Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH EKONOMI PANGAN DAN GIZI

“KEPENDUDUKAN”

Oleh: Kelompok 4
Aqillah Gina Fauziah
Adira Mustika Sari
Ayu Fitriani
Irmalia Miranda
Lili Rahmawati
Nurul Izzah
Rahmi Indah Pratiwi
Shyrotul Hayati
Welly Innelva Rizkia

S1 TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA IIA

Dosen Pembimbing :
Irma Eva Yani, SKM, M.Si
Ir. Zulferi, M.Pd
Zulkifli, SKM, M.Si

JURUSAN GIZI
POLTEKKES KEMENKES PADANG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ucapkan Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT karena
berkat Rahmat-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pemahaman mengenai materi
Kependudukan dan Kaitannya dengan Masalah Gizi. Dengan membaca makalah
ini penulis berharap dapat membantu teman-teman serta pembaca dalam
memahami materi ini dan dapat memperkaya wawasan pembaca.
Walaupun telah berusaha sesuai kemampuan, namun penulis yakin bahwa
manusia itu tak ada yang sempurna. Seandainya dalam penulisan makalah ini ada
yang kurang, maka itulah bagian dari kelemahan penulis. Mudah-mudahan
melalui kelemahan itulah yang akan membawa kesadaran kita akan kebesaran
Allah SWT. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini dan kepada
pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini. Untuk
itu penulis selalu menantikan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi perbaikan penyusunan makalah ini.

Padang, 03 Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................….............................1
DAFTAR ISI..........................................................................….............................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................…..........................3
1.1 Latar Belakang..........................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan.......................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................….........................5
2.1 Definisi Kependudukan……………........................................................5
2.2 Teori tentang Kependudukan…................................................................6
2.3 Masalah Gizi Ditinjau dari Segi Kependudukan………………………..6
2.4 Kependudukan dan Kaitannya dengan Gizi…………………...………..6
2.5 Cara Menyelesaikan Masalah Gizi dan Kependudukan.………………..7
BAB III PENUTUP ………………………………………………………...…..10
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………….……...10
3.2 Saran ……………………………………………………………...............10
DAFTAR PUSTAKA …..……………………………………………….……...11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jumlah penduduk Indonesia sudah semakin meningkat. Dua ratus juta
lebih penduduk yang telah tercatat, sekitar 37,3 juta penduduk hidup di bawah
garis kemiskinan, separuh dari total rumah tangga mengonsumsi makanan
kurang dari kebutuhan sehari – hari, lima juta balita berstatus gizi kurang dan
lebih dari seratus juta penduduk berisiko terhadap berbagai masalah kurang
gizi. Semakin padatnya penduduk akan mempengaruhi jumlah pemintaan
terhadap pangan yang harus dikonsumsi. Jika penduduk padat disertai dengan
jumlah produksi pangan yang melimpah dan penduduk mampu menjangkau
harga dari pangan tersebut tentu tidak menjadi masalah. Namun, jika
penduduk padat tidak disertai dengan produksi panganyang memadai dan
banyak penduduk miskin sehingga tidak mampu untuk membeli bahan
pangan, maka inilah yang menjadi permasalahan bsar seperti gizi buruk
terutama di negara berkembang seperti Indonesia.
Rendahnya konsumsi pangan atau tidak seimbangnya gizi makanan yang
dikonsumsi mengakibatkan terganggunya pertumbuhan organ dan jaringan
tubuh, lemahnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit, serta
menurunnya aktivitas dan produktivitas kerja. Pada bayi dan anak balita,
kekurangan gizi daat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan
perkembangan fisik, mental, dan spiritual. Bahkan pada bayi, gangguan
tersebut dapat bersifat permanen dan sangat sulit untuk diperbaiki.
Kekurangan gizi pada bayi dan balita, dengan demikian akan mengakibatkan
rendahnya kualitas sumber daya manusia.
Oleh karena itu, perlu diketahui bahwa ringkat kepadatan penduduk yang
tinggi akan mempengaruhi rendahnya konsumsi pangan dan kadar gizi yang
diperoleh. Diharapkan dengan menekan jumlah penduduk Indonesia, masalah
gizi buruk dan kelaparan dapat diminimalkan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa defenisi kependudukan ?
2 Apa saja teori dari kependudukan ?
3 Apa saja masalah gizi yang ditinjau dari segi kependudukan ?
4 Apa kaitan antara kependudukan dan gizi ?
5 Bagaimana cara menyelesaikan masalah gizi dan kependudukan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa defenisi dari kependudukan.
2. Untuk mengetahui teori dari kependudukan.
3. Utnuk mengetahui masalah gizi yang sedang ditinjau dari segi kependudukan.
4. Untuk mengetahui kaitan antara kependudukan dan gizi.
5. Untuk mengetahui penyelesaian masalah gizi dan kependudukan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kependudukan
Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika
kependudukan manusia. Meliputi didalamnya ukuran, struktur dan distribusi
penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat
kelahiran, kematian, migrasi serta penuaan. Analisis kependudukan dapat
merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang
didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas
tertentu.
Menurut Donald J. Boque mensefinisikan demografi sebagai ilmu yang
mempelajari secara statistik dan matematik tentang besar, komposisi, dan
distribusi penduduk dan perubahannya sepanjang masa melalui bekerjanya
lima komponen demografi, yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas),
perkawinan, migrasi, dan mobilitas sosial. Data demografi, pengukuran, teknik,
model dan analisis determinan serta konsekuensidari pertambahan penduduk
tidak terlepas dari variabel non demografi (ekonomi, sosiologi, geografi,
psikolog serta politik).
Tujuan demografi :
1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah
tertentu.
2. Menjelaskan pertambahan penduduk masa lampau, penurunan,
persebarannya dengan data yang tersedia.
3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan
penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial.
4. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan
datang, kemungkinan-kemungkinan dan konsekuensinya.
Pengetahuan kependudukan berguna, diantaranya adalah untuk
merencanakan pendidikan, perpajakan, kemiliteran, kesejahteraan, sosial,
perumahan, pertanian, rumah sakit, pertokoan dan pusat rehabilitasi.
Pengetahuan kependudukan juga dapat digunakan untuk mengetahui
berkembangnya perekonomian suatu negara, seperti pertumbuhan lapangan
kerja, persentase penduduk yang ada di sektor pertanian, industri dan jasa serta
untuk melihat peningkatan standar kehidupan, tingkat harapan hidup rata-rata
penduduk dan dinamika kependudukan.
Pertumbuhan penduduk menyebabkan perubahan jumlah penduduk.
Merupakan keseimbangan yang dinamis antara pertumbuhan penduduk yang
berpengaruh pada jumlah penduduk dunia dan susunannya. Pertumbuhan
penduduk dipengaruhi kelahiran (fertilitas) bayi lahir (+) dan bayi meninggal (-
), kematian (mortalitas), imigration (imigrasi), dan out migration (emigrasi).
Selisih antara kelahiran dan kematian disebut nature increase atau
reproductive change.

