OLEH :
I MADE SUGIAWAN PRATAMA (7)
NI PUTU DEA LISTYA DEWI (16)
NI PUTU JENI SITAKIRANA (17)
PUTU WITARI (20)
YULIANTI NURAHMAWATI (21)
ZAHRA UN ARBIK (22)
PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
A.Pengertian
Perubahan sosial budaya adalah perubahan yang terjadi di masyarakat yang
mempengaruhi sosial dan budaya dari masyarakat itu sendiri. Perubahan sosial dan
perubahan budaya itu pada dasarnya berbeda walaupun keduanya terjadi dalam
evolusi manusia. Perubahan sosial merupakan perubahan pada sistem sosial,
struktur dan fungsi masyarakat. Sedangkan perubahan budaya adalah perubahan
yang terjadi pada unsur budaya manusia, baik berupa aterfak, benda, atau pun ide
gagasan yang dimiliki bersama oleh masyarakat. Budaya dapat diartikan hasil cipta
rasa krasa manusia. Perubahan sosial mencakup perubahan perilaku masyarakat,
perubahan nilai dan norma dalam Masyarakat. Perubahan budaya mencakup
perubahan kesenian, ilmu pengetahuan, filsafat, alat transportasi, alat komunikasi
dan sebagainya.
1. Difusi
Difusi merupakan proses penyebaran unsur baru, baik alat, ide, atau gagasan dari
satu pihak ke pihak lain, dari suatu tempat ke tempat lain, dan dari satu orang ke
orang lain. Difusi dapat dengan mudah menyebar ketika masyarakat itu terbuka
dengan dunia luar. Contohnya masyarakat tani tradisional yang mengolah lahan
pertaniannya memakai tenaga hewan dan manusia. Setelah mengenal traktor,
mereka lebih sering menggunakannya karena dianggap lebih praktis dan cepat
dalam mengolah lahan.
2. Akulturasi
Salah satu bentuk interaksi sosial asosiatif adalah akulturasi. Percampuran bentuk
bangunan agama Hindu dan Islam yang diwujudkan dalam bentuk masjid adalah
salah satu contohnya. Akulturasi terjadi ketika satu kebudayaan tertentu
dihadapkan dengan unsur kebudayaan asing. Lambat laun kebudayaan asing itu
melebur ke dalam kebudayaan asli, tanpa menghilangkan kebudayaan lama.
3. Asimilasi
Asimilasi adalah pertemuan dua kebudayaan yang lambat laun melebur menjadi
kebudayaan baru dimana unsur dari masing-masing kebudayaan asli hilang.
Contohnya, Tanjidor yang merupakan asimilasi budaya Portugis dan Betawi dan
musik dangdut yang merupakan asimilasi budaya Melayu dan India.
4. Penetrasi
Penetrasi yaitu proses perembesan unsur budaya kepada suatu masyarakat, baik
secara damai, atau paksaan. Masuknya unsur agama atau pemaksaan kebudayaan
dari penjajah kepada bangsa yang dijajah merupakan contoh penetrasi.
5. Invasi
Invasi yaitu masuknya unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam kebudayaan
setempat dengan peperangan (penaklukan) bangsa asing terhadap bangsa lain.
Contohnya, pada saat Belanda menjajah Indonesia unsur bahasa dan sistem
pemerintahan Belanda dipaksa masuk dan diterapkan oleh bangsa Indonesia.
6. Milenarisme
Milenarisme adalah salah satu upaya untuk mengangkat golongan masyarakat
bawah yang tertindas dan menderita dalam kedudukan sosial yang rendah.
Contohnya masyarakat pedalaman yang memiliki sumber daya alam melimpah,
namun tidak bisa mengolahnya karena dieksploitasi orang asing, dan sekarang
berusaha mengolah kekayaan alam mereka.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah penyebab perubahan sosial budaya yang berasal dari luar
masyarakat. Terdapat tiga faktor internal yang dapat menyebabkan perubahan
sosial budaya dalam masyarakat, yaitu :
Perubahan lingkungan alam
Perubahan lingkungan alam dapat terjadi karena faktor alam dan faktor manusia.
Banjir, lahar panas, gunung meletus, gempa dan tsunami adalah contoh perubahan
lingkungan alam akibat faktor alam. Sementara penyebab perubahan lingkungan
alam karena faktor manusia adalah penggunaan teknologi dalam mengelola alam,
pemanfaatan lingkungan alam secara berlebihan, pembuangan limbah ke
lingkungan alam dan sebagainya. Contoh perubahan lingkungan alam yang dapat
menyebabkan perubahan dalam masyarakat yaitu karena adanya tsunami di
lingkungan pantai maka masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan
harus direlokasi ke lingkungan alam dataran rendah. Hal itu membuat mereka
harus mengubah mata pencahariannya menjadi petani. Tentu saja pola pikir dan
perilaku mereka juga mengalami perubahan.
Peperangan
Terjadinya perang di suatu wilayah akan berpengaruh terhadap perubahan warga
masyarakatnya. Hal ini terutama pada masyarakat yang kalah perang. Bangsa yang
menang perang akan memaksakan kebudayaannya kepada negara yang kalah
perang. Contohnya bangsa Indonesia yang berperang melawan bangsa Jepang.
Pada saat dijajah negara Indonesia mengalami perubahan sosial budaya di berbagai
bidang yaitu:
1. Bidang sosial, kemiskinan dan kelaparan terjadi di berbagai daerah.
2. Bidang ekonomi, ekonomi rakyat dalam kesulitan karena sumber daya hasil-
hasil pertanian di bawah untuk kepentingan penjajah.
3. Bidang budaya, dalam bidang budaya terdapat dampak yang cukup baik karena
bahasa Indonesia berkembang luas.
