Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik
lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara
dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya
memerlukan lingkungan. Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama
manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah
yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk
kepribadian seseorang.
Membahas tentang manusia berarti membahas tentang kehidupan
sosial dan budayanya, tentang tatanan nilai-nilai, peradaban, kebudayaan,
lingkungan, sumber alam, dan segala aspek yang menyangkut manusia dan
lingkungannya secara menyeluruh. Manusia adalah mahluk hidup ciptaan
tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum
alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan mati, dan
seterusnya, serta terkait serta berinteraksi dengan alam dan lingkungannya
dalam sebuah hubungan timbal balik baik itu positis maupun negatif.
lazimnya manusia bergantung pada bagaimana keadaan lingkungan di
sekitarnya yaitu sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari.
Sumber daya alam tersebut yang utama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara.
Tanah merupakan tempat manusia untuk melakukan berbagai kegiatan. Air sangat
diperlukan oleh manusia sebagai komponen tubuh manusia yang terbesar. Untuk
menjaga keseimbangan, air sangat dibutuhkan dengan jumlah yang cukup banyak
dan memiliki kualitas yang baik. Selain itu, udara merupakan sumber oksigen
yang alami bagi pernafasan manusia. Lingkungan yang sehat akan terwujud
apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik. Oleh karena itu
dalam makalah ini akan membahas tentang lingkungan hidup, sehingga
kita dapat mengetahui lebih dalam lagi tentang lingkungan hidup dan
dapat berpartisipasi dalam pelestariannya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Kebijakan Pengelolaan Kependudukan
2. Bagaimana Kebijakan Pengelolaan Lingkungan
Hidup

1
3. Bagaimana Analisis Jurnal Tentang Lingkungan Hidup Dan
Pembangunan
4. Bagaimana Solusi Tentang Permasalahan Yang Terdapat
Dalam Jurnal
C. TUJUAN
1. Dapat mengetahui Kebijakan Pengelolaan Kependudukan
2. Dapat mengetahui Kebijakan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
3. Dapat menganalisis isi dalam jurnal tentang lingkungan
hidup dan pembangunan
4. Dapat memberikan solusi tentang permasalahan yang
terdapat dalam jurnal

BAB II

2
PEMBAHASAN
A. KEBIJAKAN PENGELOLAAN
KEPENDUDUKAN

Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur,


umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian,
persebaran, mobilitas dan kualitas serta ketahanannya yang menyangkut politik,
ekonomi, sosial, dan budaya. Pengelolaan kependudukan merupakan upaya
terencana untuk mengarahkan perkembangan kependudukan untuk mewujudkan
penduduk tumbuh seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk pada seluruh
dimensi penduduk.

Masalah kependudukan merupakan suatu hal yang tidak bisa lepas dari
suatu Negara. Kondisi kependudukan yang dapat berubah dari waktu ke waktu
masih menjadi suatu tantangan untuk dipecahkan. Kondisi kependudukan menjadi
hal pokok yang harus diperhatikan. Di Indonesia sendiri, kondisi kependudukan
masih menjadi tantangan bagi pembangunan di Indonesia. Sumber Daya Alam
yang melimpah tidak menjamin tingkat kemajuan suatu Negara. Sumber Daya
Alam yang melimpah harus diimbangi dengan kualitas Sumber Daya Manusia
yang memadahi. Permasalahan pokok di Indonesia sendiri yaitu tingkat/laju
pertumbuhan penduduk yang terus meningkat. Pertumbuhan penduduk yang
semakin meningkat berdampak pada permasalahan lain seperti kepadatan
penduduk, pengangguran, kemacetan, perpindahan penduduk, dll. Kualitas
Sumber Daya Manusia masih belum memadahi, perlu adanya peningkatan
kualitas Sumber Daya Manusia. Jumlah penduduk yang besar akan memberikan
manfaat jika kualitasnya tinggi, jika kualitas penduduk masih kurang, jumlah
penduduk yang besar akan berdampak pada permasalahan lain dan menjadi beban
Negara (Ida Bagoes, 2010).

Pertumbuhan penduduk tanpa diimbangi kualitas Sumber Daya Manusia, kondisi


perekonomian yang memadai menimbulkan adanya ketimpangan dan berdampak
pada beberapa permasalahan antara lain:

3
1. Peningkatan jumlah penduduk menimbulkan beban untuk penyedia
pelayanan sosial dan ekonomi, yang apabila tidak disediakan akan menjadi
ancaman terhadap pemenuhan hak-hal sosial ekonomi
2. Semakin banyak jumlah penduduk, semakin banyak pula
diperlukan sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, dan berbagai
layanan ekonomi seperti pasar termasuk kesempatan kerja
3. Peningkatan jumlah penduduk dapat berakibat pada peningkatan
kebutuhan terhadap infrastruktur seperti jalan raya dan transportasi untuk
menunjang pergerakan orang dan barang
4. Pertumbuhan penduduk yang tinggi berakibat pada berkurangnya
lahan pertanian atau lahan lain karena beralih fungsi menjadi pemukiman
atau bangunan lainnya
5. Peningkatan penduduk berpengaruh pada lingkungan khususnya
pada pemanasan global karena semakin meningkat jumlah penduduk
berimbas pula pada peningkatan jumlah penggunaan gas rumah kaca
6. Peningkatan jumlah penduduk berdampak pada ketersediaan
pangan, pendidikan, lapangan pekerjaan. Laju pertumbuhan penduduk
lebih cepat dibanding laju atau ketersediaan sumber daya alam (Mita
Noveria, 2011)

