Anda di halaman 1dari 3

MATA KULIAH : KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN

1) a) Malthus adalah orang pertama yang mengemukakan tentang penduduk. Dalam

“Essay on Population”, Malthus beranggapan bahwa bahan makanan penting untuk

kelangsungan hidup, nafsu manusia tak dapat ditahan dan pertumbuhan penduduk jauh

lebih cepat dari bahan makanan. teori mendapat berbagai kritik karena Malthus tidak

memperhitungkan hal-hal sebagai berikut : kemajuan bidang transportasi yang dapat

menghubungkan satu daerah dengan daerah lain sehingga distribusi makana dapat

berjalan, kemajuan bidang teknologi, terutama bidang pertanian, Usaha pembatasan

kelahiran bagi pasangan yang sudah menikah, fertilitas akan menurun apabila perbaikan

ekonomi dan standar hidup penduduk dinaikkan.

b) Karl Marx tidak sependapat dengan Malthus (bila tidak dibatasi penduduk akan

kekurangan makanan). Menurut Marxist tekanan penduduk di suatu negara bukanlah

tekanan penduduk terhadap bahan makanan, tetapi tekanan terhadap kesempatan kerja

(misalnya di negara kapitalis) Marxist juga berpendapat bahwa semakin banyak jumlah

manusia semakin tinggi produk yang dihasilkan, jadi dengan demikian tidak perlu

diadakan pembatasan penduduk.

2) Masalah Kependudukan yang bersifat Kuantitatif :

1. Jumlah Penduduk Besar

Penduduk suatu negara menjadi faktor terpenting dalam melaksanakan pembangunan.


Dengan memiliki jumlah penduduk lebih dari 273 juta jiwa, Indonesia mengalami
berbagai permasalahan sebagai berikut.

a. Pemerintah mengalami kesulitan dalam menjamin terpenuhinya kebutuhan hidup


rakyatnya.

b. Terbatasnya kesediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan, serta fasilitas
sosial lainnya.
2. Pertumbuhan Penduduk Cepat

Jika pertumbuhan penduduk yang cepat tidak diimbangi dengan daya dukung lingkungan
yang seimbang, berbagai permasalahan akan muncul, baik masalah lingkungan hidup,
ekonomi, dan sosial.

3. Persebaran Penduduk Tidak Merata

Masalah Kependudukan yang bersifat Kualitatif :

1. Tingkat Kesehatan

Tingkat kesehatan di Indonesia masih belum merata dan tergolong rendah. Hal ini
disebabkan karena kualitas kesehatan penduduk tidak terlepas dari pendapatan penduduk
di suatu daerah. Semakin tinggi pendapatan penduduk, maka kemampuan untuk membeli
pelayanan kesehatan juga semakin tinggi.

2. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan. Namun,


sayangnya masih banyak penduduk Indonesia yang kesulitan mendapat akses pendidikan.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat Pendidikan di Indonesia,


yaitu
1. Pendapatan perkapita penduduk yang rendah.
2. Ketidakseimbangan jumlah murid dengan sarana Pendidikan yang ada.
3. Rendahnya kesadaran penduduk terhadap pentingnya Pendidikan.
4. Tingkat Pendapatan

3) Struktur penduduk meliputi jumlah, persebaran, dan komposisi penduduk. Struktur

penduduk ini selalu berubah-ubah, dan perubahan tersebut disebabkan karena proses

demografi, yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan migrasi penduduk

4) 1) Mencapai pertumbuhan ekonomi yang berlanjut dalam konteks pembangunan yang

berkelanjutan.

2) Meningkatkan pendidikan, khususnya bagi anak-anak perempuan.

3) Memperjuangkan kesetaraan gender (gender equality).


4) Menurunkan angka kematian bayi dan anak, serta kematian ibu

5) Memperluas akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi, termasuk KB, dan kesehatan

seksual

5) Implementasi kebijakan sering dianggap sebagai bentuk pengoperasionalisasian atau


penyelenggaraan aktivitas yang telah ditetapkan berdasarkan Undang-Undang dan
menjadi kesepakatan bersama di antara beragam pemangku kepentingan
(stakeholders), aktor, organisasi (publik atau privat), prosedur dan teknik yang
digerakkan untuk bekerjasama guna menerapkan kebijakan kearah yang dikehendaki.
Sederhananya adalah realita implementasi melibatkan berbagai pihak dan menyangkut
kepada hubungan-hubungan keorganisasian yang kompleks.

Jika suatu kebijakan tidak tepat atau tidak dapat mengurangi masalah yang merupakan
sasaran dari kebijakan, maka kebijakan itu mungkin akan mengalami kegagalan
sekalipun kebijakan itu diimplementasikan dengan sangat baik. Sementara itu, suatu
kebijakan yang telah direncanakan dengan sangat baik mungkin juga akan mengalami
kegagalan jika kebijakan tersebut kurang di implementasikan dengan baik oleh para
pelaksana kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai