Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KETENAGAKERJAAN

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Pelajaran : Ekonomi
Nama Guru : Wilda Hanum

Oleh :
ADELIA SYAHRANI
NIA KHAIRUNNISA
KHAIRUNNISA

KELAS : XI MIPA 1

1
Kata Pengantar :
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Medan, 1 Oktober 2021
Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….……...... 1


KATA PENGANTAR…………………….……………………………………….........… 2
DAFTAR ISI………..………………………………………….…………………...….…. 3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ………………………………………………………………..........… 4
1.2 Rumusan Masalah……………………...……………………………...………........... 5
1.3Tujuan Penulisan ………………………………………………...……….. .... ............ 5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tenaga Kerja……………………………………………………….........…………… 5
2.2 Fungsi Hukum Ketenagakerjaan……………………………………….........…...........6
2.3 Hak-hak Tenaga Kerja…………………………………………………. ..………..….7
2.4 Dampak Rendahnya Kualitas Tenaga Kerja……………………………....…………..9
2.5 Usaha Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja Di Indonesia ……………….. .....……. 9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ……………………………………………………..…………….. ……. 10
3.2 Saran ……..…………………………………………..……………………....……… 10
3.3 Essay ……………..……………………………………………………..…....……… 11
3.4 DAFTAR PUSTAKA ………………………………..……………...………...…….. 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Ketenagakerjaan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah tenaga kerja pada
waktu sebelum selama dan sesudah masa kerja (UURI Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan). Tenaga kerja dalam pembangunan nasional merupakan faktor dinamika
penting yang menentukan laju pertumbuhan perekonomian, baik dalam kedudukannya
sebagai tenaga kerja produktif, maupun sebagai konsumen.

Tenaga kerja yang memadai dari segi kuantitas dan kualitas menjadi aspek penting dalam
pembangunan ekonomi, yaitu sebagai sumber daya untuk menjalankan proses produksi dan
distribusi barang dan jasa, serta sebagai sasaran untuk menciptakan dan mengembangkan
pasar. Sebagai sarana produksi, tenaga kerja sangatlah penting dalam proses produksi,
daripada sarana produksi lain seperti bahan mentah, tanah, air dan sebagainya. Dikarenakan
manusialah yang menggerakan atau mengoperasikan seluruh sumber-sumber tersebut untuk
menghasilkan suatu barang yang bernilai, yang nantinya akan berpengaruh terhadap Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) di suatu wilayah.

Ketidakseimbangan antara peningkatan penduduk usia kerja dengan kesempatan kerja yang
tersedia akan menimbulkan pengangguran yang akan berdampak pada ketidakstabilan
ekonomi dan bidang kehidupan lainnya. Oleh karena itu dengan meningkatkan kegiatan
pembangunan ekonomi, maka kesempatan kerja yang tersedia juga akan semakin banyak dan
kemajuan kegiatan ekonomi masyarakat akan semakin baik.

Semakin besar kesempatan kerja bagi tenaga kerja, maka akan meningkatkan penyerapan
tenaga kerja, sehingga kemajuan kegiatan ekonomi masyarakat akan semakin baik. Inilah
yang membuat penyerapan tenaga kerja
secara langsung maupun tidak langsung akan berkaitan dengan masalah-masalah lainnya,
seperti pendapatan yang merata, kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan ekonomi yang
meningkat, berkurangnya urbanisasi, dan stabilitas
politik. Oleh karena itu, berbagai upaya terus dilakukan pemerintah dalam rangka
meningkatkan kesempatan kerja seperti meningkatkan kualitas SDM, meningkatkan
pembangunan di pedesaan, membangun proyek-proyek padat
karya dan menyelenggarakan kursus-kursus keterampilan.

Indonesia sebagai bangsa yang sedang berkembang (development country) pada hakekatnya
tidak terlepas dari berbagai bentuk fenomena-fenomena sosial yang ada. Pendirian
perusahaan-perusahaan besar di negeri ini adalah salah satu faktor penunjang yang amat
berperan dalam proses pembangunan bangsa 3 yang sedang dijalani. Dan masalah
ketenagakerjaan adalah masalah yang selalu ada dan akan tetap ada sehubungan dengan
pendirian perusahaan tersebut. Karena tenaga kerja adalah pihak yang paling dominan dalam
suatu perusahaan.

