Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERAN INDONESIA DALAM PERDAMAIAN DUNIA SESUAI UUD NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

Disusun Oleh

Kelompok 1

Ketua : Rizal wabula

Pemateri I : Risna Ompusunggu

Pemateri II : Wa Ode Anita

Moderator : Riyana Umasugi

Notulen : Putri Nurjana Dama

Anggota : Salina Fatcey

: Stami Buamona

Kelas : Askep XI B

TAHUN AJARAN 2019/2020

SMK NEGERI 7 BURU


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami

dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami

tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam

semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang

kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,

baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk

menyelesaikan pembuatan makalah Ini

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih

banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan

kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi

makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada

makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Namlea, 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................

A. Latar Belakang ...............................................................................................

B. Rumusan Masalah ..........................................................................................

C. Tujuan ............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................

A. Posisi Negara Dalam Era Global ...................................................................

B. Pengertian Perdamaian Dunia ........................................................................

C. Mewujudkan Perdamaian Dunia ....................................................................

D. Keamanan dan Pertahanan Negara ................................................................

BAB III PENUTUP ...................................................................................................

A. Kesimpulan ....................................................................................................

B. Saran ..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam suatu negara tidak dapat berdiri sendiri. Seperti halnya individu sebagai
makhluk sosial. Negara tentunya akan memerlukan negara atau komponen yang lain. Bahkan
ada pula negara yang memiliki keterkaitan serta ketergantungan dalam aspek ekonomi, sosial,
dan politik. Jika adanya keterkaitan antar negara dengan negara lain tersebut tentunya ada
sebuah hubungan yang baik. Salah satunya merupakan negara kita sendiri yaitu negara
indonesia dengan negara-negara lain. Dinamakan masyarakat global, ditandai adanya saling
ketergantungan antar bangsa, adanya persaingan yang ketat dalam suatu kompetisi dan dunia
cenderung berkembang kearah perebutan pengaruh antar bangsa, baik lingkup regional,
ataupun lingkup global.
Namun pada kenyataanya masih banyak hubungan yang bertentangan antara negara satu
dengan yang lain. Yang mengakibatkan terjadinya konflik dan terusiknya perdamaian dunia.
Konflik biasanya dipicu dengan adanya masalah dalam hal sosial, ekonomi, politik, agama
maupun kebudayaan. Terjadinya konflik akibat adanya keserakahan, kurang saling
menghargai dan mengerti antara satu dengan yang lain. Dari masalah di atas dalam makalah
ini akan membahas mengenai apa yang dimaksud dengan perdamaian dunia itu sendiri, cara
mewujudkan perdamaian dunia serta partisipasi indonesia dalam perdamaian dunia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana posisi negara dalam era global?
2. Apakah pengertian dari perdamaian dunia?
3. Apakah Indonesia sudah turut serta dalam perdamaian dunia ?
4. Bagaimana cara mewujudkan perdamaian dunia?
5. Lembaga apa yang membantu dalam mewujudkan perdamaian dunia?
6. Bagaimana sistem pertahanan dan keamanan negara?

C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana posisi negara dalam era global.
2. Mengetahui yang dimaksud perdamaian dunia.
3. Mengetahui partisipasi Indonesia dalam perdamaian dunia.
4. Mengetahui bagaimana cara mewujudkan perdamaian dunia.
5. Mengetahui lembaga-lembaga yang membantu dalam mewujudkan perdamaian dunia.
6. Mengetahui sistem pertahanan dan keamanan negara.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Posisi Negara Dalam Era Global

Sebagai suatu pendekatan, kondisi dan sebuah doktrin dasar nasional, ketahanan nasional
merupakan strategi pengembangan kemampuan nasional melalui penyelenggaraan
kesejahteraan dan keamanan yang seimbang pada seluruh aspek pendidikan. Kemampuan
nasional yang dikembangkan diharapkan mampu menghadapi ancaman yang dapat
membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Dalam membahas ketahanan nasional, sekarang ini kita tidak dapat melepaskan diri dari
pengaruh seluruh serta perkembangan kehidupan internasional. Hal ini karena globalisasi dan
perkembangan diluar negara turut mempengaruhi kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Globalisasi adalah proses sosial yang muncul sebagai akibat dari kemajuan dan inovasi
tekhnologi serta perkembangan informasi dan komunikasi.
Namun, sebagai sebuah proses, globalisasi memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Terkait erat dengan kemajuan teknologi, arus informasi, dan komunikasi lintas batas
negara.
2) Tidak dapat dilepaskan dari adanya akumulasi kapital, tingginya arus investasi,
keuangan, dan perdagangan global.
3) Berkaitan dengan semakin tingginya intesitas perpindahan manusia, barang, jasa, dan
pertukaran budaya yang lintas batas negara.
4) Ditandai dengan semakin meningkatnya tingkat keterkaitan dan ketergantungan tidak
hanya antar bangsa / negara tetapi juga antar masyarakat.

