Anda di halaman 1dari 11

Teori-Teori Dasar Kependudukan

Oleh :

Rara Wa Ode

C1B121147

SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN `ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALUOLEO

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SUBHANA WA TA’ALA segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
mana mestinya.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan  pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Penulis

Rara Wa Ode
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, umur, jenis
kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas dan
kualitas serta ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya.Pengelolaan
kependudukan dan pembangunan keluarga adalah upaya terencana untuk mengarahkan
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga untuk mewujudkan penduduk
tumbuh seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk pada seluruh dimensi penduduk.
Perkembangan kependudukan adalah kondisi yang berhubungan dengan perubahan keadaan
kependudukan yang dapat berpengaruh dan dipengaruhi oleh keberhasilan pembangunan
berkelanjutan.Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan nonfisik yang
meliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan, produktivitas, tingkat sosial, ketahanan,
kemandirian, kecerdasan, sebagai ukuran dasar untuk mengembangkan kemampuan dan
menikmati kehidupan sebagai manusia yang bertaqwa, berbudaya, berkepribadian,
berkebangsaan dan hidup layak

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang di maksud dengan kependudukan?
2. Apa saja teori-teori kependudukan dan contohnya?
1.3 Tujuan
1.untuk mengetahui apa itu kependudukan
2.untuk mengetahui apa saja teori-teori kependudukan beserta contohnya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian kependudukan

Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.Jadi, apakah kependudukan itu?Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan
dengan jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan,
kematian, persebaran, mobilitas dan kualitas serta ketahanannya yang menyangkut politik,
ekonomi, sosial, dan budaya.Pengelolaan kependudukan dan pembangunan keluarga adalah
upaya terencana untuk mengarahkan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk pada
seluruh dimensi penduduk.Perkembangan kependudukan adalah kondisi yang berhubungan
dengan perubahan keadaan kependudukan yang dapat berpengaruh dan dipengaruhi oleh
keberhasilan pembangunan berkelanjutan.

Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan nonfisik yang meliputi
derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan, produktivitas, tingkat sosial, ketahanan, kemandirian,
kecerdasan sebagai ukuran dasar untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati
kehidupan sebagai manusia yang bertaqwa, berbudaya, berkepribadian, berkebangsaan dan
hidup layak. Para ahli biasanya membedakan antara ilmu kependudukan (demografi) dengan
studi-studi tentang kependudukan (population studies). Demografi berasal dari kata Yunani
demos – penduduk dan Grafien – tulisan atau dapat diartikan tulisan tentang kependudukan
adalah studi ilmiah tentang jumlah, persebaran dan komposisi kependudukan serta bagaimana
ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke waktu.

Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif.Demografi yang
bersifat kuantitatif (kadangkadang disebut Formal Demography – Demography Formal) lebih
banyak menggunakan hitungan-hitungan statistik dan matematik.Tetapi Demografi yang
bersifat kualitatif lebih banyak menerangkan aspekaspek kependudukan secara deskriptif
analitik.Sedangkan studi-studi kependudukan mempelajari secara sistematis perkembangan,
fenomena dan masalah-masalah penduduk dalam kaitannya dengan situasi sosial di
sekitarnya.Ilmu kependudukan yang perlu mendapat perhatian kita sekarang adalah lebih
menyerupai studi antar disiplin ilmu yang dipadu dengan analisis demografi yang lazim diberi
istilah Demografi Sosial. Disiplin lain banyak berhubungan dengan demografi antara lain
matematika, geografi, sosilogi, ekonomi, kedokteran.

B. Teori kependudukan
1. Thomas Robert Malthus

 Malthus
Penduduk mampu bertambah menurut deret ukur (2, 4, 16, 32, ...), sedangkan bahan pangan
hanya mampu bertambah secara deret hitung (2, 3, 4, 5, 6, ...). Selain itu, kemampuan tumbuh
penduduk akan terhambat jika kekurangan bahan pangan. Adapun faktor-faktor penghambat
pertumbuhan bahan pangan adalah luas lahan, teknologi untuk mengolah lahann dan sistem
atau pola pemilikan lahan.

