Anda di halaman 1dari 20

KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia
Disusun Oleh:
No Nama Nim
1 Adi Ahmad S 030219233
2 Fikri Haikal Maulana 030218003
3 Rissa Anadilla E.P 030218027
4 Tiara Sukma 030218073

PRODI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI DR. KHEZ MUTTAQIEN
PURWAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah
”Kependudukan dan Ketenagakerjaan”, dapat selesai  seperti waktu yang telah kami
rencanakan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang
telah memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan kami, makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia. Makalah ini
membahas tentang “Kependudukan dan Ketenagakerjaan’’ Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan dan
penulisan. Maka kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak.
Semoga makalah tentang “Kependudukan dan Ketenagakerjaan” ini
dapat  bermanfaat bagi kami dan para pembaca.

Purwakarta, 13 Oktober 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang
Masalah Pola pembangunan bangsa Indonesia saat ini memerlukan
penanganan yang serius terutama bidang politik, ekonomi, kesejahteraan dan
pendidikan. Di tengah memburuknya situasi politik yang semakin tidak menentu,
ekonomi pun ikut terpuruk sehingga mengakibatkan kesejahteraan masyarakat
menurun. Bahkan bidang pendidikan lebih parah lagi. Kualitas sumber daya manusia
(SDM) Indonesia secara umum jauh dari yang diharapkan.
Pembangunan yang seharusnya dilakukan pembangunan yang terpusat pada
manusia dan masyarakat Indonesia dengan sasaran utama pada peningkatan SDM
sehingga mampu berperan serta secara aktif dalam pembangunan, mandiri dan
mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas nasional dalam menghadapi dan
mengatasi tantangan serta permasalahan yang muncul dari dalam dan luar negeri.
Tempat yang terbaik untuk membangun bangsa sendiri adalah masyarakat
bukan menggantungkan diri kepada pemerintah. Tugas pemerintah adalah bagaimana
membina masyarakat berperan aktif dalam pembangunan. Bentuk pembinaan tersebut
dapat ditempuh dengan jalur pendidikan karena walau bagaimanapun pendidikan
tetap merupakan modal dasar keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan.
Namun, di tengah memburuknya kualitas sumber daya manusia di Indonesia, timbul
pula beberapa faktor yang menghambat dalam proses pendidikan yaitu kemiskinan
dan pengangguran.
Pengangguran nampaknya menjadi ancaman yang serius bagi pola
pembangunan Indonesia. Pengangguran ini dapat mengakibatkan terputusnya
pendidikan dan kemiskinan yang semakin meningkat. Dengan semakin merebaknya
budaya penganggur maka secara langsung akan dirasakan akibatnya dapa masalah
sosial di masyarakat. Pengangguran adalah masalah sosial yang mendasar. Apalagi
krisis ekonomi yang berkepanjangan ini telah membuat pengangguran semakin
merebak.
Berdasarkan masalah di atas penulis mencoba untuk mengkajinya dengan
judul Makalah: “Kependudukan dan Ketenagakerjaan “
1.2.     Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1) Apa yang melatar belakangi timbulnya pengangguran?
2) Bagaimana dampak yang ditimbulkan akibat pengangguran?
3) Bagaimana hambatan dan solusi untuk menanggulangi masalah pengangguran?
4) Bagaimana laju pertumbuhan penduduk
5) Bagaimana karateristik kependudukan?
6) Bagaimana pandangan umum tentang ketenagakerjaan?
7) Bagaimanakah pekerjaan dan tingkat upah yang berlaku?
1.3.    Tujuan Penulisan Makalah
1) Untuk mengetahui jumlah, kepadatan, dan laju pertumbuhan penduduk.
2) Untuk mengetahui karakteristik kependudukan
3) Untuk mengetahui ketenaga kerjaan
4) Untuk mengetahui angkatan kerja dan tingkat upah
5) Untuk mengetahui kebijaksanaan kependudukann dan ketenagakerjaan.