Globalisasi abad XXI diyakini berpengaruh besar terhadap kehidupan suatu bangsa.
Globalisasi akan menimbulkan ancaman dan tantangan yang ditengarai bisa berdampak
negatif bagi bangsa dan negara. Namun, disisi lain globalisasi memberikan peluang yang
akan berdampak positif bagi kemajuan suatu bangsa.
Oleh karena itu, dalam era seluruh ini perlu kita ketahui macam-macam ancaman atau
tantangan apa yang diperkirakan dapat melemahkan posisi negara-bangsa. Perlu disadari
bersama bahwa globalisasi menghadirkan fenomena-fenomena baru yang sebelumnya belum
pernah dihadapi oleh negara-bangsa. Fenomena baru itu misalnya hadirnya perusahaan
multinasional, semakin luasnya perdagangan seluruh, dan persoalan lingkungan hidup.
Dalam mengahadapi globalisasi ini, bangsa-bangsa di dunia memberi respons atau tanggapan
yang dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Sebagian bangsa menyambut positif globalisasi karena dianggap sebagai jalan keluar
baru untuk perbaikan nasib umat manusia.
b. Sebagian masyarakat yang kritis menolak globalisasi karena dianggap sebagai bentuk
baru penjajahan (kolonialisme) melalui cara-cara baru yang bersifat transnasional
dibidang politik, ekonomi, dan budaya.
c. Sebagian yang lain tetap menerima globalisasi sebagai sebuah keniscayaan akibat
perkembangan teknologi informasi dan transportasi, tetapi tetap kritis terhadap akibat
negatif globalisasi.
Tampaknya bagi negara-negara Indonesia, globalisasi merupakan sesuatu yang tidak bisa
ditolak. Berbagai kebijakan yang dilakukan pemerintah Indonesia menyiratkan bahwa
Indonesia ikut serta dalam arus global. Misalnya dengan ikut serta dalam forum WTO,
APEC, dan AFTA. Globalisasi perlu diwaspadai dan dihadapi dengan sikap arif bijaksana.
Salah satu sisi negatif dari globalisasi adalah semakin menguatnya nilai-nilai materialistik
pada masyarakat Indonesia. Disisi lain nilai-nilai solidaritas sosial, kekeluargaan,
keramahtamahan sosial dan rasa cinta tanah air yang pernah dianggap sebagai kekuatan
kekuatan pemersatu dan ciri khas bangsa Indonesia, makin pudar. Sisi negatif ini
dimungkinkan karena masuknya nilai-nilai global. Inilah yang menyebabkan krisis pada jati
diri bangsa.
Dalam naskah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009
telah dimunculkan Program Pengembangan Nilai Budaya. Program ini bertujuan untuk
memperkuat jati diri bangsa ( identitas nasional ) dan memantapkan budaya nasional. Tujuan
tersebut dicapai antara lain melalui upaya memperkokoh ketahanan budaya nasional sehingga
mampu menangkal penetrasi budaya asing yang bernilai negatif dan memfasilitasi proses
adopsi dan adaptasi budaya asing yang bernilai positif dan produktif.
Disamping itu, diupayakan pula pembangunan moral bangsa yang mengedepankan nilai-nilai
kejujuran, amanah, keteladanan, sportifitas, disiplin, etos kerja, gotong royong, kemandirian,
sikap toleransi, rasa malu, dan tanggung jawab. Tujuan tersebut dilaksanakan pula melalui
pengarusutamaan nilai-nilai budaya pada setiap aspek pembangunan. Kegiatan pokok yang
akan ditempuh antara lain adalah :
1) Aktualisasi nilai moral dan agama.
2) Revitalisasi dan reaktualisasi budaya lokal yang bernilai luhur termasuk didalamnya
pengembangan budaya maritim.
3) Transformasi budaya melalui adopsi dan adaptasi nilai-nilai baru yang positif untuk
memperkaya dan memperkokoh khazanah budaya bangsa, seperti orientasi pada
peningkatan kinerja, budaya kritis, akuntabilitas dan penerapan iptek.

