1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
nikmat dan kasih sayang – Nya kepada kami karena hanya dengan izin – Nya lah kami dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru PPKN SMA Negeri 1 Surabaya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari
Tuhan Yang Maha Esa.
Kami juga menyadari bahwa makalah yang telah kami susun ini masih banyak
kekurangan baik secara sistematika penulisan, bahasa, dan penyusunannya. Oleh karena itu,
kami memohon saran serta pendapat yang dapat membuat kami menjadi lebih baik dalam
melaksanakan tugas di lain waktu. Mudah – mudahan karya tulis yang kami buat menjadi
bermanfaat bagi kami khususnya dan umumnya bagi pembacanya.
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Kemiskinan............................................................................................... 7
2. Seberapa Luas Penyebaran Kemiskinan di Indonesia................................................ 7
3. Faktor yang Menguatkan Bahwa Kemiskinan Harus Ditangani Pemerintah.............. 9
4. Kebijakan dan Program Masalah Kemiskinan di Indonesia....................................... 9
5. Perbedaan Pendapat Tiap Organisasi Mengenai Kemiskinan.................................... 12
6. Lembaga Yang Bertanggung Jawab Mengenai Masalah Kemiskinan....................... 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................. 15
B. Kritik.......................................................................................................................... 15
C. Saran........................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
Begitu banyak kita lihat pengemis, pengamen, pemulung, dan lain lain di sekitar
lingkungan kita sehari-hari, baik pada saat kita bepergian, maupun di lingkungan
tempat tinggal kita. Itu adalah salah satu dari kemiskinan. Sampai saat ini, belum
4
juga ditemukan cara penanggulangan kemiskinan itu sendiri, dan Pemerintah masih
belum juga maksimal dalam menangani masalah ini. Namun itu bukan hanya salah
Pemerintah saja tetapi kita juga harus dapat berkontribusi dan andil dalam
mengatasi kemiskinan tersebut, karena untuk mengubah kemiskinan harus
dibutuhkan mental yang baik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana jalannya masalah kemiskinan tersebut?
2. Seberapa luas masalah tersebut terjadi pada bangsa dan negara
3. Mengapa masalah tersebut harus ditangani pemerintah dan haruskah seseorang
bertanggung jawab untuk memecahkannya?
4. Adakah kebijakan tentang masalah kemiskinan tersebut?
5. Adakah perbedaan pendapat tiap organisasi yang berpihak pada masalah ini?
6. Pada tingkat atau Lembaga pemerintah apa saja yang bertanggung jawab tentang
masalah tersebut?
5
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan :
Adapun tujuan dibuatnya makalah yang membahas tentang semakin
meningkatnya angka kemiskinan di Indonesia ini adalah sebagai berikut:
1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia yang mampu dalam hal materi agar
ikut berperan serta untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
2. Mengetahui seberapa luas masalah kemiskinan yang terjadi di Indonesia hingga saat
ini.
3. Mengetahui pendapat dari beberapa organisasi dalam menangani masalah ini.
4. Memberikan informasi kepada masyarakat Indonesia untuk menghadapi kemiskinan
yang merupakan tantangan global dunia ketiga.
5. Untuk mengetahui sejauh mana upaya serta kebijakan pemerintah dalam
mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
6. Serta untuk mengetahui lembaga pemerintah mana saja yang bertanggung jawab
untuk menangani masalah kemiskinan ini.
Manfaat :
a. Bagi Penulis
Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan tugas terstruktur dari mata
pelajaran PPKN [Pendidikan Kewarganegaraan].
Makalah ini diharapkan dapat menambah referensi pustaka yang berhubungan dengan
permasalahan dan upaya penyelesaian angka kemiskinan di Indonesia.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan
bukan makanan yang diukur dari pengeluaran. Dengan pendekatan ini dapat dihitung
Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2010 lalu masyarakat miskin di
Indonesia mencapai 13,33 persen atau sebanyak 31,02 juta orang dari jumlah penduduk
Indonesia. Di akhir tahun 2010, jumlah kemiskinan tersebut tentunya tidak jauh berbeda.
Memasuki September 2016 penduduk miskin tercatat 28,01 juta atau 10,86%. Kemudian
September 2017 penduduk miskin tercatat 27,77 juta atau 10,64%. Terakhir pada September
2018 jumlah penduduk miskin tercatat 25,95 juta orang atau 9,82%.
Dari data juga disebutkan jumlah orang miskin di daerah perkotaan periode 2018
tercatat 10,14 juta turun 128,2 ribu orang dibandingkan periode September 2017 sebesar
8
10,27 juta. Sementara itu di daerah perdesaan turun sebanyak 505 ribu orang (dari 16,31 juta
orang pada September 2017 menjadi 15,81 juta orang pada September 2018).
