Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sejarah telah mencatat bahwa Malthus sebagai orang pertama yang secara
sungguh-sungguh memikirkan persoalan “ ledakan penduduk “ dunia. Malthus
berpendapat bahwa kesentosaan kehidupan sosial masyarakat senantiasa
terganggu oleh kenyataan adanya pertambahan penduduk lebih cepat daripada
pertambahan bahan makanan. Pendapat tersebut, ternyata telah mendapatkan
kritik tajam dari para ahli kependudukan lain, yang kemudian melahirkan berbagai
teori kependudukan.

Namun pada kenyataanya, sampai abad 21 ini, teori Malthus yang banyak
dikecam tersebut, semakin lama semakin kuat dirasakan mengandung banyak
kebenarannya. Di negara-negara berkembang seperti di Amerika Latin, Afrika dan
Asia sampai sekarang masih harus bergulat meningkatkan taraf kehidupan
rakyatnya, khususnya memenuhi kebutuhan dasar seperti makan, perumahan,
kesehatan dan seterusnya. Menurut Ehrlich ( 1981 ), sampai sekarang hannya ada
10 negara di dunia yang menghasilkan lebih banyak makanan dari pada yang
dikonsumsikan.

Pertambahan penduduk yang terus menerus itu, memang banyak menjadi


beban bila tidak diimbangi dengan penduduk yang berkualitas. Pertambahan
penduduk juga telah menimbulkan gajala pengedukan berbagai sumber daya alam
oleh manusia. Semua itu dapat dihubungkan dengan berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan dasar penduduk seperti pangan, perumahan, kesempatan
kerja, fasilitas kesehatan, gizi, pendidikan dan sandang. Belum lagi apabila
dihubungkan dengan HAM, seperti hak untuk makan, hak untuk menghirup udara
segar, hak minum bersih, hak untuk hidup layak dan tidak berjubel dan
sebagainya.

1
Pengaruh pertumbuhan penduduk yang cepat dan tidak terkendali juga secara
langsung dapat dirasakan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

Keluarga dengan jumlah anak banyak, dan tidak terencana tentunya banyak
menjadi beban dan muncul banyak permasalahan dibanding keluarga yang jumlah
anaknya sedikit dan terencana. Perkembangan sosial adalah kemajuan yang
progresif melalui kegiatan yang terarah dari individu dalam pemahaman atas
warisan sosial dan formasi pola tingkah lakunya yang luwes. Hal itu disebabkan
oleh adanya kesesuaian yang layak antara dirinya dengan warisan sosial itu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pertumbuhan penduduk daerah ?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan
penduduk ,kelahiran
serta perpindahan penduduk ?
3. Bagaimana cara megatasi pertumbuhan penduduk ?
4. Bagaimana pengaruh perkembangan sosial ?
5. Apakah konsep dasar komposisi penduduk?
6. Bagaimana klasifikasi komposisi penduduk di Indonesia?
7. Bagaimana manfaat komposisi penduduk bagi perencanaan pembangunan
di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep dasar atau definisi dari komposisi
penduduk.
2. Untuk mengetahui klasifikasi komposisi penduduk di Indonesia.
3. Untuk mengetahui manfaat komposisi penduduk bagi perencanaan
pembangunan di Indonesia.
4. Mengetahui pertumbuhan penduduk.
5. Mengetahui cara megatasi pertumbuhan penduduk
6. Mengetahui sejauh mana pengaruh perkembangan sosial

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian pertumbuhan penduduk

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan


dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi
menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran. Berdasarkan sensus tahun
2010 diketahui bahwa pertumbuhan penduduk melebihi proyeksi nasional yaitu
sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) 1,49 per tahun.
Jika laju pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun maka setiap tahunnya akan
terjadi pertumbuhan penduduk sekitar 3,5 juta lebih per tahun. Dengan demikian,
jika di tahun 2010 jumlah penduduk 237,6 juta jiwa maka di tahun 2011
bertambah 3,5 juta maka sekarang ada 241 juta jiwa lebih.
Dan jika itu terus terjadi maka semakin banyak masalah yang akan terjadi
seperti pengangguran, pencurian dan lain-lain, dan itu akan mempengaruhi
terhadap perkembangan sosial di masyarakat.
Perkembangan sosial adalah kemajuan yang progresif melalui kegiatan
yang terarah dari individu dalam pemahaman atas warisan sosial dan formasi pola
tingkah lakunya yang luwes. Hal itu disebabkan oleh adanya kesesuaian yang
layak antara dirinya dengan warisan sosial itu. Dan menurut Elizabeth B. Hurlock,
perkembangan sosial adalah kemampuan seseorang dalam bersikap atau tata cara
perilakunya dalam berinteraksi dengan unsur sosialisasi di masyarakat.

