi.
Selanjutnya, saat fertilitas menurun, rasio ketergantungan anak
menurun dan segera turun di bawah tingkat pra-transisi mereka. Penduduk
usia kerja tumbuh lebih cepat dari penduduk secara keseluruhan, sehingga
rasio ketergantungan total menurun. Fase kedua ini bisa berlangsung 40 atau
50 tahun.Beberapa analis khawatir bahwa angkatan kerja yang berkembang
pesat dalam fase ini dapat menyebabkan meningkatnya pengangguran dan
turunnya rasio tenaga kerja modal (Coale dan Hoover, 1958).Lainnya telah
menekankan keuntungan ekonomi memiliki bagian yang relatif besar dari
populasi di tahun kerja, menyebut ini hadiah atau bonus demografi
(Williamson dan Higgins, 2001; Bloom, Canning dan Malaney, 2000). Di
India, bonus terjadi antara tahun 1970 dan 2015. Jika pendapatan per orang
usia kerja tidak terpengaruh, penurunan tanggungan per pekerja dengan
sendirinya akan meningkatkan pendapatan per kapita sebesar 22 persen,
menambahkan 0,5 persen per tahun ke pertumbuhan pendapatan per kapita
selama rentang waktu 45 tahun. Ada kontroversi yang cukup besar tentang
apakah bonus demografi ini benar-benar mempengaruhi pembangunan
ekonomi, perdebatan berlanjut dari tahun 1980-an (National Research
Council, 1986; Kelley, 1988; Birdsall, Kelley dan Sinding, 2003)
Pada fase ketiga, peningkatan umur panjang menyebabkan
peningkatan pesat populasi lansia sementara fertilitas yang rendah
memperlambat pertumbuhan populasi usia kerja. Rasio ketergantungan hari
tua meningkat dengan cepat, seperti halnya rasio ketergantungan total. Di

10
India, fase ini terjadi kira-kira antara 2015 dan 2060—dan akan berlangsung
lebih lama jika penurunan angka kematian tidak diasumsikan berhenti dalam
simulasi. Jika orang tua didukung oleh transfer, baik dari anak-anak dewasa
mereka atau dari sistem pensiun sektor publik yang didukung oleh pendapatan
pajak saat ini, maka rasio ketergantungan total yang lebih tinggi berarti beban
yang lebih besar pada penduduk usia kerja. Sehingga lansia berkontribusi
pada dukungan mereka sendiri melalui tabungan dan akumulasi aset di awal
kehidupan mereka dan menabung di masa pensiun, penuaan populasi dapat
menyebabkan tingkat tabungan agregat yang lebih rendah sebagai model
tabungan siklus hidup dan beberapa analisis empiris menyarankan
(Williamson dan Higgins, 2001; Lee, Mason dan Miller , 2000; tetapi juga
lihat Deaton dan Paxson, 2000). Meskipun demikian, bahkan dengan tingkat
tabungan yang lebih rendah, rasio modal/tenaga kerja dapat meningkat, karena
angkatan kerja tumbuh lebih lambat (Cutler et al., 1990; Lee et al., 2000).Pola
tabungan dan akumulasi kekayaan ini dapat muncul baik melalui tabungan
siklus hidup individu atau kebutuhan institusional, seperti di Singapura. Efek
bersih kemudian akan merangsang pertumbuhan produktivitas tenaga kerja
karena pendalaman modal.
Pada akhir proses transisi penuh untuk India yang ditunjukkan pada
Gambar 6, rasio ketergantungan total kembali mendekati levelnya sebelum
transisi dimulai, tetapi sekarang ketergantungan anak rendah dan
ketergantungan usia tua tinggi. Agaknya, kematian akan terus menurun pada
abad kedua puluh satu, sehingga proses penuaan individu dan populasi akan
terus berlanjut. Belum ada negara di dunia yang menyelesaikan fase penuaan
populasi ini, karena bahkan negara-negara industri diproyeksikan menua
dengan cepat selama tiga atau empat dekade mendatang.Dalam hal ini, belum
ada negara yang menyelesaikan transisi demografisnya.
Rasio Ketergantungan Total masa lalu dan proyeksi untuk Negara
Terkecil, Kurang dan Lebih Maju ditunjukkan pada Gambar 7; yaitu, jumlah