Dari uraian tersebut dapat dilihat jumlah penduduk yang besar


memberikan dampak pada kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Pertumbuhan
penduduk dalam jumlah besar berpengaruh terhadap kesehatan, ketersediaan
pangan, pemukiman, pendidikan, dll. Apabila pemerintah tidak dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat akan berdampak pada terganggunya kesejahteraan
masyarakat, tetapi jika hal tersebut terus dibiarkan dapat menjadi beban yang
harus ditanggung pemerintah. Oleh karena itu diperlukan adanya kebijakan dari
pemerintah untuk mengatasi permasalahan-permasalahan kependudukan.

Adanya permasalahan di suatu Negara seperti Indonesia, menimbulkan


adanya kebijakan yang diberlakukan pemerintah untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada. Kebijakan dalam pengelolaan penduduk bertujuan untuk
memelihara keseimbangan antara pertumbuhan dan penyebaran penduduk dengan
perkembangan pembangunan sosial-ekonomi sehingga tingkat hidup layak dapat
diberikan pada seluruh penduduk. Usaha tersebut meliputi seluruh kebijakan

4
dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, serta kegiatan/usaha lain yang dapat
meningkatkan pendapatan yang adil, kesempatan kerja, dan pembangunan
pendidikan menyeluruh. Hal tersebut dapat dilakukan melalui program jangka
pendek maupun jangka panjang (Siasah Masruri, dkk, 2000)

Permasalahan dan kebijakan tersebut antara lain:

1. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia semakin meningkat sehingga


jumlah penduduk dari waktu ke waktu semakin meningkat. Jumlah penduduk
yang semakin meningkat menimbulkan banyak permasalahan penduduk dalam
hal ketersediaan pangan, lahan, pendidikan, pekerjaan, kualitas Sumber Daya
Manusia, dll. Sumber Daya Manusia di Indonesia masih perlu peningkatan
lagi. Sumber Daya Alam di Indonesia sangat melimpah, tetapi melimpahnya
Sumber Daya Alam tersebut belum diimbangi dengan Sumber Daya Manusia
yang memadahi. Jika Sumber Daya Manusia memadahi, jumlah penduduk
yang besar tidak akan menjadi masalah bagi Negara, namun sebaliknya jika
jumlah penduduk yang besar tidak diimbangi dengan Sumber Daya Manusia
yang memadahi, maka dapat menjadi beban bagi Negara. Laju pertumbuhan
penduduk yang semakin meningkat, jumlah penduduk yang semakin banyak
tentunya berdampak pada beberapa hal seperti angka pengangguran semakin
meningkat, kriminalitas semakin meningkat, kemiskinan, fasilitas Negara
untuk masyarakat meningkat, dll. Hal tersebut tentunya tidak bisa dibiarkan.
Perlu adanya tindakan dari pemerintah atau pihak terkait lainnya. Kebijakan
yang diambil pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut antara lain:
a. Mencanangkan program Keluarga Berencana. Keluarga Berencana
merupakan program yang digerakkan pemerintah untuk mengurangi angka
kelahiran. Tujuan dan hal-hal yang berkaitan dengan KB dikenalkan
melalui jalur pendidikan, pengenalan dan pemberian informasi kepada
masyarakat usia subur, memberikan penyuluhan dan menepis anggapan
yang salah tentang anak misalnya istilah “banyak anak, banyak rizki”. Hal
tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87
Tahun 2014 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan
keluarga, keluarga berencana, dan sistem informasi keluarga. Dalam
Peraturan Pemerintah tersebut Kebijakan Keluarga Berencana diatur dalam

5
Pasal 18, 19, 20. Pasal-pasal tersebut memuat tujuan dari Keluarga
Berencana, upaya yang dilakukan dalam program Keluarga Berencana,
pelaksanaan upaya program Keluarga Berencana, penyelenggaraan
program Keluarga Berencana, peran serta masyarakat dalam program
Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana juga diatur dalam
Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 pasal 20 hingga 29. Undang-
undang tersebut memuat lebih lengkap dari Peratuan Pemerintah. Dalam
undang-undang tersebut mengatur tentang tujuan, kebijakan program
Keluarga Berencana, upaya yang dilakukan dalam Program Keluarga
Berencana, pelayanan kontrasepsi, kedudukan suami istri dalam
pelaksanaan program KB, penggunaan alat kontrasepsi, penyampaian
informasi serta penyediaan mengenai alat kontrasepsi.
b. Penundaan usia perkawinan. Maraknya usia perkawinan dini
(dibawah umur juga berdampak pada laju pertumbuhan penduduk.
Perkawinan usia dini diperbolehkan jika pihak laki-laki dan perempuan
sudah sama-sama siap dan memenuhi persyaratan perkawinan. Karena
dikhawatirkan jika pernikahan usia dini, pihak laki-laki dan perempuan
belum siap memenuhi syarat dikhawatirkan akan menimbulkan masalah
yang berujung kepada pemerintah. Dalam melakukan perkawinan banyak
hal yang harus dipersiapkan antara lain usia, pekerjaan, mental. Kebijakan
pemerintah mengenai penundaan usia perkawinan diatur dalam Undang-
undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Dalam undang-undang
tersebut lengkap berisi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
pernikahan antara lain dasar perkawinan, syarat-syarat perkawinan,
pencegahan perkawinan, batalnya perkawinan, perjanjian perkawinan, hak
suami istri, dll.
c. Wajib belajar 12 tahun. Dengan adanya wajib belajar 12 tahun
diharapkan dapat meminimalisir adanya pernikahan dini. Disamping itu
program wajib belajar juga merupakan upaya yang dilakukan pemerintah
untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Dalam hal
pendidikan diatur dalam undang-undang yaitu undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam undang-undang
tersebut diatur lengkap mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