a. Faktor - faktor pertumbuhan penduduk


Faktor-faktor pertumbuhan penduduk yang pesat bisa di akibatkan oleh :
1. Kelahiran (Natalis)
Kelahiran adalah faktor utama dari pertumbuhan penduduk, dan dapat diartikan
sebagai banyaknya jumlah kelahiran penduduk setiap tahunnya dalam
suatu wilayah.
2. Migrasi Penduduk

3
Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah
perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada
yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun
internasional, dan ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap). Mobilitas
penduduk permanen disebut migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari
suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas administrasi
dengan tujuan untuk menetap.

b. Faktor Yang Mempengaruhi Kelahiran


a. Kawin usia muda
b. Tidak di adakannya program KB pada suatu daerah
c. Pandangan yang menyatakan bahwa banyak anak,banyak rezeki
d. Anak merupakan penentu status sosial
e. Anak laki-laki merupakan penerus keturunan

c. Faktor Perpindahan Penduduk


a. Ingin mengubah nasib hidup dengan pindah ke kota
b. Banyaknya lapangan kerja di kota
c. Ingin mendapatkan pendidikan yang memadai

2. Cara Megatasi Pertumbuhan Penduduk


Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan penduduk :
1. Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah
anak dalam suatu keluarga secara umum dan masal, sehingga akan mengurangi
jumlah angka kelahiran.
2. Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran
yang
tinggi.
Cara yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk :
1. Penambahan dan penciptaan lapangan kerja
Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat maka diharapkan hilangnya
kepercayaan banyak anak banyak rejeki. Di samping itu pula diharapkan akan

4
meningkatkan tingkat pendidikan yang akan merubah pola pikir dalam bidang
kependudukan.
2. Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan
Dengan semakin sadar akan dampak dan efek dari laju pertumbuhan yang tidak
terkontrol, maka diharapkan masyarakat umum secara sukarela turut
mensukseskan gerakan keluarga berencana.
3. Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi
Dengan menyebar penduduk pada daerah-daerah yang memiliki kepadatan
penduduk rendah diharapkan mampu menekan laju pengangguran akibat tidak
sepadan antara jumlah penduduk dengan jumlah lapangan pekerjaan yang
tersedia.
4. Meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan
Hal ini untuk mengimbangi jangan sampai persediaan bahan pangan tidak diikuti
dengan laju pertumbuhan.Setiap daerah diharapkan mengusahakan swasembada
pangan agar tidak ketergantungan dengan daerah lainnya.

3. Perkembangan sosial
Pengertian perkembangan sosial adalah sebuah proses interaksi yang
dibangun oleh seseorang dengan orang lain. Perkembangan sosial ini berupa
jalinan interaksi anak dengan orang lain, mulai dari orang tua, saudara, teman
bermain, hingga masyarakat secara luas. Perkembangan sosial adalah proses
belajar mengenal norma dan peraturan dalam sebuah komunitas. Manusia akan
selalu hidup dalam kelompok, sehingga perkembangan sosial adalah mutlak bagi
setiap orang untuk di pelajari, beradaptasi dan menyesuaikan diri.
Perkembangan emosional adalah luapan perasaan ketika anak berinteraksi
dengan orang lain. Dengan demikian dapat dipahami bahwa perkembangan sosial
emosional tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain membahas perkembangan
sosial harus melibatkan emosional.

a) Pengertian perkembangan sosial menurut beberapa ahli


Perkembangan sosial adalah kemajuan yang progresif melalui kegiatan yang
terarah dari individu dalam pemahaman atas warisan sosial dan formasi pola

