Anda di halaman 1dari 21

Dampak Masalah Kependudukan Terhadap Pembangunan

Ekonomi Dan Program-Program Ketenagakerjaan Di Indonesia


Mata kuliah : Ekonomi Pembangunan

Dosen Pengampu:
Reni Helvira, M.E
Disusun oleh kelompok 1 :
 Asha Meisawati 12003069
 Sri Rahayu Handayani 12003109
 Nadiani 12003048
 Alkadir 12003062
 Iwan 12003056
 Muhammad Dhanas

Kelas/prodi : 5B Ekonomi Syariah


PRODI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah


SWT yang telah mencurahkan segala rahmat dan nikmat-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam penulis curahkan kepada
baginda Nabi Muhammad SAW pembawa rahmat untuk semua makhluk dimuka
bumi, beserta keluarga, sahabat dan kita sebagai ummatnya semoga kelak
mendapat pertolongan di hari akhir nanti. Amin. Dengan segala kerendahan hati,
penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ya ini tidak sedikit
hambatan dan kesulitan yang dihadapi. Akan tetapi, berkat kesabaran, kerja keras
dan kesungguhan hati serta dorongan dan bantuan dari berbagai pihak secara
langsung dan tidak langsung sehingga penulis mempunyai semangat tinggi untuk
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Pontianak, 21 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................i


DAFTAR ISI .....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ........................................................................................1
B. Rumusan masalah ...................................................................................1
C. Tujuan penulisan ....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Tingkat Pertumbuhan .............................................................................3
B. Struktur Umur dan Penyebaran Penduduk ............................................3
C. Migrasi dan Pembangunan .....................................................................7
D. Pengangguran dan Pembangunan Ekonomi ...........................................9
E. Pembangunan Ketanagakerjaan di Indonesia .......................................12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...........................................................................................14
B. Saran......................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
... Dalam pelaksanaan pembangunan setiap negara akan menghadapi
berbagai permasalahan dari berbagai aspek, salah satunya adalah masalah
kependudukan. Masalah kependudukan ini lebih dirasakan oleh negara yang
sedang berkembang. Tingkat kesejahteraan kehidupan masyarakat juga
dipengaruhi oleh besarnya pertumbuhan jumlah penduduk yang terjadi.
Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat mempertajam kepincangan
pembagian pendapatan dalam masyarakat, dan perekonomian orang tersebut
sulit maju. Untuk mencapai manusia yang berkualitas dengan jumlah
penduduk yang tak terkendali akan sulit tercapai. Program kependudukan
yang meliputi pengendalian kelahiran, menurunkan tingkat kematian bayi dan
anak, perpanjangan usia dan dan harapan hidup, penyebaran penduduk yang
seimbang serta pembangunan potensi penduduk sebagai modal pembangunan
yang harus ditingkatkan. Masalah penduduk tidak lepas pula kepada masalah
ketenagakerjaan. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi maka akan
tinggi pula penyediaan tenaga kerja. Penawaran tenaga kerja yang tinggi
tanpa diimbangi dengan kesempatan kerja yang cukup akan menimbulkan
pengangguran.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Tingkat Pertumbuhan ?
2. Bagaimana Struktur Umur dan Penyebaran Penduduk ?
3. Bagaimana Migrasi dan Pembangunan ?
4. Bagaimana Pengangguran dan Pembangunan Ekonomi ?
5. Bagaimana Ketanagakerjaan di Indonesia ?