Kebutuhan akan tenaga ahli yang professional serta kebutuhan akan teknologi-teknologi yang
dapat mendukung suatu proses kerja, membuat perusahaan-perusahaan swasta, baik itu
swasta asing maupun swasta nasional menggunakan tenaga-tenaga asing sebagai tenaga kerja
meskipun tetap mengutamakan penggunaan tenaga kerja lokal.

4
2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Apa definisi tenaga kerja?
2. Apa fungsi hukum ketenagakerjaan?
3. Apa saja yang menjadi hak-hak pekerja?
4. Bagaimana dampak rendahnya kualitas tenaga kerja?
5. Bagaimana usaha meningkatkan kualitas tenaga kerja di Indonesia?

3. TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan permasalahan di atas, yang menjadi tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui arti tenaga kerja
2. Untuk mengetahui fungsi hukum ketenagakerjaan.
3. Untuk mengetahui hak-hak tenaga kerja.
4. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan jika kualitas tenaga kerja rendah.
5. Untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja.

BAB II
PEMBAHASAN
1. TENAGA KERJA
Tenaga kerja adalah penduduk yang siap melakukan pekerjaan, penduduk yang telah memasuki
usia kerja (working age population). Tenaga kerja adalah faktor produksi yang sangat penting
bagi setiap negara, di samping faktor alam dan faktor modal. Dikatakan demikian, sebab
walaupun suatu negara mempunyai sumber daya alam dan modal yang besar, dia tetap
membutuhkan tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksinya. Tenaga kerja, modal, dan
sumber daya alam yang merupa- kan faktor produksi tidak hanya berperan penting dalam
peningkatan jumlah produksi, tetapi juga dapat mendorong naiknya pendapatan nasional.
Angkatan kerja adalah penduduk yang berumur 15 sampai dengan 65 tahun yang sedang
bekerja atau mencari pekerjaan.
Susunan penduduk menurut umurnya dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a). Penduduk produktif (usia kerja): umur 15 – 65 tahun
b). Penduduk nonproduktif (dibawah usia kerja): umur 14 tahun kebawah
c). Penduduk nonproduktif (diatas usia kerja : umur 65 tahun keatas

5
Berdasarkan kualitasnya tenaga kerja dibedakan menjadi empat bentuk, yakni tenaga kerja
terdidik, tenaga kerja tidak terdidik, tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja tidak terampil.
Tenaga Kerja Terdidik
Tenaga terdidik adalah tenaga yang memiliki suatu keahlian dalam bidang tertentu. Mereka
memiliki keahlian tersebut dengan cara sekolah di pendidikan formal atau pendidikan non
formal. Tenaga terdidik Tenaga kerja terampil merupakan tenaga kerja yang memiliki
keahlian dalam bidang tertentu dan juga pengalaman.
Tenaga Kerja Tidak Terdidik
tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih yang pada dasarnya, pekerjaan yang dilakukan
tidak mengharuskan seseorang memiliki keahlian atau kewajiban tertentu. Contoh
sederhananya adalah pembantu rumah tangga, buruh panggul barang, dan lain sebagainya.
Tenaga Kerja Terampil
Tenaga kerja terampil merupakan tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu
dan juga pengalaman. Tenaga kerja terampil dibutuhkan latihan secara berulang-ulang.
Sehingga mampu menguasai pekerjaan tersebut.
Tenaga Kerja Tidak Terampil
Unskilled labor atau tenaga kerja tidak terampil adalah tenaga kerja yang tidak memiliki
keterampilan, pelatihan, atau pendidikan khusus. Mereka rentah terhadap pemecatan,
menerima upah rendah, atau diganti melalui otomatisasi. Ini kontras dengan pekerja
terampil atau profesional yang cenderung lebih produktif.