1.4.    Pendekatan dan Metode Pemecahan Masalah
Pendekatan yang digunakan dalam memecahkan masalah yang sedang diteliti
yaitu pendekatan multi aspek. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Penelitian kualitatif menurut
Bodan dan Taylor (dalam Moleong, 1996:3), ialah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati.
Penelitian kualitatif dengan metode deskriptif dimaksudkan untuk
mengungkapkan dan memahami kenyataan yang terjadi di lapangan bagaimana
adanya. Melalui pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif akan lebih luas dan
mendalam mengungkapkan masalah. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu observasi langsung, wawancara, angket, analisis data dan studi literatur yang
disesuaikan dengan masalah yang sedang diteliti.
BAB II
PENDUDUK DAN TENAGA KERJA
2.1. PENGERTIAN PENDUDUK DAN TENAGA KERJA
1.      Pengertian Penduduk
Dalam arti luas, penduduk atau populasi berarti sejumlah makhluk sejenis yang
mendiami atau menduduki tempat tertentu. Bahkan populasi dapat pula dikenakan
pada benda-benda sejenis yang terdapat pada suatu tempat. Dalam kaitannya dengan
manusia, maka pengertian penduduk adalah manusia yang mendiami dunia atau
bagian-bagiannya.
a.      Teori Penduduk Modern
Pandangan-pandangan tentang Teori penduduk modern, diantaranya:
 Pandangan Merkantilisme, jumlah penduduk yang banyak sebagai elemen yang
penting dalam kekuatan negara yaiti merupakan faktor yang penting di dalam
kekuatan negara dan memegang peranan dalam meningkatkan pengahasilan dan
kekayaan negara.
 Pandangan Kaum Fisiokrat, kesempatan untuk meningkatkan jumlah produksi
pertanian dalam rangka menunjang pertambahan penduduk.
 Pandangan Cantilion (Merkantilisme), tanah merupakan faktor utama yang dapat
menentukan tinggi rendahnya kesejahteraan, selain itu, dinyatakan pula bahwa
jumlah penduduk akan terbatas karena jumlahnya akan dibatasi oleh jumlah
makanan yang dapat diproduksi oleh tanah.
 Pandangan Quesnay (Fisiokrat), suatu negara hendaknya mempunyai penduduk
yang cukup banyak, tetapi dengan sayarat agar mereka dapat mencapai taraf
hidup yang layak.
            Pertumbunhan penduduk (populatin growth) di suatu negara adalah peristiwa
berubahnya jumlah penduduk yang disebabkan oleh adanya pertambahan alami
dengan migrasi neto. Pertambahan alami (natural increase) adalah pertambahan
penduduk yang diperoleh dari selisih antara jumlah kelahiran dan jumlah kematian.
Migrasi neto (nett migration) adalah pertambahan penduduk yang diperoleh dari
selisih antara jumlah imigran dan jumlah emigran.
b.      Faktor Yang Mendorong Terjadinya Kependudukan
            Beberapa faktor yang mendorong terjadinya kependudukan baik secara
kuantitatif maupun kualitatif, antara lain:
 Kemajuan IPTEK.
 Dorongan atau hasrat naluri manusia yang selalu memperoleh kondisi yang lebih
baik dari sebelumnya di dalam kehidupannya baik material maupun intelektual.
 Keterbatasan kemampuan dukungan alam dan SDA serta dukungan lainnya yang
diperlukan.
2.2. Pengertian Tenaga Kerja
Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga
kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja.
Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat mendasar dalam kehidupan
manusia, karena mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Oleh karenanya, setiap
upaya pembangunan selalu diarahkan pada perluasan kesempatan kerja dan lapangan
usaha, dengan harapan penduduk dapat memperoleh manfaat langsung dari
pembangunan.
Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia
kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun.
Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga
kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang
menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun.
a.      Klasifikasi Tenaga Kerja
 Berdasarkan penduduknya
o Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja
dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang
Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang
berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun.
o Bukan Tenaga Kerja
Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau
bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja
No. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka yang berusia
di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para
pensiunan, para lansia (lanjut usia) dan anak-anak.
