PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik
lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara
dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya
memerlukan lingkungan. Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama
manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah
yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk
kepribadian seseorang.
Membahas tentang manusia berarti membahas tentang kehidupan
sosial dan budayanya, tentang tatanan nilai-nilai, peradaban, kebudayaan,
lingkungan, sumber alam, dan segala aspek yang menyangkut manusia dan
lingkungannya secara menyeluruh. Manusia adalah mahluk hidup ciptaan
tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum
alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan mati, dan
seterusnya, serta terkait serta berinteraksi dengan alam dan lingkungannya
dalam sebuah hubungan timbal balik baik itu positis maupun negatif.
lazimnya manusia bergantung pada bagaimana keadaan lingkungan di
sekitarnya yaitu sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari.
Sumber daya alam tersebut yang utama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara.
Tanah merupakan tempat manusia untuk melakukan berbagai kegiatan. Air sangat
diperlukan oleh manusia sebagai komponen tubuh manusia yang terbesar. Untuk
menjaga keseimbangan, air sangat dibutuhkan dengan jumlah yang cukup banyak
dan memiliki kualitas yang baik. Selain itu, udara merupakan sumber oksigen
yang alami bagi pernafasan manusia. Lingkungan yang sehat akan terwujud
apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik. Oleh karena itu
dalam makalah ini akan membahas tentang lingkungan hidup, sehingga
kita dapat mengetahui lebih dalam lagi tentang lingkungan hidup dan
dapat berpartisipasi dalam pelestariannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Kebijakan Pengelolaan Kependudukan
2. Bagaimana Kebijakan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
1
3. Bagaimana Analisis Jurnal Tentang Lingkungan Hidup Dan
Pembangunan
4. Bagaimana Solusi Tentang Permasalahan Yang Terdapat
Dalam Jurnal
C. TUJUAN
1. Dapat mengetahui Kebijakan Pengelolaan Kependudukan
2. Dapat mengetahui Kebijakan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
3. Dapat menganalisis isi dalam jurnal tentang lingkungan
hidup dan pembangunan
4. Dapat memberikan solusi tentang permasalahan yang
terdapat dalam jurnal
BAB II
2
PEMBAHASAN
A. KEBIJAKAN PENGELOLAAN
KEPENDUDUKAN
Masalah kependudukan merupakan suatu hal yang tidak bisa lepas dari
suatu Negara. Kondisi kependudukan yang dapat berubah dari waktu ke waktu
masih menjadi suatu tantangan untuk dipecahkan. Kondisi kependudukan menjadi
hal pokok yang harus diperhatikan. Di Indonesia sendiri, kondisi kependudukan
masih menjadi tantangan bagi pembangunan di Indonesia. Sumber Daya Alam
yang melimpah tidak menjamin tingkat kemajuan suatu Negara. Sumber Daya
Alam yang melimpah harus diimbangi dengan kualitas Sumber Daya Manusia
yang memadahi. Permasalahan pokok di Indonesia sendiri yaitu tingkat/laju
pertumbuhan penduduk yang terus meningkat. Pertumbuhan penduduk yang
semakin meningkat berdampak pada permasalahan lain seperti kepadatan
penduduk, pengangguran, kemacetan, perpindahan penduduk, dll. Kualitas
Sumber Daya Manusia masih belum memadahi, perlu adanya peningkatan
kualitas Sumber Daya Manusia. Jumlah penduduk yang besar akan memberikan
manfaat jika kualitasnya tinggi, jika kualitas penduduk masih kurang, jumlah
penduduk yang besar akan berdampak pada permasalahan lain dan menjadi beban
Negara (Ida Bagoes, 2010).