B. Pengertian Perdamaian Dunia


Dalam studi perdamaian, perdamaian dipahami dalam dua pengertian. Pertama,
perdamaian adalah kondisi tidak adanya atau berkurangnya segala jenis kekerasan. Kedua,
perdamaian adalah transformasi konflik kreatif non-kekerasan. Dari dua definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa perdamaian adalah apa yang kita miliki ketika transformasi konflik yang
kreatif berlangsung secara tanpa kekerasan. Perdamaian selain merupakan sebuah keadaan,
juga merupakan suatu proses kreatif tanpa kekerasan yang dialami dalam transformasi (fase
perkembangan) suatu konflik. Umumnya pemahaman tentang kekerasan hanya merujuk pada
tindakan yang dilakukan secara fisik dan mempunyai akibat secara langsung. Batasan seperti
ini terlalu minimalistis karena rujukannya berfokus pada peniadaan atau perusakan fisik
semata.

Kendati pun demikian, pengertian perdamaian tidak berhenti di situ. Perdamaian bukan
sekedar soal ketiadaan kekerasan atau pun situasi yang anti kekerasan. Lebih jauh dari itu
perdamaian seharusnya mengandung pengertian keadilan dan kemajuan. Perdamaian dunia
tidak akan dicapai bila tingkat penyebaran penyakit, ketidakadilan, kemiskinan dan keadaan
putus harapan tidak diminimalisir. Perdamaian bukan soal penggunaan metode kreatif non-
kekerasan terhadap setiap bentuk kekerasan, tapi semestinya dapat menciptakan sebuah
situasi yang seimbang dan harmoni, yang tidak berat sebelah bagi pihak yang kuat tetapi
sama-sama sederajat dan seimbang bagi semua pihak. Jadi perdamaian dunia merupakan
tiadanya kekerasan, kesenjangan, terjadinya konflik antar negara di seluruh dunia.

C. Mewujudkan Perdamaian Dunia


Ketika ada seseorang ataupun Negara yang lebih suka menyerukan peperangan, mungkin
saja hati nuraninya telah mati. Sebab semua yang hati nuraninya masih berfungsi tentu akan
memilih perdamaian. Bukankah perdamaian itu tidak sulit dan lebih memberikan harapan?
Mengapa harus kita persulit? Sebenarnya tidak sesulit yang kita bayangkan, andai saja semua
orang dan seluruh Negara di dunia ini mau bersama-sama “saling bergandengan tangan” dan
berkomitmen untuk terus menyerukan dan mewujudkan perdamaian dunia.
Sudah saatnya kini kita hapuskan paradigma bahwa mewujudkan sebuah perdamaian itu sulit.
Paradigma bahwa mewujudkan perdamaian itu sulit hanya akan terus membelenggu fikiran
kita dan menjadi batu sandungan yang menjegal segala upaya perdamaian itu sendiri. Penulis
terkadang merasa miris, mengapa begitu mudahnya kita serukan konflik dan peperangan?
Sementara itu begitu sulit hanya untuk sebuah perdamaian yang mana demi kehidupan
bangsa juga seluruh Negara yang lebih baik. Ini tentu menjadi PR untuk bangsa Indonesia
khususnya dan seluruh Negara di dunia yang masih bernurani tentunya.
Kita bersama harus yakin bahwa suatu saat nanti perdamaian dunia akan benar-benar
terwujudkan. Tentu yakin saja tidak cukup dan tidak akan pernah mengubah keadaan. Harus
ada upaya-upaya nyata yang kita lakukan bersama Negara-negara di seluruh penjuru dunia.
Selama ini memang sering ada upaya-upaya diplomasi dan pertemuan antar Negara guna
menciptakan perdamaian dunia. Pada akhirnya yang dihasilkan seperti biasa yaitu butir-butir
kesepakatan atau semacam perjanjian bersama yang selama ini belum banyak mampu
merubah keadaan.
Ada beberapa solusi atau upaya menurut Cipto Wardoyo yang harus dilakukan demi
mewujudkan perdamaian dunia, antara lain:
1. Melalui Pendekatan Cultural (Budaya)
Untuk mewujudkan perdamaian kita harus mengetahui budaya tiap-tiap masyarakat ataupun
sebuah Negara. Jika tidak akan percuma saja segala upaya kita. Dengan mengetahui budaya
tiap-tiap masyarakat atau sebuah Negara maka kita bisa memahami karakteristik dari
masyarakat atau Negara tersebut. Atas dasar budaya dan karakteristik masyarakat atau suatu
Negara, kita bisa mengambil langkah-langkah yang tepat dan efektif dalam mewujudkan
perdamaian disana. Pendekatan budaya ini merupakan cara yang paling efektif dalam
mewujudkan perdamaian di masyarakat Indonesia serta dunia.
2. Melalui Pendekatan Sosial dan Ekonomi
Dalam hal ini pendekatan sosial dan ekonomi yang dimaksudkan terkait masalah
kesejahteraan dan faktor-faktor sosial di masyarakat yang turut berpengaruh terhadap upaya
perwujudan perdamaian dunia. Ketika masyarakatnya kurang sejahtera tentu saja lebih rawan
konflik dan kekerasan di dalamnya. Masyarakat atau Negara yang kurang sejahtera biasanya
akan “tidak perduli” atas isu dan seruan perdamaian. “Jangankan memikirkan perdamaian
dunia, buat makan untuk hidup sehari-hari saja sangat susah”, begitu fikir mereka yang
kurang sejahtera. Maka untuk mendukung upaya perwujudan perdamaian dunia yang harus
dilakukan terlebih dahulu adalah meningkatkan pemerataan kesejahteraan seluruh masyarakat
dan Negara di dunia ini.
3. Melalui Pendekatan Politik
Melalui pendekatan budaya dan sosial ekonomi saja belum cukup efektif untuk mewujudkan
perdamaian dunia. Perlu adanya campur tangan politik, dalam artian ada agenda politik yang
menekankan dan menyerukan terwujudnya perdamaian dunia. Terlebih lagi bagi Negara-
negara maju dan adidaya yang memiliki power atau pengaruh dimata dunia. Negara-negara
maju pada saat-saat tertentu harus berani menggunakan power-nya untuk “melakukan sedikit
penekanan” pada Negara-negara yang saling berkonflik agar bersedia berdamai kembali.
Bukan justru membuat situasi semakin panas, dengan niatan agar persenjataan mereka terus
dibeli.
4. Melalui Pendekatan Religius (Agama)
Pada hakikatnya seluruh umat beragama di dunia ini pasti menginginkan adanya perdamaian.
Sebab saya kira tidak ada agama yang mengajarkan kejahatan, kekerasan ataupun
peperangan. Semua Negara mengajarkan kebaikan, yang diantaranaya kepedulian dan
perdamaian. Maka dari itu setiap kita yang mengaku beragama dan ber-Tuhan tentu harus
memiliki kepedulian dalam turut serta mewujudkan perdamaian di masyarakat maupun di
kancah dunia. Para tokoh agama yang dianggap memiliki karisma dan pengaruh besar di
masyarakat harus ikut serta aktif menyerukan perdamaian.
Di lingkungan masyarakat sekarang ini banyak kita telah menemukan masalah-masalah yang
terjadi dan sering menimbulkan masalah di tengah tengah masyarakat yang kurang
memahami satu dengan yang lainnya. Sebaiknya agar terjadi perdamaian dunia adalah
kesadaran dari diri sendiri dan pemikiran, perbuatan yang tidak semena-mena agar tidak
terjadi kesalahpahaman dan konflik atau keributan di tengah masyarakat.
Kita harus memiliki suatu tujuan yang sama dengan orang lain untuk bersatu dan berjuang
demi mewujudkan perdamaian dunia. Kita juga harus saling mengalah, tidak egois dan selalu
menghargai orang lain. Jika kita hanya berpikir untuk kepentingan kita sendiri tanpa
memikirkan dampaknya terhadap orang lain, kebersamaan pun tentu tidak akan terbentuk
dengan baik. Dari kebersamaan tersebut, akan menjadi awal mula bisa terbentuknya
perdamaian. Setelah terbentuknya kebersamaan juga diiperlukan kesadaran. Maksud dari
kesadaran itu adalah kita dituntut untuk sadar terhadap situasi sekitar kita. Contohnya dengan
:
 Sadar dibentuknya peraturan, kita patut dan wajib mematuhi peraturan.
 Sadar terhadap kekurangan dan kelebihan orang lain.
 Sadar bahwa kita memiliki perbedaan dengan orang lain seperti suku, adat-istiadat,
agama, ras, dan status sosial.
 Sadar untuk mengendalikan diri dan menempatkan diri
Jadi dengan semua cara itu, kita dituntut untuk menjalin hubungan sesama dengan baik,
sehingga perdamaian dunia akan cepat terwujud.
D. Partisipasi Indonesia bagi Perdamaian Dunia
Tidak hanya lembaga yang membantu dalam perwujudan perdamaian dunia antara lain
ASEAN, EEC, BENELUX, APEC, IBRD, IMF, UNDP, IDA dan masih banyak yang
lainnya, Indonesia juga peran serta Indonesia dalam operasi pemeliharaan perdamaian
merupakan amanat Pembukaan UUD 1945, yaitu dalam rangka mewujudkan perdamaian
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Disisi lain,
konstelasi perubahan dunia akan selalu berpengaruh terhadap kelangsungan bangsa negara
Indonesia. Dunia yang aman dan damai tentu saja menjadi harapan semua umat manusia
termasuk bangsa Indonesia. Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang termasuk lima
besar dunia, sudah sepantasnya bangsa Indonesia turut memberikan kontribusi nyata bagi
perdamaian dunia. Peran serta Indonesia dalam kancah pemeliharaan perdamaian dunia
memang sudah bukan hal yang baru. Sesuai amanat konstitusi, sejak dekade awal
kemerdekaan, Indonesia sudah mengirimkan personelnya untuk terlibat aktif melaksanakan
ketertiban dunia melalui berbagai misi perdamaian dibawah bendera Perserikatan Bangsa
Bangsa (PBB). Keseriusan Indonesia untuk terlibat dalam misi perdamaian dunia telah
mengalami transformasi yang signifikan seiring dengan perkembangan lingkungan strategis
serta komitmen bangsa untuk lebih proaktif dalam menyikapi konflik yang terjadi. Kiprah
dan profesionalitas para pejuang perdamaian baik yang tergabung dalam Kontingen Garuda
maupun civilian experts telah menjadi bukti nyata bahwa bangsa Indonesia telah
mendapatkan kepercayaan dalam mengemban misi mulia tersebut. Dengan tidak mengurangi
apresiasi yang tinggi terhadap civilian experts Indonesia yang saat ini bertugas di misi PBB,
tulisan ini hanya memberikan gambaran tentang kiprah TNI dalam keterlibatan dan
dedikasinya memelihara perdamaian dunia, serta roadmap menuju peacekeeper kelas dunia.