11
penduduk di bawah 15 dan di atas 65 tahun dibagi dengan penduduk dalam
rentang antara 15-64 tahun. Ingatlah bahwa bahkan pada tahun 1950, Negara-
negara Terbelakang memiliki kelahiran dan kematian yang lebih tinggi
daripada Negara-negara Terbelakang, dan sejak saat itu perubahan lebih
lambat bagi mereka.Negara-negara Terbelakang bergerak perlahan keluar dari
fase meningkatnya ketergantungan kaum muda dan memasuki fase bonus
sekitar tahun 1980. Untuk negara-negara ini, rasio ketergantungan total
diproyeksikan turun tajam dari tahun 2000 hingga 2050. Pada saat yang sama,
usia rata-rata diproyeksikan meningkat sembilan tahun pada tahun 2050, dari
18,1 menjadi 27,1 tahun.
Negara-negara yang Lebih Maju keluar dari fase bonus dan telah
berusia jauh. Mereka sudah memiliki usia rata-rata yang diproyeksikan akan
dicapai oleh Negara-negara Kurang Berkembang pada tahun 2050, di mana
pada saat itu usia rata-rata di Negara-negara Lebih Maju akan meningkat
delapan tahun lagi menjadi 45,2 tahun. Rasio ketergantungan total di Negara-
negara Lebih Maju diproyeksikan meningkat tajam selama 50 tahun ke depan
karena kesuburan mereka yang rendah semakin mempengaruhi ukuran
angkatan kerja dan generasi baby boom pindah ke usia tua.

F. Beberapa Konsekuensi Transisi Demografis


Tiga abad transisi demografi dari 1800 ke 2100 akan membentuk
kembali populasi dunia dalam beberapa cara. Perubahan yang nyata adalah
peningkatan jumlah penduduk dari 1 miliar pada 1800 menjadi mungkin 9,5
miliar pada 2100—walaupun perkiraan jangka panjang ini sangat tidak pasti
karena sebagian besar ketidakpastian tentang kesuburan di masa depan. Rata-
rata panjang hidup meningkat dengan faktor dua atau tiga, dan usia rata-rata
populasi berlipat ganda dari usia 20-an ke usia 40-an. Lebih Banyak Negara
Maju sudah memiliki tingkat pertumbuhan penduduk negatif, dan PBB

12
memproyeksikan bahwa populasi Eropa akan menurun 13 persen antara
sekarang dan 2050. Tetapi banyak perubahan lain juga akan digerakkan dalam
struktur keluarga, kesehatan, institusi untuk menabung. dan mendukung
pensiun dan bahkan arus orang dan modal internasional.
Di tingkat keluarga, jumlah anak yang lahir menurun tajam dan
melahirkan anak menjadi terkonsentrasi dalam beberapa tahun kehidupan
seorang wanita. Ketika perubahan ini digabungkan dengan umur panjang yang
lebih panjang, lebih banyak tahun dewasa tersedia untuk kegiatan lain.
Kelangsungan hidup bersama pasangan sangat meningkat, dan jaringan
kekerabatan menjadi lebih padat antargenerasi, sementara secara horizontal
lebih jarang.Perubahan ini tampaknya cukup universal sejauh ini.
Proses yang mengarah pada umur yang lebih panjang juga dapat
mengubah status kesehatan populasi yang masih hidup, tetapi perubahan
tersebut dapat berjalan baik. Misalnya, penurunan angka kematian dapat
memungkinkan orang yang kurang sehat atau lebih cacat untuk hidup lebih
lama, sehingga meningkatkan tingkat kecacatan menurut usia. Atau,
penurunan kerusakan akibat trauma dan penyakit di kehidupan sebelumnya
dapat mengurangi tingkat kecacatan dan penyakit seiring bertambahnya usia.
Ditingkat ekonomi, meningkatnya proporsi lansia diperburuk di
Negara-negara Lebih Maju dengan penurunan dramatis dalam usia pensiun
maka akan menyebabkan penekanan perekonomian. Misalnya, seperti
Amerika Serikat, penuaan populasi akan menghasilkan tekanan keuangan
yang lebih kuat pada sistem perawatan kesehatan yang didanai publik
daripada yang terjadi pada sistem pensiun.
Penuaan populasi yang dramatis adalah tahap akhir yang tak
terhindarkan dari transisi demografi global, bagian tak terpisahkan dari
kesuburan rendah dan umur panjang. Ini akan membawa tantangan ekonomi
dan politik yang serius. Meskipun demikian, kehidupan di negara-negara
berpenghasilan tinggi yang menua, padat modal dan beragam budaya harus

13
menyenangkan, asalkan struktur kelembagaan kita cukup fleksibel untuk
memungkinkan kita menyesuaikan rencana siklus hidup kita dengan keadaan
yang berubah dan asalkan kita bersedia membayar untuk kesehatan.perawatan
dan pensiun diperpanjang yang tampaknya kita inginkan.