5
tingkah lakunya yang luwes. Hal itu disebabkan oleh adanya kesesuaian yang
layak antara dirinya dengan warisan sosial itu.
 Menurut Elizabeth B. Hurlock, perkembangan sosial adalah kemampuan seseorang
dalam bersikap atau tata cara perilakunya dalam berinteraksi dengan unsur
sosialisasi di masyarakat.
 Singgih D Gunarsah, perkembangan sosial merupakan kegiatan manusia sejak
lahir, dewasa, sampai akhir hidupnya akan terus melakukan penyesuaian diri
dengan lingkungan sosialnya yang menyangkut norma-norma dan sosial budaya
masyarakatnya.
 Abu Ahmadi, berpendapat bahwa perkembangan sosial telah dimulai sejak
manusia itu lahir. Sebagai contoh, anak menangis saat dilahirkan, atau anak
tersenyum saat disapa. Hal ini membuktikan adanya interaksi sosial antara anak
dan lingkungannya.
Jadi, dapat diartikan bahwa perkembangan sosial akan menekankan
perhatiannya kepada pertumbuhan yang bersifat progresif. Seorang individu yang
lebih besar tidak bersifat statis dalam pergaulannya, karena dirangsang oleh
lingkungan sosial, adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan kelompok dimana ia sebagai
salah satu anggota kelompoknya.
Berikut adalah penjelasan mengenai pengaruh pertumbuhan penduduk
terhadap perkembangan sosial di masyarakat :

b) Meningkatnya kebutuhan ekonomi (sandang, pangan, papan)


Setiap manusia pasti memiliki kebutuhan pokok yang harus terpenuhi,
yakni sandang, pangan, dan papan. Ketiga kebutuhan ini tak terelakkan lagi harus
terpenuhi untuk kelanjutan hidup manusia.
Dalam buku berjudul The Population Bomb (Ledakan Penduduk) pada
tahun 1968 oleh Paul R. Ehrlich meramalkan adanya bencana kemanusiaan akibat
terlalu banyaknya penduduk dan ledakan penduduk. Karya tersebut menggunakan
argumen yang sama seperti yang dikemukakan Thomas Malthus dalam An Essay
on the Principle of Population (1798), bahwa laju pertumbuhan penduduk
mengikuti pertumbuhan eksponensial dan akan melampaui suplai makanan yang
akan mengakibatkan kelaparan . contoh : jika salah satu tidak terpenuhi/kehabisan

6
stok maka kemungkinan akan terjadinya penaikan/pelonjakan harga dan akan
lebih membebani kepada masyarakat yang ber ekonomi menengah ke bawah.
Nah seperti yang saya jelaskan di atas jika pertumbuhan penduduk terus terjadi
maka akan terjadi seperti kelaparan, kemiskinan, yang akan menimbulkan
masalah baru (kriminal).

c) Berkurangnya lahan tempat tinggal


Sudah sangat jelas jika semakin bertambah banyak penduduk, tentu
kebutuhan akan rumah semakin banyak dan otomatis lahan yang dibutuhkan
semakin banyak. Sementara lahan yang tersedia luasnya tetap. Yang akan terjadi
adalah padatnya pemukiman dan sedikit sekali lahan-lahan kosong yang tersisa
karena semakin sedikitnya lahan yang kosong, akan membuat harga tanah
semakin melonjak, dan tentu saja masyarakat ekonomi menengah ke bawah tidak
mampu membeli tanah untuk membangun rumah, sehingga mereka mencari
“lahan” lain untuk tinggal, seperti kolong jembatan, taman kota, stasiun, emperan
toko, dan lain-lain.

d) Meningkatnya angka pengangguran


Terjadinya pengangguran karena ketidakseimbangan antara peluang kerja
yang tidak bertambah dengan semakin pesatnya pertumbuhan penduduk dan
keadaan dimana dalam sebuah masyarakat, sebagian warganya tidak mampu
memasuki kesempatan kerja yang ada, sehingga ia tidak mampu lagi memenuhi
kebutuhan ekonominya.
Ledakan penduduk adalah masalah yang harus segera ditangani dengan
serius oleh pihak-pihak yang terkait karena apabila permasalahan ini terus
berlanjut akan mengakibatkan dampak-dampak yang telah dijelaskan.
Adapun solusi yang dapat menyelesaikan permasalahan ledakan penduduk yaitu :
a. Melakukan program transmigrasi
b. Menggalakkan program keluarga berencana
c. Mengoptimalkan lahan dengan menggunakan teknologi.
d. Pemerataan pembangunan
e. Mendatangkan investor untuk mengurai pengangguran