Sedangkan dari segi persentase penduduk miskin di daerah perkotaan tercatat 7,02% lebih
rendah dibanding periode September 2017 sebesar 7,26%. Sementara itu, persentase
penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2017 sebesar 13,47%, turun menjadi
13,20% pada September 2018. Ini berarti kemiskinan masih merupakan masalah besar bangsa
ini. Bayangkan dengan jumlah penduduk miskin sebesar itu, kita mencatatkan diri sebagai
Negara yang orang miskinnya lebih banyak dari jumlah penduduk Negara tetangga Malaysia
yang berpenduduk 26,79 juta orang di tahun yang sama.
9
Untuk ekonomi mikro, bagi masyarakat sangat miskin dan miskin, pemerintah berupaya
memberikan bantuan pangan (rastra) dan Bantuan Pangan Non Tunal (BPNT), Bantuan Tunai
Bersyarat (Program Keluarga Harapan), dan Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Kartu
Indonesia Sehat. Selanjutnya, untuk masyarakat miskin dan rentan, pemerintah berupaya
meningkatkan pendapatan dengan akses permodalan, meningkatkan kualitas produk dan
akses pemasaran, mengembangkan keterampilan layanan usaha, serta mengembangkan
kewirausahaan, kemitraan, dan keperantaraan.
Selain itu, penguatan perekonomian Inspired middle Income class diwujudkan melalui
kemudahan izin usaha bagi pemula, penguatan usaha mikro dan kecil serta pemberdayaan
koperasi, serta peningkatan keahlian tenaga kerja dan sertifikasi keahlian.
Selain itu, pemerintah mendorong konsumsi masyarakat dengan menjaga inflasi terutama dari
tekanan sisi suplai melalui pengurangan hambatan arus distribusi antarwilayah dan
antarpulau, mengefektifkan TPID, serta mendorong penyediaan produksi pangan dan bahan
pokok lain.
Investor domestik dan wirausaha lokal juga didorong untuk mengembangkan bisnis di
Indonesia. Pemerintah mengurangi tekanan impor melalui penerapan kewajiban penyedia
lapak online menjual barang lokal dengan komposisi minimal tertentu serta kemudahan
investasi sektor industri untuk menyediakan bahan baku yang selama ini diimpor.
10
Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) sebagai dasar arus utama
penanggulangan kemiskinan di daerah dan mendorong gerakan sosial dalam
mengatasi kemiskinan.
Adapun langkah jangka pendek yang diprioritaskan antara lain sebagai berikut:
a) Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan; (i) penyediaan sarana-sarana irigasi, air
bersih dan sanitasi dasar terutama daerah-daerah langka sumber air bersih. (ii) pembangunan
jalan, jembatan, dan dermaga daerah-daerah tertinggal. (iii) redistribusi sumber dana kepada
daerah-daerah yang memiliki pendapatan rendah dengan instrumen Dana Alokasi Khusus
(DAK) .
b) Perluasan kesempatan kerja dan berusaha dilakukan melalui bantuan dana stimulan untuk
modal usaha, pelatihan keterampilan kerja dan meningkatkan investasi dan revitalisasi
industri.
c) Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk miskin diberikan pelayanan antara
lain (i) pendidikan gratis sebagai penuntasan program belajar 9 tahun termasuk tunjangan
bagi murid yang kurang mampu (ii) jaminan pemeliharaan kesehatan gratis bagi penduduk
miskin di puskesmas dan rumah sakit kelas tiga.
Oleh karena sumbangan dari para dermawan tidak terlalu besar bila dibandingkan dengan
permasalahan kelaparan dan kemiskinan yang dihadapi, maka Bandung Peduli melakukan
targetting dengan sasaran bahwa orang yang dibantu tinggal di Kabupaten/ Kotamadya
Bandung, dan mereka yang tergolong fakir. Golongan fakir yang dimaksud adalah orang
yang miskin sekali dan paling miskin bila diukur dengan “Ekuivalen Nilai Tukar Beras”.
Selain itu, ada beberapa kebijakan dan program pemerintah yang lain untuk mengatasi
angka kemisiknan di Indonesia.
Kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah antara lain :
1. Peningkatan akses fakir miskin terhadap sumber daya sosial ekonomi.
2. Peningkatan prakarsa dan peran aktif warga masyarakat dalam pemberdayaan fakir
miskin.
3. Perlindungan hak – hak fakir miskin.
4. Peningkatan kualitas manajemen pemberdayaan fakir miskin.
1. Program Pokok
11
o Pemberdayaan fakir miskin di wilayah pedesaan
o Pemberdayaan fakir miskin di wilayah sub urban (desa-kota)
o Pemberdayaan fakir miskin di wilayah perkotaan
o Pemberdayaan fakir miskin di wilayah pesisir pantai
o Pemberdayaan fakir miskin di wilayah kepulauan terpencil
o Pemberdayaan fakir miskin di wilayah perbatasan antar negara
o Pemberdayaan fakir miskin di wilayah pertambangan dan industri
Program penanggulangan kemiskinan Transient
Perbedaan pendapat tentu tentang kemiskinan ada. Ada yang berpihak untuk membiarkannya.
ada juga yang berpihak memberantasnya hingga ke akar-akarnya dan ada juga yang yang
berpendapat untuk mencegah dan mengilangkannya dengan pendekatan yang sedikit-sedikit.