1
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui apa itu tingkat pertumbuhan
2. Untuk mengetahui struktur Umur dan penyebaran penduduk
3. Untuk mengetahui migrasi dan pembangunan
4. Untuk mengetahui pengangguran dan pembangunan ekonomi
5. Untuk mengetahui ketenagakerjaan di indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tingkat Pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan proses kuantitatif, artinya dapat diukur dan
dinyatakan dengan angka. Maka Tingkat Pertumbuhan adalah kenaikan suatu
hal misalnya berbentuk angka persentase dari satu periode waktu ke periode
waktu selanjutnya. Persentase pertumbuhan tersebut digunakan untuk berbagai
kebutuhan, seperti kinerja perusahaan, pertumbuhan ekonomi negara, hingga
tingkat pertumbuhan penduduk.
Contohnya Pertumbuhan penduduk yang merupakan perubahan jumlah
penduduk, baik pertambahan maupun penurunannya. Pertumbuhan penduduk
dipengaruhi oleh besarnya kelahiran (birth), kematian (death), migrasi masuk
(in migration), dan migrasi keluar (out migration).

B. Struktur Umur dan Penyebaran Penduduk


1. Struktur Umur
Struktur umur adalah pengelompokkan jumlah penduduk berdasarkan
umur. Dan berikut inilah data-data pengelompokkan umur 10 tahun terakhir
dari tahun 2009-2019, sebagai berikut:

Sumber: tempo.co

3
Menurut data Bank Dunia mengenai struktur umur orang Indonesia
selama 10 tahun terakhir masih didominasi oleh kalangan umur 15-64 tahun
atau usia produktif. Namun, selama 10 tahun terakhir terjadi penurunan
terdapat populasi dari kalangan umur 0-14 tahun. Pada 2009, kalangan umur
0-14 tahun mencapai 28,91 persen dari populasi di Indonesia, sementara
pada tahun 2019, di kalangan umur ini menurun menjadi 26,22 persen. Hal
ini menunjukkan bahwa adanya penurunan jumlah kelahiran di tahun 2019.
Sementara pada kalangan umur 15-64 tahun dan 65 tahun ke atas terjadi
peningkatan. Pada 2009, kalangan umur 15-64 tahun mencapai 66,12 persen
dari populasi di Indonesia, sementara pada 2019, mencapai 67,73 persen.
Pada 2009, kalangan umur 65 tahun ke atas mencapai 4,97 persen serta
meningkat pada tahun 2019 mencapai 6,05 persen.
Kemudian ada struktur umur penduduk Indonesia pada tahun
2020, struktur umur Indonesia tahun 2020 didominasi oleh Milenial dan
Generasi Z. Berikut data struktur umur tahun 2020, sebagai berikut:

Sumber : BPS
Hasil sensus juga menunjukkan bahwa penduduk Indonesia
didominasi oleh kelompok generasi Z dan milenial. Jumlah penduduk
generasi Z (berusia 8-23 tahun) sebanyak 75,49 juta atau 27,94% dari total
270,20 juta penduduk Indonesia, sedangkan penduduk milenial (berusia 24-
39 tahun) mencapai 69,90 juta (25,87%). Kelompok penduduk terbesar

4
berikutnya adalah generasi X (40- 55 tahun) yang mencapai 21,88% (59,12
juta). Sedangkan kelompok baby boomer (56-74 tahun) mencapai 11,56%
(31,23 juta) dan kelompok post generasi Z atau yang berusia sampai dengan
7 tahun mencapai 10,88% (29,40 juta). Kelompok yang persentasenya
paling kecil yaitu kelompok pre-boomer (75 tahun ke atas) sebesar 1,87%
(5,05 juta). Peningkatan juga terjadi pada proporsi penduduk usia lanjut di
atas 65 tahun yang naik dari 2,49% menjadi 5,95%. Selanjutnya struktur
umur pada tahun 2021, sebagai berikut:

Sumber: Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri)

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mencatat, jumlah penduduk


Indonesia sebanyak 273,88 juta jiwa per 31 Desember 2021. Dari jumlah
itu, penduduk Indonesia paling banyak berusia 10-14 tahun, yakni 24,13 juta
jiwa. Setelahnya ada penduduk berusia 5-9 tahun sebanyak 24,03 juta jiwa.
Kemudian, penduduk berusia 20-24 tahun sebesar 22,98 juta jiwa. Sebanyak
21,98 juta penduduk berusia 35-39 tahun. Ada pula 21,75 juta penduduk

