Anda di halaman 1dari 5

Prosiding Penelitian &

e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 7, No: 2 Hal: 444 - 448 Agustus 2020
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI ORANG TUA


ANAK DENGAN STUNTING DALAM PELAYANAN POSYANDU DI
TENGAH PANDEMI COVID19
Bastian Rahmadi Chandra1, Sahadi Humaedi2
1,2
Program Studi Kesejahteraan Sosial FISIP UNPAD

bastian17001@mail.unpad.ac.id, sahadi.humaedi@unpad.ac.id

ABSTRAK

Bayi di bawah lima tahun (Balita) merupakan salah satu tujuan posyandu yang cukup penting, karena balita
adalah proporsi yang cukup besar dari komposisi penduduk Indonesia, sehingga analisis faktor-faktor yang
mendorong ibu untuk mengunjungi keposyandu perlu dilakukan. Ibu yang tidak menimbang bayi mereka ke
Posyandu terpantaunya dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi. Balita tidak ditimbang,
situasi risiko gizi berturut-turut memburuk sehingga menghambat pertumbuhan. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat partisipasi masyarakat untuk mengunjungi
keposyandu, di Jawa Barat pada pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Penelitian ini
merupakan penelitian survei dengan pendekatan deskriptif. Faktor yang mempengaruhi yaitu ada satu faktor
umur, usia ibu, pendidikan ibu, dan peran kader jarak Posyandu. Berdasarkan hasil penelitian juga di ketahui
bahwa dari kelima faktor yang paling berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat, yaitu usia, usia ibu, dan
jarak posyandu. Pertama, Usia ibu yang mempunyai balita, Kedua, Usia anak balita di posyandu, Ketiga,
pendidikan ibu. Keempat, Peran Kader Kelima, Jarak rumah keposyandu. Dengan keaktifan peserta untuk
datang dan memanfaatkan pelayanan kesehatan di posyandu dapat mencegah dan mendeteksi sedini mungkin
gangguan dan hambatan pertumbuhan pada balita termasuk permasalahan mengenai stunting.
Kata Kunci: Stunting, Partisipasi, PSBB

ABSTRACT

Infants under five years old (Toddler) is one of the most important posyandu goals, because toddlers are a
sizable proportion of the composition of the Indonesian population, so an analysis of factors that encourage
mothers to visit the posyandu needs to be done (MOH, RI 2007). Mothers who do not weigh their babies to
their integrated Posyandu can cause the growth and development of the baby. Toddlers are not weighed, the
nutritional risk situation successively deteriorating so that it inhibits growth (MOH, 2006). The purpose of this
study was to determine factors related to the level of community participation to visit the pesosyandu, in West
Java on the implementation of large-scale social restrictions (PSBB). This research is a survey research with
descriptive approach. The influencing factors are one age, mother's age, mother's education, and the role of
Posyandu distance cadres. Based on the results of the study also found that of the five factors that most
influence on community participation, namely age, maternal age, and distance of posyandu. First, the age of
mothers who have children under five. Second, the age of children under five at the posyandu. Third, the
mother's education. Fourth, the role of the fifth cadre, the distance to the posyandu house. With the active
participation of participants to come and take advantage of health services at the posyandu, they can prevent
and detect as early as possible disturbances and growth barriers in children under five, including problems
regarding stunting.
K eyw ords: Stunting, Participation, PSBB

PENDAHULUAN Keputusan Nomor 13 A tahun 2020 sebagai


COVID-19 telah dinyatakan sebagai Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana
pandemi dunia oleh WHO (WHO, 2020) dan Wabah Penyakit Akibat Virus Corona di
juga telah dinyatakan Kepala Badan Nasional Indonesia. Selanjutnya dikarenakan
Penanggulangan Bencana melalui Keputusan peningkatan kasus dan meluas antar wilayah,
Nomor 9 A Tahun 2020 diperpanjang melalui Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah

444
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 7, No: 2 Hal: 444 - 448 Agustus 2020
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat

Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan buku KMS, selain itu dengan mengikuti
Nasional Berskala Besar dalam Rangka kegiatan di Posyandu ibu juga bisa
percepatan Penanganan Corona Virus Disease memperoleh penyuluhan kesehatan termasuk
2019 (COVID-19), dan Keputusan Presiden penyuluhan mengenai gizi pada balita
Nomor 11 Tahun 2020 yang menetapkan (Mubarak & Chayatin, 2009).
Status Kedaruratan Kesehatan Masyarakat, Urgensi partisipasi dalam kegiatan
kemudian diperbaharui dengan Keputusan posyandu perlu diperkuat dengan faktor-faktor
Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang yang mempengaruhi partisipasi ke
Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran posyandu,sehingga analisis tentang faktor-
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) faktor yang mendorong ibu balita berkunjung
Sebagai Bencana Nasional. ke posyandu perlu dilakukan (Depkes, 2007).
Disebutkan oleh Yunus & Rezki (2020) Ibu yang tidak menimbang balitanya ke
bahwa kegiatan lockdown merupakan bagian Posyandu dapat menyebabkan tidak
dari peraturan perundang-undangan yang terpantaunya pertumbuhan dan perkembangan
tertuang dalam Undang-Undang Nomor 6 balita. Balita yang tidak ditimbang berturut-
tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan turut beresiko keadaan gizinya memburuk
yang membahas Kekarantinaan Kesehatan di sehingga mengalami gangguan pertumbuhan
Pintu Masuk dan di wilayah dilakukan melalui (Depkes, 2006).
kegiatan pengamatan penyakit dan Faktor
Risiko Kesehatan Masyarakat terhadap alat METODE PENULISAN
angkut, orang, barang, dan/atau lingkungan, Metode penelitian yang digunakan pada
serta respons terhadap Kedaruratan Kesehatan artikel ini berbasis studi literatur. Studi
Masyarakat dalam bentuk tindakan literatur adalah cara yang digunakan dalam
Kekarantinaan Kesehatan. Kegiatan lockdown menyesuaikan teori dengan fakta yang ada
ini sendiri diterapkan oleh Presiden Indonesia melalui referensi-referensi pustaka. Referensi
dalam rangka untuk menekan dan mengurangi yang ada bisa dari buku, artikel, maupun jurnal
tingkat penyebaran dari virus Covid-19 yang yang lain yang teorinya berkaitan dengan
sudah menyebar di Indonesia sejak 2 Maret penulisan artikel ini, lalu hasil temuan dari
2020 lalu tersebut. studi literatur tersebut dijadikan refernsi dalam
Partisipasi masyarakat dinilai sangat penulisan artikel ini. Tujuan dari penulisan
penting selama pembatasan sosial berskala artikel ini untuk mengetahui faktor-faktor
besar (PSBB). Hal itu untuk memastikan pendorong partisipasi masyarakat terhadap
PSBB efektif memutus mata rantai virus kegiatan posyandu pada masa PSBB di Jawa
korona (covid-19). Barat.
Bayi di bawah lima tahun (Balita)
merupakan salah satu sasaran posyandu yang PEMBAHASAN
cukup penting. Keberhasilan balita sebagai Partisipasi Masyarakat
salah satu sasaran posyandu dipengaruhi oleh Menurut Mikkelsen (2003-64),
partisipasi ibu di dalam kegiatan posyandu. partisipasi adalah keterlibatan masyarakat
Partisipasi masyarakat dalam kegiatan secara sukarela dalam perubahan yang
Posyandu menjadi penting mengingat ditentukan sendiri oleh masyarakat. Selain itu,
keikutsertaan ibu dalam mengikuti kegiatan di partisipasi juga diartikan Mikkelsen sebagai
Posyandu akan membantu para ibu untuk keterlibatan masyarakat dalam upaya
menyelesaikan permasalahan kesehatan pada pembangunan lingkungan, kehidupan, dan diri
anak maupun mampu sebagai upaya preventif mereka sendiri. Kemudian Adi (2007:27)
terhadap terjadinya masalah stunting pada menjelaskan lebih jauh lagi mengenai
anak. Ibu yang mengikuti kegiatan Posyandu partisipasi bahwa masyarakat terlibat dalam
akan lebih mengetahui status gizi anaknya program pemberdayaan dimulai dari proses
karena dapat melihat dan selalu memantau di pengidentifikasian masalah dan potensi yang

445
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 7, No: 2 Hal: 444 - 448 Agustus 2020
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat

ada di dalam masyarakat, pemilihan dan 3. Kesediaan mereka terlibat di dalam


pengambilan keputusan tentang alternative kelompok
solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan Sesuai dengan pernyataan Sastropoetro,
upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan (1988:37), bahwa “Keterlibatan Spontan
masyarakat dalam proses mengevaluasi dengan kesadaran disertai tanggung jawab
perubahan yang terjadi. terhadap kepentingan kelompok untuk
Partisipasi masyarakat umumnya mencapai tujuan”. Berdasarkan pendapat
dipandang sebagai suatu bentuk perilaku. tersebut, maka partisipasi seseorang sebaiknya
Dalam pelaksanaan pembatasan sosial didasarkan atas kesadaran sendiri, keyakinan
berskala besar (PSBB) di Jawa Barat, serta kemauan, sebab hal itu akan bermanfaat
partisipasi masyarakat dalam mendukung bagi dirinya. Karena dirinya merasa tidak
berjalannya PSBB yaitu dengan mematuhi dipaksakan sehingga dalam mengikuti
protokol kesehatan diantaranya dengan kegiatan dapat dilaksanakan dengan sukarela.
melakukan physchal distancing dan
melakukan aktifitas keseharian pada umumnya Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
di rumah saja. Sehingga dapat diambil Partisipasi
kesimpulan bahwa partisipasi masyarakat Jim Ife (2008:310-312) berpendapat
adalah suatu proses sosial anggota kelompok bahwa kondisi yang mendorong partisipasi
masyarakat mengidentifikasi kebutuhan- adalah sebagai berikut:
kebutuhannya, mengambil keputusan dan 1) Orang akan berpartisipasi apabila mereka
menetapkan mekanisme untuk memenuhi merasa bahwa isu atau aktivitas tersebut
kebutuhannya. penting. Cara ini dapat secara efektif
Partisipasi dapat diartikan dengan dicapai jika rakyat sendiri telah mampu
keikutsertaan atau keterlibatan baik secara menentukan isu atau aksi, dan telah
fisik maupun non fisik dari seorang individu menominasi kepentingannya, bukan berasal
atau masyarakat. Pernyataan tersebut sesuai dari orang luar yang memberi tahu mereka
dengan pendapat Sastropoetro, (1998:13) apa yang harus dilakukan.
bahwa: 2) Orang harus merasa bahwa aksi mereka
“Partisipasi didefinisikan sebagai akan membuat perubahan. Masyarakat
karakteristik mental/pikiran dan mungkin telah menentukan pekerjaan
emosi/perasaan seseorang dalam situasi sebagai prioritas utama, tetapi jika orang
kelompok yang mendorongnya untuk tidak percaya bahwa aksi masyarakat akan
memberikan sumbangan kepada membuat perubahan terhadap prospek
kelompok dalam usaha mencapai tujuan peluang kerja lokal, akan kecil insentif
serta turut bertanggung jawab terhadap untuk berpartisipasi. Perlu dibuktikan
usaha yang bersangkutan.” bahwa masyarakat dapat memperoleh
Definisi tersebut menekankan bahwa sesuatu yang akan membuat perbedaan dan
partisipasi merupakan suatu alat untuk bahwa hal tersebut akan menghasilkan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta perubahan yang berarti.
lebih menekankan pada aspek psikologis yang 3) Berbagai bentuk partisipasi harus diakui
mendorong seseorang atau individu untuk dan dihargai. Terlalu sering partisipasi
melakukan tindakan tertentu dalam rangka masyarakat dipandang sebagai keterlibatan
mencapai tujuan. Berdasarkan pengertian dalam kepengurusan, pertemuan resmi dan
tersebut, maka terdapat tiga unsur partisipasi, prosedur-prosedur tradisional lainnya (yaitu
yaitu : kulit putih, laki-laki, kelas menengah).
1. Adanya tanggung jawab 4) Orang harus bisa berpasrtisipasi, dan
2. Kesediaan memberikan sumbangan untuk didukung dalam partisipasinya. Hal ini
mencapai tujuan kelompok berarti bahwa isu-isu seperti transportasi,
penyediaan penitipan anak (atau melibatkan

