Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH DEMOGRAFI

KEPENDUDUKAN DI KELURAHAN SUMBERSARI


KABUPATEN JEMBER

Disusun oleh:
1. Ahmat Sugiyarto

(11110110)

2. Alvin Septian M.

(1111011036)

3. Harry Irfan T.

(1111011048)

4. Khoirul Hidayat

(1111011050)

5. Kiki Ryan Putra

(1111011051)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2014

BAB I
PENDAHULUAN

I.1.

Latar Belakang
Aspek

kependudukan

merupakan

hal

paling

mendasar

dalam

pembangunan. Dalam nilai universal, penduduk merupakan pelaku dan sasaran


pembangunan sekaligus yang menikmati hasil pembangunan. Dalam kaitan peran
penduduk tersebut, kualitas mereka perlu ditingkatkan melalui berbagai sumber
daya yang melekat, dan pewujudan keluarga kecil yang berkualitas, serta upaya
untuk menskenario kuantitas penduduk dan persebaran kependudukan.
Masalah lingkungan adalah persoalan yang timbul sebagai akibat dari
berbagai gejala alam. Dalam arti ini masalah lingkungan adalah sesuatu yang
melekat pada lingkungan itu sendiri, dan sudah ada sejak alam semesta ini,
khususnya bumi dan segala isinya diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Masalah kependudukan dan masalah lingkungan hidup merupakan
masalah yang cukup mendapat perhatian dunia. Masalah kependudukan mendapat
perhatian karena dikhawatirkan dapat menimbulkan dampk negatif terhadap
kehidupan manusia itu sendiri beserta lingkungannya. Kelestarian lingkungan
hidup yang menyangkut kawasan laut, darat dan udara dipantau terus karena pada
akhir-akhir ini menunjukkan gejala kemerosotan makin meningkat dari tahun ke
tahun.
Beberapa langkah telah dilakukan untuk mengatasi masalah kependudukan
tersebut, diantaranya program keluarga berencana dan pendidikan kependudukan.
Salah satu pertemuan di Pounex, Swiss, menyimpulkan bahwa masalah
lingkungan tidak saja disebabkan oleh kemajuan melainkan juga oleh
keterbelakangan dan kemiskinan. Masalah lingkungan yang akhir ini misalnya
penyakit menular yang disebabkan oleh lingkungan yang kotor dan erosi yang
disebabkan karena kerusakan hutan. Sementara di negara maju kerusakan
lingkungan disebabkan oleh kurang atau tidaknya adanya pembangunan. Oleh

karena itu, tanpa pembangunan masalah lingkungan justru akan menjadi makin
parah.
Indonesia adalah salah satu negara yang tidak luput dari masalah
kependudukan. Pertambahan penduduk yang cepat, penyebaran penduduk yang
tidak merata dan kualitas penduduk yang rendah merupakan ciri-ciri masalah
kependudukan di Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang cepat (lebih dari 2%),
akan mengakibatkan terjadinya struktur penduduk muda, sehingga akan
ketergantungan tinggi. Keadaan yang demikian akan menjadi beban dalam
pembangunan yang telah tercapai sebagian hanya digunakan untuk konsumsi
penduduk yang tidak produktif.
Penyebaran

penduduk

yang

tidak

merata

akan

mengakibatkan

pemanfaatan sumber daya manusia tidak atau kurang efektif. Di luar Jawa banyak
sumber daya alam yang belum atau kurang dimanfaatkan karena kekurangan
tenaga kerja, sementara di Jawa banyak pengangguran karena terbatasnya
lapangan kerja, kualitas penduduk yang rendah, yang ditandai dengan tingkat
pendidikan, tingkat kesehatan, dan pendapatan perkapita, akan merupakan
hambatan pula upaya memperhambat laju pembangunan.
Beberapa langkah telah dilakukan untuk mengatasi masalah kependudukan
tersebut, diantaranya program keluarga berencana yang telah dimulai sejak tahun
1970 dan pendidikan kependudukan yang dimulai sejak tahun 1976. Diharapkan
dengan kedua usaha tersebut laju pertumbuhan pendudukan yang dapat
ditingkatkan.
Kadar perlunya PKLH (Pendidikan Kependudukan Lingkungan Hidup)
juga tersirat dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Seperti diketahui,
untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila yang
membahagiakan

seluruh

bangsa

Indonesia,

negara

kita

melaksanakan

pembangunan di segala bidang dengan menggunakan pedoman yang ditujukan


oleh Undang-Undang Dasar 1945 dan Garis-Garis Besar Haluan Negara.
Dalam GBHN itu disebutkan bahwa pembangunan nasional jangka
panjang di bidang ekonomi diarahkan antara lain kepada usaha untuk pengaturan

serta menyebarkan penduduk yang lebih wajar dengan memindahkan penduduk


ke luar Jawa dan Bali.
II.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil permasalahan sebagai

berikut:
1. Berapa jumlah penduduk yang ada di Kelurahan Sumbersari, Kecamatan
Sumbersari, Kabupaten Jember pada bulan agustus 2013?
2. Berapa Jumlah penduduk pendatang, perpindahan, kelahiran, dan kematian di
Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember pada bulan
agustus 2013 ?
II.3.

Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:

1. Mengetahui jumlah penduduk pada bulan Agustus tahun 2013 di Kelurahan


Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember.
2. Mengetahui jumlah penduduk pendatang, perpidahan, kelahiran, dan kematian
pada bulan agustus 2013 di Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Sumbersari,
Kabupaten Jember.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1

Pengertian Kependudukan
Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan jumlah, pertumbuhan,

persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan, yang


menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan (UU No.
23 Tahun 2006).
Ilmu Kependudukan dimaksudkan untuk memberikan pengertian yang
lebih luas dari pada demografi, karena sejumlah ahli demografi telah
menggunakan istilah demografi untuk menunjuk pada demografi formal,
demografi murni, atau kadang-kadang demografi teoritis.
Sedangkan arti dari demografi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani,
yang terdiri dari kata : demos, yang artinya rakyat/penduduk dan grafein, yang
artinya menggambar atau menulis. Jadi, demografi adalah tulisan atau karangan
tentang rakyat atau penduduk
Demografi adalah suatu studi mengenai jumlah distribusi dan komposisi dan
koposisi penduduk serta komponen-komponen yang menyebabkan perubahan
yang diidentifikasi sebagai natalitas, gerak penduduk teritorial dan mobilitas
sosial

(perubahan

status). Merupakan

analisa

statistik

penduduk,

hanya

mempersoalkan hubungan antar variabel demografi (Dependen dan independen)


Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis
Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang
dari enam bulan tetapi bertujuan menetap. Pertumbuhan penduduk diakibatkan
oleh tiga komponen yaitu: fertilitas, mortalitas dan migrasi.
Dalam arti luas, penduduk atau populasi berarti sejumlah makhluk sejenis
yang mendiami atau menduduki tempat tertentu. Bahkan populasi dapat pula
dikenakan pada benda-benda sejenis yang terdapat pada suatu tempat. Dalam
kaitannya dengan manusia, maka pengertian penduduk adalah manusia yang

mendiami dunia atau bagian-bagiannya. Kepadatan penduduk dihitung dengan


membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana mereka tinggal.
II.2

PKLH (Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup)


Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup berasal dari dua konsep

dasar pendidikan, yaitu pendidikan kependudukan dan pendidikan kelestarian


lingkungan hidup. Pendidikan kependudukan mempunyai tujuan utama dalam
upaya perubahan sikap serta perilaku, reproduksi dan penyebaran penduduk
secara rasional dan bertanggung jawab. Adapun tujuan lain yaitu : agar
masyarakat/anak didik dapat mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan
pertumbuhan penduduk secara cepat serta segala akibatnya maupun dapat
menghubungkan antara pertumbuhan penduduk tersebut dengan program
pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam usaha mencapai
kesejahteraan masyarakat. Maka diharapkan mereka dapat menyesuaikan hal itu
dalam kehidupan keluarga masyarakat bangsa dan manusia pada umumnya.
Sedangkan pendidikan lingkungan hidup mempunyai tujuan utama pada upaya
perubahan sikap serta perilaku dalam mengelola sumber daya alam secara rasional
dan bertanggung jawab.
Meskipun tujuan kedua konsep dasar itu berbeda, dikaji lebih mendalam
keduanya memiliki beberapa kesamaan, yaitu sama-sama memiliki dua objek
kajian yang berupa dinamika penduduk dan perilaku integrasi manusia terhadap
lingkungannya, keduanya sama-sama menunjang terbinanya kualitas penduduk
yang lebih baik. Atas dasar kesamaan tersebut, pada tahun 1984 pendidikan
kependudukan dan pendidikan lingkungan hidup yang semula terpisah
digabungkan menjadi satu nama yaitu pendidikan kependudukan dan lingkungan
hidup yang batasannya sebagai berikut :
Suatu program pendidikan untuk membina anak/peserta didik agar
memiliki pengertian, kesadaran, sikap dan perilaku yang rasional dan bertanggung
jawab tentang pengaruh timbal balik antara penduduk dengan lingkungan hidup
dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