6
pendidikan seperti dasar, fungsi, tujuan pendidikan, prinsip
penyelenggaraan pendidikan, hak dan kewajiban warga Negara dalam
pendidikan, hak dan kewajiban orang tua, masyarakat, peserta didik, dll.
Terdapat pula peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang Program Indonesia Pintar sebagai
upaya pemerintah untuk mendukung pelaksanaan pendidikan menengah
universal atau rintisan wajib belajar 12 tahun.
2. Persebaran penduduk yang kurang merata. Daerah-daerah tertentu masih
didominasi oleh tingkat penduduk yang tinggi misalnya di pulau Jawa,
Kalimantan, Sumatera, dll. Perpindahan penduduk tersebut terjadi karena
beberapa hal. Adanya lapangan pekerjaan menjadi alasan utama orang
melakukan perpindahan dari satu daerah ke daerah lain. Perpindahan
penduduk yang cenderung menuju ke suatu daerah, memberikan dampak di
daerah tersebut yaitu kepadatan penduduk sehingga memunculkan kawasan –
kawasan kumuh di wilayah perkotaan yang kurang layak huni, banyaknya
pedagang kaki lima, pengamen, dll yang keberadaannya terkadang
mengganggu ketertiban, meningkatnya angka kriminalitas yang mengganggu
keamanan di suatu daerah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
diperlukan adanya suatu program transmigrasi. Transmigrasi merupakan
perpindahan penduduk dari daerah/tempat yang padat penduduk ke
daerah/tempat yang jarang penduduknya. Transimgrasi diatur dalam peraturan
pemerintah Nomor 3 Tahun 2014. Dalam peraturan tersebut diatur mengenai
tujuan dari transmigrasi, kawasan transmigrasi, tugas/wewenang pemerintah
dalam program transmigrasi, dll. Terdapat undang-undang yang mengatur
tentang persebaran penduduk yaitu undang – undang Nomor 52 Tahun 2009
pasal 33. Dalam pasal tersebut dijelaskan mengenai apa itu
mobilitas/penyebaran penduduk, tempat yang dituju untuk penyebaran
penduduk, tujuan dari pemerataan penduduk, dl. Selain itu pemerintah juga
dapat melakukan cara-cara agar persebaran penduduk merata misalnya
dengan meratakan pembangunan dengan mendistribusikan perusahaan atau
industri dekat kawasan pedesaan atau di pulau yang belum padat penduduk,
melengkapi sarana dan prasarana masyarakat pelosok desa atau daerah yang

7
jauh dari kota sehingga kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi sendiri dan
dapat mengurangi arus urbanisasi.
3. Pengangguran. Semakin banyaknya jumlah penduduk di Indonesia
semakin meningkat pula kebutuhan masyarakat salah satunya lapangan
pekerjaan. Lapangan pekerjaan yang tersedia saat ini masih belum cukup
menampung Sumber Daya Manusia untuk bekerja. Kurangnya lapangan
pekerjaan menimbulkan pengangguran. Persaingan di dunia kerja juga
semakin ketat sehingga Sumber Daya Manusia harus benar-benar mampu
bersaing. Kondisi demikian membuat pemerintah harus menyediakan
lapangan pekerjaan bagi warganya, namun warga Negara yang membutuhkan
lapangan pekerjaan jumlahnya semakin bertambah dibandingkan tersedianya
lapangan pekerjaan. Perluasan lapangan pekerjaan diatur dalam undang-
undang Nomor 13 Tahun 2003. Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa
pemerintah bertanggung jawab mengupayakan perluasan kesempatan kerja.
Namun jika dilihat dari pertumbuhan penduduk yang semakin besar,
penyediaan lapangan pekerjaan juga harus seimbang. Dalam undang-undang
tersebut juga mengatur tentang penggunaan tenaga kerja asing. Hal ini
menunjukkan bahwa persaingan di dunia kerja semakin tinggi. Sumber Daya
Manusia harus benar-benar dapat bersaing untuk memperoleh pekerjaan. Jadi
ketersediaan lapangan pekerjaan untuk setiap orang tidak sepenuhnya
tergantung pada pemerintah. Jumlah pengangguran yang semkain banyak
dapat berdampak pada munculnya masalah lain salah satunya kriminalitas.
Ketika orang terhimpit akan kebutuhan yang semakin banyak, orang tersebut
dapat nekat melakukan hal-hal untuk memenuhi kebutuhannya. Sudah banyak
tindak kriminal yang terjadi. Yang marak saat ini yaitu pembegalan.
Pembegalan termasuk perbuatan atau tindak pidana yang di dalam KUHP
tergolong dalam tindak kejahatan pencurian disertasi dengan keketasan yang
mana pelaku dihukum dengan pasal 365 KUHP. Pelaku dapat dikenai
hukuman 9 tahun hingga 12 tahun penjara atau bahkan hukuman mati
tergantung seberat atau separah apa perbuatan yang dilakukannya.
Uraian diatas menunjukkan beberapa masalah yang diakibatkan oleh
laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Pertumbuhan penduduk yang
tinggi berimbas pada munculnya permasalahan lain. Kebijakan atau