2.2 Teori Tentang Kependudukan


1. Teori naturalistik
Teori ini menerangkan bahwa perubahan-perubahan jumlah penduduk
terjadi karena pengaruh faktor alam, seperti halnya tumbuhan dan hewan
yang mengalami pengaruh itu. Temperature, curah hujan, kelembanab,
ruang hidup, keadaan jasmani dan lain-lain merupakan factor yang dipakai
dalam teori tersebut.
2. Teori Robert Malthus
Robert Malthus mengemukakan pendapat tentang kependudukan yaitu;
a. Penduduk (seperti juga tumbuhan dan binatang)apabila tidak ada
pembatas akan berkembang biak dengan sangat cepat dan memenuhi
dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi.
b. Manusia untuk hidup memerlukan makanan, sedangkan laju
pertumbuhan makanan jauh lebih lambat (deret hitung) dibandingkan
laju pertumbuhan penduduk (deret ukur).
Kelemahan teoti Malthus ini adalah bahwa ia tidak yakin akan
kemampuan tanah untuk menghasilkan makana dengan cepat, ada
kemungkinan kemajuan dalam tingkat hidup karena industrilisasi dan
transportasi, serta teknik distribusi yang lebih sempurna , tidak
difikirkan adanya transportasi yang lebih cepat untuk mengangkut
bahan baku dari satu tempat ke tempat yang lain, kemajuan teknologi
pertanian dan kesadaran manusia dengan pembatasan jumlah naggota
keluarga yang disesuaikan dengan tingkat kesehatan dan kemapuan
ekonomi keluarga (Faqih, A, 2018).