Harapan untuk hidup damai tampaknya masih menjadi impian yang sulit bagi sebagian
bangsa di berbagai kawasan. Berakhirnya Perang Dunia II dan perang dingin yang ditandai
pembubaran Uni Sovyet tahun 1991, ternyata tidak membuat dunia bebas dari konflik
bersenjata. Perang besar antara kedua negara raksasa – AS dengan US – memang tidak
terjadi, namun perang kecil dan konflik justru berkecamuk dimana-mana. Di wilayah Balkan,
Baltik dan bekas Uni Sovyet, Afrika, Timur Tengah, perang dan berbagai jenis konflik lain
terus berkecamuk.
Berdasarkan hal diatas, maka perdamaian menjadi impian sekaligus upaya yang serius
diharapkan oleh banyak negara. Oleh karena itulah PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa),
sebagai organisasi internasional terbesar saat ini memiliki alat kelengkapan yang dinamakan
Dewan Keamanan. Dewan Keamanan PBB adalah badan terkuat di PBB. Tugasnya adalah
menjaga perdamaian dan keamanan antar negara.
Untuk menjaga perdamaian dikawasan konflik, PBB membentuk pasukan perdamaian dalam
rangka Operasi Pemeliharaan Perdamaian (OPP). Beberapa contoh pasukan perdamaian
tersebut, sebagai berikut :
a. ICCS (International Commission For Control and Supervision), yaitu pasukan
perdamaian PBB untuk perdamaian Vietnam Selatan.
b. UNDOF (United Nations Disengagement Observer Force), yaitu pasukan perdamaian
PBB sebagai pengawas pertikaian senjata.
c. UNEF (United Nations Emergency Force), yaitu pasukan perdamaian PBB untuk
Timur Tengah, Korea Utara, dan Korsel.
d. UNFICYP (United Nations Peace Keeping Force in Cyprus), yaitu pasukan
perdamaian PBB untuk perdamaian di Cyprus.
e. UNMOGIP (United Nations Military Observer Group in India and Pakistan), yaitu
pasukan perdamaian PBB untuk perdamaian India dan Pakistan.
f. UNOC (United Nastions Operations for Congo), yaitu pasukan perdamaian PBB
untuk Kongo.
g. UNTSO (United Nations Truce Supervision Organization In Palestine), yaitu pasukan
perdamaian PBB untuk Palestina.
h. UNCRO (United Nations Confidence Restorations Operation), yaitu pasukan
perdamaian PBB di Kroasia.
i. UNPROFOR (United Nations Protection Forces), yaitu pasukan perdamaian PBB di
Bosnia Herzegovina.
j. UNPREDEF (United Preventive Deployment Force), yaitu pasukan perdamaian PBB
di FYROM (Macedonia).
k. UNMIL (United Nations Mission in Liberia), yaitu pasukan perdamaian PBB di
Liberia.