Menurut Malthus, faktor-faktor penghambat pertumbuhan penduduk dapat dikelompokkan


menjai 2 yaitu “positive checks” yang merupakan faktor-faktor penyebab kematian dan
“preventive checks” yang merupakan faktor-faktor pencegah kehamilan. Menurut teori,
abstinensi, kontrasepsi, dan aborsi masuk kelompok pencegah kehamilan.Namun, menurut
Malthus untuk mencegah kehamilan hanya dengan menunda perkawinan.Cara-cara lain
dianggap kejahatan dan pengeluaran tenaga yang tidak produktif.

Malthus berpendapat bahwa akibat dari pertumbuhan penduduk adalah kemiskinan.Hal


tersebut, karena pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat daripada pertumbuhan bahan
pangan.Kelebihan penduduk atau over population yang diukur dengan tingakat pengangguran,
mendorong upah menurun sedemikian rupa hingga penduduk tidak mampu kawin dan
membentuk keluarga.Dalam kedaan upah rendah kelebihan tenaga kerja dan perlunya setiap
penduduk bekerja keras untuk mendapatkan upah minimum, para petani mampu meningkatkan
produksi pangan karena tenaga kerja dan lahan dapat ditambah.Menurut Malthus peningktan
produksi pangan meningkatkan pertumbuhan penduduk. Namun, jumlah penduduk yang
melebihi persediaan pangan akan menjadi penyebab kemiskinan. Jadi menurut Malthus,
peningkatan produksi pangan hanya akan memperbanyak orang miskin.
Kesimpulan dari pendapat Malthus adalah bahwa kemiskinan disebabkan oleh pertumbuhan
penduduk.Namun, dalam kemiskinan ada stimulus untuk berbuat sesuatu untuk terlepas dari
kesengsaraan.Jadi, jika orang tetap miskin itu berarti tidak ada usaha untuk berbuat
sesuatu.Usaha melepaskan diri dari kemiskinan dapat menjadi pencetus pencegah kehamilan.
Selain itu, jika anak merupakan tanggung jawab tiap individu, maka mereka akan lebih berhati-
hati dalam menentukan kapan akan kawin dan membentuk sebuah keluarga. Pikiran Malthus
bertentangan dengan “The English Poor Laws” yang menyatakan bahwa kemakmuran berguna
untuk orang miskin.Jadi, menurut teori terseut orang miskin patut mendapat
bantuan.Akibatnya, orang-orang tersebut tidak punya morivasi utnuk mencegah kehamilan.
Kritik terhadap Malthus didasarkan atas 3 hal, yaitu :
- Pertumbuhan pangan tidak dapat mengimbangi pertumbuhan penduduk
- Menahan hawa nafsu merupakan satu-satunya usaha pencegah kehamilan
- Kemiskinan disebabkan oleh pertumbuhan penduduk
Contoh:
Sekarang kita bisa melihat bersama bagaimana daerah yang dulunya menjadi wilayah untuk
bertani sekarang sudah menjadi wilayah pabrik industi misalnya di Desa Morosi Kabupaten
Konawe sekarang masyarakat disana sudah sedikit yang bertani bahan-bahan pangan seperti
padi, karena factor wilayah yang sudah di jadikan area tambang dan efek dari perusahaan
tersebut membuat polusi udara dan air menjadi tercemar yang membuat hasil panen tidak
berkualitas bahkan sampai gagal panen, sedangkan daya tarik dari perusaahaan tersebut
membuat banyaknya penduduk baru yang datang dari daerah di luar Konawe dan datang
tinggal di Desa Morosi ,dan tidak sedikit juga terjadi pernikahan yang di lakukan oleh
pendatang dengan masyarakat lokal yang akan makin menambah jumlah penduduk di Desa
Morosi ,akibatnya suatu saat nanti akan terjadi perbedaan yang besar antara jumlah penduduk
dengan ketersediaan bahan makanan, sehingga kekurangan bahan pangan akan mengancam
mayarakat Morosi karena ketersediaan bahan pangan di sana sudah tidak ada karena harus
membeli di daerah lain lagi karena di wilayahnya sudah tidak mampu menghasilkan panen
yang berkualitas dan bahkan sampai gagal panen, Apalagi Malthus juga berpendapat bahwa
bahan makanan sangat penting untuk kehidupan manusia sementara nafsu manusia tidak dapat
ditahan, termasuk nafsu biologis untuk menghasilkan keturunan.