2.3 Masalah Gizi Ditinjau dari Segi Kependudukan


Masalah gizi adalah gangguan kesehatan seseorang sesorang atau
masyarakat yang disebabkan oleh tidak seimbangnya pemenuhan kebutuhan
akan zat gizi yang diperoleh dari makanan. Masalah gizi (malnutrition) dibagi
dalam dua kelompok, yaitu masalah gizi kurang (under-nutrition) dan masalah
gizi lebih (over-nutrition), baik berupa masalah gizi makro maupun gizi
mikro. Gangguan kesehatan akibat masalah gizi makro dapat berbentuk status
gizi buruk, gizi kurang atau gizi lebih.adapun angguan kesehatan akibat
masalah gizi mikro yaitu kurang zat besi (anemia), kurang yudium (GAKY),
dan kurang vitamin A (KVA), (Adriani, M, 2012).
Masalah gizi makro, terutama masalah kurang energy dan protein(KEP),
telah mendominasi perhatian para pakar gizi selama puluhan tahun. Pada
tahun 1980-an data dari lapangan di banyak negara menunjukkan bahwa
masalah gizi utama bukanlah kurang protein, melainkan lebih banyak karena
kekurangan energy atau kombinasi dari keduanya yaitu kurang energi protein.
Kronisnya,masalah gizi buruk dan kurang pada balita di Indonesia
ditunjukkan dengan tingginya prevalensi anak balita yang pendek (stunting<-2
SD) yaitu 30-40%. Tingginya prevalensi gizi buruk dan kurang ini juga akan
berdampak pada pertumbuhan pada anak usia baru sekolah.
Karbohidrat merupakan sumber termurah dari kalori. Kalori diperlukan
oleh sitiap orang untuk setiap harinya untuk memungkinkan manusia dapat
melakukan aktivitasnya. Sedangkan protein diperlukan untuk pertumbuhan
dan penggantian sel-sel yang mati. Jadi, kalori merupakan kebutuhan jangka
pendek dan protein merupakan kebutuhan jangka panjang. Dalam masyarakat
dengan tingkat pendapatan rendah, maka kebutuhan akan kalori dutamakan.
Karena pendapatan yang rendah maka ditamakan juga sumber kalori yang
murah.
Disamping itu, tingkat kematian anak-anak di bawah umur empat tahun
masih tinggi. Dari setiap 1.000 bayi yang lahir hidup setiap tahun, 125-150
daripadanya meninggal sebelum berumur satu tahun. Gejala tingkat kematian
yang tinggi tersebut merupakan suatu tanda bahwa keadaan gizi penduduk
masih belum baik. Tingkat kematian yang tinggi tersebut disebabkan karena
para ibu hamil selama masa kandungannya tidak mendapat kalori dan protein
yang cukup. Sehingga bayi yang dilahirkan tidak memiliki daya tahan yang
kuat. Kalupun ada yang dapat mempertahankan hidup, mereka dapat
mengalami gangguan fisik dalam pertumbuhannya atau dalam perkembangan
kecerdasannya (Adriani, M, 2012).
Gejala penyakit gondok (goiter) masih banyak terdapat dalam masyarakat
dan merupakan suatu tanda adanya kekurangan zat gizi tertentu (iodin)dalam
pola konsumsi mereka. Kekurangan vitamin A yang dapat mengakibatkan
penyakit buta masih banyak ditemui, demikian pula halnya dengan anemia.
Masalah gizi yang timbul merupakan penyebab yang dikarenakan factor
demografi atau kependudukan. Untuk Negara berkembang seperti indonesia,
masalah melonjaknya tingkta pertambahan penduduk yang menyebabkan
kepadatan penduduk masih sulit diatasi. Tingkat kepadatan penduduk akan
mempengaruhi permintaan jumlah pangan yang dibutuhkan. Akibatnya kan
terjadi kesenjangan antara kebuthan dan produksi pangan domestic yang
semakin besar. Dampak lain dari masalah kependudukan ini adalah
meningkatnya kompetensi pemanfaatan sumber daya lahan dan air disertai
dengan penurunan kualitas sumber daya tersebut. Hal ini dapat menyebabkan
kapasitas produksi pangan nasional dapat terhambat pertumbuhannya.
Produksi pangan jadi tidak mencukupi dan sulit dijangkau oleh masyarakat.
Rendahnya konsumsi pangan atautidak seimbangnya gizi dari makanan yang
dikonsumsi mengakibatkan terganggunya pertumbuhan organ dan jaringan
tubuh, lemahnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit, serta
menurunnya aktivitas dan produktivitas kerja (Ad riani, M, 2012).
2.4 Kependudukan dan Kaitannya dengan Gizi
Masalah gizi yang paling gawat pada pembangunan sejumlah negara
adalah mengekang pertumbuhan penduduk, sehingga sekalipun as
keberhasilan revolusi pertanian pada anyak daerah yang telah miskin baru-
baru ini. Jumlah penduduk dunia kurang lebih bertambah 75 juta orang setiap
tahun. Lebih 80% dari jumlh itu lahir dinegara-negara yang berpenghasilan
rendah, yang umumnya sulit untuk menurunkan tingkat pertumbuhan dalam
waktu dekat mendatang.
Jumlah pendudk yang melonjak drastic akan semakin berpengaruh
disemua sector bagi negara yang masih berkembang seperti Indonesia. Semua
yang mendiami wilayah Indonesia disebut penduduk Indonesia. Berdasarkan
sensus penduduk yang diadakan setiap 10 tahun sekali, diperoleh data jumlah
penduduk Indonesia sebagai berikut:
a. Tahun 1961 = 97,1 juta jiwa