 Berdasarkan batas kerja
o Angkatan kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun
yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang
sedang aktif mencari pekerjaan.
o Bukan angkatan kerja
Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang
kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya. Contoh
kelompok ini adalah:
ü  anak sekolah dan mahasiswa
ü  para ibu rumah tangga dan orang cacat, dan
ü  para pengangguran sukarela
 Berdasarkan kualitasnya
o Tenaga kerja terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau
kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan
nonformal. Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.
o Tenaga kerja terampil
Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian dalam
bidang tertentudengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini
dibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga mampu menguasai pekerjaan
tersebut. Contohnya: apoteker, ahli bedah, mekanik, dan lain-lain.
o Tenaga kerja tidak terdidik
Tenaga kerja tidak terdidik adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan
tenaga saja. Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya.
b.      Masalah Ketenagakerjaan
Berikut ini beberapa masalah ketenagakerjaan di Indonesia:
 Rendahnya kualitas tenaga kerja
Kualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapat ditentukan denganmelihat tingkat
pendidikan negara tersebut. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia, tingkat
pendidikannya masih rendah. Hal ini menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi menjadi rendah. Minimnya penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini akan
berpengaruh terhadaprendahnya kualitas hasil produksi barang dan jasa.
 Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja
Meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi oleh perluasan
lapangan kerja akan membawa beban tersendiri bagi perekonomian. Angkatan kerja
yang tidak tertampung dalam lapangan kerja akan menyebabkan pengangguran.
Padahal harapan pemerintah, semakin banyaknya jumlah angkatan kerja bisa menjadi
pendorong pembangunan ekonomi.

 Persebaran tenaga kerja yang tidak merata


Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia berada di Pulau Jawa. Sementara di
daerah lain masih kekurangan tenaga kerja, terutama untuk sektor pertanian,
perkebunan, dan kehutanan.Dengan demikian di Pulau Jawa banyak terjadi
pengangguran, sementara di daerah lain masih banyak sumber daya alam yang belum
dikelola secara maksimal.
 Pengangguran
Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia banyak mengakibatkan industri di
Indonesia mengalami gulung tikar. Akibatnya, banyak pula tenaga kerja yang
berhenti bekerja. Selain itu, banyaknya perusahaan yang gulung tikar mengakibatkan
semakin sempitnya lapangan kerja yang ada. Di sisi lain jumlah angkatan kerja terus
meningkat. Dengan demikian pengangguran akan semakin banyak
c.       Konsep dan Definisi
Tenaga kerja dipilah pula kedalam dua kelompok yaitu angkatan kerja dan
bukan angkatan kerja. Yang termasuk angkatan kerja ialah adalah penduduk berumur
15 tahun keatas yang selama seminggu sebelum pencacahan bekerja atau punya
pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dan mereka yang tidak bekerja tetapi
mencari pekerjaan. Sedangkan yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk
dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan tidak mencari
kerja
Angkatan kerja itu sendiri dibedakan menjadi dua yaitu pekerja dan
pengangur. Yang dimaksud dengan pekerja adalah adalah tenaga kerja yang bekerja
di dalam hubungan kerja pada pengusaha dengan menerima upah
(www.tempointeraktif.com). Pengangguran merupakan usaha mendapatkan pekerjaan
yang tidak terbatas dalam jangka waktu seminggu yang lalu saja, tetapi bisa
dilakukan beberapa waktu sebelumnya asalkan masih dalam status menunggu
jawaban lamaran, dalam kurun waktu seminggu sebelum pencacahan. Penganguran
semacam ini oleh BPS dinyatakan sebagai penganggur terbuka.
Berikut ini adalah macam jenis & macam pengangguran yang lain:
 Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya     sementara
yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara
pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.
 Pengangguran Struktural / Structural Unemployment
Pengangguran struktural adalah keadaan di mana penganggur yang mencari
lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka
lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan
kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari
sebelumnya.
 Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi
kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur.
Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, tukan jualan duren yang
menanti musim durian.
 Pengangguran Siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas
naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada
penawaran kerja.