14
BAB III

DISKUSI

A. Pertanyaan dan Jawaban


1. Nisa Al- Iffah (Kelompok 7)
Bagaimana transisi demografis di Indonesia pada tahun 2020 jika
berkaca pada tahun tersebut tantangan terhadap pembangunan kesehatan
dimasa mendatang bagaimana?
Jawab :
Transisi demografi adalah proses perubahan kelahiran dan kematian
yang berlangsung dari dari tingkat tertinggi ke tingkat terendah dalam
kurun waktu pada masyarakat tertentu. Transisi demografi di Indonesia
terjadi pada tahun 1930 – 2020 cendung menurun berdasarkan data BPS

Pada garmbar diatas tingkat kematian dan kelahiran yang masing


masing diukur dengan Crude Death Rate (CDR) dan Crude Birth Rate
(CBR) sangat tinggi pada tahun 1930 namun mengalami penurunan setip
tahunnya hingga tahun 2020
Melihat hal tersebut bisa kita simpulkan bahwasannya tingkat
kelahiran dan kematian di Indonesia cendrung menurun. Bisa kita pastikan

15
dengan penurunan angka kematian maka meningkatnya kesehatan
masyarakat Indonesia. Pembangunan kesehatan tidak terlepas dari
pembangunan nasional. Seperti yang kita ketahui bahwa sasaran utama
umum pembangunan nasional jangka panjang kedua adalah peningkatan
kualitas hidup bangsa indonesia yang tentunya juga mencangkup kualitas
kesehatan bangsa. Dengan banyaknya faktor pengganggu baru, sedangkan
faktor pengganggu lama belum dapat dituntaskan penyelesaian
masalahnya maka perlu kewaspadaan yang mendatang secara lebih serius
Tantangan yang akan dihadapi untuk masa yang akan datang adalah
pemerataan kesehatan di provinsi-provinsi yang terisolasi. Hal ini
terutama nampak pada provinsi di Indonesia di bagian timur. Walaupun
dikatakan oleh hasil analisis kecendrungan bahwa problem kesehatan akan
berubah ke arah penyakit non-infeksi, tetapi beberapa daerah dan lapisan
masyarakat tertentu masih akan menghadapi problematika penyakit infeksi
dan gizi dalam pembangunan jangka panjang ke II yang akan datang

2. Lina Suryani (Kelompok 3)


Pada bagian akhir proses transisi penuh, terdapat pernyataan bahwa
belum ada negara yang menyelesaikan transisi demografinya. Mengapa
hal ini bisa terjadi? Apakah suatu negara harus bisa menyelesaikan transisi
demografinya, memungkinkankah? dan apakah solusi untuk hal ini?
Jawab :
alasan belum ada negara yang menyelesaikan transisi demografi
adalah :
a. Pembangunan tidak merata. Masih ada beberapa daerah tertinggal
dan jauh dari kemajuan teknologi seperti yang ada di kota – kota
besar.
b. Pendidikan di beberapa negara yang masih perlu ditingkatkan.
Karena pendidikan itu sangat penting untuk mengetahui seberapa

16
berkualitasnya SDM suatu negara. Dengan pendidikan yang
kurang berkualitas sehingga pembangunan tidak bisa dijalankan
c. Beberapa negara sebagian besar adalah negara agraris. Masih
cukup sulit untuk berubah menjadi negara industri sebab beberapa
daerah masih ditemukan masyarakat bermata pencaharian sebagai
petani.
Suatu negara bisa menyelesaikan transisi demografinya jika negara
tersebut telah menyelesaikan 3 poin di atas
Solusi untuk menyelesaikan transisi Demografi :
1. Adakan pembangunan yang merata hingga daerah pelosok, tidak
bertumpu pada daerah utama (kota-kota besar)
2. Pemerataan pendidikan hingga daerah pelosok dan asah
keterampilan yang dimiliki pemuda sehingga menghasilkan
pemuda yang berkualitas
3. Beralih dari nefara agraris menjadi industry