3
1. Peningkatan jumlah penduduk menimbulkan beban untuk penyedia
pelayanan sosial dan ekonomi, yang apabila tidak disediakan akan menjadi
ancaman terhadap pemenuhan hak-hal sosial ekonomi
2. Semakin banyak jumlah penduduk, semakin banyak pula
diperlukan sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, dan berbagai
layanan ekonomi seperti pasar termasuk kesempatan kerja
3. Peningkatan jumlah penduduk dapat berakibat pada peningkatan
kebutuhan terhadap infrastruktur seperti jalan raya dan transportasi untuk
menunjang pergerakan orang dan barang
4. Pertumbuhan penduduk yang tinggi berakibat pada berkurangnya
lahan pertanian atau lahan lain karena beralih fungsi menjadi pemukiman
atau bangunan lainnya
5. Peningkatan penduduk berpengaruh pada lingkungan khususnya
pada pemanasan global karena semakin meningkat jumlah penduduk
berimbas pula pada peningkatan jumlah penggunaan gas rumah kaca
6. Peningkatan jumlah penduduk berdampak pada ketersediaan
pangan, pendidikan, lapangan pekerjaan. Laju pertumbuhan penduduk
lebih cepat dibanding laju atau ketersediaan sumber daya alam (Mita
Noveria, 2011)
4
dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, serta kegiatan/usaha lain yang dapat
meningkatkan pendapatan yang adil, kesempatan kerja, dan pembangunan
pendidikan menyeluruh. Hal tersebut dapat dilakukan melalui program jangka
pendek maupun jangka panjang (Siasah Masruri, dkk, 2000)
5
Pasal 18, 19, 20. Pasal-pasal tersebut memuat tujuan dari Keluarga
Berencana, upaya yang dilakukan dalam program Keluarga Berencana,
pelaksanaan upaya program Keluarga Berencana, penyelenggaraan
program Keluarga Berencana, peran serta masyarakat dalam program
Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana juga diatur dalam
Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 pasal 20 hingga 29. Undang-
undang tersebut memuat lebih lengkap dari Peratuan Pemerintah. Dalam
undang-undang tersebut mengatur tentang tujuan, kebijakan program
Keluarga Berencana, upaya yang dilakukan dalam Program Keluarga
Berencana, pelayanan kontrasepsi, kedudukan suami istri dalam
pelaksanaan program KB, penggunaan alat kontrasepsi, penyampaian
informasi serta penyediaan mengenai alat kontrasepsi.
b. Penundaan usia perkawinan. Maraknya usia perkawinan dini
(dibawah umur juga berdampak pada laju pertumbuhan penduduk.
Perkawinan usia dini diperbolehkan jika pihak laki-laki dan perempuan
sudah sama-sama siap dan memenuhi persyaratan perkawinan. Karena
dikhawatirkan jika pernikahan usia dini, pihak laki-laki dan perempuan
belum siap memenuhi syarat dikhawatirkan akan menimbulkan masalah
yang berujung kepada pemerintah. Dalam melakukan perkawinan banyak
hal yang harus dipersiapkan antara lain usia, pekerjaan, mental. Kebijakan
pemerintah mengenai penundaan usia perkawinan diatur dalam Undang-
undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Dalam undang-undang
tersebut lengkap berisi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
pernikahan antara lain dasar perkawinan, syarat-syarat perkawinan,
pencegahan perkawinan, batalnya perkawinan, perjanjian perkawinan, hak
suami istri, dll.
c. Wajib belajar 12 tahun. Dengan adanya wajib belajar 12 tahun
diharapkan dapat meminimalisir adanya pernikahan dini. Disamping itu
program wajib belajar juga merupakan upaya yang dilakukan pemerintah
untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Dalam hal
pendidikan diatur dalam undang-undang yaitu undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam undang-undang
tersebut diatur lengkap mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
6
pendidikan seperti dasar, fungsi, tujuan pendidikan, prinsip
penyelenggaraan pendidikan, hak dan kewajiban warga Negara dalam
pendidikan, hak dan kewajiban orang tua, masyarakat, peserta didik, dll.
Terdapat pula peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang Program Indonesia Pintar sebagai
upaya pemerintah untuk mendukung pelaksanaan pendidikan menengah
universal atau rintisan wajib belajar 12 tahun.