Organisasi yang Berpihak Pada Masalah "Semakin Meningkatnya Angka Kemiskinan" antara
lain:
1. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) merupakan lembaga
untuk menangani dan berkoordinasi dalam hal yang berhubungan dengan penanggulangan
dan pemberantasan kemiskinan di Republik Indonesia.
12
4. Komite Penanggulangan Kemiskinan (KPK) yang dibentuk melalui Kepres No. 124 Tahun
2001, Kepres. No. 8 Tahun 2002, Kepres. No. 34 Tahun 2004. pemerintah mendirikan
lembaga ini dengan dua pendekatan untuk menanggulangi kemiskinan, antara lain:
- mengurangi beban biaya bagi penduduk miskin
-4.6meningkatkan pendapatan atau daya beli penduduk miskin.
Ada 19 kementerian lembaga yang menangani kemiskinan dan saat ini masih bekerja
untuk penurunan angka kemiskinan menjadi 3-4% jumlah penduduk pada tahun 2019.
13
6. Pasal 31 ayat1:“Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pendidikan”
7. Pasal 33 Ayat 1:“Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan
8. Pasal 33 Ayat 2:“Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”
9. Pasal 33 Ayat 3:“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar – besar kemakmuranrakyat”
10. Pasal 33 Ayat 4:“Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan
ekonomi nasional”
11. Pasal 34: Ayat 1:“Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”
12. Ayat 2:”Negara mengembangkan system jaminan social bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan”.
13. Ayat 3:”Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
pelayanan umum”.
Sebagai turunan UUD’45, landasan yuridis yang relevan dengan kebijakan penanggulangan
secara langsung adalah:
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan masalah yang telah dibahas di atas, untuk keluar dari masalah
kemiskinan tersebut kita seharusnya paham tentang apa yang dimaksud kemiskinan dan
faktor-faktor penting penyebab masalah kemiskinan tersebut. Dan pengentasan kemiskinan
tidak bisa kita serahkan kepada pemerintah saja, tetapi juga harus dibantu oleh sektor lain dan
harus dimulai dari diri kita sendiri. Pemerintah pun harus mempunyai program pengentasan
kemiskinan yang lebih baik dari yang sudah ada dan diharapkan pemerintah baik di kota atau
daerah bisa menjalankan dengan sejujur mungkin tanpa adanya korupsi yang saat ini
merajalela. Bila itu bisa terlaksana dengan baik maka dipastikan keadaan ekonomi di
Indonesia bisa lebih baik dari sekarang dan penyakit sosial ekonomi ini dipastikan akan
berkurang.
B. Kritik
Dalam hal ini pemerintah dan masyarakat kurang peduli dengan meningkatnya angka
kemiskinan. Dengan ketidakpedulian pemerintah dan masyarakat Indonesia, banyak dampak
negatif yang dapat ditimbulkan. Meningkatnya angka kemiskinan mempengaruhi pendapatan
masyarakat di Indonesia rendah, masyarakat di Indonesia akan mengalami banyak kerugian
dan masalah.
C. Saran
Sudah seharusnya kita sebagai masyarakat Indonesia peduli terhadap apa yang sedang
terjadi saat ini. Kita harus memperhatikan masalah yang ada dan memikirkan solusinya.
Tidak hanya masyarakat, pemerintah sebagai pemimpin rakyat juga harus mengarahakan
masyarakat Indonesia menjadi yang lebih baik. Dengan pemerintah mengadakan lapangan
kerja yang luas, dan mengurangi hutang-hutang milik Indonesia, Indonesia akan terbebas dari
angka kemiskinan yang ada.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://awangaliakbar.blogspot.com/2012/04/masalah-kemiskinan-di-indonesia.html
https://sarulmardianto.wordpress.com/kemiskinan-di-indonesia/
https://www.merdeka.com/uang/ini-5-langkah-pemerintah-untuk-tekan-kemiskinan-di-
indonesia.html
https://r.search.yahoo.com/_ylt=AwrgDumQ5Y1cZ7UAIORXNyoA;_ylu=X3oDMTEyYWF
scjhuBGNvbG8DZ3ExBHBvcwMzBHZ0aWQDQjY4MjFfMQRzZWMDc3I-
/RV=2/RE=1552832016/RO=10/RU=http%3a%2f%2falvianfirman.blogspot.com%2f2015%
2f04%2fdefinisi-kemiskinan-penyebab-dampak-
dan.html/RK=2/RS=ouoTtjbTDcUv1Gzq1l7LgvXyv.o-
https://anfieldvillage.wordpress.com/2015/05/31/perundang-undangan-sosial-pengentasan-
kemiskinan-dan-prakteknya/
16