 Neo-Malthusian
Garrett Hardin menyatakan bahwa keinginan pribadi tidak sama dengan keinginan umum jika
hal ini menyangkut pertumbuhan penduduk. Jika demikian halnya, maka akan terjadi apa yang
disebut “bencana umum” (The Tragedy of the Commons). Bencana tersebut terjadi karena
setiap orang merasa bebas untuk berbuat maupun memanfaatkan apa yang menjadi milik
umum. Menurut Paul Ehrlich, dunia ini berisi terlalu banyak penhuni, menghasilkan terlalu
sedikit pangan, dan mengalami kerusakan lingkungan. Perihal terlalu banyak penghuni, negara
sedang berkembang mengalami krisis pangan.Negara maju pun mengalami kelebihan
penduduk karena menunjukkan tanda-tanda kerusakan lingkungan dan kesulitan mendapatkan
sumber daya untuk mempertahankan kemakmuran.Jelaslah disini mereka yang miskin mati
kelaparan, sedangkan mereka yang miskin dan yang kaya mati karena polusi dan kerusakan
lingkungan.Hal ini menunjukkan adanya “Permasalahan Umum”. Untuk mengatasi
permasalahan pertumbuhan penduduk, Ehrlich mengusulkan penurunan tingkat kelahiran kalau
perlu dengan paksaan, dan peningkatan tingkat kematian karena ia tahu bahwa hal inilah yang
akan terjadi. Ehrlich dan Hardin merasa bahwa pertumbuhan penduduk melebihi pangan dan
merusak lingkungan. Oleh karena itu, mereka atau Neo-Malthusian mengusulkan tidak hanya
dengan menunda pekawinan untuk mengatasi pertumbuhan penduduk, tetapi dengan segala
macam cara karena tidak hanya menyebabkan kemiskinan tapi juga kerusakan lingkungan.

Contoh:
Banyak penambang ilegal seperti yang ada di desa Mandiodo di kecamatan Molawe,
Kabupaten Konawe Utara,di sana saya meilhat terjadi penebangan hutan secara liar untuk
lahan tambang ilegai yang banyak di lakukan oleh pribumi sendiri karena mereka merasa
berhak atas wilayah tersebut, tetapi membawa dampak yang besar yang megakibatkan lahan
untuk bertani makin terbatas karena hadirnya tambang-tambang ilegal tersebut jadi sesuai
dengan teori Garrett Hardin dan Paul Ehrlich Bencana tersebut terjadi karena setiap orang
merasa bebas untuk berbuat maupun memanfaatkan apa yang menjadi milik umum, dunia ini
berisi terlalu banyak penghuni, menghasilkan terlalu sedikit pangan, dan mengalami kerusakan
lingkungan di tahun mendatang karena SDA tidak di pergunakan sebagaimana mestinya dan
tidak sesuai aturan yang berlaku, dan mereka tidak memikirkan dampak kedepan atas
penebangan liar dan aktivitas tambang tersebut bagi kelangsungan hidup berapa tahun yang
akan datang.

2. Karl Marx

Karl Marx setuju hak yang sama antara laki-laki dan perempuan, dan tidak keberatan terhadap
pencegahan kehamilan. Karl Marx berpendapat bahwa tiap pekerja sebenarnya menghasilkan
sesuatu yang melebihi kebutuhannya.Tidak seperti Malthus, Karl Marx berpendapat bahwa
pertumbuhan penduduk tidak menimbulkan permasalahan.Adapun masalah yang terjadi
berkaitan dengan pertumbuhan penduduk disebabkan oleh adanya struktur masyarakat tertentu
(kapitalis atau sosialis).Dalam masyarakat, kapitalis pertumbuhan penduduk adalah
menyebabkan kelebihan penduduk dan kemiskinan.Namun, dalam masyarakat sosialis (yang
tersusun lebih merata), permasalahan yang ditimbulkan oleh pertumbuhan peduduk dapat
diatasi.