B.     PERANAN PENDUDUK DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
Kapasitas yang rendah dari Negara sedang berkembang ntuk meningkatkan
output totalnya harus diimbangi dengan penurunan tngkat penduduk, sehingga
penghasilan rill per kapita akan dapat meningkat. Dengan kapasitas yang rendah
untuk menaikkan output totalnya dan tanpa diimbangi dengan turunya tingkat
perkembangan pendududk, maka akan terjadi penundaan pembangunan ekonomi.
Ada 4 aspek penduduk yang perlu diperhatikan di negara-negara sedang
berkembang, yaitu:
 Adanya tingkat perkembangan penduduk yang relatif tinggi
 Adanya struktur umur yang tidak favorable
 Tidak adanya distribusi penduduk yang seimbang/merata
 Tidak adanya tenaga kerja yang terdidik dan terlatih
1.      Tingkat Perkembangan Penduduk Yang Tinggi
Penduduk memiliki dua peranan dalam pembangunan ekonomi; satu dari segi
permintaan dan yang lain dari segi penawaran. Dari segi permintaan penduduk
bertindak sebagai konsumen dan dari segi penawaran bertindak sebagai produsen.
Oleh karena  itu perkembangan penduduk yang cepat tidaklah selalu merupakan
penghambatbagi jalannya pembangunan ekonomi jka penduduk ini mempunyai
produksi yang dihasilkan. Ini berarti tingkat pertambahan penduduk yang tinggi
disertai dengan tingkat penghasilan yang tnggi pula.
Jadi pertambahan penduduk dengan tingkat penghasilan yang rendah tidak ada
gunanyabagi pengembangunan ekonom.
2.      Struktur Umur Yang Tidak Favorable
Negara-negara yang sedang berkembang memiliki tingkat kelahiran yang tinggi
dan tingkat kematian yang rendah seperti sudah berulang kali kita bicarakan di depan.
Hal ini mengakibatkan adanya segolongan besar penduduk usia muda lebih besar
proporsinya dari pada golongan penduduk usia dewasa. Keadaan penduduk ini seperti
ini disebut sebagai penduduk yang berciri “expansive”
Proporsi yang besar dari penduduk usia muda ini tidak menguntungkan bagi
pembangunan ekonomi, Karen:
 Penduduk golongan muda usia, cenderung untuk memperkecil angka penghasilan
per kapita dan mereka semua merupakan konsumen dan bukun produsen dalam
perekonomian tersebut
 Adanya golongan penduduk usia muda yang besar jumlahnya di suatu Negara
akan mengakibatkan lebih banyak alokasi factor-faktor produksi ke
arah  “investasi-investasi sosial” dan bukan ke “investasi-investasi kapital”. Oleh
karena itu paling tidak ia akan menunda perkembangan ekonomi.
3.      Distribusi Penduduk Yang Tidak Seimbang
Tingkat urbanisasi yang tinggi pada umumnya telah dihubungkan dengan daerah-
daerah yang secara ekonomis telah maju dan bersifat industri. Urbanisasi ini
mempunyai pengaruh dan akibat-akibat yang berbeda di Negara-negara yang sedang
berkembang
      Di Negara-negara maju hanya sebagian kecil penduduk yang bekerja di sektor
pertanian. Urbanisasi biasanya terjadi karena adanya tingkat upah yang lebih menarik
di sektor industri (di kota) dari pada tingkat upah di desa (sektor pertanian).
4.      Kualitas Tenaga Kerja Yang Rendah
Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan penghalang pembangunan
ekonomi suatu Negara. Ini disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat
pengetahuan tenaga kerja. Untuk adanya perkembangan ekonomi, terutama industri,
jelas sekali dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja yang mempunyai skill atau paling
tidak dapat membaca dan menulis.
      Dengan nama lain pendidikan merupakan faktor penting bagi berhasilnya
pembangunan ekonomi. Bahkan menurut schumaker pendidikan merupakan sumber
daya yang terbesar manfaatnya dibanding faktor-faktor produksi lain.
C.    LEDAKAN PENDUDUK
Dari banyak penelitian kita mengetahui bahwa faktor utama yang menentukan
perkembangan penduduk adalah tingkat kematian, tingkat kelahiran dan tingkat
perpindahan penduduk (migrasi).
