Anda di halaman 1dari 5

Nama : Riza supian

Nim : 203030301153

Kelas : B ( Ekonomi Pembangunan )

Mata kuliah : Ekonomi Pembangunan

Soal

1. Jelaskan dampak positif dan negatif yang ditimbulkan oleh pertumbuhan penduduk terhadap
pembangunan ekonomi suatu negara…?

2. Jelaskan perbedaan struktur umur penduduk di negara-negara maju dan negara-negara


berkembang, dan permasalahan yang timbul di negara-negara berkembang sehubungan dengan
struktur umur tersebut…?

3. Jelaskan hubungan antara migrasi yang terjadi di negara-negara berkembang dengan model
pembangunan yang dikembangkan oleh Lewis…?

4. Jelaskan masalah yang muncul akibat pengangguran dan kaitannya dengan dengan aspek-aspek
lain dalam pembangunan ekonomi seperti kemiskinan dan distribusi pendapatan…?

5. Jelaskan program-program pemerintah dalam pembangunan ketenaga kerjaan di Indonesia

Jawab :

1. Pertumbuhan penduduk yang tinggi sebenarnya bisa memberikan dampak positif , di antaranya
dapat menjadi unsur penting dalam usaha untuk meningkatkan produksi dan mengembangkan
kegiatan ekonomi dengan ketersediaan tenaga kerja yang melimpah. Pertumbuhan penduduk yang
tinggi, khusunya yang terjadi di Indonesia tidak hanya bisa berdampak positif saja, tetapi juga akan
menimbulkan dampak negatif di berbagai bidang yang tentunya akan saling mempengaruhi satu
sama lainnya. Dampak negatif dari pertumbuhan penduduk yang tinggi ini akan timbul apabila
pertumbuhan penduduk yang terjadi tidak diimbangi dengan sarana dan prasarana yang memadai
untuk mendukung keberlangsungan hidup penduduk yang bersangkutan dalam rangka memperoleh
kehidupan dan penghidupan yang makmur dan sejahtera.

Dampak Positif Pertumbuhan penduduk secara umum, pertumbuhan penduduk membawa dampak
positif dan negatif bagi manusia. Beberapa dampak positifnya antara lain sebagai berikut:

1. Tersedianya tenaga kerja untuk meningkatkan produksi dalam memenuhi kebutuhan yang terus
meningkat.

2. Bertambahnya kebutuhan akan pangan, sandang, dan papan sehingga berkembang jumlah dan
jenis usaha lokal.

3. Meningkatnya investasi atau penanaman modal karena makin banyak

Kebutuhan manusia

4. Meningkatnya inovasi karena penduduk dipaksa untuk memenuhi kebutuhannya. Misalnya, agar
produktivitas lahan pertaniannya meningkat, manusia mengembangkan pupuk dan benih unggul
untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang terus meningkat.
Dampak Negatif Pertumbuhan penduduk disamping dampak positif, pertumbuhan penduduk yang
tinggi juga berpotensi menimbulkan dampak negatif terutama jika tidak diimbangi dengankualitas
penduduk dan ketersediaan sarana prasarana hidup serta lapangan pekerjaan. Beberapa dampak
tersebut antara lain sebagai berikut.

1). Meningkatnya Angka Pengangguran

Angka pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan lapangan kerja akan
menimbulkan masalah pengangguran. Sebagian tenaga kerja tidak terserap oleh lapangan kerja yang
ada karena kecepatan pertumbuhan lapangan kerja baru kalah oleh kecepatan pertumbuhan
penduduknya.

2). Meningkatnya Angka Kriminal

Banyaknya tenaga kerja yang menganggur atau belum mendapatkan pekerjaan sangat rentan
terhadap perilaku kejahatan atau kriminal. Desakan kebutuhan dapat memaksa sebagian penduduk
untuk melakukan tindak kejahatan.

3). Meningkatnya Angka Kemiskinan

Pertumbuhan penduduk yang tinggi berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan sumber daya,
khususnya sumber daya alam. Jika penduduk bertambah, harus disediakan lahan baru untuk
memenuhi kebutuhan pangan/ makanan dan rumah untuk tinggal. Diperlukan lowongan pekerjaan
baru bagi

Mereka untuk memenuhi kebutuhannya. Jika tidak terpenuhi, akan muncul masalah kemiskinan.

4). Berkurangnya Lahan untuk Pertanian dan Permukiman

Bertambahnya penduduk di suatu wilayah tentu membutuhkan lahan pertanian dan permukiman
baru. Setiap penduduk yang lahir memerlukan rumah untuk tinggal dan lahan pertanian untuk
memenuhi kebutuhan akan makanan. Makin banyak yang lahir, makin banyak lahan pertanian dan
permukiman baru yang harus disediakan. Pada gilirannya, lahan pertanian yang ada akan berkurang
karena dipakai untuk permukiman.

5). Makin Banyaknya Limbah dan Polusi

Kegiatan penduduk, baik kegiatan di rumah, kegiatan perdagangan, atau industri pasti menghasilkan
sampah atau limbah. Makin banyak penduduk, makin banyak limbah yang dihasilkan. Pada
gilirannya, sampah atau limbah akan berdampak buruk pula bagi manusia.

6). Ketersediaan Pangan Makin Berkurang


Permukiman, industri, perdagangan, dan aktivitas manusia lainnya terus berkembang yang akhirnya
mengubah fungsi lahan pertanian menjadi non- pertanian. Akibatnya, produksi pertanian berkurang
dan terus berkurang. Ini berarti ketersediaan pangan juga akan makin berkurang dan terpaksa harus
mendatangkannya dari daerah atau negara lainnya.

7). Kesehatan Masyarakat Makin Menurun

Pertumbuhan penduduk yang tinggi, khususnya di daerah perkotaan, akan membuat harga lahan
makin mahal. Akibatnnya, sebagian penduduk tidak mampu membeli lahan dengan luas yang cukup
memadai untuk permukiman. Permukiman menjadi sangat padat sehingga tidak sehat. Apalagi jika
sanitasinya buruk, tentu keadaan itu akan menimbulkan berbagai macam penyakit.

8). Berkembangnya Permukiman Tidak Layak Huni

Lahan yang makin terbatas akibat tingginya laju pertumbuhan penduduk, terutama di daerah
perkotaan, mendorong naiknya harga lahan sehingga sulit dijangkau oleh sebagian penduduk.
Akibatnya, sebagian penduduk terpaksa tinggal di daerah yang kurang layak dengan membangun
rumah seadanya. Biasanya, mereka membangun rumah di tepi sungai, sepanjang rel kereta api, atau
lahan kosong milik pemerintah yang belum di manfaatkan Daerah tersebut dikenal sebagai daerah
kumuh (slum area).

2. Negara-negara berkembang menghadapi permasalahan yang lebih rumit dalam hal struktur umur
penduduknya dibandingkan kondisi sebelum perang dunia II . Hal tersebut dapat terjadi, karena
pertambahan jumlah penduduk yang sangat pesat di negara-negara berkembang tidak dapat
diimbangi dengan kemampuan untuk menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup untuk menjamin
kesejahteraan dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup
tinggi di negara-negara berkembang akan menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk yang
belum dewasa dan juga anggota keluarga. Pada umumnya di negara maju, komposisi penduduk yang
berumur di bawah 15 tahun sekitar 20-30% dari keseluruhan jumlah penduduk, sedangkan di
negara-negara berkembang jumlahnya sekitar 40-45% dari keseluruhan jumlah penduduk.
Sedangkan penduduk yang tergolong produktif, yaitu penduduk yang berumur 15-64 tahun, di
negara-negara maju menurut world bank, kelompok umur tersebut jumlahnya sekitar 67% dari
keseluruhan penduduk. Di negara-negara berkembang yaitu negara-negara dengan pendapatan
rendah dan menengah, penduduk dengan usia produktif jumlahnya sekitar 64% dan 54%. Di
indonesia permasalahan yang timbul dalam masalah kependudukan berkaitan dengan tiga hal, yaitu
laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi, penyebaran penduduk antar daerah yang kurang
seimbang, dan kualitas kehidupan penduduk yang masih tergolong rendah dan harus ditingkatkan.

3. Arthur Lewis pada tahun 1955 mengembangkan model pembangunan pertama yang secara
implisit menunjukkan proses migrasi dari desa ke kota (Arsyad, 1999), yang kemudian diperbaharui
oleh John C. Fai dan Gustav Ranis pada tahun 1964. Model pembangunan dua sektor yang
dikemukakan Lewis dapat diterima dan menjadi teori umum (general theory) dalam proses
pembangunan yang dilaksanakan oleh negara-negara berkembang yang mempunyai surplus tenaga
kerja selama tahun 1950-an. Lewis membagi perekonomian ke dalam dua sektor, yaitu :
1) Sektor tradisional yang subsistem, yang ditandai oleh produktivitas tenaga kerja yang sangat
rendah atau bahkan nol.

2) Sektor modern (industri perkotaan) dimana tenaga kerja dan sektor subsistem berpindah secara
perlahan ke industri modern. Titik berat model ini adalah proses perpindahan tenaga kerja dan
pertumbuhan tenaga kerja di perkotaan, yang menyebabkan pertumbuhan output sektor modern.

Kesempatan kedua sektor tersebut (perpindahan tenaga kerja dan pertumbuhan kesempatan kerja)
bergantung pada tingkat modal industri (investasi) di sektor modern tersebut. Lewis berasumsi
bahwa tingkat upah di perkotaan bisa lebih tinggi 30% dari tingkat pendapatan rata-rata, sehingga
dapat mempengaruhi para tenaga kerja dari pedesaan untuk berpindah ke perkotaan. Namun pada
tingkat upah yang konstan, maka tingkat penawaran tenaga kerja di pedesaan dianggap elastis
sempurna.