8
tindakan penyelesaian terhadap masalah tersebut yang diambil oleh
pemerintah dapat berjalan maksimal apabila mendapat dukungan dari
warga masyarakat/warga Negara untuk menjalankan kebijakan-kebijakan
tersebut. Apalagi kita sebagai anak muda dengan ilmu yang memadahi,
mencukupi dalam permasalahan kependudukan seperti yang diuraikan di
atas, tentunya dapat membantu turut serta dalam memaksimalkan
kebijakan-kebijakan tersebut.
B. KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP

1. Pengertian Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya terpadu untuk


melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan,
pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan
pengendalian lingkungan hidup. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia
dan perilakuknya, yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya (UU. No. 23/1997). ).
Lingkungan hidup Indonesia sebagai suatu sistem yang terdiri dari lingkungan
sosial (sociosystem), lingkungan buatan (technosystem) dan lingkungan alam
(ecosystem) dimana ketiga sub-sistem saling berinteraksi (saling mempengaruhi).
Ketahanan masing-masing sub-sistem akan meningkatkan kondisi seimbang dan
ketahanan lingkungan hidup, dimana kondisi tersebut akan memberikan jaminan
suatu yang berkelanjutan yang tentunya akan memberikan peningkatan kualitas
hidup setiap makhluk hidup di dalamnya.

Salah satu bentuk pengelolaan lingkungan hidup adalah dengan pembinaan


dan perlindungan alam, serta pembinaan tata ruang dan wilayah. Upaya
pemeliharaan, pengamanan, perlindungan, dan pengawetan sumber daya alam,
baik yang berada di dalam maupun di luar kawasan hutan, dilakukan antara lain
melalui:

a. Pembinaan hutan lindung dan suaka alam


b. Pembangunan hutan wisata
c. Taman hutan raya dan taman nasional

9
d. Rehabilitasi flora dan fauna
e. Pemantauan dampak lingkungan
f. Pembinaan cinta alam
g. Kegiatan pengamanan dan perlindungan hutan
Sementara itu untuk mendukung industri pariwisata, pembangunan dan
pengusahaan hutan wisata lebih ditingkatkan melalui peran serta sektor swasta
yang prioritas kegiatannya lebih ditekankan kepada pengembangan taman wisata
dan taman baru yang potensial. Menyadari pentingnya fungsi hutan bagi
kehidupan umat manusia di dunia perlu dilakukan pengendalian dan pencegahan
kerusakan, pemulihan kembali fungsi hutan dengan melakukan reboisasi
(penanaman kembali) dan penghijauan bagi lahan-lahan kritis. Di dalam rangka
meningkatkan daya dukung lahan yang lebih optimal, maka upaya untuk
merehabilitasi lahan kritis dan meningkatkan konservasi tanah lebih diperhatikan
di masa mendatang. Hal tersebut dilaksanakan antara lain melalui penghijauan dan
reboisasi lahan kritis, yang menitikberatkan pada upaya pengembangan dan
peningkatan pengendalian banjir dan erosi. Pembinaan tata ruang dan wilayah
Indonesia diatur dalam Perundang-Undangan nomor 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang. Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan ruang dan
wilayah yakni :

1) Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan
ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,
tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan
memelihara kelangsungan. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan
pola ruang.
2) Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan
aspek administratif dan/atau aspek fungsional. Sistem wilayah adalah
struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan pelayanan pada
tingkat wilayah.
Untuk mengatasi tingkat kerusakan lingkungan berbagai upaya yang telah
dilakukan guna meminimalisir dampak kerusakan tersebut, antara lain:

a) Membuat AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)