Contoh:

Menurut Karl Marx, populasi manusia tidak menekan makanan, tapi mempengaruhi
kesempatan kerja, contohnya seperti tambang yang ada di PT.Antam di Desa Pomalaa
Kabupaeten Kolaka yang dimana populasi masyarakat meningkat sedangkan kesempatan kerja
masyarakat lokal berkurang akibat munculnya kapitalis itu sendiri yang dimana seperti di
sebutkan oleh karl marx. Tidak semua masyarakat di terima di perusahaan tersebut yang di
mana karena banyaknya pendatang dari luar Kolaka untuk bekerja, sisi lain muncul berbagai
struktur masyarakat tertentu yang mengatas namakan masyarakat lokal tapi itu hanya untuk
kepentingan struktur masyakat itu sendiri, dari informasi yang saya dapatkan banyak
masyarakat lokal Kolaka

yang atang bekerja di perusahaan industri nikel PT.OSS di Desa Morosi Kabupaten Konawe
artinya apa , ini membuktikan bahwasanya kesempakatan kerja yang di sediakan oleh
pemerintah dan di tanagani oleh kaum kapitalis tidak memedai untuk masyakat lokal itu sendiri.

3. Teori Penduduk Modern


Pada permulaan abad ke-20, teori Malthus dan Marx ditinjau kambali oleh para ahli dan
lahirlah teori fisiologis dan sosial ekonomi serta kelompok teknologis yang optimis. Tokoh-
tokoh kependudukan modern antara lain:

 John Stuart Mill

John Stuart Mill, seorang ahli filsafat dan ahli ekonomi berkebangsaan Inggris dapat menerima
pendapat Malthus mengenai laju pertumbuhan penduduk melampaui laju pertumbuhan bahan
makanan sebagai suatu aksioma. Namun demikian dia berpendapat bahwa pada situasi tertentu
manusia dapat mempengaruhi perilaku demografinya. Selanjutnya ia mengatakan apabila
produktivitas seorang tinggi ia cenderung ingin memiliki keluarga kecil. Dalam situasi seperti
ini fertilitas akan rendah.  Jadi taraf hidup (standard of living) merupakan determinan fertilitas.
Tidaklah benar bahwa kemiskinan tidak dapat dihindarkan (seperti dikatakn Malthus) atau
kemiskinan itu disebabkan karena sistem kapitalis (seperti pendapat Marx) dengan mengatakan
“The niggardline of nature, not the injustice of society is the cause of the penalty attached to
everpopulation (Week, 1992). Kalau suatu waktu di suatu wilayah terjadi kekurangan bahan
makanan, maka keadaan ini hanyalah bersifat sementara saja. Pemecahannya ada dua
kemungkinan yaitu : mengimpor bahan makanan, atau memindahkan sebagian penduduk
wilayah tersebut ke wilayah lain. Di sampan itu Mill berpendapat bahwa umumnya perempuan
tidak menghendaki anak yang banya, dan apabila kehendak mereka diperhatikan maka tingkat
kelahiran akan rendah.

Contoh :
Memperhatikan bahwa tinggi rendahnya tingkat kelahirann ditentukan oleh manusia itu sendiri,
maka untuk meningkatkan tingkat golongan yang tidak mampu dengan meningkatnya
pendidikan penduduk seperti pemerintah memberikan bantuan pendidikan bagi siswa yang
ingin lanjut bersekolah pemerintah memberikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) agar setelah
kuliah di harapkan mereka mempunya ilmu yang membuat mereka menjadi produktif,adanya
bantuan BLT juga sebagai biaya hidup dan bantuan dana usaha dari pemerintah maka secara
rasional mereka mempertimbangkan perlu tidaknya mempunyai keluarga kecil menambah
jumlah anak sesuai dengan karier dan usaha yang ada. 