5
berusia 25-29 tahun. Penduduk di rentang usia 15-19 tahun dan 0-4 tahun
masing-masing sebanyak 21,56 juta jiwa atau 21,15 juta jiwa. Sebanyak
20,82 juta penduduk Indonesia berusia 30-34 tahun. Lalu, 20,69 juta
penduduk Indonesia berusia 40-44 tahun. Penduduk berusia 45-49 tahun
sebesar 18,71 juta jiwa. Sebanyak 16,21 juta penduduk Indonesia berusia
50-54 tahun. Penduduk berusia 55-59 tahun sebesar 13,22 juta jiwa.
Sementara, penduduk lanjut usia di atas 60 tahun mencapai 26,66 juta jiwa.

2. Penyebaran Penduduk
Perserikatan Bangsa-Bangsa (2007) serta Rajan & James (2007)
menyatakan bahwa pengaruh transisi demografi pada struktur usia
penduduk dapat dibedakan menjadi tiga tahap terpisah. Tahapan transisi
demografi tersebut adalah sebagai berikut.
Tahap 1: Kematian menurun, akibatnya usia muda meningkat tajam
sehingga meningkatkan jumlah populasi muda dan rasio ketergantungan
muda. Pada tahap ini, jumlah anak lebih banyak dibandingkan dengan orang
dewasa dan penduduk usia lanjut. Tahap ini melibatkan investasi yang
cukup besar pada anak-anak untuk kesehatan dan pendidikan sehingga dapat
mengurangi tabungan di tingkat rumah tangga. Akibatnya, periode ini tidak
kondusif untuk investasi dan pertumbuhan ekonomi.
Tahap 2: Kelahiran menurun sehingga mengakibatkan lonjakan pada
penduduk usia kerja. Hal ini akan mengurangi rasio ketergantungan. Rasio
ketergantungan, baik muda maupun tua, berada pada tingkat terendah.
Tahap ini diyakini sangat kondusif bagi pertumbuhan ekonomi. Pada tahap
ini, struktur kependudukan diharapkan memiliki karakteristik sebagai
berikut: (1) pertumbuhan angkatan kerja pada tingkat makro; (2) penurunan
rasio ketergantungan muda dan tua pada tingkat makro; (3) peningkatan
tingkat tabungan antarrumah tangga; (4) peningkatan tabungan dan investasi
pemerintah dengan cepat; dan (5) kenaikan pesat dalam pertumbuhan
ekonomi.
Tahap 3: Rasio ketergantungan usia tua meningkat seiring penuaan
penduduk. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa akan ada sebuah

6
kejutan dalam pertumbuhan ekonomi selama tahap ini. Di antara ketiga
tahap ini, pada tahap transisi kedua, penduduk dipekerjakan secara optimal
untuk mendapatkan keuntungan dari investasi ekonomi produktif. Pada
tingkat ini, ketergantungan ekonomi rendah dan ada cukup banyak calon
pekerja untuk menanggung orang-orang di usia nonproduktif (anak-anak
dan penduduk usia lanjut). Para demografer menyebut periode ini sebagai
jendela demografi atau bonus demografi, yaitu peluang akibat adanya
transisi demografi. Peluang jendela demografi muncul karena peningkatan
rasio penduduk usia kerja terhadap total populasi.