10
AMDAL (Analisi Mengenai Dampak Lingkungan) didefinisikan
sebagai suatu hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang
direncanakan terhadap lingkungan hidup yang diperlukan sebagai bahan
pertimbangan pengambilan suatu keputusan.
Dengan adanya AMDAL dampak kegiatan yang dilakukan
khususnya yang berkaitan dengan lingkungan dapat diminimalkan, karena
telah ada perencanaan yang matang sebelum melakukan suatu kegiatan,
seperti:
b) Melaksanakan Pembangunan Yang Berwawasan Lingkungan
Pembangunan yang berwawasan lingkungan merupakan upaya
mengurangi kerusakan lingkungan dengan melaksanakan pembangunan
yang sesuai dengan pelestarian lingkungan. Dengan diterapkanya AMDAL
sebelum melaksanakan pembangunan berarti pembangunan yang
berwawasan lingkungan telah dilaksanakan.
c) Menerapkan Prinsip Pemeliharaan Daya Dukung Lingkungan
Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam
Adapun yang dimaksud prinsip pemeliharaan daya dukung lingkungan
adalah:
1. Prinsip Mengurangi (Reduce) yaitu penghematan,
pengendalian, efisiensi sumber daya alam serta mencari sumber
alternatif yang bersifat ramah lingkungan dan banyak tersedia di
alam.
2. Prinsip Memakai Ulang (Reuse) yaitu hasil-hasil produksi
primer sumber daya alam yang dapat terpakai tetapi masih
memiliki nilai guna untuk kebutuhan lainnya tanpa proses daur
ulang.
3. Prinsip Daur Ulang (Recycle) yaitu pengolahan kembali
bahan bekas dalam bentuk sampah yang tidak mempunyai nilai
ekonomi menjadi suatu barang yang berharga dan berguna bagi
kehidupan manusia.
Hal–hal yang berhubungan dengan pelestarian daya dukung
lingkungan harus senantiasa dilakukan, sehingga lingkungan juga dapat
memberikan yang terbaik bagi makhluk yang hidup di bumi ini.

d) Menerapkan Pengelolaan Limbah Secara Benar

11
Pengelolaan limbah secara benar dimaksudkan agar limbah yang
dihasilkan oleh suatu kegiatan dapat dikelolah secara benar agar tidak
menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Dengan demikian, tingkat
pencemaran dapat diminimalkan sehingga tidak merugikan mahkluk
hidup. Masih banyak lagi upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah
dalam rangka melestarikan dan menstabilkan kualitas lingkungan.
Kesemua upaya tersebut secara umum bertujuan agar kegiatan yang
dilakukan manusia dapat dikuarangi bahkan ditiadakan dmapaknya
sehingga tidak membahayakan serta tidak merugikan manusia di bumi ini.

2. Dasar-dasar dan Prinsip Pengelolaan Lingkungan Hidup

a. Prinsip pengelolaan lingkungan hidup :

1) Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup


sehingga dapat membangun manusia seutuhnya.

2) Mewujudkan manusia sebagai bagian lingkungan hidup dan tidak akan


dapat dipisahkan.

3) Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana dan diolah


secara optimal semata demi kesejahteraan masyarakat.

4) Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk generasi yang


akan datang.

b. Dasar-dasar pengelolaan lingkungan hidup :

Untuk memberikan dasar hukum yang kuat tentang usaha pemerintah dan
lembaga swadaya masyarakat dalam melaksanakan pelestarian alam maka di buat
peraturan perundang-undangan tentang lingkungan.

1) UU RI No.5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam dan


ekosistemnya.
2) UU RI No.51 tahun 1993 tentang analisis mengenai dampak
lingkungan.
Untuk memperkecil pencemaran, pada saat ini pemerintah menyusun
dokumen AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) bagi kegiatan yang

12
diduga menimbulkan pencemaran. AMDAL pada prinsipnya adalah cara
mengidentifikasi, memprediksi dan mengomunikasikan pengaruh dari kegiatan
manusia terutama pembangunan fisik lingkungan. Dasar hukum pemberlakuan
AMDAL yaitu PP No.22 tahun 1999 tentang AMDAL yang berlaku efektif mulai
tanggal 7 November 2000. Jenis-jenis kegiatan yang harus dilengkapi dengan
AMDAL di atur dalam keputusan menteri No.3 tahun 2000. Implikasi PP ini
adalah diserahkannya sebagian besar kewenangan penilaian AMDAL kepada
daerah/Prov/Kab/Kota dan diwajibkan keikutsertaan masyarakat di
dalamnya. Penyesuaian dokumen AMDAL sebagai berikut :

a) Memperkecil pengaruh negative


b) Memaksimalkan pengaruh positif kegiatan manusia bagi
lingkungan
c) Mendeteksi secara dini terjadinya pencemaran
3. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup

a. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara


manusia dan lingkungan hidup.
b. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup
yang memiliki sikap dan tindakan melindungi dan membina lingkungan
hidup.
c. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan masa depan.
d. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup.
e. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
f. Terlindungan Indonesia terhadap dampak usaha atau kegiatan
diluar wilayah negara yang menyebabkan perusakan lingkungan hidup.
4. Pengertian Kebijakan Lingkungan

Kebijakan lingkungan adalah setiap tindakan sengaja diambil atau tidak


diambil untuk mengelola kegiatan manusia dengan maksud untuk mencegah,
mengurangi, atau mengurangi efek yang merugikan pada sumber daya alam dan
tidak memiliki efek berbahaya pada manusia. Kebijakan lingkungan adalah
sebuah pernyataan sikap yang disepakati dan di dokumentasikan dari sebuah
perusahaan terhadap lingkungan di mana dia beroperasi. Hal ini berguna untuk
mempertimbangkan bahwa kebijakan lingkungan terdiri dari dua hal utama, yaitu:
lingkungan dan kebijakan. Kebijakan pemerintah merupakan suatu hal yang akan

13
di lakukan maupun tidak di lakukan pemerintah dengan tujuan tertentu, demi
kepentingan bersama dan merupakan bagian dari keputusan pemerintah sendiri.