446
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 7, No: 2 Hal: 444 - 448 Agustus 2020
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat

anak dalam kegiatan), keamanan, waktu dari 24 bulan memiliki peluang 4 kali untuk
dan lokal kegiatan serta lingkungan tempat memiliki perilaku kunjungan baik ke posyandu
kegiatan akan dilaksanakansangatlah dibandingkan ibu yang memiliki anak balita
penting dan perlu diperhitungkan dalam umur lebih dari 24 bulan (Yuryanti, 2010).
perencanaan prosesproses berbasiskan Ketiga, pendidikan ibu. Pendidikan
masyarakat. merupakan faktor yang sangat penting untuk
5) Struktur dan proses tidak boleh memberikan kemampuan berfikir, menelaah
mengucilkan. Prosedurprosedur pertemuan dan memahami informasi yang diperoleh
tradisional, dan teknik pembuatan dengan pertimbangan yang lebih rational dan
keputusan sering bersifat mengucilkan bagi pendidikan yang baik akan memberikan
banyak orang, khususnya bagi mereka yang kemampuan yang baik pula dalam mengambil
tidak bisa ‘berpikir cepat’, tidak ingin keputusan tentang kesehatan keluarga
menginterupsi, kurang peraya diri atau (Hastono, 2010). Keempat, Peran Kader,
tidak memiliki kemahiran berbicara. Keterampilan dan pengetahuan kader dalam
Terkait dengan partisipasi yang posyandu merupakan usaha untuk
dilakukan oleh masyarakat dalam menjalankan melancarkan proses pelayanan yang diberikan
program-program pemberdayaan, terdapat terhadap masyarakat. Kelima, Jarak rumah
beberapa faktor yang mempengaruhi keposyandu, presentasi ibu balita yang tidak
keterlibatan mereka, baik yang mendukung aktif ke posyandu lebih banyak pada ibu balita
maupun yang menghambat. Dari kedua faktor yang bertempat tinggal jauh dari posyandu
tersebut masih dapat dibagi lagi ke dalam dua dibandingkan dengan ibu balita yang
bidang, faktor internal dan faktor eksternal. bertempat tinggal dekat dengan posyandu.
Yang termasuk faktor internal adalah segala
sesuatu yang berasal dari dalam pribadi KESIMPULAN
seseorang. Sedangkan yang termasuk faktor Posyandu merupakan salah satu wadah
eksternal adalah segala sesuatu yang berasal partisipasi dan pemberdayaan masyarakat,
dari luar pribadi seseorang. Faktor internal khususnya dalam penyelenggaraan
maupun eksternal dapat dipakai sebagai faktor pembangunan kesehatan, pendidikan dan
pendukung maupun faktor penghambat. ekonomi, karena dikelola dari, untuk, oleh dan
Faktor-faktor yang mempengaruhi bersama masyarakat, dalam upaya
partisipasi masyarakat ke posyandu meliputi menciptakan kemudahan kepada masyarakat,
pertama, Usia ibu yang mempunyai balita, untuk memperoleh pelayanan kesehatan dasar,
Umur ibu merupakan salah satu yang berkaitan pendidikan dini dan kebutuhan hidup minimal.
dengan pola pengasuhan anak, dimana usia Posyandu (Pos Pelayanan terpadu) yang
merupakan satu hal yang identik dengan merupakan jenis pemberdayaan masyarakat
pengalaman dan pengetahuan seseorang. menitikberatkan partisipasi masyarakat
Bahwa pada ibu yang berumur muda dan baru merupakan bagian penting dalam
memiliki anak akan cenderung memberikan pemberdayaan dan penumbuhan kesadaran
perhatian yang lebih besar terhadap anak akan kesehatan, semakin banyak masyarakat
mereka, sering bertambahnya usia, betambah yang menjadi peserta aktif posyandu dan
kesibukan dan bertambah jumlah anak maka semakin lengkap peranannya, maka semakin
ini akan mempengaruhi motivasi untuk ideal kepemilikan dan proses masyarakat
memberikan pelayanan kesehatan yang baik dalam proses-proses inklusif yang akan
untuk anak (Hastono, 2010). Kedua, Usia anak diwujudkan. Faktor-faktor yang
balita di posyandu, sesuai dengan hasil mempengaruhi partisipasi masyarakat ke
penelitian yang menyatakan bahwa ada posyandu meliputi pertama, Usia ibu yang
hubungan antara umur anak balita dengan mempunyai balita, Kedua, Usia anak balita di
kunjungan ibu balita ke posyandu berarti ibu posyandu, Ketiga, pendidikan ibu. Keempat,
yang mempunyai anak balita berusia kurang Peran Kader Kelima, Jarak rumah keposyandu.