2. FUNGSI HUKUM KETENAGAKERJAAN


Jadi hukum ketenagakerjaan dapat diartikan sebagai peraturan-peraturan yang mengatur
tenaga kerja pada waktu sebelum selama dan sesudah masa kerja. Sedangkan tenaga kerja
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Menurut Profesor Mochtar kusumaatmadja, fungsi hukum itu adalah sebagai sarana
pembaharuan masyarakat. Dalam rangka pembangunan, yang dimaksud dengan sara
pembaharuan itu adalah sebagai penyalur arah kegiatan manusia ke arah yang diharapkan
oleh pembangunan. Sebagaimana halnya dengan hukum yang lain, hukum ketenagakerjaan
mempunyai fungsi sebagai sarana pembaharuan masyarakat yang mnyalurkan arah kegiatan
manusia ke arah yang sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh pembangunan
ketenagakerjaan.
Pembangunan ketenagakerjaan sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan pembangunan
nasional diarahkan untuk mengatur, membina dan mengawasi segala kegiatan yang
berhubungan dengan tenaga kerja sehingga dapat terpelihara adanya ketertiban untuk
mencapai keadilan. Pengaturan, pembinaan, dan pengawasan yang dilakukan berdasarkan
perundang-undangan yang berlaku di bidang ketenagakerjaan itu harus memadai dan sesuai
dengan laju perkembangan pembangunan yang semakin pesat sehingga dapat mengantisipasi

6
tuntutan perencanaan tenaga kerja, pembinaan hubungan industrial dan peningkatan
perlindungan tenaga kerja.
Masalah kontemporer ketenagakerjaan Indonesia itu sendiri tidak terlepas dari banyaknya
jumlah angkatan kerja yang pengangguran. Masalah tersebut menghadirkan implikasi buruk
dalam pembangunan hukum di Indonesia dan bila ditelusuri lebih jauh bahwa akar dari
semua masalah itu adalah karena ketidakjelasan politik ketenagakerjaan nasional. Sekalipun
dasar-dasar konstitusi UUD 1945 khususnya pasal 27 dan pasal 34 telah memberikan amanat
yang cukup jelas bagaimana seharusnya negara memberikan perlindungan terhadap
buruh/pekerja. Mengandalkan terus-menerus industri ke sektor padat karya manufaktur, akan
hanya membuat buruh Indonesia seperti hidup seperti dalam ancaman bom waktu. Rentannya
hubungan kerja akibat buruknya kondisi kerja, upah rendah. Pemutusan Hubungan Kerja (
PHK) semena-mena dan perlindungan hukum yang tidak memadai, sebenarnya adalah sebuah
awal munculnya rasa ketidakadilan dan potensi munculnya kekerasan. Usaha keras dan
pembenahan radikal harus dilakukan untuk menambah percepatan investor baru.
Minimnya perlindungan hukum dan rendahnya upah merupakan salah satu masalah dalam
ketenagakerjaan kita. MeIalui undang-undang ketenagakerjaan seharusnya para pekerja akan
terlindungi secara hukum, mulai dari jaminan negara memberikan pekerjaan yang layak,
melindunginya di tempat kerja (kesehatan dan keselamatan kerja dan upah layak) sampai
dengan pemberian jaminan sosial setelah pensiun. Selain itu pekerja dapat juga mendirikan
Serikat Buruh. Sekalipun undang-undang ketenagakerjaan bagus, tetapi buruh tetap
memerlukan kehadiran serikat buruh untuk pembuatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB ). PKB
adalah sebuah dokumen perjanjian bersama antara majikan dan buruh yang berisi hak dan
kewajiban masing-masing pihak. Hanya melalui serikat buruhlah bukan melalui LSM ataupun
partai politik bisa berunding untuk mendapatkan hak-hak tambahan (di luar ketentuan UU)
untuk menambah kesejahteraan mereka. Pemerintah harus merubah sistem jaminan sosial
ketenagakerjaan, sehingga buruh korban PHK dan buruh pensiunan akan mendapat tunjangan
layak dari Jamsostek.