2. Persebaran penduduk yang kurang merata. Daerah-daerah tertentu masih
didominasi oleh tingkat penduduk yang tinggi misalnya di pulau Jawa,
Kalimantan, Sumatera, dll. Perpindahan penduduk tersebut terjadi karena
beberapa hal. Adanya lapangan pekerjaan menjadi alasan utama orang
melakukan perpindahan dari satu daerah ke daerah lain. Perpindahan
penduduk yang cenderung menuju ke suatu daerah, memberikan dampak di
daerah tersebut yaitu kepadatan penduduk sehingga memunculkan kawasan –
kawasan kumuh di wilayah perkotaan yang kurang layak huni, banyaknya
pedagang kaki lima, pengamen, dll yang keberadaannya terkadang
mengganggu ketertiban, meningkatnya angka kriminalitas yang mengganggu
keamanan di suatu daerah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
diperlukan adanya suatu program transmigrasi. Transmigrasi merupakan
perpindahan penduduk dari daerah/tempat yang padat penduduk ke
daerah/tempat yang jarang penduduknya. Transimgrasi diatur dalam peraturan
pemerintah Nomor 3 Tahun 2014. Dalam peraturan tersebut diatur mengenai
tujuan dari transmigrasi, kawasan transmigrasi, tugas/wewenang pemerintah
dalam program transmigrasi, dll. Terdapat undang-undang yang mengatur
tentang persebaran penduduk yaitu undang – undang Nomor 52 Tahun 2009
pasal 33. Dalam pasal tersebut dijelaskan mengenai apa itu
mobilitas/penyebaran penduduk, tempat yang dituju untuk penyebaran
penduduk, tujuan dari pemerataan penduduk, dl. Selain itu pemerintah juga
dapat melakukan cara-cara agar persebaran penduduk merata misalnya
dengan meratakan pembangunan dengan mendistribusikan perusahaan atau
industri dekat kawasan pedesaan atau di pulau yang belum padat penduduk,
melengkapi sarana dan prasarana masyarakat pelosok desa atau daerah yang
7
jauh dari kota sehingga kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi sendiri dan
dapat mengurangi arus urbanisasi.
3. Pengangguran. Semakin banyaknya jumlah penduduk di Indonesia
semakin meningkat pula kebutuhan masyarakat salah satunya lapangan
pekerjaan. Lapangan pekerjaan yang tersedia saat ini masih belum cukup
menampung Sumber Daya Manusia untuk bekerja. Kurangnya lapangan
pekerjaan menimbulkan pengangguran. Persaingan di dunia kerja juga
semakin ketat sehingga Sumber Daya Manusia harus benar-benar mampu
bersaing. Kondisi demikian membuat pemerintah harus menyediakan
lapangan pekerjaan bagi warganya, namun warga Negara yang membutuhkan
lapangan pekerjaan jumlahnya semakin bertambah dibandingkan tersedianya
lapangan pekerjaan. Perluasan lapangan pekerjaan diatur dalam undang-
undang Nomor 13 Tahun 2003. Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa
pemerintah bertanggung jawab mengupayakan perluasan kesempatan kerja.
Namun jika dilihat dari pertumbuhan penduduk yang semakin besar,
penyediaan lapangan pekerjaan juga harus seimbang. Dalam undang-undang
tersebut juga mengatur tentang penggunaan tenaga kerja asing. Hal ini
menunjukkan bahwa persaingan di dunia kerja semakin tinggi. Sumber Daya
Manusia harus benar-benar dapat bersaing untuk memperoleh pekerjaan. Jadi
ketersediaan lapangan pekerjaan untuk setiap orang tidak sepenuhnya
tergantung pada pemerintah. Jumlah pengangguran yang semkain banyak
dapat berdampak pada munculnya masalah lain salah satunya kriminalitas.
Ketika orang terhimpit akan kebutuhan yang semakin banyak, orang tersebut
dapat nekat melakukan hal-hal untuk memenuhi kebutuhannya. Sudah banyak
tindak kriminal yang terjadi. Yang marak saat ini yaitu pembegalan.
Pembegalan termasuk perbuatan atau tindak pidana yang di dalam KUHP
tergolong dalam tindak kejahatan pencurian disertasi dengan keketasan yang
mana pelaku dihukum dengan pasal 365 KUHP. Pelaku dapat dikenai
hukuman 9 tahun hingga 12 tahun penjara atau bahkan hukuman mati
tergantung seberat atau separah apa perbuatan yang dilakukannya.
Uraian diatas menunjukkan beberapa masalah yang diakibatkan oleh
laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Pertumbuhan penduduk yang
tinggi berimbas pada munculnya permasalahan lain. Kebijakan atau
8
tindakan penyelesaian terhadap masalah tersebut yang diambil oleh
pemerintah dapat berjalan maksimal apabila mendapat dukungan dari
warga masyarakat/warga Negara untuk menjalankan kebijakan-kebijakan
tersebut. Apalagi kita sebagai anak muda dengan ilmu yang memadahi,
mencukupi dalam permasalahan kependudukan seperti yang diuraikan di
atas, tentunya dapat membantu turut serta dalam memaksimalkan
kebijakan-kebijakan tersebut.
B. KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP
9
d. Rehabilitasi flora dan fauna
e. Pemantauan dampak lingkungan
f. Pembinaan cinta alam
g. Kegiatan pengamanan dan perlindungan hutan
Sementara itu untuk mendukung industri pariwisata, pembangunan dan
pengusahaan hutan wisata lebih ditingkatkan melalui peran serta sektor swasta
yang prioritas kegiatannya lebih ditekankan kepada pengembangan taman wisata
dan taman baru yang potensial. Menyadari pentingnya fungsi hutan bagi
kehidupan umat manusia di dunia perlu dilakukan pengendalian dan pencegahan
kerusakan, pemulihan kembali fungsi hutan dengan melakukan reboisasi
(penanaman kembali) dan penghijauan bagi lahan-lahan kritis. Di dalam rangka
meningkatkan daya dukung lahan yang lebih optimal, maka upaya untuk
merehabilitasi lahan kritis dan meningkatkan konservasi tanah lebih diperhatikan
di masa mendatang. Hal tersebut dilaksanakan antara lain melalui penghijauan dan
reboisasi lahan kritis, yang menitikberatkan pada upaya pengembangan dan
peningkatan pengendalian banjir dan erosi. Pembinaan tata ruang dan wilayah
Indonesia diatur dalam Perundang-Undangan nomor 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang. Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan ruang dan
wilayah yakni :
1) Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan
ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,
tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan
memelihara kelangsungan. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan
pola ruang.
2) Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan
aspek administratif dan/atau aspek fungsional. Sistem wilayah adalah
struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan pelayanan pada
tingkat wilayah.
Untuk mengatasi tingkat kerusakan lingkungan berbagai upaya yang telah
dilakukan guna meminimalisir dampak kerusakan tersebut, antara lain:
10
AMDAL (Analisi Mengenai Dampak Lingkungan) didefinisikan
sebagai suatu hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang
direncanakan terhadap lingkungan hidup yang diperlukan sebagai bahan
pertimbangan pengambilan suatu keputusan.
Dengan adanya AMDAL dampak kegiatan yang dilakukan
khususnya yang berkaitan dengan lingkungan dapat diminimalkan, karena
telah ada perencanaan yang matang sebelum melakukan suatu kegiatan,
seperti:
b) Melaksanakan Pembangunan Yang Berwawasan Lingkungan
Pembangunan yang berwawasan lingkungan merupakan upaya
mengurangi kerusakan lingkungan dengan melaksanakan pembangunan
yang sesuai dengan pelestarian lingkungan. Dengan diterapkanya AMDAL
sebelum melaksanakan pembangunan berarti pembangunan yang
berwawasan lingkungan telah dilaksanakan.
c) Menerapkan Prinsip Pemeliharaan Daya Dukung Lingkungan
Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam
Adapun yang dimaksud prinsip pemeliharaan daya dukung lingkungan
adalah:
1. Prinsip Mengurangi (Reduce) yaitu penghematan,
pengendalian, efisiensi sumber daya alam serta mencari sumber
alternatif yang bersifat ramah lingkungan dan banyak tersedia di
alam.
2. Prinsip Memakai Ulang (Reuse) yaitu hasil-hasil produksi
primer sumber daya alam yang dapat terpakai tetapi masih
memiliki nilai guna untuk kebutuhan lainnya tanpa proses daur
ulang.
3. Prinsip Daur Ulang (Recycle) yaitu pengolahan kembali
bahan bekas dalam bentuk sampah yang tidak mempunyai nilai
ekonomi menjadi suatu barang yang berharga dan berguna bagi
kehidupan manusia.
Hal–hal yang berhubungan dengan pelestarian daya dukung
lingkungan harus senantiasa dilakukan, sehingga lingkungan juga dapat
memberikan yang terbaik bagi makhluk yang hidup di bumi ini.
11
Pengelolaan limbah secara benar dimaksudkan agar limbah yang
dihasilkan oleh suatu kegiatan dapat dikelolah secara benar agar tidak
menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Dengan demikian, tingkat
pencemaran dapat diminimalkan sehingga tidak merugikan mahkluk
hidup. Masih banyak lagi upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah
dalam rangka melestarikan dan menstabilkan kualitas lingkungan.
Kesemua upaya tersebut secara umum bertujuan agar kegiatan yang
dilakukan manusia dapat dikuarangi bahkan ditiadakan dmapaknya
sehingga tidak membahayakan serta tidak merugikan manusia di bumi ini.
Untuk memberikan dasar hukum yang kuat tentang usaha pemerintah dan
lembaga swadaya masyarakat dalam melaksanakan pelestarian alam maka di buat
peraturan perundang-undangan tentang lingkungan.