3. Tiara Serenita (Kelompok 3)


apa itu transisi demografi secara sederhana dan apa saja faktor yang
menyebabkan terjadinya transisi demografi tersebut?
Jawab :
demografi secara sederhana adalah perubahan kondisi penduduk dari
pertumbuhan penduduk yang rendah dengan tingkat fertilitas dan
mortalitas yang tinggi menuju pertumbuhan penduduk yang rendah
dengan tingkat fertilitas dan mortalitas yang rendah

4. Putri Abiva Sari (Kelompok 4)


Putri membaca sebuah web yang isinya yaitu "sebuah study oleh
Institute for health metrics and evolution menyatakan bahwa pada tahun
2064 jumlah populasi dunia saat itu akan sampai pada puncaknya yaitu

17
berada pada angka 9,7 miliar". Pertanyaan saya adalah dari yang
dijelaskan silka bahwa baik itu total fertility, angka harapan hidup, serta
tingkat pertumbuhan penduduk cenderung semuanya menunjukkan
penurunan. Mengapa antara isu yang muncul ini berbanding terbalik
dengan yang silka jelaskan? Tolong dijelaskan.
Jawab :
Kembali lagi ke awal bahwasannya prediksi

Dimana yang terjadi pada tahun 2050 mengalami penuruna kuantitas


jumlah penduduk dengan beberapa faktor salah satunya adalah childfree
dapat diartikan sebagai pilihan untuk hidup tanpa memiliki anak setelah
menikah, mereka memiliki pandangan bahwasannya memiliki anak
menjadi beban dikarenakan kebutuhan atau keperluan untuk anak semakin
mahal, sehingga banyak orang yang memutuskan untuk childfree. Maka
ditahun 2050 diperkirakan mengalami penurunan populasi dibandingkan
tahun-tahun yang lain
Setelah tahun 2050 pemerintah menggalakkan program pertambahan
populasi dengan cara setiap anak yang lahir akan diberi hadiah atau setiap
anak yang lahir akan dijamin pendidikan dan kesehatannya sehingga
banyak pasangan yang tertarik dengan tawaran tersebut sehingga banyak

18
yang melahirkan anak. Sehingga setelah tahun 2050 pertambahan
penduduk mulai meningkat hingga tahun 2064, kemungkinan argunen
yang disampaikan Putri Abiva Sari benar pada tahun 2064 mengalami
kenaikan yang sangat tajam dikarenakan program pemerintah tadi

5. Fika Putri Rahmadhani (Kelompok 6)


Berdasarkan kurva pergeseran distribusi usia tahap terakhir transisi
demografis pada tahap pertama mortalitas mulai menurun sedangkan
fertilitas tetap tinggi, pertanyaan saya apa yang menyebabkan mortalitas
menurun dan fertilitas tetap tinggi?
Jawab :
mortalitas menurun dan fertilitas tetap tinggi hai ini menyebabkan
population growth meningkat hal ini dikarenakan setiap tahun terjadinya
lonjakan kelahiran, faktor yang mempengaruhi lonjakan perkawinan yaitu
rata-rata anaka yang dilahirkan setiap wanita usia 15-49 tahun nah hal ini
banyaknya kasus perkawinan dini. Namun untuk mortalitas (kematian)
bersifat tetap. Hal ini yang menyebabkan terjadinya lonjakan penduduk

6. Muhammad Vicky Atthariq (Kelompok 5)


Apa hal yang melatarbelakangi adanya high scenario dan low
scenario?
Jawab :
hal yang melatarbelakangi adanya high scensrio dan low scenario yaitu
untuk memperkirakan populasi penduduk yang sebagaimana mestinya,
serta mengetahui kebijakan yang dilakukan jika populasi itu tidak sesuai
dengan ramalan. Maksudnya adalah kita menyiapkan dan memiliki
cadangan plan 1, 2, 3 jika populasi itu tidak sesuai dengan harapan. High
scenario memperhitungkan populasi yang lebih tinggi dibandingkan
seharusnya, sedangkan low scenario memperhitungkan populasi yang