3. HAK-HAK TENAGA KERJA

Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja/buruh.
Perjanjian kerja dibuat secara tertulis atau lisan. Perjanjian kerja yang dipersyaratkan secara
tertulis dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku. Perjanjian
kerja dibuat atas dasar :

a. Kesepakatan kedua belah pihak.

b. Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum.

c. Adanya pekerjaan yang diperjanjikan; dan

d. Pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan
peraturan perundang undangan yang berlaku.

Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang


optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Perlindungan sebagaimana
dimaksud dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Setiap
perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan. Ketentuan mengenai penerapan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja diatur dengan Peraturan Pemerintah.

7
Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan. Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan maka pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang
melindungi pekerja/buruh. Kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh tersebut
meliputi :

a. Upah minimum.

b. Upah kerja lembur.

c. Upah tidak masuk kerja karena berhalangan.

d. Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya.

e. Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya.

f. Bentuk dan cara pembayaran upah.

g. Denda dan potongan upah.

h. Hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah.

i. Struktur dan skala pengupahan yang proporsional.


j. Upah untuk pembayaran pesangon; dan
k. Upah untuk perhitungan pajak penghasilan.
Hak-hak pekerja yaitu:
1. Hak untuk mendapatkan upah.
2. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
3. Hak untuk bebas memilih dan pindah pekerjaan sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
4. Hak atas pembinaan keahlian, kejuruan, untuk memperoleh serta menambah keahlian dan
keterampilan.
5. Hak untuk mendapatkan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja serta
perlakukan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.
6. Hak atas istirahat (cuti) serta hak atas upah penuh selama menjalani istirahat.
7. Hak untuk mendirikan dan menjadi anggota serikat pekerja.
8. Hak untuk mendapat jaminan sosial.

8
4. DAMPAK RENDAHNYA KUALITAS TENAGA KERJA
Rendahnya kulitas tenaga kerja di Indonesia dapat mengakibatkan banyaknya
pengangguran. Pengangguran adalah penduduk usia kerja yang sedang mencari
pekerjaan. Orang semacam ini merugikan negara dan secara khusus memberatkan keluarga
karena kebutuhan menjadi beban atau tanggungan keluarga yang sudah bekerja. Indikator
tingkat beban disebut Dependency Ratio (DR).
Salah satu kontributor laporan, Maria Monica Wihardja, menyatakan, alasan utama penyebab
rendahnya kualitas pekerjaan tersebut karena Indonesia masih kesulitan menciptakan
lapangan kerja berstatus menengah (middle-class jobs).
Menurut dia, penyebabnya adalah transformasi struktural yang terjadi tidak meningkatkan
produktivitas pekerjanya, sehingga penciptaan lapangan kerja menengah sulit terwujud.
"Kedua, struktur ekonomi Indonesia belum kondusif dalam menciptakan lapangan kerja
menengah. Sebanyak 2/3 pekerjaan merupakan usaha rumah tangga dengan 45 juta pemilik
dan 38 juta pekerja, di mana hampir semuanya berstatus informal," jelas Monica saat
peluncuran laporan tersebut, Rabu (30/6/2021).
Pada kenyataannya, sektor formal ternyata sulit untuk menciptakan pekerjaan menengah.
Sebetulnya ada sektor potensial yaitu sektor manufaktur, kendati penciptaan lapangan kerja
terjadi hanya di perusahaan yang tua dan besar saja. Perusahaan baru memiliki kesulitan
dalam bertumbuh dan merekrut pekerja baru.
Faktor ketiga, lanjut Monica, kurangnya kemampuan (skill) pekerja untuk masuk ke ranah
pekerjaan menengah. Monica mengatakan, pekerjaan menengah cenderung
membutuhkan skill khusus berupa kemampuan berpikir yang kuat, kemampuan interpersonal
dan kemampuan digital, diimbangi dengan wawasan di bidang sains, teknologi, teknik,
matematika, atau administrasi bisnis.