C. Migrasi dan Pembangunan


1. Pengertian Migrasi
Dalam arti luas, migrasi merupakan perubahan tempat tinggal secara
permanen atau semi permanen. Dalam pengertian yang demikian tersebut
tidak ada pembatasan baik pada jarak perpindahan maupun sifatnya, serta
tidak dibedakan antara migrasi dalam negeri dengan migrasi luar negeri.
Sejarah kehidupan suatu bangsa selalu diwarnai dengan adanya migrasi, dan
oleh karena itu pula terjadi proses pencampuran darah dan kebudayaan.
Migrasi juga dapat diartikan sebagai perubahan tempat tinggal
seseorang baik secara permanen maupun semi permanen, dan tidak ada
batasan jarak bagi perubahan tempat tinggal tersebut. Proses migrasi
internal dan internasional terjadi sebagai akibat dari berbagai perbedaan
antara daerah asal dan daerah tujuan. Perbedaan ini disebabkan oleh faktor
ekonomi, sosial dan lingkungan. Beberapa studi migrasi menyimpulkan
bahwa migrasi terjadi disebabkan oleh alasan ekonomi, yaitu untuk
memperoleh pekerjaan dan pendapatan yang lebih tinggi sehinga akan
meningkatkan kualitas hidup.
Dalam sosiologi menurut sifatnya migrasi dibedakan menjadi dua
bentuk, yaitu:
1. Migrasi vertikal yaitu perubahan status sosial dengan melihat
kedudukan generasi, misalnya melihat status kedudukan ayah.

7
2. Migrasi horisontal yaitu perpindahan penduduk secara teritorial, spasial
atau geografis.

Perpindahan tempat (migrasi) dibedakan menjadi beberapa bentuk,


yaitu sebagai berikut:
1. Perubahan tempat yang bersifat rutin, misalnya orang yang pulang balik
kerja (Recurrent Movement).
2. Perubahan tempat yang tidak bersifat sementara seperti perpindahan
tempat tinggal bagi para pekerja musiman.
3. Perubahan tempat tinggal dengan tujuan menetap dan tidak kembali ke
temapat semula (Non Recurrent Movement).

2. Pembangunan
Dalam hal ini, pembangunan dapat diartikan sebagai suatu upaya
terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah
kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan mencapai aspirasinya
yang paling manusiawi. Tema pertama adalah koordinasi, yang berimplikasi
pada perlunya suatu kegiatan perencanaan seperti yang telah dibahas
sebelumnya. Tema kedua adalah terciptanya alternatif yang lebih banyak
secara sah. Hal ini dapat diartikan bahwa pembangunan hendaknya
berorientasi kepada keberagaman dalam seluruh aspek kehidupan.
Adapun mekanismenya menuntut kepada terciptanya kelembagaan dan
hukum yang terpercaya dan mampu berperan secara efisien, transparan, dan
adil. Tema ketiga mencapai aspirasi yang paling manusiawi, yang berarti
pembangunan harus berorientasi kepada pemecahan masalah dan pembinaan
nilai-nilai moral dan etika umat.
Secara umum, kita dapat memberikan makna tentang pembangunan
sebagai suatu proses perencanaan (social plan) yang dilakukan oleh birokrat
perencanaan pembangunan untuk membuat perubahan sebagai proses
peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat. Konseptualisasi pembangunan
merupakan proses perbaikan yang berkesinambungan pada suatu
masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik atau lebih sejahtera sehingga

8
terdapat beberapa cara untuk menentukan tingkat kesejahteraan pada suatu
negara. Tolok ukur pembangunan bukan hanya pendapatan per kapita,
namun lebih dari itu harus disertai oleh membaiknya distribusi pendapatan,
berkurangnya kemiskinan, dan mengecilnya tingkat pengangguran.

