Anda di halaman 1dari 4

TEORI KEPENDUDUKAN ROBERT MALTHUS

Malthus adalah orang pertama yang mengemukakan tentang penduduk. Dalam “Essay
on Population”, Malthus beranggapan bahwa bahan makanan penting untuk kelangsungan
hidup, nafsu manusia tak dapat ditahan dan pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari
bahan makanan. Teori Malthus menyebutkan bahwa pertumbuhan penduduk mengikuti deret
ukur sedangakn pertumbuhan ketersediaan pangan mengikuti deret hitung, pada kasus ini
dimana terdapat permasalahan meledaknya jumlah penduduk dikota yang tidak diimbangi
dengan ketersediaan pangan pun berkurang (Conway, 2015:15). Teori Malthus jelas
menekankan tentang pentingnya keseimbangan pertambahan jumlah penduduk menurut deret
ukur terhadap persediaan bahan makanan menurut deret hitung. Pendapat Malthus sendiri
banyak mendapatkan sanggahan dari berbagai pihak karena Malthus tidak
mempertimbangkan teknologi dalam menekan angka kelahiran. Namun Robert Malthus
mengajukan argumentasi dengan mengemukakan beberapa pendapat tentang kependudukan,
yaitu :
1. Penduduk (seperti juga tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada pembatasan
akan berkembang biak dengan sangat cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa
bagian dari permukaan bumi.
2. Manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan
makanan jauh lebih lambat (deret hitung) dibandingkan dengan laju pertumbuhan
penduduk (deret ukur). Menurut aliran ini pembatasan pertumbuhan penduduk dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu preventife checks dan positive checks

CONTOH TEORI EKONOMI ROBERT MALTHUS

Di Indonesia sendiri kepedulian terhadap laju pertumbuhan penduduk ditandai dengan


berdirinya PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia). PKBI ini diprakarsai oleh
dr.Suharto yang waktu itu adalah ketua Ikatan Dokter Indonesia. Pendirian PKBI ini tidak
lepas dari peran seorang aktifis IPPF (International Planned Parenthood Federation) yang
bernama Dorothy Brush. PKBI adalah buah diskusi panjang antara keduanya yang kemudian
berdiri pada 23 Desember 1957.

Saat ini, sejak tahun 70an, PKBI aktif mengadakan berbagai penelitian, dimulai dari
penelitian tentang aspek hukum kelancaran usaha KB dan melibatkan tokoh agama dalam
menyebarluaskan gagasan KB. Selain itu, PKBI juga aktif melakukan penelitian terhadap isu-
isu yang aktual berkembang di masyarakat, seperti perilaku seks remaja, studi retrospektif
permintaan dan pelayanan aborsi aman, kehamilan tak diinginkan dan aborsi di kalangan
remaja, kesehatan reproduksi remaja bagi anak usia pra sekolah (4-6 tahun), kesehatan
reproduksi bagi remaja islam dan kesehatan reproduksi bagi pekerja pabrik. Selain turut
berperan dalam penyebaran KB, PKBI juga melakukan pencegahan dan penanggulangan
infeksi menular seksual, HIV dan AIDS. Hal ini dilakukan PKBI dengan pemberian
informasi dan edukasi pada kelompok-kelompok berperilaku resiko tinggi, diantaranya
komunitas penjaja seks dan kliennya, serta pemakai narkoba suntik.

Pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat dapat terlaksana dengan


cepat, harus dibarengi dengan pengaturan pertumbuhan jumlah penduduk melalui Program
KB yang mutlak harus dilaksanakan dengan berhasil karena kegagalan pelaksanaan keluarga
berencana akan mengakibatkan hasil usaha pembangunan menjadi tidak baik dan dapat
membahayakan generasi yang akan datang. Pelaksanaan KB ditempuh dengan cara-cara
sukarela, dengan mempertimbangkan nilai-nilai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa. Selain itu, TAP MPR ini juga mengatur agar Program Keluarga Berencana
ini dimasukkan kedalam program pembangunan lima tahunan yang digagas oleh pemerintah.
Konsentrasi program Keluarga Berencana sendiri memang  difokuskan untuk Jawa dan Bali
yang notabene sebagai wilayah dengan penduduk terbesar di Indonesia. Selanjutnya melebar
dan meluas ke daerah-daerah lain sesuai dengan Pelita selanjutnya. Menekan laju
pertumbuhan melalui program Keluarga Berencana di Indonesia bisa dikatakan berhasil
karena keseriusan pemerintah mengawalnya, terutama era Presiden Suharto. Keseriusan
pemerintah terbukti pada dijadikannya program Keluarga Berencana (KB) sebagai alat ukur
kesuksesan kepala daerah dalam membangun desanya, dengan menekan tingkat rasio
kependudukan.

ANALISIS DARI SEGI EKONOMI DAN SOSIAL:

- Pertumbuhan penduduk sangat berpengaruh terhadap permasalahan yang dimana


angka kelahiran lebih tinggi dibandingkan angka kematian dan usia produktif lebih
banyak dibandingkan usia nonproduktif. Hal ini jika didiamkan terus menerus akan
mengakibatkan permasalahan sosial yang timbul di masyarakat itu sendiri, sebut saja :
 lapangan pekerjaan semakin sulit,
 pengangguran semakin banyak,
 kemiskinan dimana-mana,
 tingkat kejahatan dan kekerasan seksual meningkat,
 lahan untuk pemukiman semakin sedikit dan masih banyak lagi.

Ini mengakibatkan negara tidak bisa memberikam kesejahteraan sosial bagi


bangsanya sesuai dengan tertera pada UUD 1945 yang menyatakan bahwa
kesejahteraan sosial adalah hak segala bangsa.

- Dalam hal ini pemerintah membuat program untuk menekan laju pertumbuhan
tersebut yaitu mengurangi angka kelahiran (fertilitas) yang terjadi dengan program
Keluarga Berencana (KB).
REFERENSI :

Aziza, R. N. (2019). Peran Program KB dalam pengendalian pertumbuhan penduduk: Studi


kasus di Desa Cinta Kecamatan Karangtengah Kabupaten Garut (Doctoral
dissertation, UIN Sunan Gunung Djati Bandung).
Bidarti, A. (2020). Teori Kependudukan. Penerbit Lindan Bestari.
Faqih, A. (2010). Kependudukan: Teori, fakta dan masalah. Deepublish.
Hutasoit. M. Pengantar Ilmu Kependudukan.
http://eprints.ipdn.ac.id/5508/21/buku%20imelda.pdf
KABUL, L. M. (2019). Manajemen Pembangunan Kependudukan: Koreksi Terhadap Teori
Malthus. Ganec Swara, 13(2), 317-325.
Khafsoh, N. A., Krisdiyanto, H., Puspitasari, S. E., Pertawi, N. A. A., & Sia, I. N. (2020,
November). THE RELEVANCE OF MALTHUS'THEORY IN PERCEPTION THE
MORE CHILDREN WE HAVE, THE MORE PROSPEROUS WE ARE.'. In
Ushuluddin International Conference (USICON) (Vol. 4).
Lasut, A., Mandey, J., & Tampi, G. B. (2016). Kebijakan Badan Pemberdayaan Perempuan
dan Keluarga Berencana dalam Pengendalian Laju Pertumbuhan Penduduk di Kota
Manado. JURNAL ADMINISTRASI PUBLIK, 1(37).
Purba, D. H., Sari, M. H. N., Syamdarniati, S., Purba, A. M. V., Yuliani, M., Anggraini, D.
D., ... & Pulungan, P. W. (2021). Pelayanan Keluarga Berencana (KB). Yayasan Kita
Menulis.
Sunarto, K. (2005). Pengantar sosiologi. Universitas Indonesia Publishing.

Anda mungkin juga menyukai