7
4. Konsep Dasar Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk atas variable-
variabel tertentu. Komposisi penduduk menggambarkan susunan penduduk yang
dibuat berdasarkan pengelompokan penduduk menurut karakteristik-karakteristik
yang sama (Said Rusli dalam Bagoes, Mantra, 2000: 23). Pengelompokkan
penduduk atau komposisi penduduk dapat digunakan untuk dasar dalam
pengambilan kebijakan dan pembuatan program dalam mengatasi masalah-
masalah di bidang kependudukan. Komposisi penduduk juga dapat diartikan
sebagai sebuah mata statistik dari statistik kependudukan yang membagi dan
membahas masalah kependudukan dari segi umur dan jenis kelamin. Komposisi
menurut umur dan jenis kelamin ini sangat penting bagi pemerintah sebuah negara
untuk menentukan kebijakan kependudukan mereka untuk beberapa tahun ke
depan. Komposisi menurut umur biasanya dijabarkan dalam kelompok-kelompok
umur 5 tahun, sedangkan menurut jenis kelamin adalah laki-laki dan perempuan
(Ensiklopedia Bebas, Wikipedia.org., diakses 16 Maret 2014). Komposisi
penduduk dapat disebut sebagai mata statistik karena di dalamnya ada
penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan diiterprestasi atau
menganalisa data (Bagoes, Mantra, 2000:23). Hal ini dapat dilukiskan sebagai
berikut: Komposisi penduduk merupakan pengelompokan penduduk yang
didasarkan pada kriteria tertentu. Penduduk dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu:
1. Komposisi Penduduk Biologis (Umur dan Jenis Kelamin),
2. Komposisi Penduduk Geografis (Tempat tinggal: Kota-desa, Kecamatan,
Kabupaten dan Provinsi)
3. Komposisi Penduduk Sosial (Pekerjaan: PNS, Pedagang, TNI, dst; Agama: Islam,
Katholik, Kristen, Hindu, Budha, dst; Pendidikan: SD, SMP, SMA dan Perguruan
Tinggi). Melalui komposisi penduduk dapat diketahui mengenai angka beban
ketergantungan, rasio jenis kelamin, dan angka harapan hidup (Widodo, Trisno:
2013).
Sedangkan indikator karakteristik penduduk meliputi:
1. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)
2. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)

8
3. Tingkat Pertumbuhan Penduduk Ketiga variabel itu sering saling berpengaruh
satu dengan yang lainnya. Kalau salah satu variabel berubah kedua variabel yang
lain juga akan berubah. Faktor sosial ekonomi disuatu negara akan mempengaruhi
struktur umum penduduk melalui ketiga variabel demografi tersebut. Suatu negara
dikatakan berstruktur umur muda, apabila kelompok penduduk yang berumur
dibawah 15 tahun jumlahnya lebih dari 40%, sedangkan besarnya kelompok
penduduk usia 65 tahun kurang dari 10%. Umumnya negara-negara berkembang
seperti Burma, India dan Indonesia struktur penduduknya muda. Sebaliknya
negara-negara maju seperti Jepang, Jepang dan Amerika Serikat mempunyai
struktur penduduk tua. Suatu negara dikatakan berstruktur umur tua apabila
kelompok penduduk yang berumur 15 tahun kebawah jumlahnya kecil (kurang
dari 40% dari seluruh penduduk) dan persentase penduduk di atas 65 tahun sekitar
10%. Jadi, komposisi penduduk menurut umur dapat dikelompokkan menjadi 3
yaitu:
1. Umur 0 – 14 tahun dinamakan usia muda/usia belum produktif.
2. Umur 15 – 64 tahun dinamakan usia dewasa/usia kerja/usia produktif.
3. Umur 65 tahun keatas dinamakan usia tua/usia tak produktif/usia jompo