447
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 7, No: 2 Hal: 444 - 448 Agustus 2020
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat

Dengan keaktifan peserta untuk datang dan mempengaruhi kepatuhan ibu balita
memanfaatkan pelayanan kesehatan di datang ke posyandu di wilayah
posyandu dapat mencegah dan mendeteksi Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi.
sedini mungkin gangguan dan hambatan Mikkelsen, B. (2003). Metode penelitian
pertumbuhan pada balita termasuk partisipatoris dan upaya pemberdayaan:
permasalahan mengenai stunting. panduan bagi praktisi lapangan / Britha
MIkkelsen. Jakarta: Yayasan Pustaka
DAFTAR PUSTAKA Obor Indonesia.
Adi, I. R. (2007). Perencanaan partisipatoris Mubarak, W. iqbal, & Chayatin, N. (2009).
berbasis aset komunitas (dari pemikiran Ilmu kesehatan masyarakat: Teori dan
menuju penerapan) / Isbandi Rukminto Aplikasi. In Salemba Medika.
AdiNo Title (Ed 1). [Depok] : FISIP UI Sastropoetro, S. (1988). Partisipasi,
Press, 2007. komunikasi, persuasi dan disiplin dalam
Depkes, R. (2011). Buku-Pedoman-Umum- pembangunan nasional. Bandung :
Pengelolaan-Posyandu-1. Alumni, 1988.
Hastono, S. . (2010). Analisis data kesehatan. Yunus, N. R., & Rezki, A. (2020). Kebijakan
Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Pemberlakuan Lock Down Sebagai
Universitas Indonesia. Jurnal Antisipasi Penyebaran Corona Virus
Keperawatan Jiwa. Covid-19. SALAM: Jurnal Sosial Dan
Ife, Jim, 1946-; Tesoriero, Frank; Saifuddin Budaya Syar-I, 7(3).
Zuhri Qudsy; Manulang, Sastrawan; https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i3.1508
Nurul Yakin; Nursyahid, M. . (2008). 3
(2008). Community development : Yuryanti. (2010). Faktor faktor yang
alternatif pengembangan masyarakat di berhubungan dengan perilaku kunjungan
era globalisasi / penulis, Jim Ife & Frank ibu balita ke posyandu di kelurahan
Tesoriero ; penerjemah, Satrawan mukakuning wilayah kerja puskesmas sei
Manurung, Nurul Yakin, M. Nursyahid ; pancur kota Batam tahun 2010.
penyunting, Saifuddin Zuhri Qudsy.
Pustaka Pelajar.
Maharsi R. (2007). Faktor-faktor yang

448

Anda mungkin juga menyukai