1.      Tingkat Kematian
Ada empat faktor yang menyumbang terhadap penurunan angka kematian pada
umumnya:
 Adanya kenaikan standar hidup sebagai akibat kemajuan teknologi dan
meningkatnya produktivitas tenaga kerja serta tercapainya perdamaian dunia yag
cukup lama.
 Adanya perbaiakan pemeliharaan kesehatan umum (kesehatan masyarakat),
maupun kesehatn individu.
 Adanya kemajuan dalam bidang ilmu kedokteran serta diperkenalkannya
lembaga-lembaga kesehatan umum yang modern.
 Meningkatnya pengahsilan rill per kapita, sehingga orang mampu membiayai
hidupnya dan bebas dari kelaparan dan penyakit,dan selanjutnya dapat hidup
sehat.
2.      Tingkat Kelahiran
Di Negara-negara industry pertumbuhan pendududuk berlangsung terus di
samping adanya penurunan tingkat kelahiran. Tingkat kelahiran lebih dihubungkan
dengan perkembangan ekonomi melalui pola-pola kebudayaan seperti : umur
perkawinan, status wanitanya, kedudukan antara rural dan urban serta sifat-sifat dari
dari system family yang ada.
3.      Migrasi
Migrasi mempunyai peranan juga dalam menentukan tingkat pertumbuhan
penduduk. Oleh karena itu tingkat pertumbuhan penduduk tidak dapat diperhitungkan
hanya dari tingkat kelahiran dan tingkat kematian saja. Penduduk di amerika latin dan
amerika utara meningkat karena alasan migrasi. 
D.    PEMECAHAN MASALAH KEPENDUDUKAN
Dari pembicaraan mengenai ledakan penduduk yang terjadi di Negara-negar
sedang berkembang, dapatlah kita menyimpulkan bahwa masalah penduduk
merupakan masalah yang sangat sukar untuk diatasi. Sebenarnya kita dapat
menterapkan suatu kebijakan dari sudut tingkat kematian untuk mengurangi tingkat
pertumbuhan penduduk, yaitu dengan mencegah penurunan tingkat kematian: atau
dengan kata lain meningkatkan adanya kematian. Tetapi tindakan ini jelas
bertentangan dengan hati nurani manusia yang pada umumnya ingin hidup lama di
dunia dan tentunya tidak dapat dilaksanakan.
Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut adalah:
 Jumlah penduduk dan pertumbuhannya diatasi dengan program Keluarga
Berencana (KB).
 Persebaran dan Kepadatan penduduk diatasi dengan:
o Program Transmigrasi
o Pembangunan lebih intensif di Kawasan Indonesia Timur.
 Tingkat kesehatan yang rendah diatasi dengan:
o Pembangunan fasilitas kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
o Pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin
 Tingkat pendidikan yang rendah diatasi dengan:
o Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua
daerah di Indonesia.
o Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar
tenaga kerja
o Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga
pendidikan milik pemerintah
o Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja
o Mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di lembaga-
lembaga pemerintah
 Tingkat pendapatan yang rendah diatasi dengan:
o Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan berkembang-
nya usaha/investasi, baik PMDN ataupun PMA.
o Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga
dapat lebih banyak menyerap tenaga kerja.
o Penyederhanaan birokrasi dalam   perizinan usaha. Pembangunan
/menyediakan
E.     PEMANFAATAN SUMBER DAYA MANUSIA
1.      Beberapa Konsep Ketenagakerjaan
Pembangunan ekonomi banyak dipengaruhi oleh hubungan antara manusia
dengan faktor-faktor produksi yang lain dan juga sifat-sifat manusia itu sendiri. Yang
kita maksud dengan “human resourses” disini ialah penduduk sebagai suatu
keseluruhan. Dari segi penduduk sebagai faktor produksi, maka tidak semua
penduduk dapat bertindak sebagai faktor produksi. Hanya penduduk yang berupa
tenaga kerja (human power) yang dapat dianggap sebagi faktor produksi. Tenaga
kerja adalah penduduk pada usia kerja yaitu: antara 15 sampai 64 tahun. Penduduk
dalam usia kerja ini dapat digolongkan menjadi dua yaitu angkatan kerja dan bukan
angkatan kerja.