5. Komposisi Penduduk
1. Komposisi Penduduk Biologis
a. Menurut Umur dan Jenis Kelamin Komposisi penduduk menurut jenis kelamin
sering digunakan untuk analisis dan perencanaan pembangunan (Bagoes, Mantra,
2000:24). Pada masa Pemerintahan Orde baru Kantor Menteri Negara
Kependudukan/ Kepala BKKBN dalam mempersiapkan alat kontrasepsi
membutuhkan data pasangan usia subur. Kantor Menteri Pendidikan Nasional
membutuhkan data penduduk usia sekolah dalam merencanakan wajib belajar atau
pembangunan sarana pendidikan. Umur biasanya digolongkan dengan jenjang
lima tahunan, misalnya kelompok umur 0-4, 5-9, 10-14, dst. Struktur umur
penduduk antara negara satu dengan negara lain itu tidak sama. Begitu pula
keadaannya bila dibandingkan antara struktur umum penduduk, negara- negara
yang sedang berkembang dengan negara-negara maju atau antara daerah pedesaan

9
dengan perkotaan. Struktur umur penduduk dipengaruhi oleh tiga variabel
demografi, yaitu: 1) Kelahiran 2) Kematian dan 3) Migrasi

2. Komposisi Penduduk Sosial


a. Komposisi Penduduk Menurut Pekerjaan Penduduk dapat dikelompokkan
berdasarkan pekerjaan yang dilakukan oleh tiap-tiap orang. Pekerjaan-pekerjaan
tersebut antara lain pegawai negeri sipil, TNI, POLRI, buruh, pedagang, petani,
pengusaha dan sopir.
b. Komposisi penduduk menurut pendidikan Berdasarkan tingkat atau jenjang
pendidikan yang telah ditamatkan penduduk dapat dikelompokkan dalam tingkat
SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi. Pengelompokkan ini dapat digunakan
untuk menentukan besarnya tingkat pendidikan penduduk. c. Komposisi
Penduduk menurut Agama Pengelompokkan ini berdasarkan kepada agama yang
dianut penduduk yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu dan Budha.
3. Komposisi Penduduk Geografis
a. Komposisi Penduduk Menurut Tempat Tinggal Tempat tinggal yang sering
digunakan dalam komposisi ini adalah tempat tinggal penduduk di desa dan di
kota. Ciri khas negara agraris seperti Indonesia adalah sebagian besar
penduduknya tinggal di desa.

6. Piramida Penduduk
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat digambarkan
secara visual pada sebuah grafik yang disebut Piramida Penduduk (Bagoes,
Mantra, 2000:24). Penggambaran suatu piramida penduduk dimulai dengan
menggambarkan dua garis yang saling tegak lurus. Garis yang vertikal
menggambarkan umur penduduk mulai dari nol lalu naik. Kenaikan ini dapat
tahunan atau dapat pula dengan jenjang lima tahunan. Sumbu horizontal
menggambarkan jumlah penduduk tertentu baik secara absolut ataupun relative
(persen). Pada bagian kiri sumbu vertikal dapat digambarkan jumlah penduduk
laki- laki, dan dibagian kanan digambarkan jumlah penduduk perempuan.
Pada gambar 1, di atas dapat dilihat piramida penduduk Kabupaten
Grobogan pada tahun 2011 yang berbentuk piramida ekspansif. Pada piramida

10
tersebut dapat diamati bahwasanya jumlah penduduk pada usia belum produktif
yaitu usia 10-14 tahun lebih banyak dibandingkan penduduk pada usia produktif
dan tidak produktif (jompo). Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan hampir
sama atau seimbang. Berdasarkan data pada piramida penduduk di atas, maka
dapat diambil kebijakan untuk meningkatkan aspek pendidikan di Kabupaten
Grobogan yang mayoritas penduduknya pada tahun 2011 adalah kelompok usia
10-14 tahun yang masih memerlukan pendidikan wajib sembilan tahun (WAJAR
9 Tahun). Selain itu, agar jumlah penduduk usia belum produktif tidak terlalu
mendominasi, maka angka kelahiran harus ditekan dengan menggalakkan
program keluarga berencana. Penduduk Kabupaten Grobogan sebagian besar
hidup di perdesaan yang masih memegang teguh anggapan “banyak anak, banyak
rejeki”, sehingga masyarakatnya dimungkinkan ingin memiliki lebih dari dua
anak. Hal ini 10 Gambar 1. Piramida Penduduk Kabupaten Grobogan Tahun 2011
Sumber: grobogankab.bps.go.id nantinya akan berdampak pada pertumbuhan
penduduk yang tinggi, namun tidak diikuti dengan laju pertumbuhan sarana
prasarana umum yang memadai. Sering pada tabel komposisi penduduk menurut
umur dan jenis kelamin terdapat kelompok penduduk yang tidak diketahui
umurnya dan kelompok ini tidak dapat dimasukkan pada kelompok umur tertentu,
dalam tabel tersebut dengan kelompok “not stated” (NS) sudah tentu penduduk
NS ini tidak dapat digambarkan dalam piramida penduduk. Jika jumlah penduduk
yang tergoolong dalam katagori ini sedikit dibandingkan dengan jumlah
penduduk, maka kelompok penduduk ini dapat disebarkan ke kelompok-
kelompok umur yang lain dengan menggunakan teknik “pro-reting”. Pro-reting
dapat dikerjakan dengan dua cara:
1. Mengalihkan masing-masing kelompok penduduk menurut umur dengan faktor
pengali k yang dapat dicari denga rumus: k = Jumlah seluruh penduduk Jumlah
seluruh penduduk – NS.
2. Jumlah penduduk kelompok umur tertentu ditambahkan dengan hasil perkalian
proporsi penduduk kelompok umur di atas dengan jumlah seluruh penduduk
dengan jumlah penduduk NS.
Berdasarkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, karakteristik
penduduk suatu negara dapat dibedakan menjadi tiga kelompok:

11
1. Ekspansive / Limas/ Piramida Muda, negara-negara yang termasuk tipe ini ialah:
Indonesia, Filipina, Malaysia, Kenya, India dan Costa Rika. Sedangkan ciri-
cirinya meliputi:
a. Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda
b. Kelompok usia tua jumlahnya sedikit
c. Tingkat kelahiran bayi tinggi
d. Tingkat kematian mulai menurun
e. Pertumbuhan penduduk tinggi
2. Stasioner/ Granat, negara-negara yang termasuk tipe ini ialah: Jepang, Swedia,
Amerika, Inggris. Sedangkan ciri-cirinya meliputi:
a. Penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama
b. Tingkat kelahiran rendah
c. Tingkat kematian rendah
d. Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat
3. Konstruktive / Nisan / Piramida Tua negara-negara yang termasuk dalam tipe ini
ialah: Jerman, Italia, Belgia, dan Swedia. Sedangkan ciri-cirinya meliputi:
a. Sebagian besar penduduk berada kelompok usia dewasa atau tua
b. Jumlah penduduk usia muda sangat sedikit
c. Tingkat kelahiran lebih rendah dibanding dengan tingkat kematian
d. Pertumbuhan penduduk terus berkurang Turunnya tingkat kematian terutama
pada umur-umur muda dalam keadaan fertilitas yang tetap tinggi, menyebabkan
penduduk di Indonesia muda hal ini terlihat dari lebarnya dasar piramida
penduduk. Negara-negara yang terlibat dalam peperangan seperti Jerman, Jepang,
Itali pada perang Dunia ke tiga mortalitsnya tinggi pada kelompok penduduk usia
dewasa. Menciutnya piramida penduduk negara bersangkutan pada kelompok
umur dewasa, terutama pada jenis kelamin laki-laki. Turunnya tingkat fertilitas
disuatu negara pengaruhnya lebih besar pada bentuk dasar piramida penduduk
negara tersebut. Misalnya Indonesia pada periode 1971 – 1980 terjadi .penurunan
tingkat fertilitas penduduk yang antara lain karena keberhasilan program Keluarga
Berencana (KB) yang dirancang pada pemerintah sejak Pelita I. hal ini jelas
terlihat pada dasar piramida penduduk dimana kelompok umur 0 - 4 tahun lebih
kecil dari kelompok umur 5 – 9 tahun. Migrasi penduduk akan mempengaruhi

12
piramida penduduk pada kelompok umur dewasa. Namun demikian banyak dari
negara-negara dimana pertumbuhan penduduknya tidak dipengaruhi oleh faktor
migrasi. Sebagai contoh, negara Indonesia pertumbuhan penduduknya hanya
dipengaruhi oleh faktor kelahiran dan faktor kematian. Faktor migrasi
pengaruhnya kecil sekali karena tidak banyak warga Negara Indonesia yang
bertempat tinggal di luar negeri, begitu pula warga negara asing yang berdomisili
di Indonesia. Pengaruh komponen migrasi di Indonesia terjadi pada profinsi-
profinsi seperti Sumatera Barat, daerah Istimewa Yogyakarta, banyak dari
penduduknya yang bermigrasi ke luar profinsi, sedangkan untuk profinsi
Lampung, DKI Jakarta, Kalimantan Timur banyak terdapat migrant yang masuk.
Bagi daerah permukiman yang baru dibuka piramida penduduknya berbentuk
istimewa yaitu dasarnya sempit, bagian puncak kosong dan jumlah penduduk
perempuan sedikit.