b. Tahun 1971 = 119,2 juta jiwa

c. Tahun 1980 = 147,5 juta jiwa

d. Tahun 1990 = 179.321.641 juta jiwa

e. Tahun 2004 = 238.452 juta jiwa

Kepadatan penduduk yang relative terus meningkat akan menimbulkan


banyak masalah. Usaha-usaha keluarga berencana merupakan penyakit bagi
program yang sama dan menyebabkan kesulitan administrasi pada kegiatan-
kegiatan yang baru luas, dan hal ini tidak mudah diatasi.
Mengurangi angka kematian anak dinegara-negara berkembang
mempunyai dua arti penting, yaitu mengurangi kecelakaan dan menyebarkan
serta memperkuat daya tahan individu terhadap penyakit. Terpeiharanya gizi
dalam jangka panjang tidak hanya akan membatsi besarnya keluarga, tetapi
program gizi juga juga secara langsung merupakan mekanisme yang
operasional untuk mendorong keluarga berencana. Pemberantasan gizi kurang
pada anak-anak dan ibu bisa mendorong keluarga kecil sejahtera, pembatasan
jumlah keluarga juga membantu memperbaiki gizi dan keselamatan bayi,
perbaikan gizi akan mempekecil keguguran dan memperpanjang masa
produksi.
Sejarah kependudukan negara-negara industry dan maju membuktikan,
bahwa dampak positi dari seorang ibu yang sehat terhadap angka pertumbuhan
penduduk tidaklah penting dibandingkan dengan penurunan angka kelahiran
dibelakang hari yang merupakan akibat dari menurunnya kematian anak-anak
(kesehatan seorang anak dan kemungkinn untuk hidup tampaknya banyak
kaitannya dengn kondisi gizi seorang ibu ketika sedang hamil).
Kalau penurunan kematian anak merupakan persyaratan untuk
mengecilkan angka kelahiran, maka kurang gizi adalah faktor uatama yang
memengaruhi kematian anak-anak, sehingga perbaikan gizi anak-anak
walaupun dalam jangka pendek meperuncing persoalan dalam masyarakat
tetapi akan amat bermanfaat untuk memperbaiki keadaan selama mungkin
guna memberikan prioritas pada pembangunan, pertumbuhan pendudk yang
cepat merupakan isi sentral yang dihadapi dunia, terlebih dinegara
berkembang termasuk Indonesia. Kualitas hidup sangat tergantung kepada
ketersediaan sumber daya yang dimiliki oleh individu dan masyarakat, serta
bagaimana mengelola dan memnfaatkan sumber daya tersebut. Adanya
dinamika kependudukan berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam
untuk pembangunan ekonomi termasuk kesehatan, serta perkembangan
IPTEK.
Pertumbuhan penduduk sangat dipengaruhi oleh angka kelahiran,
kematian, dan migrasi. Berkembangnya imu kesehatan turut berperan dalam
mengurangi angka kematian akibat penyakit. Pengendaian pertumbuhan
penduduk perlu mendapat perhatian sebab ketersediaan pangan dunia bukan
tidak terbatas, selain itu berbagai sarana sosial ekonomi mungkin juga tidak
mamapu mengatasi kedekatan penduduk yang tidak terkendali.