5. USAHA MENINGKATKAN KUALITAS TENAGA KERJA DI INDONESIA


Pada dasarnya ada beberapa upaya peningkatan kualitas kerja, antara lain sebagai berikut :
1. Magang di suatu lembaga-lembaga atau instansi pemerintah maupun swasta.
2. Pelatihan-pelatihan atau job training agar mempunyai kesempatan kerja yang baik.
3. Belajar di BLK (Balai Latihan Kerja) di suatu daerah atau kota.
4. Kursus-kursus keterampilan.
5. Penataran dan seminar atau lokakarya.
6. Menekuni ilmu yang dipelajari untuk meningkatkan kualitas diri dengan menekuni bidang
yang diminati.
7. Meningkatkan tenaga kerja terampil dengan meningkatkan pendidikan formal maupun
informal bagi setiap penduduk.
8. Mengintensifkan pekerjaan di daerah pedesaan yang bersifat padat karya untuk
mengurangi pengangguran tenaga kerja kasar di pedesaan.
9. Mendirikan pusat-pusat atau balai latihan kerja, untuk menyapkan tenaga terampil dan
kreatif.

9
10. Meningkatkan transmigrasi untuk mengurangi pengangguran di daerah padat penduduk
dan memeratakan tenaga kerja.
11. Industrialisasi untuk menyerap tenaga kerja.
12. Menggiatkan program keluarga berencana, untuk mengurangi atau menghambat
pertambahan jumlah penduduk sehingga pertambahan jumlah angkatan kerja bisa terkendali.
13. Mengadakan proyek SP3 untuk menyerap lulusan perguruan tinggi yang diharapkan jadi
pelopor pembangunan dan pembaharuan di pedesaan. SP3 singkatan dari Sarjana Penggerak
Pembangunan Pedesaan.
14. Mendorong pembangunan di daerah pedesaan untuk bisa menyerap tenaga kerja di
pedesaan.
15. Penyediaan dana kredit secara lebih meluas dan merata bagi peningkatan kegiatan
produksi padat karya.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Tenaga kerja adalah seseorang yang sudah melakukan persiapan serta sudah siap untuk
bekerja juga telah memenuhi syarat usia kerja. Terdapat 4 macam tenaga kerja yakni ; tenaga
kerja terdidik, tenaga kerja tidak terdidik, tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja tidak
terampil. Hukum ketenagakerjaan adalah peraturan yang berlaku untuk para pekerja, baik
ketika masih bekerja, maupun belum atau sudah berhenti bekerja. Ada 8 hak yang dimiliki
oleh pekerja berdasarkan pembahasan di atas.
Meningkatnya tingkat pengangguran di Indonesia merupakan akibat dari rendahnya tingkat
kualitas tenaga kerja. Penyebabnya masih seputar pekerjaan yang berstatus menengah yakni,
kurangnya kemampuan pekerja untuk masuk ke ranah pekerjaan menengah, struktur ekonomi
masih belum kondusif dan pemerintah masih kesulitan untuk menciptakan lapangan kerja
menengah. Pemerintah sudah dan akan mendirikan beberapa pusat atau balai latihan kerja,
disingkat BLK di berbagai daerah sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja di
Indonesia dan masih banyak upaya – upaya yang sudah dan akan dilakukan pemerintah.
2. SARAN
Sebaiknya pemerintah menganalisis atau memperkirakan beberapa hal yang akan terjadi
sebelum melakukan suatu usaha untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja, agar terhindar
dari beberapa akibat yang akan mengakibatkan suatu kesalahan fatal, salah satunya yakni
semakin tingginya angka pengangguran di Indonesia di setiap tahunnya. Pemerintah juga
harus memperhatikan kondisi masyarakat dalam berbagai aspek jika ingin kualitas tenaga
kerja meningkat. Karena banyaknya pengangguran disebabkan oleh faktor tenaga kerja yang
tidak bisa memenuhi syarat kerja yang cukup sulit untuk dipenuhi oleh rakyat ekonomi
menengah serta rakyat yang tidak bersekolah.