7. Manfaat Komposisi Penduduk untuk Perencanaan Pembangunan di


Indonesia

Secara umum dalam rangka perencanaan pembangunan di segala bidang,


diperlukan informasi mengenai keadaan penduduk seperti jumlah penduduk,
persebaran penduduk, dan susunan penduduk menurut umur dan jenis kelamin.
Susunan penduduk atau komposisi penduduk sangat penting sekali untuk
diketahui, karena selalu berubah susunannya atau komposisinya setiap tahun.
Perubahan komposisi penduduk tersebut dapat digunakan sebagai dasar peletakan
kebijakan dari program-program pembangunan yang direncanakan oleh
pemerintah (Sanjaya, Windu diakses 17 Maret 2013). Informasi yang harus
tersedia tidak hanya menyangkut keadaan pada saat perencanaan disusun, tetapi
juga informasi masa lalu dan masa kini sudah tersedia dari hasil sensus dan
survei-survei. Sedangkan untuk masa yang akan datang, informasi tersebut perlu
dibuat suatu proyeksi yaitu perkiraan jumlah penduduk dan komposisinya di masa
mendatang.
Informasi tentang jumlah penduduk untuk kelompok usia tertentu penting
diketahui agar pembangunan dapat diarahkan sesuai kebutuhan penduduk sebagai

13
pelaku pembangunan. Keterangan atau informasi tentang penduduk menurut umur
yang terbagi dalam kelompok umur lima tahunan, sangat penting dan dibutuhkan
berkaitan dengan pengembangan kebijakan kependudukan terutama berkaitan
dengan pengembangan sumber daya manusia. Jumlah penduduk yang besar dapat
dipandang sebagai beban sekaligus juga modal dalam pembangunan. Selain itu,
dengan mengetahui komposisi penduduk dapat juga diketahui penduduk usia
produktif, belum produktif dan tidak lagi produktif, sehingga dapat diketahui
berapa angka beban ketergantungan (dependency ratio) suatu negara serta angka
harapan hidup suatu negara. Harapannya, dengan mengetahui dependency ratio
akan diketahui bagaimana solusi pemecahan masalah dari jumlah penduduk
Indonesia yang merupakan modal tenaga kerja kerja yang luar biasa, bukan malah
akan menjadi dua sisi mata uang yang menjadi pertumbuhan penduduk besar
sebagai beban bagi pembangunan di Indonesia. Hal ini karena jumlah penduduk
yang besar juga berarti pelayanan umum dan segala aspek kebutuhan dasr yang
harus dipenuhi oleh suatu negara menjadi besar. Namun, denga perencanaan
pembangunan yang tepat permasalahan kependudukan akan diramalkan sejak dini,
sehingga tidak akan mengganggu jalannya pembangunan nasional Indonesia
dalam bidang material maupun spiritualnya.
Di bidang kesehatan masyarakat misalnya, penghitungan komposisi
penduduk berfungsi untuk mengetahui jumlah kelahiran serta kematian yang
dialami di sebuah wilayah. Secara otomatis pemerintah lebih mudah dalam
memantau pertumbuhan penduduk. Pengendalian pertumbuhan penduduk
terutama dilakukan melalui upaya penurunan tingkat kelahiran serta penurunan
tingkat kematian khususnya kematian bayi dan anak. Penurunan tingkat kelahiran
terutama dilakukan melalui gerakan keluarga berencana (KB).
Selain itu bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam
rangka mewujudkan keluarga bahagia sejahtera. Tercapainya kegiatan ini akan
meningkatkan juga status kesehatan masyarakat pada umumnya. Salah satu upaya
penurunan tingkat kematian pada ibu bersalin dan kematian bayi baru lahir
dilakukan upaya safe motherhood. Upaya safe motherhood merupakan upaya
untuk menyelamatkan wanita agar kehamilan dan persalinannya dapat dilalui
dengan sehat dan aman serta melahirkan bayi yang sehat. Di bidang pendidikan