Peran aktif Indonesia di dunia Internasional dalam upaya pemeliharaan perdamaian dunia
dilaksanakan berdasarkan pada kebijakan politik, bantuan kemanusiaan maupun peranannya
baik dalam bentuk sebagai pengamat militer, staf militer atau Kontingen Satgas operasi
pemeliharaan perdamaian sebagai duta bangsa di bawah bendera PBB. Keikutsertaan
Indonesia dalam upaya perdamaian dunia adalah dengan menjadi anggota pasukan
perdamaian. Keikutsertaan Indonesia dalam operasi pemeliharaan perdamaian sudah dimulai
sejak tahun 1957. Pasukan perdamaian dari Indonesia dikenal dengan nama Kontigen Garuda
atau Konga. Sejak tahun 1967 sampai saat ini Garuda Indonesia telah diterjunkan keberbagai
kawasan konflik bergabung dengan pasukan perdamaian PBB.
Kontigen Garuda 1 diterjunkan ke Mesir pada tanggal 8 Januari 1957. Adapun samapai
sekarang ini Kontigen Garuda XIIA terakhir kali diterjunkan ke Libanon sebagai bagian dari
UNFIL ( Pasukan Perdamaian PBB di Libanon ) pada September 2006.
Selain keikutsertaan melalui Kontingen Garuda dalam operasi pemeliharaan PBB, Indonesia
tercatat sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Sampai saat ini, Indonesia sudah
3 (tiga) kali menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, yaitu :
1. Keanggotaan Pertama Periode 1973 – 1974.
2. Keanggotaan Kedua Periode 1995 – 1996.
3. Keanggotaan Ketiga Periode 2007 – 2008.
Dukungan yang luas terhadap keanggotaan Indonesia di Dewan Keamanan ini merupakan
cerminan pengakuan masyarakat internasional terhadap peran dan sumbangan Indonesia
selama ini dalam upaya menciptakan keamanan dan perdamaian baik pada tingkat kawasan
maupun global. Peran dan kontribusi Indonesia tersebut mencakup antara lain keterlibatan
pasukan Indonesia di berbagai misi penjagaan perdamaian PBB sejak tahun 1957, upaya
perdamaian di kawasan seperti Kamboja dan Filipina Selatan, dalam konteks ASEAN ikut
serta menciptakan tatanan kawasan dibidang perdamaian dan keamanan, serta peran aktif
diberbagai forum pembahasan isu perlucutan senjata dan non-proliferi nuklir.
Dengan terpilih menjadi anggota, berarti Indonesia akan mengemban kepercayaan
masyarakat internasional untuk berpatisipasi menjadi Dewan Keamanan sebagai badan yang
efektif untuk menghadapi tantangan – tantangan global dibidang perdamaian dan keamanan
saat ini.
Keanggotaan Indonesia di Dewan Keamanan merupakan wujud dari upaya dibidang
diplomasi untuk melaksanakan amanat Pembukaan UUD 1945 Alenia IV, yang
memandatkan Indonesia untuk turut serta secara aktif dalam upaya menciptakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kebebasan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