12
diduga menimbulkan pencemaran. AMDAL pada prinsipnya adalah cara
mengidentifikasi, memprediksi dan mengomunikasikan pengaruh dari kegiatan
manusia terutama pembangunan fisik lingkungan. Dasar hukum pemberlakuan
AMDAL yaitu PP No.22 tahun 1999 tentang AMDAL yang berlaku efektif mulai
tanggal 7 November 2000. Jenis-jenis kegiatan yang harus dilengkapi dengan
AMDAL di atur dalam keputusan menteri No.3 tahun 2000. Implikasi PP ini
adalah diserahkannya sebagian besar kewenangan penilaian AMDAL kepada
daerah/Prov/Kab/Kota dan diwajibkan keikutsertaan masyarakat di
dalamnya. Penyesuaian dokumen AMDAL sebagai berikut :
13
di lakukan maupun tidak di lakukan pemerintah dengan tujuan tertentu, demi
kepentingan bersama dan merupakan bagian dari keputusan pemerintah sendiri.
14
6) Adanya program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
(PROPER)
b. Kebijakan Pengelolaan Udara
Kebijakan menyangkut kualitas udara mengacu kepada Peraturan
Pemerintah No.41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara,
dan PP tersebut intinya menekankan pengendalian pencemaran udara dari
sumber emisi bergerak dan tidak bergerak, diantaranya :
1) Perlindungan Mutu Udara
Kebijakan nasional mengenai perlindungan mutu udara pada
dasarnya lebih banyak diarahkan pada penetapan standard dan tolak
ukur yang harus dicapai seluruh pihak yang terkait. Standar dan tolak
ukur tersebut mencakup :
a) Baku mutu emisi
Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah dan mulai lebih
dikenali keunikan daya dukung lingkungan setiap daerah mulai
menentukan baku mutu emisi wilayahnya masing–masing.
b) Indeks standar pencemar udara (ISPU)
Kebijakan lanjutan terkait dengan ISPU adalah
mensosialisasikan ISPU (terutama agar masyarakat memahami
angka dan standar yang ditampilkan) sebagai kewajiban
pemerintah menyediakan informasi kepada masyarakat.
2) Pengendalian Pencemaran Udara
Kebijakan Nasional mengenai pengendalian pencemaran udara
meliputi pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan. Kebijakan
terobosan untuk menanggulangi pencemaran udara akibat sumber
bergerak (terutama kendaraan bermotor) adalah:
a) Penyediaan alternatif bahan bakar bersih
Ada dua upaya menyediakan bahan bakar bersih bagi kendaraan
bermotor yaitu mengembangkan alternatif bahan bakar sumber
energi non fosil dan menurunkan tingkat cemar bahan bakar
sumber energi fosil.
b) Disinsetif untuk penggunaan bahan bakar diesel
Bahan bakar diesel (solar) adalah bahan bakar kotor (penghasil
pencemar sulfur dan berbagai partikulat besar) yang digunakan
secara meluas di masyarakat karena belum adanya usaha untuk
melakukan disisentif penggunaan.
c) Teknologi kendaraan
15
Penggantian bertahap menuju bahan bakar yang lebih bersih
harus diikuti dengan pengembangan teknologi kendaraan.
d) Insentif mendorong prnggunaan angkutan massal
Kenaikan harga BBM dan kemacetan di kota merupakan
pendorong pengembangan sistem transportasi missal
c. Kebijakan Pengelolaan Pesisir dan Laut
Dalam kertas kerja Pokok Pikiran RUU Pengelolaan Wilayah Pesisir
yang dipublikasikan Departemen Kelautan dan Perikanan pada tanggal 7
Januari 2004, lingkup pengaturan wilayah pesisir dalam RUU ini terdiri
dari 3 bagian, yaitu:
1) Perencanaan
2) Pemanfaatan / Pengelolaan
3) Pengendalian / pengawasan
d. Kebijakan Keanekaragaan Hayati
Kebijakan tentang keanekaragaman hayati diarahkan pada upaya
pelestarian dalam rangka menjamin pemanfaatan yang berkelanjutan,
selain upaya optimalisasi pemanfaatan sumber daya hayati untuk
kesejahteraan masyarakat.
e. Kebijakan Tentang Kehutanan
Untuk mengurangi laju kerusakan hutan, pemerintah melalui
Departemen Kehutanan telah menerapkan 5 kebijakan prioritas, yaitu :
1) Pemberantasan liar
2) Penanggulangan kebakaran hutan
3) Restrukrisasi sektor kehutanan
4) Rehabilitasi dan konservasi sumber daya hutan
5) Desentralisasi sektor kehutanan
f. Kebijakan Energi dan Pertambangan
1) Kebijakan penyediaan energi domestic
Menurut Departemen Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM),
perkiraan kebutuhan energi di Indonesia pada tahun 2010 sebagai
berikut:
a) Dengan rata-rata pertumbuhan Produk Domestic Bruto
(PDB) dalam tahun 2000-2010 adalah 3%-7% pertahun, maka
diperkirakan permintaan energy final komersial pada tahun
2010 akan menjadi 600-900 juta Satuan Barel Minyak (SBM).