2.5 Cara Menyelesaikan Masalah Gizi Dan Kependudukan


Masalah gizi yang timbul dikarenakan faktor demografi atau
kependudukan harus segera diatasi. Hal ini diharapkan akan dapat meminimalkan
penderita gizi buruk yang selama ini menjadi langganan masyarakat Indonesia
yang tidak sanggup menyediakan pangan untuk dikonsumsi. Upaya yang dapat
dilakukan antara lain dengan mengatasi masalah kepadatan penduduk, yaitu
dengan pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk serta pemerataan
persebaran penduduk.
Pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk dilakukan dengan cara
menekan angka kelahiran melalui pembatasan jumlah kelahiran, menunda usia
perkawinan muda, dan meningkatkan pendidikan. Indonesia menerapkan
pengendalian penduduk yang dikenal dengan program keluarga berencana (KB).
Pemerataan persebaran penduduk juga dilakukan dengan cara transmigrasi
dan pembangunan industri di wilayah yang jarang penduduknya. Untuk mencegah
migrasi penduduk dari desa ke kota, pemerintah mengupayakan berbagai program
berupa pemerataan pembangunan hingga ke pelosok, perbaikan sarana dan
prasarana pedesaan, dan pemberdayaan ekonomi di pedesaan.
Tujuan transmigrasi yaitu untuk meratakan persebaran penduduk di
Indonesia, peningkatan taraf hidup transmigran, pengolahan sumber daya alam,
pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia, menyediakan lapangan
kerja bagi transmigran, meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa,
meningkatkan pertahanan dan keamanan wilayah Indonesia.
Untuk mengatasi masalah gizi sendiri, upaya yang dapat dilakukan
diantaranya:
a. Peningkatan gizi masyarakat
Dapat dilakukan dengan memberikan makanan tambahan yang
bergizi terutama bagi anak-anak. Program ini dapat dioptimalkan melalui
pemberdayaan posyandu dan kegiatan PKK.
b. Pelaksanaan imunisasi
Berdasarkan prinsip pencegahan lebih baik dari pengobatan,
program imunisasi bertujuan melindungi tiap anak dari penyakit umum.
Hal tersebut dapat dilaksanakan melalui PIN (Pekan Imunisasi Nasional).
c. Penambahan fasilitas kesehatan
Penambahan fasilitas kesehatan ini meliputi rumah sakit,
puskesmas, pustu, posyandu. Penambahan fasilitas ini dimaksudkan untuk
memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, seperti imunisasi, KB,
pengobatan, dll. Dengan demikian dapat mengurangi tingginya angka
kematian bayi, dan meningkatkan angka harapan hidup masyarakat.
d. Penyediaan pelayanan kesehatan gratis
Pemerintahan menyediakan pelayanan gratis bagi penduduk miskin
dalam bentuk Askeskin dan kartu sehat yang dapat digunakan untuk
memperoleh layanan kesehatan secara murah, atau bahkan gratis di rumah
sakit pemerintah atau puskesmas.
e. Pengadaan obat generik
Pemerintahan harus mengembangkan pengadaan obat murah yang
dapat dijangkau oleh masyarakat bawah. Penyediaan obat murah ini dapat
berupa obat generik.
f. Penambahan jumlah tenaga medis
Agar pelayanan kesehatan dapat mencakup seluruh lapisan
masyarakat dan mencakup seluruh wilayah Indonesia, diperlukan
penambahan jumlah tenaga medis. Tenaga medis tersebut juga harus
memiliki dedikasi tinggi untuk di tempatkan di daerah-daerah terpencil
serta berdedikasi tinggi melayani masyarakat miskin.
g. Melakukan penyuluhan tentang arti pentingnya kebersihan dan pola
hidup sehat.
Penyuluhan semacam ini juga bisa melibatkan lembaga-lembaga
lain diluar lembaga kesehatan, seperti sekolah, organisasi kemasyarakatan,
dan tokoh-tokoh masyarakat (Adriani, M, 2012).

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Adriani, Merryana. 2012. Pengantar Gizi Mayarakat. Perpustakaan Nasional


(Katalog
dalam Terbitan).
Faqih, Ahmad. 2018. Kependudukan, Teori, Fakta dan Masalah. Yogyakarta:
Perpustakaan Nasional (Katalog dalam Terbitan).

SOAL
1.Berikut yang bukan merupakan cara mengatasi masalah gizi dan kependudukan
adalah?
a. Transmigrasi
b. Adanya program KB
c. Pelaksanaan bayi tabung
d. Program kartu sehat untuk gakin
e. Pemberian makanan tambahan

2.Pertumbuhan penduduk sangat dipengaruhi oleh angka…,kecuali…


a.Migrasi
b.Kelahiran
c.Kematian
d.Sosial ekonomi
e.Morbiditas

3. Berikut ini merupakan Tujuan demografi, kecuali .....


a. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah
tertentu.
b. Menjelaskan pertambahan penduduk masa lampau, penurunan,
persebarannya dengan data yang tersedia.
c. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan
penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial.
d. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan
datang, kemungkinan-kemungkinan dan konsekuensinya.
e. Penambahan jumlah tenaga medis

Anda mungkin juga menyukai