14
misalnya, dengan mengetahui komposisi penduduk menurut umur, dapat diketahui
berapa jumlah kelompok umur usia sekolah, sehingga pemerintah dapat
mengantisipasi pemenuhan kebutuhan akan pendidikan dasar seperti penyiapan
sarana prasarana, pemberian beasiswa, atau pemerataan tenaga kependidikan di
seluruh wilayah Indonesia.
Demikian, diharapkan nantinya pendidikan menjadi maju layaknya bidang
pembangunan yang lain. Selain itu, di bidang ekonomi dan sosial, dengan
menganalisis komposisi penduduk dapat diperkirakan berapa banyak jumlah
penduduk usia produktif dan angka beban ketergantungan di suatu wilayah,
sehingga pemerintah dalam kebijakannya dapat memperkirakan jumlah lapangan
kerja yang harus dibangun. Hal ini agar semua angkatan kerja dapat ditampung di
lapangan kerja yang akan disediakan pemerintah. Selain itu, agar pemerintah juga
menyiapkan langkah-langkah tertentu untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan
di Indonesia.

8. Persebaran penduduk
Persebaran penduduk secara umum adalah Persebaran atau distribusi
penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau
Negara.
Persebaran penduduk dapat dibagi menjadi dua:
1. Persebaran penduduk berdasarkan geografis
Persebaran penduduk secara geografis adalah karakteristik penduduk
menurut batas-batas alam seperti pantai, sungai, danau dan sebagainya.
2. Persebaran penduduk berdasarkan administrasi pemerintahan
Persebaran penduduk secara administrasi adalah karakteristik penduduk
menurut batas-batas wilayah administrasi yang ditetapkan oleh suatu
negara, misalnya jumlah penduduk di desa A atau di kecamatan B.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pertumbuhan penduduk mempengaruhi pada perkembangan sosial dalam


masyarakat. Perkembangan sosial seperti seperti kurangnya pangan, rendahnya

15
pendidikan masyarakat dll. Cara mengatasi pembludakan pertumbuhan penduduk
tersebut adalah dengan Membuat Undang-Undang yang jelas tentang umur
minimum pernikahan, Program KB (keluarga berencana) dan sosialisasi pada
masyarakat.
Pertumbuhan penduduk sebuah desa di pinggiran kota yang menyebabkan
banyaknyak urban masuk pada desa yang telah menimbulkan berbagai persoalan
di kawasan itu. Berbagai persoalan yang muncul antara lain, tata ruang desa kota
yang tidak beraturan, kondisi lingkungan yang merosot, ketahanan pangan yang
terancam, konflik sosial yang cenderung meluas dan dipertahankan oleh
ekslufisitas kelompok di dalam komunitas itu dan ancaman tidak adanya
mekanisme penyelesaian konflik yang baik.
Komposisi penduduk menggambarkan susunan penduduk yang dibuat
berdasarkan pengelompokan penduduk menurut karakteristik-karakteristik yang
sama. Ada bermacam-macam komposisi penduduk, seperti: komposisi penduduk
menurut umur dan jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, lapangan
pekerjaan, bahasa dan agama. Pengelompokkan penduduk atau komposisi
penduduk dapat digunakan untuk dasar dalam pengambilan kebijakan dan
pembuatan program dalam mengatasi masalah-masalah di bidang kependudukan.

B. Saran

Untuk mengatasi Pertumbuhan penduduk perlu adanya suatu perencanaan


kawasan desa-kota yang menggunakan pendekatan kolaborasi yang
memperhatikan kepentingan antar pihak baik kepentingan kota maupun desa. Di
duga, persoalan perencanaan tata ruang perkotaan selama ini terus-menerus terjadi
dan berulang karena bersifat top down atau mengabaikan aspek partisipasi warga
desa dan warga kota. Artinya, perencanaan suatu wilayah selama ini bersifat
sebagai “bahan jadi” yang harus dilaksanakan oleh para pemangku yang terkait
termasuk penduduk setempat. Padahal suatu perencanaan wilayah tidak akan
berjalan dengan baik jika tidak ada mekanisme pendukungnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hartomo.1990. Ilmu Sosial Dasar.Jakarta:Bumi Aksara


Jurnal Masyarakat dan Budayaa,volume 11 No.2 Tahun 2009

17

Anda mungkin juga menyukai