D. Pengangguran dan Pembangunan Ekonomi


1. Pengangguran
Pengangguran merupakan salah satu masalah utama yang selalu
dihadapi setiap negara. Jika berbicara tentang masalah pengangguran,
berarti tidak hanya berbicara tentang masalah sosial tetapi juga berbicara
tentang masalah ekonomi, karena pengangguran selain menyebabkan
masalah sosial juga memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
suatu negara khususnya negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.
Menurut Sadono Sukirno (1994), pengangguran adalah suatu keadaan di
mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan
pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Penganguran adalah keadaan
dimana orang ingin bekerja namun tidak mendapat pekerjaan. Di Indonesia
angka penggangguran makin meningkat. Pengangguran merupakan salah
satu penyakit ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat
pertumbuhan ekonomi. Pengangguran mengakibatkan orang tidak memiliki
pendapatan dan mendorong mereka jatuh ke jurang kemiskinan. Secara
umum pemerintah mengatasi pengangguran dengan mengupayakan
memperluas kesempatan kerja, baik di sektor pemerintahan maupun sektor
swasta.
Masalah pengangguran selalu menjadi permasalahan yang sulit
terpecahkan disetiap negara. Sebab jumlah penduduk yang bertambah
semakin besar tiap tahunnya, akan menyebabkan meningkatnya jumlah
orang pencari kerja, dan seiring itu tenaga kerja juga akan bertambah. Jika
tenaga kerja tidak dapat terserap ke dalam lapangan pekerjaan maka mereka
akan tergolong ke dalam orang yang menganggur. Pengangguran terjadi
disebabkan antara lain, yaitu karena kondisi ekonomi, Kebijakan
Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat, Pengembangan sektor

9
ekonomi non-real, pendidikan yang rendah dan tidak memiliki
keterampilan, keterbatasan lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari
jumlah pencari kerja, kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar
kerja, memiliki pedidikan yang tinggi tapi tidak memilki peluang kerja
dikarena tidak memiliki akses sehingga berpotensi untuk tidak dapat
tertampungnya lulusan program pendidikan di lapangan kerja setiap tahun
selalu meninggakat tidak pernah mengalami penurunan, budaya suatu
daerah dimana yang berkerja itu hanya perempuan saja sementara kaum
adam tidak berkerja, Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja
bagi para pencari kerja. Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan
terjadinya pemutusan hubungan kerja, yang disebabkan antara lain;
perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya akibat krisis
ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif; peraturan yang menghambat
investasi, hambatan dalam proses ekspor impor, dan lain-lain.

2. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi adalah sebuah proses multidimensi yang
melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap
masyarakat, dan kelembagaan nasional, seperti halnya percepatan
pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketidakmerataan dan pemberantasan
kemiskinan mutlak. Pembangunan ekonomi dikatakan sebagai sebuah
proses kenaikan pada pendapatan total serta pendapatan per kapita.
Pembangunan ekonomi ini mempertimbangkan pada pertambahan
penduduk pada perubahan mendasar dalam struktur ekonomi di suatu negara
da juga pada pemerataan pendapatan. Pembangunan ekonomi didukung
dengan penggunaan teknologi, penanaman modal, peningkatan
keterampilan, penambahan pengetahuan, serta kemampuan organisasi.
Indonesia pun tentunya sudah menentukan tujuan dari pembangunan
ekonomi pada jangka panjang serta pendek. Seluruhnya tentunya selaras
pada dasar negara, konstitusi, serta undang-undang. Kita pun bisa
melihatnya dengan indikator pembangunan ekonomi. Indikator dari