4. Banyaknya pengangguran, kemiskinan yang makin meningkkat, serta tidak meratanya distribusi
pendapatan, memiliki hubungan yang erat satu sama lain. Sebagian besar masyarakat yang tidak
bekerja atau bekerja paruh waktu adalah mereka yang tergolong masyarakat miskin. Sedangkan
mereka yang bekerja di sekotr-sektor swasta dan pemerintahan adalah golongan masyarakat
menengah

ke atas. Namun anggapan yang timbul bahwa orang yang tidak bekerja adalah miskin dan mereka
yang bekerja seharian penuh adalah orang kaya tidak selamanya benar. Karena ada beberapa
masyarakat yang tinggal di perkotaan menolak untuk bekerja bila tidak sesuai dengan latar belakang
pendidikan dan status sosial, karena mereka masih memiliki sumber lain untuk membiayai
kehidupannya, seperti orang tua, kerabat, dan lain sebagainya.

Dari fenomena yang terjadi di masyarakat, kita dapat melihat bahwa untuk mengatasi masalah
pengangguran dan tidak meratanya distribusi pendapatan, adalah dengan menyediakan lapangan
kerja dan pendapatan yang memadai untuk kelompok masyarakat yang tergolong kategori miskin.
Pekerjaan saja tanpa pendapatan yang memadai tidak mampu menyelesaikan masalah kemiskinan
yang mereka hadapi. Di lain pihak, distribusi pendapatan yang hanya terpusat pada kelompok
masyarakat tertentu akan memperlebar jurang ketidakadilan dalam distribusi pendapatan. Oleh
karena itu, perluasan kesempatan kerja terutama bagi mereka yang tergolong miskin sangat penting
dilaksanakan dalam strategi pembangunan sebagai upaya pengentasan kemiskinan.

5. Permasalahan ketenagakerjaan yang sudah sama-sama kita ketahui adalah tingginya jumlah
pengangguran dan setengah pengangguran sebagai imbas banyaknya bidang usaha yang mengalami
keterpurukan setelah krisis politik dan ekonomi di negara kita.

Maka program-prgram bidang pembangunan ketenagakerjaan diarahkan pada :

A. Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja

Program ini ditujukan untuk mengurangi jumlah pengangguran dan setengah pengangguran melalui
peningkatan jam kerja di berbagai bidang usaha, dan meningkatnya penerimaan devisa dari
pengiriman tenaga kerja Indonesia. Adapun yang menjadi sasaran adalah perluasan kesempatan
kerja dalam berbagai bidang usaha dan menciptakan tenaga kerja mandiri, serta tersedianya sistem
informasi dan perencanaan-perencanaan tenaga kerja, melalui :

1) Peningkatan pelatihan yang berkaitan dengan teknologi tepat guna, pengembangan


kewirausahaan,serta ketrampilan pendukung lainnya.
2) Inventarisasi dan pengkajian potensi kesempatan kerja, serta karakteristik pencari kerja (termasuk
informasi pasar kerja).

3) Pembangunan pemukiman transmigrasi baru serta pembinaannya untuk meningkatkan


kesempatan kerja di bidang pertanian.

4) Penyempurnaan mekanisme pengiriman, pembinaan, bimbingan, dan seleksi yang lebih ketat,
serta perlindungan hukum yang memadai bagi tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri.

B. Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

Program ini bertujuan untuk mendorong dan meningkatkan kegiatan pelatihan kerja dan aspek-
aspek yang mempengaruhi peningkatan produktivitas tenaga kerja. Adapun yang menjadi sasaran
program ini adalah tersedianya tenaga kerja yang berkualitas, produktif, dan berdaya saing tinggi
baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri, melalui :

1) Pengembangan standarisasi dan spesifikasi kompetensi.

2) Peningkatan relevansi, kualitas, dan efisiensi pelatihan kerja melaui pembinaan dan
pemberdayaan lembaga pelatihan kerja.

3) Pemasyarakatan nilai dan budaya produktif, pengembangan sistem dan metode peningkatan
produktivitas, serta pengembangan kader dan tenaga ahli produktivitas.

C. Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja

Program ini bertujuan untuk mewujudkan ketenangan bekerja dan berusaha, dan terciptanya
hubungan yang serasi antara pekerja dan pengusaha, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
pekerja dan keluarganya. Sedangkan yang menjadi sasaran dari program ini adalah peningkatan
peran kelembagaan tenaga kerja di perusahaan, perbaikan kondisi kerja, serta jaminan kesehatan
dan keselamatan kerja, melalui :

1) Pembinaan hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja.

2) Peningkatan pengawasan norma kerja, keselamatan, dan kesehatan kerja, serta jaminan sosial
kerja.

3) Peningkatan perlindungan, pengawasan, dan penegakan hukum terhadap peraturan yang berlaku.

4) Peningkatan pembinaan syarat-syarat kerja dan penegakan terhadap pelaksanaan peraturan


ketenagakerjaan.

Anda mungkin juga menyukai