Berdasarkan jenisnya kebijakan pemerintah atau publik policy, di bedakan


menjadi dua jenis yaitu, kebijakan yang berbentuk peraturan pemerintah yang
tertulis seperti halnya peraturan perundangan, dan peraturan pemerintah yang
tidak tertulis yang di sepakati bersama, ialah berbentuk konvensi (Nugroho,
2002). Kebijakan pemerintah meliputi suatu program kegiatan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang telah di rencanakan (pleaning) sebelumnya. Sehingga
perumusan suatu kebijakan mempunyai nilai (value) perbedaan serta persmaan
dalam pengambilan keputusan. Dengan demkian pembentukan kebijakan dapat
dilakukan melalui pemilihan alternatif yang sifatnya berlangsung secara terus-
menerus.

Dalam menyusun kebijakan ini digunakan perangkat Kajian Lingkungan


Strategis (KLS) terhadap kebijakan, rencana dan program yang telah ada dan
terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Secara
substansial, KLS merupakan suatu upaya sistematis dan logis dalam memberikan
landasan bagi terwujudnya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
secara berkelanjutan melalui proses pengambilan keputusan yang berwawasan
lingkungan. Beberapa kebijakan lingkungan yang ada di dunia, khususnya di
indonesia antara lain:

a. Kebijakan Pengelolaan Air


Air merupakan salah satu sumber daya yang harus mendapat perhatian
yang sungguh–sungguh. Hal ini di perhatikan dengan di tetapkannya UU
No. 7 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air pada tanggal 18
maret 2004. Isi UU tersebut mengamanatkan perlunya:
1) Koordinasi dan pembagian kewenangan pengelolaan
2) Pelaksanaan koordinasi dan pembagian wewenang dilaksanakan
melalui desentralisasi pengelolaan Sumber Daya Air
3) Konservasi, pengendalian bencana dan pendayagunaan sumber
daya air
4) Privatisasi dan alokasi penguasahaan sumber daya air
5) Pengendalian pencemaran air

14
6) Adanya program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
(PROPER)
b. Kebijakan Pengelolaan Udara
Kebijakan menyangkut kualitas udara mengacu kepada Peraturan
Pemerintah No.41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara,
dan PP tersebut intinya menekankan pengendalian pencemaran udara dari
sumber emisi bergerak dan tidak bergerak, diantaranya :
1) Perlindungan Mutu Udara
Kebijakan nasional mengenai perlindungan mutu udara pada
dasarnya lebih banyak diarahkan pada penetapan standard dan tolak
ukur yang harus dicapai seluruh pihak yang terkait. Standar dan tolak
ukur tersebut mencakup :
a) Baku mutu emisi
Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah dan mulai lebih
dikenali keunikan daya dukung lingkungan setiap daerah mulai
menentukan baku mutu emisi wilayahnya masing–masing.
b) Indeks standar pencemar udara (ISPU)
Kebijakan lanjutan terkait dengan ISPU adalah
mensosialisasikan ISPU (terutama agar masyarakat memahami
angka dan standar yang ditampilkan) sebagai kewajiban
pemerintah menyediakan informasi kepada masyarakat.
2) Pengendalian Pencemaran Udara
Kebijakan Nasional mengenai pengendalian pencemaran udara
meliputi pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan. Kebijakan
terobosan untuk menanggulangi pencemaran udara akibat sumber
bergerak (terutama kendaraan bermotor) adalah:
a) Penyediaan alternatif bahan bakar bersih
Ada dua upaya menyediakan bahan bakar bersih bagi kendaraan
bermotor yaitu mengembangkan alternatif bahan bakar sumber
energi non fosil dan menurunkan tingkat cemar bahan bakar
sumber energi fosil.
b) Disinsetif untuk penggunaan bahan bakar diesel
Bahan bakar diesel (solar) adalah bahan bakar kotor (penghasil
pencemar sulfur dan berbagai partikulat besar) yang digunakan
secara meluas di masyarakat karena belum adanya usaha untuk
melakukan disisentif penggunaan.
c) Teknologi kendaraan