10
3. ESSAY
1) Apakah digitalisasi memberikan solusi masalah ketenagakerjaan di Indonesia?
Jawab : Digitalisasi sebenarnya bukanlah solusi yang berpengaruh langsung pada masalah
ketenagakerjaan di Indonesia, karena sekedar digitalisasi saja tidak lantas
mengurangi jumlah pengangguran. Namun demikian, digitalisasi bisa secara tidak
langsung memberikan solusi bagi sebagian masalah ketenagakerjaan, dalam hal
membuka lapangan kerja baru.
Misal : setelah ada aplikasi semisal Uber, Grab, GoJek, LalaMove, maka muncul
peluang kerja baru sebagai mitra bisnis.Dengan semakin maraknya orang
berbelanja online, maka muncul peluang bisnis baru sebagai penyedia jasa
kurir dan pengantaran barang, juga jasa logistik yang otomatis menyerap
tenaga kerja untuk mengelola gudang penyimpana barang. Dengan
mudahnya komunikasi online, dan jasa keuangan digital, seorang
profesional bisa mendapat klien dari negara lain, sekaligus mengantarkan
hasil kerjanya dan menerima pembayaran secara digital.
Pada akhirnya digitalisasi bantu menciptakan lapangan kerja baru, sehingga bantu
memberikan solusi bagi masalah ketenagakerjaan, khususnya pengangguran.
2) Apakah menurutmu pendidikan dapat meningkatkan kualitas tenaga kerja? Jelaskan
alasannya!
Jawab : Ya, karena dengan bekal pendidikan yang berkualitas, maka tenaga kerja akan
semakin berkualitas. Pemerintah harus meningkatkan kompetensi tenaga kerja
melalui pendidikan. Selain itu, tak sedikit perusahaan yang menjadikan
tingkat pendidikan yang tinggi sebagai salah satu syarat untuk para calon
pegawai agar bisa masuk ke perusahaan.
3) Bagaimana menurut kamu mengenai UU ketenagakerjaan dari sisi pemilik usaha?
Jawab : Di dalam menjalankan aktivitas perusahaan, pengusaha mempunyai kewajiban
untuk memenuhi hak dari setiap pekerja. Hak pekerja tersebut diantaranya yaitu
hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama tanpa diskriminasi atas dasar
apapun, hak untuk mengembangkan kompetensi kerja, hak untuk beribadah
menurut agama dan kepercayaannya, hak untuk mendapatkan upah atau
penghasilan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia, hak untuk
mendapatkan perlindungan, kesejahteraan, kesehatan, dan keselamatan kerja.

11
4) Jelaskan menurut pendapatmu, apakah virus covid-19 mempengaruhi meningkatnya
angka pengangguran di beberapa tahun belakangan? Tuliskan alasannya !
Jawab : Ya, banyak pekerja yang berhenti bekerja dan belum mendapatkan pekerjaan
pengganti karena covid-19. Baik berasal dari sektor perdagangan, manufaktur,
konstruksi, jasa, dan akomodasi. Selain itu banyak juga karyawan/pegawai yang
terkena PHK oleh perusahaan tempatnya bekerja. Hal itu dikarenakan oleh
lemahnya permintaan pasar, keterbatasan modal, dan masih banyak lagi
penyebabnya.
5) Bagaimana cara BUMN dan BUMD mengatasi masalah ketenagakerjaan?
Jawab : BUMN dan BUMD mengatasi masalah ketenagakerjaan dengan beberapa cara
seperti : - Bantuan modal lunak jangka panjang.
- Mendorong terbentuknya kelompok usaha bersama dan lingkungan
usaha yang menunjang serta mendorong terwujudnya lapangan
pekerjaan baru.
- Meningkatkan teknologi dan sistem pendidikan.
- Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamn kehidupan
penganggur.
- Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS.

4. DAFTAR PUSTAKA
Khakim, Abdul. 2014. Dasar-Dasar Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia. Bandung: Citra
Aditya Bakti.

Benggolo. A. Tanpa tahun. Tenaga Kerja dan Pembangunan. Jakarta: Jasa Karya.

Manulang, SH. 1995.Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia.Jakarta: Rineka


Cipta.

12

Anda mungkin juga menyukai