Anda di halaman 1dari 3

1.

Unsur-unsur Kebudayaan
a. Kepercayaan
Kepercayaan berkaitan dengan pandangan tentang bagaimana dunia ini beroperasi.
Kepercayaan itu bisa berupa pandangan-pandangan atau interpretasi- interpretasi
tentang masa lampau, bisa berupa penjelasan-penjelasan tentang masa sekarang, bisa
berupa prediksi-prediksi tentang masa depan, dan bisa juga berdasarkan common sense,
akal sehat, kebijaksanaan yang dimiliki suatu bangsa,agama, ilmu pengetahuan atau
suatu kombinasi atara semua hal tersebut. Kepercayaan membentuk pengalaman, baik
pengalaman pribadi maupun pengalaman sosial. Orang Barat, misalnya percaya bahwa
waktu tidak dapat berbalik atau berulang. Mereka mempunyai persepsi waktu linear,
yakni bahwa waktu bergerak lurus kedepan. Waktu bergerak dari suatu titik awal
menuju ke suatu titik tujuan (akhir). Waktu bergerak ke depan, karena itu ada kemajuan.
Disini orang tidak percaya pada nasib ataupun takdir. Kemajuan dan perubahan
masyarakat tergantung pada usaha dan kerja keras manusia.
b. Nilai
Nilai menjelaskan apa yang harusnya terjadi. Nilai itu luas, abstrak, standar
kebenarannya yang harus dimiliki, yang diinginkan, dan yang layak dihormati. Meskipun
mendapat pengakuan luas, nilai-nilai pun jarang ditaati oleh setiap anggota masyarakat.
Namun nilailah yang menentukan suasana kehidupan kebudayaan dan masayarakat.
Nilai mengacu pada apa atau sesuatu yang oleh manusia dan masyarakat dipandang
sebagai yang paling berharga. Dengan perkataan lain, nilai itu berasal dari pandangan
hidup suatu masyarakat. Pandangan hidup itu berasal dari sikap manusia terhadap
Tuhan, terhadap alam semesta, dan terhadap sesamanya. Sikap ini dibentuk melalui
berbagai pengalaman yang menandai sejarah kehidupan masyarakat yang bersangkutan.
c. Norma dan Sanksi
Norma adalah suatu aturan khusus, atau seperangkat peraturan tentang apa yang harus
dan apa yang tidak harus dilakukan oleh manusia. Norma mengungkapkan bagaiana
manusia seharusnya berperilakuatau bertindak. Norma adalah standar yang ditetapkan
sebagai garis pedoman bagi setipa aktivitas manusia-lahir dan kematian, becinta dan
berperang, apa yang harus dimakan dan apa yang harus dipakai, kapan dan di mana
orang bisa bercanda, melucu, dan sebagainya. Sanksi-sanksi merupakan kekuatan
penggerak dari norma. Sanksi adalah ganjaran ataupun hukuman yang memungkinkan
orang mematuhi norma. Sanksi-sanksi itu bisa bersifat formal bisa juga bersifat informal.
Pelanggaran terhadap norma mendatangkan sanksi-sanksi tertentu. Tanpa sanksi,
norma-norma kehilangan kekuatan.
d. Teknologi
Sebagai hasil penerapan ilmu, teknologi adalah cara kerja manusia. Dengan teknologi
manusia secara intensif berhubungan dengan alam dan membangun kebudayaan dunia
sekunder yang berbeda dengan dunia primer (alam). Dewasa ini teknologi mempunyai
pengaruh yang besar terhadap manusia, tidak hanya terhadap cara hidup manusia tetapi
juga menentukan teknologi berikutnya.
e. Simbol
Simbol adalah sesuatu yang dapat mengekspresikan atau memberikan makna. Banyak
simbol berupa objek-objek fisik yang telah memperoleh makna kultural dan
dipergunakan untuk tujuan-tujuan yang leboh bersifat simbolik ketimbang tujuan-tujuan
instrumental. Suatu bendera, misalnya sesungguhnya tidak lain hanyalah sepotong kain
berwarna namun dihormati dengan suatu upacara yang khusuk, dan bisa
membangkitkan rasa kebanggaan,patriotisme, persaudaraan. Dalam masa perang,
bendera musuh bisa menimbulkan raasa benci dan amarah yang hebat.
f. Bahasa
Bahasa adalah sarana utama untuk menangkap, mengkomunikasikan, mendiskusikan,
mengubah, dan mewariskan arti-arti ini kepada generasi baru. Kemampuan untuk
melakukan komunikasi simbolik, khususnya melalui bahasa, membedakan manusia dari
hewan. Memang benar bahwa hewan pun mampu berkomunikasi. Induk ayam, misalnya
berotek untuk memanggil anak-anaknya. Namun komunikasi yang dilakukan oleh hewan
itu merupakan respons-respons langsung terhadap peristiwa-peristiwa di lingkungan
sekitarnya, yang terprogram secara genetik. Bentuk dan arti sinyal-sinyal yang diberikan
oleh hewan itu sudak fiks, baku, dan tidak bisa berubah. Burung-burung selalu
menyanyikan nyanyian yang sama. Seekor burung tak dapat mengaransir nada-nada
nyanyiannya untuk menghasilkan lagu-lagu baru. Pesan-pesan yang dapat diberikan oleh
hewan pun hanya berkenaan dengan situasi-situasi tertentu, misalnya ketika ada
bahaya, ada musuh, ada makanan, dan lain-lain. Namun bahasa bukan sekedar sarana
komunikasi atau sarana mengekspresikan sesuatu. Dengan bahsa manusia mneciptakan
dunianya yang khas manusiawi (kebudayaan). Dengan bahasa manusia membangun cara
berpikir. Dengan bahasa manusia bahkan menciptakan dirinya sendiri.
g. Kesenian
Setiap kebudayaan memiliki ekspresi-ekspresi artistik. Itu tidak berarti bahwa semua
bentuk seni dikembangkan dalam setiap kebudayaan. Bagaimanapun kebutuhan akan
ekspresi estetis berkaitan dengan karakteristik-karakteristik dasar masing-masing
masyarakat. Tidak ada masyarakat bangsa yang memiliki karakteristik-karakteristik yang
sama. Karena itu, setiap bangsa memiliki ekspresi-ekspresi estetik yang khas. Apa yang
disebut universalitas seni tidak terletak pada corak dan bentuk ekspresi seni, melainkan
pada kenyataan bahwa ekspresi seni itu terdapaat di setiap kebudayaan.