 Arsene Dumont
Arsene Dumont seorang ahli demografi bangsa Perancis yang hidup pada akhir abad ke-19.
Pada tahun 1980 dia menulis sebuah artikel berjudul Depopulation et Civilization. Ia
melancarkan teori penduduk baru yang disebut dengan teori kapilaritas sosial (theory of social
capilarity).  Kapilaritas sosial mengacu kepada keinginan seseorang untuk mencapai
kedudukan yang tinggi di masyarakat, misalnya: seorang ayah selalu mengharapkan dan
berusaha agar anaknya memperoleh kedudukan sosial ekonomi yang tinggi melebihi apa yang
dia sendiri telah mencapainya. Untuk dapat mencapai kedudukan yang tinggi dalam
masyarakat, keluarga yang besar merupakan beban yang berat dan perintang. 
Konsep ini dibuat berdasarkan atas analogi bahwa cairan akan naik pada sebuah pipa
kapiler.Teori kapilaritas sosial dapat berkembang dengan baik pada negara demokrasi, dimana
tiap-tiap individu mempunyai kebebasan untuk mencapai kedudukan yang tinggi di
masyarakat. 
Contoh :
Di negara Perancis pada abad ke-19 misalnya, dimana system demokrasi sangat baik, tiap-tiap
orang berlomba mencapai kedudukan yang tinggi dan sebagai akibatnya angka kelahiran turun
dengan cepat. Di negara sosialis dimana tidak ada kebebasanuntuk mencapai kedudukan yang
tinggi di masyarakat, system kapilaritas sosial tidak dapat berjalan dengan baik.

 Emile Durkheim

Emile Durkheim adalah seorang ahli sosiologis Perancis yang hidup pada akhir abad ke-19.
Apabila Dumont menekankan perhatiannya pada faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan penduduk, maka Durkheim menekankan perhatiannya pada keadaan akibat dari
adanya pertumbuhan penduduk yang tinggi (Weeks, 1992).  Ia mengatakan, akibat dari
tingginya pertumbuhan penduduk, akan timbul persaingan diantara penduduk untuk dapat
mempertahankan hidup. Dalam memenangkan persaingan tiap-tiap tiap-tiap orang berusaha
untuk meningkatkan pendidikan dan keterampilan, dan mengambil spesialisasi tertentu.

Contoh :
Keadaan seperti ini jelas terlihat pada kehidupan masyarakat perkotaan dengan kehidupan yang
kompleks.Dimana kita bisa melihat kehidupan masyarakat yang tinggal di Jakarta dengan
masyarakay yang tinggal di daerah pedesaan Apabila dibandingkan antara kehidupan
masyarakat tradisional dan masyarakat perkotaan, akan terlihat bahwa pada masyarakat
tradisional tidak terjadi persaingan dalam memperoleh pekerjaan, tetapi pada masyarakat
industri akan terjadi sebaliknya.Hal ini disebabkan ada masyarakat industri tingkat
pertumbuhan dan kepadatan penduduknya tinggi.
BAB III

Kesimpulan
1. Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, umur,
jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas
dan kualitas serta ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan
budaya.Pengelolaan kependudukan dan pembangunan keluarga adalah upaya terencana
untuk mengarahkan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga untuk
mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk pada
seluruh dimensi penduduk.

2. Teori-teori tentang kependudukan terbagi atas :


 Teori penduduk kuno, teori penduduk modern, teori Malthus, teori kependudukan
kontemporer, dan teori transisi kependudukan. Teori Malthus (Thomas Robert Malthus)
seorang ulama Inggris yang lahir tahun 1766 dan meninggal tahun 1844.Menurut
pendapat Malthus ada faktor-faktor pencegah yang dapat mengurangi kegoncangan dan
kepincangan terhadap perbandingan antara penduduk dan manusia yaitu dengan jalan :
Preventive checks dan positive checks. Dan Aliran Neo-Malthusian (Garreth Hardin &
Paul Ehrlich) kelompok ini menyokong aliran Malthus, akan tetapi lebih radikal lagi dan
aliran ini sangat menganjurkan untuk mengurangi  jumlah penduduk dengan
menggunakan cara-cara “Preventif Check” yaitu menggunakan alat kontrasepsi
 Terdapat aliran yaitu : Aliran Karl Marx Aliran ini tidak sependapat dengan Malthus
(bila tidak dibatasi penduduk akan kekurangan makanan).
 Teori kependudukan kontemporer terbagi atas Teori Fisiologi dan sosial ekonomi dan
teori teknologi.

Anda mungkin juga menyukai