15
Penggantian bertahap menuju bahan bakar yang lebih bersih
harus diikuti dengan pengembangan teknologi kendaraan.
d) Insentif mendorong prnggunaan angkutan massal
Kenaikan harga BBM dan kemacetan di kota merupakan
pendorong pengembangan sistem transportasi missal
c. Kebijakan Pengelolaan Pesisir dan Laut
Dalam kertas kerja Pokok Pikiran RUU Pengelolaan Wilayah Pesisir
yang dipublikasikan Departemen Kelautan dan Perikanan pada tanggal 7
Januari 2004, lingkup pengaturan wilayah pesisir dalam RUU ini terdiri
dari 3 bagian, yaitu:
1) Perencanaan
2) Pemanfaatan / Pengelolaan
3) Pengendalian / pengawasan
d. Kebijakan Keanekaragaan Hayati
Kebijakan tentang keanekaragaman hayati diarahkan pada upaya
pelestarian dalam rangka menjamin pemanfaatan yang berkelanjutan,
selain upaya optimalisasi pemanfaatan sumber daya hayati untuk
kesejahteraan masyarakat.
e. Kebijakan Tentang Kehutanan
Untuk mengurangi laju kerusakan hutan, pemerintah melalui
Departemen Kehutanan telah menerapkan 5 kebijakan prioritas, yaitu :
1) Pemberantasan liar
2) Penanggulangan kebakaran hutan
3) Restrukrisasi sektor kehutanan
4) Rehabilitasi dan konservasi sumber daya hutan
5) Desentralisasi sektor kehutanan
f. Kebijakan Energi dan Pertambangan
1) Kebijakan penyediaan energi domestic
Menurut Departemen Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM),
perkiraan kebutuhan energi di Indonesia pada tahun 2010 sebagai
berikut:
a) Dengan rata-rata pertumbuhan Produk Domestic Bruto
(PDB) dalam tahun 2000-2010 adalah 3%-7% pertahun, maka
diperkirakan permintaan energy final komersial pada tahun
2010 akan menjadi 600-900 juta Satuan Barel Minyak (SBM).
Pada pertumbuhan PDB yang moderat sebesar rata-rata 5%
pertahun, permintaan energi final tahun 2010 adalah 750 juta
SBM.

16
b) Persentase pemakaian energi final persektor pada tahun
2000 berturut-turut adalah : industry 41,7%, transportasi 31,6,
rumah tangga 17,4%, lainnya 6,1% dan komersial 3,0%.
2) Kebijakan pertambangan
Selama kurun waktu 2003, investasi di sektor pertambangan
menurun cukup tajam. Kalau tahun 1999 investasi mencapai 1,3
milliar dollar AS, pada tahun 2003 hanya mencapai sekitar 360 juta
dollar. Penerapan UU no. 41 Tahun 1999 yang melarang lokasi
pertambangan didaerah hutan lindung, telah menyebabkan sekitar 150
perusahaan pertambangan terkena imbasnya, karena lokasi kerjanya
dinyatakan sebagai daerah lindung.

Kebijakan-kebijakan lingkungan yang ada bertujuan untuk memberikan


petunjuk bagi penyelenggaraan pengelolaan lingkungan sehingga dalam
pelaksanaannya diharapkan tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan
masyarakat. Dengan dilakukannya pengelolaan lingkungan secara benar dan
dikeluarkannya kebijakan lingkungan telah memberikan manfaat yang besar bagi
lingkungan indonesia walaupun hasilnya belum maksimal dirasakan. Sedikit-demi
sedikit kerusakan lingkungan dapat diatasi sehingga upaya mengurangi dampak
kerusakan lingkungan bagi masyarakat dapat terselenggara dengan baik (Siti,
2010).

5. Manfaat Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Manfaat dari adaanya kebijakan pengelolaan lingkungan hidup yang benar,


antara lain:

a. Memberikan petunjuk bagi pelaksanaan kegiatan sehingga tidak


mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan.
b. Menjadi dasar bagi pembangunan di indonesia.
c. Mengurangi bahkan meniadakan pencemaran lingkungan.
d. Menjadikan lingkungan sebagai tempat menempuh kehidupan yang
tentram dan sejahtera.

17
e. Menyadarkan makhluk utamanya manusia untuk senantiasa
menjaga kelestarian lingkungan agar tercipta hubungan yang harmonis
diantara keduanya.

C. SOLUSI TENTANG PERMASALAHAN YANG TERDAPAT


DALAM JURNAL
1. Sebelum membuat kebijakan pemerintah sebaiknya
mempertimbangkan beberapa poin masalah. Yakni, pertama
mempertimbangkan keunikan keunikan kawasan karst, kedua Kondisi
sosial ekonomi sebagian masyarakat yang masih bersifat tradisional
seharusnya menjadi pertimbangan dalam pembuatan kebijakan, ketiga
dukungan publik perlu digalang oleh pemerintah untuk dilakukannya
pembangunan yang seharusnya menguntungkan semua pihak, dan
mengacu pada pembangunan berkelanjutan. Khususnya diwilayah
pegunungan karst di Kendeng Utara. Kabupaten pati jawa
tengah.mengingat potensi daerah tersebut
a. Kawasan Tambakromo dan Sukolilo sekitar Pegunungan Kendeng
mempunyai kekayaan sumberdaya hayati yang cukup potensial.
Kekayaan ekosistem berupa lahan hutan jati, lahan pertanian berupa
sawah dan tegalan, serta kawasan pemukiman, merupakan ekosistem
yang lengkap. Berbagai jenis kekayaan species tumbuhan meliputi
tanaman perkebunan hutan jati, tanaman pangan, tanaman obat,
obatan, pakan ternak, kayu bakar dan tanaman liar lainya dan berbagai
jenis fauna yang ada. Kekayaan hayati beserta lingkunganya di
kawasan tersebut seharusnya cukup untuk menopang kehidupan
masyarakat sekitar.
b. Potensi kekayaan hayati yang dimiliki dan pemanfaatanya masih
belum banyak terungkap, sehingga perlu penelitian lebih lanjut dan
upaya upaya untuk mengelola kawasan tersebut menjadi lebih
berhasilguna dan lebih produktif untuk menunjang pendaptan daerah
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
c. Selain kaya akan sumberdaya alam kawasan ini juga memiliki
situs-situs keramat yang berkaitan dengan sejarah dan keberadan di
wilayah tersebut. Situs keramat tersebut juga menjadi habitat beberapa