Pada pertumbuhan PDB yang moderat sebesar rata-rata 5%
pertahun, permintaan energi final tahun 2010 adalah 750 juta
SBM.
16
b) Persentase pemakaian energi final persektor pada tahun
2000 berturut-turut adalah : industry 41,7%, transportasi 31,6,
rumah tangga 17,4%, lainnya 6,1% dan komersial 3,0%.
2) Kebijakan pertambangan
Selama kurun waktu 2003, investasi di sektor pertambangan
menurun cukup tajam. Kalau tahun 1999 investasi mencapai 1,3
milliar dollar AS, pada tahun 2003 hanya mencapai sekitar 360 juta
dollar. Penerapan UU no. 41 Tahun 1999 yang melarang lokasi
pertambangan didaerah hutan lindung, telah menyebabkan sekitar 150
perusahaan pertambangan terkena imbasnya, karena lokasi kerjanya
dinyatakan sebagai daerah lindung.
17
e. Menyadarkan makhluk utamanya manusia untuk senantiasa
menjaga kelestarian lingkungan agar tercipta hubungan yang harmonis
diantara keduanya.
18
jenis flora yang jarang ditemukan di tempat lain di kawasan Punungan
Kendeng, keberadaan situs tersebut harus dipertahankan.
d. Kawasan Pegunungan Kendeng dengan potensi keanekaragaman
hayati yang cukup besar, ditambah dengan kondisi alamnya yang
cukup menarik, antara lain banyak gua-gua di kawasan kars, sumber
mata air, dan situs situs yang banyak terdapat di kawasan Kendeng.
Maka kawasan Kendeng sesuai untuk dikembangkan menjadi kawasan
wisata pendidikan, wisata ritual, ekowisata atau agrowisata.
19
Sebagai mahasiswa:
1. Mengadakan sosialisasi terkait masalah lingkungan hidup dan
pembangunan berkelanjutan yang dapat meminimalisir permasalahan
kependudukan dan lingkungan hidup.
2. Mencari inovasi baru tentang bangunan yang ramah lingkungan
sebagai alternative semen.seperti halnya bamboo petung dll
3. Memanfaatankan sumber daya alam secara efisien, dengan
memanfaatkan teknologi yang ramah lingkungan Perencanaan tata
ruang yang ramah lingkungan. Perencanaan tata ruang yang ramah
lingkungan merupakan pembangunan berkelanjutan karena selain untuk
memperbaiki infrastruktur juga tetap dapat menjaga lingkungan.
Perencanaan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dari generasi
yang akan datang
20
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pemerintah pencanangkan beberapa kebijakan untuk mengatasi
masalah yang terkait dengan kependudukan seperti, program KB
transmigrasi yang di perkuat dengan undang-undang atau peraturan
pemerintah.
2. Kebijakan pengelolaan lingkungan hidup merupakan suatu
tindakan yang didokumentasikan untuk mengelola kegiatan manusia dengan
mkud untuk mengelola dan mengurangi efek terhadap kerusakan sumber
daya alam.
3. Analisis jurnal yang didapat yaitu sebelum membuat kebijakan
pemerintah sebaiknya mempertimbangkan beberapa aspek. Yakni keunikan
keunikan kawasan karst, Kondisi sosial ekonomi masyarakat, aspirasi publik
sehingga tercipta kebijakan yang menguntungkan semua pihak, dan
mengacu pada pembangunan berkelanjutan.
4. Solusi yang bisa dilakukan kita sebagai mahasiswa yakni
Mengadakan sosialisasi terkait masalah lingkungan hidup dan pembangunan
berkelanjutan serta memanfaatkan sumber daya alam secara efisien, dengan
memanfaatkan teknologi yang ramah lingkungan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Ida Bagoes Mantra, Ph.D. 2010. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Siasah Masruri, Muhsinatun,dkk. 2002. Pendidikan Kependudukan dan
Lingkungan Hidup. Yogyakarta: UPT MKU UNY
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
22