10
keberhasilan pembangunan ekonomi yang sudah digunakan oleh banyak
negara, meliputi:
a. Struktur ekonomi. Sebagai contohnya, pergeseran dari sektor pertanian
yang berubah menjadi sektor industri.
b. Pendapatan per kapita. Perekonomian yang dikatakan stabil akan
berdampak positif pada angka pendapatan per kapita. Dengan naiknya
dari pendapatan perkapita ini menjamin akan kesejahteraan masyarakat
c. Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM ini dapat dilihat dari umur
panjang maupun pengetahuan, hidup sehat, serta standar hidup layak.
Banyak faktor juga yang bisa mempengaruhi akan keberhasilan
dari sebuah pembangunan ekonomi, yaitu dari faktor ekonomi serta non-
ekonomi. Faktor ekonomi yang meliputi sumber daya alam, sumber daya
manusia, keahlian, serta kewirausahaan. Faktor ekonomi tersebut bisa
mendorong akan ketersediaan bahan baku hingga dalam proses pengolahan
yang menjadi produk-produk berkualitas. Sementara itu, pada faktor non-
ekonomi mencangkup kondisi politik, sosial budaya, kelembagaan, serta
sistem yang berlaku pada masyarakat. Walaupun tidak berhubungan dengan
sumber daya keahlian, faktor non-ekonomi tentu bisa sangat berpengaruh
pada pembangunan ekonomi. Ada juga faktor pendukung, ada pula
hambatan pada proses pembangunan ekonomi. Hambatan-hambatan ini
adalah keadaan alam, kurangnya tenaga kerja, kesulitan permodalan, situasi
politik dalam negeri, begitu dalam kondisi ekonomi dunia.
Pengangguran berdampak pada pembangunan dan ekonomi.
Dampak pengangguran di bidang pembangunan dapat menurunkan
pendapatan nasional, pendapatan perkapita masyarakat, sumber utama
kemiskinan, hingga pemborosan sumber daya, dan potensi yang ada. Faktor
yang menentukan kemakmuran masyarakat di suatu negara dipengaruhi oleh
pendapatan. Masyarakat di negara maju mendapatkan pendapatan tinggi
karena tenaga kerja banyak dibutuhkan. Sedangkan tenaga kerja berdampak
mengurangi pendapatan masyarakat. Hal ini menimbulkan permasalahan di
bidang konsumsi, kesehatan, ekonomi, dan sosial.

11
E. Pembangunan Ketenagakerjaan di Indonesia
Pengertian ketenagakerjaan menurut undang undang no.13 tahun 2013
bahwa ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga
kerja sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Tenaga kerja yang dimaksud
disini didefinisikan sebagai setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan
yang menghasilkan barang dan/atau jasa yang berguna bagi dirinya sendiri
ataupun masyarakat secara umum. Peraturan tersebut juga mengatur tentang
tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia. Syarat penting yang harus
dimiliki warga asing yang bekerja di Indonesia adalah memiliki visa kerja.
Pembangunan ketenagakerjaan sudah diamanatkan dalam konstitusi dasar
kita UUD 1945, yang pada penyelenggaraannya didasarkan atas dasar
keterpaduan melalui koordinasi fungsional sektoral pusat dan daerah. Adapun
pembangunan Ketenagakerjaan di Indonesia sendiri memiliki tujuan sebagai
berikut:
 Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal
dan manusiawi
 Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga
kerja yang sesuaidengan kebutuhan pembangunan nasional dan
daerah
 Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan
kesejahteraan
 Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.

Pengelompokan tenaga kerja secara sederhana dapat bagi menjadi 4


kelompok. Pengelompokan dilakukan berdasarkan pada kualifikasi,
kemampuan, dan skill yang dimiliki pekerja tersebut. Apa saja kelompok-
kelompoknya akan kita bahas sebagai berikut:
a. Tenaga Kerja Terdidik

12
Pertama adalah tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terdidik adalah
seseorang yang memiliki pengetahuan dan keahlian pada suatu bidang
tertentu. Pengetahuan dan keahlian ini umumnya diperoleh seseorang
melalui pendidikan formal yang mereka tempuh. Contohnya adalah dokter,
pengacara, notaris, dan lain sebagainya.

b. Tenaga Kerja Terlatih


Jenis tenaga kerja selanjutnya adalah tenaga kerja terlatih. Tenaga kerja
terlatih adalah tenaga kerja yang memperoleh keahliannya umumnya
melalui pendidikan non-formal seperti pelatihan keterampilan, kursus, dan
lain sebagainya. Contoh tukang las (welder), terutama tukang las bawah air,
mekanik, juru masak (chef) dan lain sebagainya. Meskipun umumnya
melalui pendidikan non-formal, tapi tenaga kerja terlatih juga bisa melalui
pendidikan formal seperti ahli bedah, ahli forensik, dan ahli autopsi.

c. Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih


Terakhir adalah tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih yang
pada dasarnya, pekerjaan yang dilakukan tidak mengharuskan seseorang
memiliki keahlian atau kewajiban tertentu. Contoh sederhananya adalah
pembantu rumah tangga, buruh panggul barang, dan lain sebagainya.

d. Bukan Tenaga Kerja


Berdasarkan dari pengertian ketenagakerjaan yang telah dijabarkan
sebelumnya. Tidak semua orang bisa didefinisikan sebagai tenaga kerja.
Pengertian bukan tenaga kerja adalah orang yang belum masuk usia kerja
atau seseorang yang sudah memasuki usia kerja tapi tidak bekerja karena
alasan tertentu. Contohnya adalah seorang anak yang berusia kurang dari
15 tahun dan seseorang yang sudah berumur lebih dari 64 tahun, ibu
rumah tangga, pelajar, dan lain sebagainya.

13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dampak dari masalah kependudukan terhadap pembangunan
ekonomi adalah berdampak pada pengangguran, struktur umur, penyebaran
penduduk, ketenagakerjaan, migrasi dll. Sedangkan, untuk program-
program ketenagakerjaan, meliputi tenagakerja terdidik, tenaga kerja
terlatih, tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih dll. Masalah
kependudukan ini lebih dirasakan oleh negara yang sedang berkembang.
Tingkat kesejahteraan kehidupan masyarakat juga dipengaruhi oleh
besarnya pertumbuhan jumlah penduduk yang terjadi.
Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat mempertajam kepincangan
pembagian pendapatan dalam masyarakat, dan perekonomian orang tersebut
sulit maju. Untuk mencapai manusia yang berkualitas dengan jumlah
penduduk yang tak terkendali akan sulit tercapai. Program kependudukan
yang meliputi pengendalian kelahiran, menurunkan tingkat kematian bayi
dan anak, perpanjangan usia dan dan harapan hidup, penyebaran penduduk
yang seimbang serta pembangunan potensi penduduk sebagai modal
pembangunan yang harus ditingkatkan. Masalah penduduk tidak lepas pula
kepada masalah ketenagakerjaan. Tingkat pertumbuhan penduduk yang
tinggi maka akan tinggi pula penyediaan tenaga kerja. Penawaran tenaga
kerja yang tinggi tanpa diimbangi dengan kesempatan kerja yang cukup
akan menimbulkan pengangguran. Maka dari itu didalam pembangunan
ekonomi harus ada program-program ketenagakerjaan yang mendampingi.
Karena, ketenagakerjaan dibutuhkan dalam pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi.

14
B. SARAN
Dalam makalah ini, yang telah kami buat tentang “Dampak Masalah
Kependudukan Terhadap Pembangunan Ekonomi Dan Program-Program
Ketenagakerjaan Di Indonesia”, mungkin masih banyak kesalahan dalam
penulisan maka dari itu kami meminta saran agar bisa memperbaiki isi dari
makalah ini dan semoga makalah ini juga bisa menjadi bahan ajar didalam
mata kuliah “Ekonomi Pembangunan”.

15
DAFTAR PUSTAKA

Adam Smith, Teori Pertumbuhan Ekonomi Perencanaan dan Pembangunan. PT.


Raja Grafindo Pustaka. Jakarta.
Arthur, Lewis. Teori Pertumbuhan Ekonomi. PT. raja grafindo pustaka. Jakarta.
Boediono, 2002, Ekonomi Mikro : Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.1,
Edisi 2, BPFE, Yogyakarta.
Basuki, 1997. Kajian Mengenai Pengaruh Penanaman Modal Asing Langsung
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Tabungan Domestik Indonesia Tahun
1969-1994. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol.12,2,50-65,
Universitas Gajah Mada, 1997.
Yugi. Kebijakan Upaya Pemerintah Mengatasi Permasalahan Kependudukan.
https://www.eduspensa.id/kebijakan-dan-upaya-pemerintah-mengatasi-
permasalahan-kependudukan/#a

16
17

Anda mungkin juga menyukai