19
lebih rendah daripada seharusnya. Hal yang melatar belakangi adanya
high scenario dan low scenario adalah untuk menentukan kebijakan
selanjutnya, jika high scenario melebihi populasi dibandingkan seharusnya
maka kita harus memikirkan kebijakan apa yang cocok jika populasi
penduduk meningkat dibandingkan seharusnya begitu juga dengan low
scenario

B. Argumen dan Saran Tambahan


Migrasi (Perpindahan)
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat
lain. Migrasi dapat berupa emigrasi yakni perpindahan penduduk dari dalam
negeri ke luar negeri, imigrasi yakni perpindahan penduduk dari luar negeri ke
dalam negeri, transmigrasi yakni perpindahan penduduk dari pulau yang padat
penduduknya ke pulau yang jarang penduduknya, dan urbanisasi yakni
perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Model transisi demografi dapat digunakan untuk memprediksi
penurunan tingkat kelahiran selain itu dalam jangka panjang transisi
demografi akan dihentikan oleh tekanan evolusi yang menghasilkan tingkat
kelahiran dan kematian yang lebih. Istri yang berkerja cendrung populasi
penduduk yang rendah. Komponen utama pendudk:, ferttilty,mortalitas
,tarnsisi. Pertumbuhan penduduk
Fertility > mortalitar => populasi tinggi
Fertililty = mortal populasi sama
Peningkatan usia kawin meningkatkan populasi transisi mobalitas

20
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebelum dimulainya transisi demografi keadaan saat itu adalah
penduduk berumur pendek, kelahiran banyak, pertumbuhan lambat dan
populasi masih muda. Selama masa transisi, laju pertumbuhan penduduk yang
mula-mula cepat kemudian melambat, bergerak menuju fertilitas rendah,
umur panjang dan populasi tua. Transisi demografis global ini telah membawa
perubahan penting, membentuk kembali siklus hidup ekonomi dan demografis
individu dan merestrukturisasi populasi. Awal transisi demografi dunia terjadi
di Eropa barat laut, di mana kematian mulai menurun sekuler sekitar tahun
1800. Penurunan angka kematian disebabkan karena berkurangnya penyakit
menular disebarkan melalui udara atau air, dan mulai berkembangnya vaksin
cacar di akhir abad ke-18 serta adanya peningkatan kebersihan pribadi. Faktor
utama lainnya dalam fase awal pertumbuhan harapan hidup adalah perbaikan
nutrisi.
Gagasan yang mempengaruhinya pasangan ingin memiliki sejumlah
anak yang masih hidup, daripada kelahiran semata. Jika asumsi ini benar
maka calon orangtua peningkatan eksogen dalam kelangsungan hidup anak,
kesuburan akan menurun. Artinya adalah orangtua lebih memperhatikan
kualitas anak dibandingkan dengan kuantitas anak tersebut, dengan hal ini
menyebabkan population growth menurun. Dengan memperhatikan kualitas
anak yang lahir, orang tua menyediakan investasi berupa pendidikan,
kesehatan serta kesejahteraan anaknya. europe pada tahun 1800 – 1950
memiliki population growth rate yang rendah dibandingkan india pada tahun
1896 – 1970. Berdasarkan pembahasan kita mengenai teori ramalan, india
memiliki population growth yang tinggi dibandingkan negara lain. Hingga
sampai saat ini India memiliki population growth yang dinggi setelah China.

21
Sehingga bisa kita ramalkan bahwa India pada tahun 2150 memiliki tingkat
populasi yang tinggi juga.

B. Saran
Ketika kita telah mengetahui bagaimana keadaan sebelum transisi
demografi dan setelah transisi demografi itu terjadi, maka kita sebagai
mahasiswa harus dapat mempelajarinya lebih lanjut agar kita juga bisa
membuat sebuah grafik dengan menggunakan rasio ketergantungan,
setidaknya kita dapat membuat sebuah kajian tentang isu-isu terkecil terlebih
dahulu yang bersangkutan dengan transisi demografi. Sehingga kita akan
terbiasa menganalisi tentang isu-isu transisi demografi.

22
DAFTAR PUSTAKA

Lee,R. D. (2003, Fall). The demographic transition: Three centuries of fundamental


change.
Jurnal of economic Perspectives 17(4), 167-190.
LAMPIRAN

a) Saat presentasi berlangsung

b) Setelah presentasi

Anda mungkin juga menyukai