2. Tahap-tahap perkembangan kebudayaan


a. Tahap Mitis
Yang dimaksud dengan tahap mitis ialah sikap manusia yang merasa dirinya terkepung
oleh kekuatan-kekuatan gaib yang ada di sekitarnya, yaitu kekuasaan-kekuasaan dewa
alam raya atau kekuasaan kesuburan, seperti dipentaskan dalam berbagai metodologi
bangsa primitif. Tahap ini mencakup kebudayaan primitif, dimana rasio atau akal budi
manusia belum berperan. Namun dalam kebudayaan modern pun sikap mitis ini masih
tampak, yakni pada tipe manusia yang mengandalkan hidupnya pada kekuatan-kekuatan
gaib. Luasnya praktek perdukunan seperti terjadi dalam masyarakat kita, merupakan
salah satu contoh konkret adanya sikap mitis dalam kehidupan kontemporer dewasa ini.
Tahap ini memiliki segi negatif, yakni praktek magi. Dengan magi atau ilmu sihir manusia
berusaha menguasai dan mengendalikan orang-orang lain dan proses-proses alam.
Dengan ilmu sihir manusia bisa mencelakakan sesamanya.
b. Tahap Ontologis
Dalam tahap ontologis manusia tidak lagi hidup dalam kepungan dunia mitis. Manusia
secara bebas ingin meneliti segala hal ikhwal yang ada dalam alam ini. Dalam tahap ini
manusia mulai mengambil jarak terhadap segala sesuatu yang dahulu dirasakan sebagai
gaib. Ia mulai menyusun suatu ajaran atau teori mengenai dasar hakikat segala sesuatu
(ontologi= sesuatu, ada, realitas) menurut perinciannya (ilmu-ilmu). Ilmu-ilmu mulai
berkembang dalam tahap ini. Namun tahap ini pun memiliki segi negatif, yaitu
substansibilisme, yaitu usaha untuk menjadikan manusia dan nilai-nilainya seperti
benda, barang-barang atau substansi yang terpecah, lepas yang satu dari yang lain. Di
sini manusia cenderung memandang sesamanya sebagai onjek yang terpisah dari
dirinya, seperti halnya dia memandang dunia sebagai suatu objek yang berada di luar
dirinya. Dengan demikian manusia pun bisa saling mengobjekkan demi kepentingan
masing-masing, seperti halnya dia menggarap alam dunia demi kehidupannya.
c. Tahap Fungsional
Dalam tahap ini manusia tidak lagi terpesona oleh lingkungannya (sikap mitis), ia juga
tidak lagi dengan kepala dingin mengambil jarak terhadap objek-objek penyelidikannya
(sikap ontologi). Tetapi ia juga ingin mengadakan relasi-relasi beru dengan segala
sesuatu dalam lingkungannya. Sikap dan alam pikiran ini tampak dalam kehidupan
manusia kontemporer yang semakin menekankan perlunya hubungan dialogis baik
dengan sesama maupun dengan alam. Namun, tahap ini [un memiliki segi negatif, ialah
operasionalisme. Dengan operasionalisme, mengarahkan kecenderungan manusia untuk
memperlakukan orang lain sebagai buah-buah catur, nomor-nomor dalam seberkas
kartu arsip, sekrup dalam sebuah mesin raksasa, sebuah slogan pada spanduk, dan
sebagainya. Seperti halnya buah-buah catur dimainkan sesuai dengan strategi yang
dirancang oleh si pemain catur, oranglain pun cenderung difungsikan sesuai dengan
yang dirancang oleh yang berkuasa demi pencapaian tujuannya.

Anda mungkin juga menyukai