E. Keamanan dan Pertahanan Negara


Sistem Pertahanan dan Keamanan negara adalah suatu sistem pertahanan dan keamanan
yang komponennya terdiri dari seluruh potensi, kemampuan, dan kekuatan nasional untuk
mewujudkan kemampuan dalam upaya pertahanan dan keamanan negara dalam mencapai
tujuan nasional. Komponen kekuatannya terdiri dari berikut ini:
1. Komponen utama, yaitu ABRI dan cadangan TNI.
2. Komponen Perlindungan Masyarakat (Linmas).
3. Komponen pendukung, yaitu sumber daya dan prasarana nasional.
Undang-Undang Dasar 1945 Bab XII berjudul "Pertahanan dan Keamanan Negara". Dalam
bab itu, Pasal 30 Ayat (1) menyebut tentang hak dan kewajiban tiap warga negara ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Ayat (2) menyebut "usaha pertahanan dan
keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan
utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung".
Keterlibatan pasukan TNI dalam misi pemeliharaan perdamaian dunia sesuai dengan
ketentuan hukum nasional. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
menyebutkan bahwa salah satu tugas TNI adalah melaksanakan kebijakan pertahanan negara
yang salah satunya ikut serta secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan
internasional. Selanjutnya, Undang-Undang No.34 Tahun 2004 tentang TNI lebih
mempertegas lagi dimana disebutkan bahwa salah satu tugas pokok TNI dalam Operasi
Militer.

Selain Perang adalah Operasi Pemeliharaan Perdamaian Dunia. Tentunya pelaksanaan


dari penugasan tersebut selalu dilakukan sesuai dengan kebijakan politik luar negeri
Indonesia serta ketentuan yang berlaku dalam hukum nasional.
Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta, yang
penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta
keyakinan pada kekuatan sendiri. Penyelenggaraan Pertahanan dan Keamanan Negara
berdasarkan prinsip-prinsip seperti berikut:
1. Bangsa Indonesia berhak dan wajib membela serta mempertahankan kemerdekaan
negara.
2. Bahwa upaya pembelaan negara tersebut merupakan tanggung jawab dan kehormatan
setiap warga negara yang dilandasi asas:
a. keyakinan akan kekuatan dan kemampuan sendiri
b. keyakinan akan kemenangan dan tidak kenal menyerah (keuletan)
c. tidak mengandalkan bantuan atau perlindungan negara atau kekuatan asing.

3. Pertentangan yang timbul antara Indonesia dengan bangsa lain akan selalu diusahakan
dengan cara-cara damai. Perang adalah jalan terakhir yang dilakukan dalam keadaan
terpaksa.
4. Pertahanan dan keamanan keluar bersifat defensif-aktif yang mengandung pengertian
tidak agresif dan tidak ekspansif. Ke dalam bersifat preventif-aktif yang mengandung
pengertian sedini mungkin mengambil langkah dan tindakan guna mencegah dan
mengatasi setiap kemungkinan timbulnya ancaman.
5. Bentuk perlawanan rakyat Indonesia dalam membela serta mempertahankan
kemerdekaan bersifat kerakyatan dan kesemestaan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi negara dalam era
global dipengaruhi seluruh serta perkembangan kehidupan internasional. Hal ini karena
globalisasi dan perkembangan diluar negara turut mempengaruhi kelangsungan hidup bangsa
dan negara. Globalisasi adalah proses sosial yang muncul sebagai akibat dari kemajuan dan
inovasi teknologi serta perkembangan informasi dan komunikasi.
Perdamaian dunia merupakan tiadanya kekerasan, kesenjangan, terjadinya konflik antar
negara di seluruh dunia. Upaya untuk mewujudkan perdamaian dunia dilakukan dalam
pendekatan budaya, pendekatan sosial dan ekonomi, pendekatan politik dan pendekatan
kebudayaan. Lembaga yang membantu dalam perwujudan perdamaian dunia antara lain
ASEAN, EEC, BENELUX, APEC, IBRD, IMF, UNDP, IDA dan masih banyak yang lainya.
Selain itu, dengan melaksanakan amanat Pembukaan UUD 1945 Alenia IV Indonesia
berpartisipasi dalam perdamaian dunia.

B. Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini. Kami banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi kami khususnya juga
para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

- http://irmayunittaa.blogspot.co.id dengan sedikit perubahan


- readyygo.blogspot.com
- http://www.markijar.com/
- www.kemlu.go.id

Anda mungkin juga menyukai