Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL DAN

KEBUDAYAAN

Berdasarkan sensus tahun 2011 diketahui bahwa pertumbuhan penduduk melebihi


proyeksi nasional yaitu sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) 1,49
per tahun. Jika laju pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun maka setiap tahunnya akan
terjadi pertumbuhan penduduk sekitar 3,5 juta lebih per tahun. Dengan demikian, jika di tahun
2011 jumlah penduduk 237,6 juta jiwa maka di tahun 2012 bertambah 3,5 juta maka sekarang
ada 241 juta jiwa lebih. Bila laju pertumbuhan tidak ditekan maka jumlah penduduk di Tanah Air
pada 2045 bisa menjadi sekitar 450 juta jiwa, hal ini berarti satu dari 20 penduduk dunia adalah
orang Indonesia.
Apabila pertumbuhan penduduk terus bertambah, sementara laju pertumbuhan
ekonomi berjalan lamban, maka negara tersebut akan semakin bertambah miskin dan akan
mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat. Untuk itu diperlukan upaya dan langkah konkret
guna menghindari terjadinya ledakan penduduk di masa yang akan datang.
Pertumbuhan penduduk yang signifikan akan berdampak pada perubahan sosial
kehidupan masyarakat Indonesia. Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan dalam
suatu masyarakat yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-
sikap dan pola-pola perilaku dalam masyarakat. Berikut adalah penjelasan mengenai pengaruh
pertumbuhan penduduk terhadap perkembangan sosial di masyarakat.
a. Meningkatnya permintaan terhadap kebutuhan sandang, pangan,dan papan
Setiap manusia pasti memiliki kebutuhan pokok yang harus terpenuhi, yakni sandang,
pangan, dan papan. Ketiga kebutuhan ini tak terelakkan lagi harus terpenuhi untuk kelanjutan
hidup manusia. Kebutuhan akan sandang dapat dipenuhi oleh industry tekstil,kebutuhan akan
pangan dapat dipenuhi oleh industri pertanian(salah satunya), dan kebutuhan papan dapat
dipenuhi oleh industry bahan bangunan (salah satunya). Jika terjadi ledakan jumlah penduduk,
maka semakin banyak pula manusia yang membutuhkan asupan sandang, pangan, dan
papan.Tapi apa yang terjadi jika ternyata stok sandang, pangan, dan papan yang ada ternyata
tidak mampu memenuhi kebutuhan penduduk yang jumlahnya semakin bertambah ?
Ledakan Penduduk pada tahun 1968 oleh Paul R. Ehrlich meramalkan adanya bencana
kemanusiaan akibat terlalu banyaknya penduduk dan ledakan penduduk. Karya tersebut
menggunakan argumen yang sama seperti yang dikemukakan Thomas Malthus, bahwa laju
pertumbuhan penduduk mengikuti pertumbuhan eksponensial dan akan melampaui suplai
makanan yang akan mengakibatkan kelaparan . Sebagai contoh untuk kebutuhan pangan,
pemerintah memiliki BULOG untuk pemerintah pusatdan DOLOG untuk pemerintah daerah
yang berfungsi salah satunya untuk menjamin ketersediaan kebutuhan pangan pokok seperti
beras, minyak goreng, gula, dan lain-lain. Semakin bertambahnya penduduk, maka akan
semakin banyak pula kebutuhan pangan pokok yang harus disediakan oleh DOLOG.Bagaimana
jika kebutuhan sembako yang disediakan oleh DOLOGternyata tidak mampu memenuhi
kebutuhan penduduk di daerah itu? Tentu sembako akan menjadi barang rebutan dan akan
menjadi barang yang langka yang mengakibatkan harganya akan semakin melonjak dan
masyarakat yang berada di kelas ekonomi menengah ke bawah tidak mampu membeli
kebutuhan pangan tersebut, dan tentu akan berdampak pada kemiskinan yang kian parah.
b. Berkurangnya lahan tempat tinggal
Untuk memenuhi kebutuhan papan yakni rumah tentu kita memerlukan lahan untuk
membangun. Semakin bertambah banyak penduduk, tentu kebutuhan akan rumah semakin
banyak dan otomatis lahan yang dibutuhkan semakin banyak. Sementara lahan yang tersedia
luasnya tetap. Yang akan terjadi adalah padatnya pemukiman dan sedikit sekali lahan-lahan
kosong yang tersisa karena semakin sedikitnya lahan yang kosong, akan membuat harga tanah
semakin melonjak, dan tentu saja masyarakat ekonomi menengah ke bawah tidak mampu
membeli tanah untuk membangun rumah, sehingga mereka mencari “lahan” lain untuk tinggal,
seperti kolong jembatan, taman kota, stasiun, emperan toko, dan lain-lain.
Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan papan, untuk memenuhi kebutuhan pangan
pun kita memerlukan lahan. Misalnya beras, untuk menghasilkan beras tentu diperlukan sawah
untukmenanam padi.Semakin bertambahnya penduduk semakin bertambah pula kebutuhan
akan beras . Dan semakin bertambahnya kebutuhan beras akan semakin bertambah pula
kebutuhan akan lahan untuk menanam padi. Apa yang terjadi jika lahan ‘lumbung padi’ nasional
semakin lama semakin berkurang ? Jika kita dilihat dua fenomena di atas, ledakan penduduk
akan mengakibatkan terjadinya perebutan lahan untuk perumahan dan pertanian.
c. Meningkatnya investor yang datang
Dengan banyaknya jumlah penduduk akan berakibat menjamurnya pusat perbelanjaan. Seorang
pengusaha tentu akan membangun usahanya ditempat yang strategis, tempat yang ramai, dan
tempat yang menurutnya banyak terdapat konsumen. Kawasan padat penduduklah yang akan
menjadi incaran para investor atau pengusaha. Untuk daerah perkotaan, para pengusaha akan
cenderung untuk membangun pusat perbelanjaan modern atau yang biasa kita sebut Mall.
Mungkin menurut sebagian besar orang, suatu daerah yang memiliki banyak Mall mencirikan
bahwa daerah tersebut adalah daerah metropolitan yang masyarakatnya cenderung berada di
kelas ekonomi menengah ke atas dan akan mendongkrak gengsi masyarakat. Padahal fakta yang
ada di balik fenomena menjamurnya pusat perbelanjaan modern adalah meningkatnya sifat
konsumtif. Jika jumlah pusat perbelanjaan di suatu daerah semakin banyak, lama kelamaan akan
menimbulkan sifat konsumtif masyarakat di daerah tersebut.
d. Meningkatnya angka pengangguran
Semakin bertambahnya jumlah penduduk tentu akan meningkatkan jumlah tenaga kerja
yang tersedia. Namun bagaimana jika lapangan pekerjaan yang tersedia tidak cukup
menampung jumlah tenaga kerja yang ada? Tentu hal ini akan berdampak pada meningkatnya
angka pengangguran. Ledakan penduduk adalah masalah yang harus segera ditangani dengan
serius oleh pihak-pihak yang terkait karena apabila permasalahan ini terus berlanjut akan
mengakibatkan dampak-dampak yang telah dijelaskan. Adapun solusi yang dapat
menyelesaikan permasalahan ledakan penduduk yaitu:
a. Melakukan program transmigrasi
b. Menggalakkan program keluarga berencana
c. Mengoptimalkan lahan dengan menggunakan teknologi.
d. Pemerataan pembangunan
3. Hubungan Antara Masalah Penduduk dengan Perkembangan Kebudayaan
Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Gerak
kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi
wadah kebudayaan. Gerak manusia terjadi oleh karena mengadakan hubungan-hubungan
dengan manusia lain.
Terjadinya gerak / perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :
1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya
perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
2. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat
yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan
kebudayaan lain, cenderung untuk berubah lebih cepat.
Perubahan kebudayaan terjadi apabila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu
dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa, sehingga
unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan diolah ke dalam
kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Beberapa masalah yang menyangkut proses itu adalah :

 Unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima


 Unsur kebudayaan asing manakah yang sulit diterima
 Individu manakah yang cepat menerima unsur-unsur baru
 Ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat akulturasi tersebut
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku
kebudayaan, dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia. Manusia
menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta, maka kebudayaan mengatur
hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu
kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan
peraturan-peraturan kemasyarakatan. Pada awalnya peraturan itu jadi maka manusia yang
membuatnya harus patuh terhadap peraturan tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan
perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam suatu kebudayaan tidak akan
jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola
budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi
sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat
dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Perubahan sosial budaya terjadi
karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal
lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan
faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh
kebudayaan masyarakat lain.
Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang
intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang lambat;
sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan
kuat dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi
kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan ideologis; dan pengaruh adat
atau kebiasaan.
Dan perubahan sosial budaya di masyarakat bisa terjadi akibat adanya faktor yang
berasal dari masyarakat itu sendiri dan faktor yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri.

A. Faktor yang Berasal dari Luar Masyarakat (Faktor Ekstern)

Perubahan sosial budaya juga bisa terjadi karena adanya faktor yang berasal dari luar
masyarakat (faktor ekstern). Berikut ini faktor yang berasal dari luar masyarakat.

1) Adanya pengaruh dari bencana alam.

Kondisi seperti ini terkadang memaksa masyarakatnya untuk mengungsi meninggalkan tanah
kelahirannya. Ketika masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka
harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru tersebut. Hal ini
memungkinkan juga memberi pengaruh perubahan pada struktur dan pola kelembagaannya

2) Adanya peperangan

Baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat mengakibatkan perubahan, karena
pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada
pihak yang kalah

3) Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain

Bertemunya dua atau lebih kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan suatu kebudayaan
yang baru. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut
demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural
animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka
akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau
diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut

B . Faktor yang Berasal dari Dalam Masyarakat (Faktor Intern)

Di bawah ini faktor yang merubah sosial budaya yang bersumber dari dalam masyarakat

1) Dinamika penduduk

yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk (kelahiran, kematian)

2) Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat

Baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat
menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention)
3) Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat

4) Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-


perubahan besar

Anda mungkin juga menyukai