18
jenis flora yang jarang ditemukan di tempat lain di kawasan Punungan
Kendeng, keberadaan situs tersebut harus dipertahankan.
d. Kawasan Pegunungan Kendeng dengan potensi keanekaragaman
hayati yang cukup besar, ditambah dengan kondisi alamnya yang
cukup menarik, antara lain banyak gua-gua di kawasan kars, sumber
mata air, dan situs situs yang banyak terdapat di kawasan Kendeng.
Maka kawasan Kendeng sesuai untuk dikembangkan menjadi kawasan
wisata pendidikan, wisata ritual, ekowisata atau agrowisata.

2. Pengelolaan lingkungan terdapat beberapa tahap yakni


a. Planning (Perencanaan), pembangunan berke-lanjutan seharusnya
dikedepankan, dengan menekankan pada terwu-judnya pembangunan
sosial di mana peranserta, dan keadilan menjadi bagian penting dalam
pembangunan. Pemerintah tidak hanya mementingkan kebutuhan
ekonomi namun juga harus memperhitungkan efek negative dari
kebijakan yang dibuat terhadap pembangunan berkelanjutan. Serta
memperhatikan aspirasi masyarakat terkait kebijakan yang dilakukan
oleh pihak pemerintah.
b. Organizing (Pengorganisasian) ada beberapa kepentingan yang
bersinggungan dalam pengelolaan kawasan karst di Kendeng Utara.
Pemerintah, swasta, masyarakat, yang seharusnya dilakukan dengan
mengedepankan win-win solution, misalnya dengan pelaksanaan
zonasi. Pelaksanaan zonasi ini seperti menjadikan kawasan Kendeng
sesuai untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata pendidikan,
wisata ritual, ekowisata atau agrowisata.
c. Actuating (Pelaksanaan) harus dimunculkan pelaksanaan optima-
tisasi pemanfaatan sumberdaya alam secara efisien, dengan
memanfaatkan teknologi yang ramah lingkungan, sekiranya pabrik
semen jadi didirikan di wilayah Sukolilo. Agar di semua pihak yang
bersangkutan tidak ada pihak yang dirugikan serta membuat efek
positif terhadap lingkungan dan ekonomi masyarakat sekitar serta
pemerintah setempat.

SOLUSI MENURUT KELOMPOK

19
Sebagai mahasiswa:
1. Mengadakan sosialisasi terkait masalah lingkungan hidup dan
pembangunan berkelanjutan yang dapat meminimalisir permasalahan
kependudukan dan lingkungan hidup.
2. Mencari inovasi baru tentang bangunan yang ramah lingkungan
sebagai alternative semen.seperti halnya bamboo petung dll
3. Memanfaatankan sumber daya alam secara efisien, dengan
memanfaatkan teknologi yang ramah lingkungan Perencanaan tata
ruang yang ramah lingkungan. Perencanaan tata ruang yang ramah
lingkungan merupakan pembangunan berkelanjutan karena selain untuk
memperbaiki infrastruktur juga tetap dapat menjaga lingkungan.
Perencanaan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dari generasi
yang akan datang

20
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pemerintah pencanangkan beberapa kebijakan untuk mengatasi
masalah yang terkait dengan kependudukan seperti, program KB
transmigrasi yang di perkuat dengan undang-undang atau peraturan
pemerintah.
2. Kebijakan pengelolaan lingkungan hidup merupakan suatu
tindakan yang didokumentasikan untuk mengelola kegiatan manusia dengan
mkud untuk mengelola dan mengurangi efek terhadap kerusakan sumber
daya alam.
3. Analisis jurnal yang didapat yaitu sebelum membuat kebijakan
pemerintah sebaiknya mempertimbangkan beberapa aspek. Yakni keunikan
keunikan kawasan karst, Kondisi sosial ekonomi masyarakat, aspirasi publik
sehingga tercipta kebijakan yang menguntungkan semua pihak, dan
mengacu pada pembangunan berkelanjutan.
4. Solusi yang bisa dilakukan kita sebagai mahasiswa yakni
Mengadakan sosialisasi terkait masalah lingkungan hidup dan pembangunan
berkelanjutan serta memanfaatkan sumber daya alam secara efisien, dengan
memanfaatkan teknologi yang ramah lingkungan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Hartuti Purnaweni.2014.Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Di Kawasan


Kendeng
Mita Noveria. 2011. Pertumbuhan Penduduk dan Kesejahteraan. Jakarta: LIPI
Press
Nugroho, Adi. 2002. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Dengan
Metodologi Berorientasi Objek. Bandung: Informatika.

Prof. Ida Bagoes Mantra, Ph.D. 2010. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Siasah Masruri, Muhsinatun,dkk. 2002. Pendidikan Kependudukan dan
Lingkungan Hidup. Yogyakarta: UPT MKU UNY
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.

Undang-Undangan Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Utara provinsi


jawa tengah.

22

Anda mungkin juga menyukai