2.      Macam-macam Pengangguran
Dalam pembangunan ekonomi ada tenaga-tenaga manusia yang disebut
menganggur adalah meraka yang ada dalam umur angkatan kerja dan sedang mencari
pekerjaan tidak digolongkan dalam angkatan kerja dan juga bukan penganggur.
Jumlah tenaga kerja yang menganggur, cukup banyak di Negara-negara yang dapat
berkembang pengangguran dapat digolongkan ke dalam 3 jenis yaitu:
 Pengangguran yang kelihatan
Visible underemployment akan timbul apabila jumlah tenaga kerja yang
sungguh-sungguh digunakan lebih sedikit daripada waktu kerja yang disediakan
untuk bekerj egasnya, ini merupakan suatu penggangguran. Meskipun pengangguran
itu terdapat di sektor-sektor kerajinan dan industri-industri sedang mampu besar,
namun cukup penting bagi Negara-negara sedang berkembang karena adanya sifat-
sifat khas kegiatan sektor pertanian.

 Pengangguran tak kentara


Pengangguran tak-kentara terjadi apabila para pekerja telah menggunakan
waktu kerjanya secara penuh dalam suatu pekerjaan dapat ditarik ke sector-sektor
atau pekerjaanlain tanpa memgurangi output di sektor yang ditinggalkan. Sebagai
misal kalau pada saat panen atau tanam padi, tetapi caranya lebih diorganisir, maka
pengurangan beberapa tenaga kerja pada saat giat-giatnya pekerjaan panen atau
tanam tersenut tidak akan mengurangi atau menurunkan output.
 Pengangguran potensial
Pengangguran potensial merupakan suatu perluasan dari “disguised
unemployment” dalam arti bahwa para pekerja dalam suatu sector dapat ditarik dalam
sector tersebut tanpa mengurangi output; tetapi harus dibarengi dengan perubahan-
perubahan fundamental dalam metode produksi yang memerlukan pembentukan
capital yang berarti.
F.     KUALITAS TENAGA KERJA
Sejauh ini kita memperhatikan peranan tenaga kerja sebagai salah satu fakor
produksi yang akan mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat pendapatan nasional dari
segi kualitas atau jumlah saja. Sementara itu kita beranggapan bahwa kalau jumlah
tenaga kerja yang dipakai dalam usaha produksi meningkat, maka jumlah produksi
yang bersangkutan juga meningkat. Dengan kata lain kalau tidak ada peningkatan
jumlah tenaga kerja maka jumlah produksi akan tetap. Pernyataan yang demikian ini,
tidak dapat seluruhnya dianggap benar karena walaupun jumlah tenaga kerja itu tidak
berubah, tetapi bila kualitas dari tenaga kerja menjadi lebih baik, maka dapat terjadi
bahwa tingkat produksi akan meningkat pula.

BAB 3
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Telah kita ketahui  bahwa tujuan pembangunan ekonomi adalah peningkatan
standar hidup penduduk Negara yang bersangkutan, yang tidak bias diukur dengan
kenaikan pendapatan rill per kapita. Pendapatan rill per kapita adalah sama dengan
pendapatan nasional rill atau output secara keseluruhan yang dihasilkan selama satu
tahun dibagi dengan jumlah penduduk seluruhnya.
Jadi standar hidup tidak akan dapat dinaikkan kecuali output total meningkat
dengan baik cepat dari pada pertumbuhan jumlah penduduk. Untuk mempengaruhi
perkembangan output total diperlukan penambahan investasi yang cukup besar agar
supaya dapat menyerap pertambahan penduduk, yang berarti naiknya pendapatan rill
per kapita.
DAFTAR PUSTAKA
Irawan, 1996. Ekonomi pembangunan. Dasar, Penduduk dan tenaga kerja.
  Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
http://idayoce.blogspot.com/2016/07/penduduk-dan-ketenagakerjaan.html (diakses 13
Oktober 2019)

Anda mungkin juga menyukai