4. Bidang politik, para pemimpin dilibatkan dalam beragam organisasi untuk
mempersiapkan kemerdekaan.
Pada tahun 1945 Jepang dibom atom oleh tentara sekutu di kota Hiroshima dan
Nagasaki. Delapan hari setelah bom atom menghancurkan Nagasaki rakyat
Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Perubahan besar yang dirasakan
bangsa Indonesia pada tahun 1945 adalah terjadinya proklamasi kemerdekaan.
Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Adanya pengaruh dari budaya lain atau budaya luar dapat menyebabkan perubahan
pada kehidupan masyarakat. Contohnya adalah budaya Korea yang kini sudah
tidak asing di Indonesia. Budaya Korea masuk ke Indonesia melalui musik, film,
bahkan melalui makanan. Hal ini menciptakan tren tersendiri di masyarakat,
sehingga kini masyarakat mulai mengalami perubahan-perubahan tertentu.
a. Faktor Pendorong
Faktor pendorong perubahan sosial budaya sangat beragam, tetapi beberapa faktor
utama yang dapat mempengaruhi perubahan tersebut meliputi:
1. Teknologi: Kemajuan teknologi, seperti internet, telepon genggam, dan media
sosial, telah mengubah cara orang berkomunikasi, bekerja, dan berinteraksi. Hal ini
dapat memicu perubahan budaya dan sosial.
2. Globalisasi: Perdagangan internasional, migrasi, dan pertukaran budaya antar
negara telah mempercepat pertukaran gagasan, nilai-nilai, dan praktik budaya,
menciptakan perubahan dalam masyarakat.
3. Perubahan ekonomi: Perubahan dalam struktur ekonomi, seperti peralihan dari
sektor pertanian ke sektor industri atau jasa, dapat memengaruhi tatanan sosial dan
budaya masyarakat.
4. Politik: Keputusan politik dan perubahan pemerintahan dapat memengaruhi
kebijakan sosial dan budaya, termasuk hak-hak individu, kebebasan ekspresi, dan
kebijakan sosial.
5. Perubahan demografi: Perubahan dalam komposisi penduduk, seperti
pertumbuhan populasi, perubahan usia, dan migrasi penduduk, dapat memengaruhi
budaya dan tatanan sosial.
6. Kesenjangan sosial: Kesenjangan ekonomi dan sosial dalam masyarakat dapat
menciptakan ketegangan sosial dan mendorong perubahan dalam upaya mencapai
keadilan sosial.
7. Perubahan lingkungan: Perubahan lingkungan fisik, seperti perubahan iklim atau
bencana alam, dapat memaksa masyarakat untuk beradaptasi dan mengubah
praktik budaya mereka.
8. Perkembangan ilmiah dan pendidikan: Kemajuan ilmiah dan pendidikan yang
meningkat dapat mengubah pandangan dunia masyarakat dan mendorong
perubahan budaya.
b. Faktor Penghambat
Adapun faktor penghambat perubahan sosial budaya yaitu:
1. Kehidupan masyarakat yang terasing
Kehidupan masyarakat terasing / terisolasi menyebabkan masyarakat tidak
mengetahui peekembangan yang terjadi pada masyarakat lain, sehingga mereka
sulit untuk berkembang dan memperkaya budayanya. Akibatnya perubahan sosial
budaya dalam masyarakat tersebut sulit terjadi.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
Ilmu pengetahuan adalah jendela dari perubahan sosial budaya. Ketika ilmu
pengetahuan berkembang dengan baik sudah pasti masyarakat yang bersangkutan
akan mengahadapi perubahan sosial budaya dengan cepat. Namun sebaliknya
apabila ilmu pengetahuan dalam masyarakat lambat maka perubahan sosial akan
berjalan dengan lambat. Berkembangnya ilmu pengetahuan juga dapat dilihat dari
maju tidaknya pendidikan dalam masyarakat itu.
3. Sikap masyarakat yang tradisional
Masyarakat tradisional adalah suatu masyarakat yang memelihara, menjaga dan
mempertahankan tradisi, adat istiadat, sistem nilai, sistem norna dan bahkan sistem
kebudayaan yang di wariskan oleh generasi pendahulunya. Kehidupan masyarakat
yang masih tradisional semacam ini dapat menghambat perubahan sosial budaya
dalam masyarakat mereka. Namun ini adalah pilihan hidup bagi masyarakat
sehingga tidak boleh di persalahkan.
4. Adanya prasangka terhadap hal-hal baru/asing
Merasakan hidup di bawah penjajah selama beratus- ratus tahun membuat bangsa
indonesia banyak mengalami trauma, terutama untuk golongan tua. Mereka
terladang mudah measa curiga dan berprasangka buruk terhadap budaya asing atau
hal baru yang berasal dari barat. Perasaan dan prasangka menimbulakan sikap yang
acuh, tidak peduli bahkan antipati terhadap sesuatu yang baru dari luar masyarakat.
Kesimpulan :
Perubahan sosial dan perubahan budaya itu berbeda, namun saling berkaitan.
Perubahan sosial budaya adalah perubahan situasi di dalam masyarakat secara
bertahap akibat adanya ketidaksesuaian unsur-unsur sosial maupun budaya
sehingga muncul tata kehidupan yang baru.
Perubahan sosial dan budaya dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.
Perubahan sosial budaya tidak terus berjalan lancar dalam masyarakat dikarenakan
terdapat faktor penghambatnya seperti, kehidupan masyarakat terasing, sikap
masyarakat yang tradisional dan lainnya. Perubahan sosial budaya yang terjadi
dalam dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi masyarakat tersebut,
hingga masyarakat tersebut harus mampu memilah mana yang baik dan mana yang
buruk.