Berdasarkan batasan diatas, dapat disusun tujuan PKLH yang lebih


terperinci sebagai berikut :
a. Mengembangkan pengetahuan tentang konsep kependudukan dan lingkungan
hidup.
b. Mengembangkan kesadaran terhadap adanya masalah kependudukan dan
lingkungan hidup.
c. Menumbuhkan kesadaran akan perlunya mengatasi masalah kependudukan
dan lingkungan hidup.
d. Mengembangkan pengetahuan tentang adanya hubungan timbal balik antara
penduduk dengan lingkungan hidup.
e. Mengembangkan sikap positif terhadap pembentukan lingkungan hidup yang
serasi yang menjamin kelangsungan hidup manusia.
f. Mengembangkan keterampilan untuk membina keluarga dan kelestarian
lingkungan hidup.
g. Mengembangkan partisipasi aktif dalam usaha meningkatkan kualitas
penduduk dan kelestarian lingkungan hidup.
Dari tujuan-tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir dari
PKLH adalah membentuk warga negara yang berwawasan kependudukan dan
lingkungan hidup, yaitu warga negara yang dalam segala perilakunya
berpandangan ke depan terhadap masalah kependudukan dan lingkungan hidup,
menuju masyarakat yang serasi, dan seimbang dalam hubungannya dengan
lingkungan hidupnya.
II.3

Objek PKLH (Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup)


Berpijak pada tujuan-tujuan tersebut di atas, objek yang menjadi medan

studi PKLH selalu berkaitan dengan masalah kependudukan dan kelestarian


lingkungan hidup.
Dalam seminar segi-segi hukum dari pengelolaan Lingkungan Hidup yang
diselenggarakan di Bandung pada tanggal 25 27 Maret 1976, telah diidentifikasi
masalah pokok di bidang lingkungan hidup, masalah itu meliputi :
a. Masalah kependudukan dengan segala parameternya, termasuk : besarnya
jumlah penduduk, komposisi umur muda, tingkat pertumbuhan penduduk

yang tinggi, distribusi penduduk yang tidak merata, kondisi sosial ekonomi
yang rendah.
b. Masalah pencemaran lingkungan.
c. Masalah ekonomi dalam hubungannya dengan konsep pertumbuhan dan
biaya-biaya sosial.
d. Masalah institusional : kerjasama baik langsung atau tidak langsung yang
dapat mengakibatkan memburuk atau membaiknya kualitas lingkungan.
e. Masalah persepsi manusia terhadap kualitas lingkungan hidupnya (Suharyono,
1988 : 5)
Sedangkan dalam Seminar Pelaksanaan Pendidikan Kependudukan dan
Lingkungan Hidup sebagai Salah Satu Upaya Mempersiapkan Peningkatan
Kualitas Hidup Yang Berwawasan Lingkungan yang diselenggarakan di IKIP
Semarang pada tanggal 23 Maret 1988, diungkapkan bahwa program Pendidikan
Lingkungan Hidup dapat mencakup berbagai disiplin, beberapa di antaranya
meliputi :
1. Ekosistem
Ini mencakup struktur dan cara berfungsinya ekosistem, pengaruh manusia
terhadap ekosistem serta bagaimana manusia mampu mengubah sistem di bumi.
2. Populasi
Di dalamnya mengatur populasi, pengelompokkan umur, sebab-sebab
meningkatnya jumlah penduduk, pengaruh populasi terhadap lingkungan,
perpindahannya, pemakaian sumber daya oleh populasi yang makin meningkat,
gaya hidup populasi, tingkat kelahiran/kematian, dan kesehatan populasim terkait
di sini kebijaksanaan kependudukan serta implikasi sosial, ekologi, politik.
3. Ekonomi dan Teknologi
Sistem perekonomian membentuk pengaturan sosial untuk memproduksi
dan mendistribusikan barang maupun jasa yang dikehendaki oleh individu
maupun masyarakat.
4. Keputusan yang berkaitan dengan Lingkungan
Dalam proses pembuatan keputusan yang berkaitan dengan lingkungan
perlu dipertimbangkan aspek ekonomi, sosial, teknologi, serta kemungkinan
alternatif pemecahan, kebijaksanaan dan tindakan dalam masalah tersebut.

5. Etika Lingkungan
Manusia merupakan salah satu makhluk yang menghuni bumi ini, sebagai
makhluk manusia memiliki beberapa kelebihan dari makhluk yang lain. Dengan
akal budinya, manusia dapat mengeksploitasi bumi beserta alam lingkungan
secara maksimal. Namun apabila mengeksploitasi bumi beserta alam lingkungan
secara maksimal. Namun eksploitasi itu tidak didasari oleh rasa cinta dan rasa
menghormati terhadap bumi dan segala kehidupan yang ada, planet ini mungkin
sekali akan menjadi sulit untuk mendukung populasi manusia meski dalam jumlah
yang kecil sekali pun.
Jadi etika lingkungan adalah rasa menghargai/menghormati lingkungan
yang berawal dari rasa cinta terhadap lingkungan dan kesadaran akan peranan
keseimbangan dalam lingkungan hidup. Oleh sebab itu, tingginya kadar etika
lingkungan dapat menunjang timbulnya perilaku yang positif terhadap
keseimbangan lingkungan hidup.
Lingkungan hidup bukan hanya mengenai masalah manusia, tetapi juga
berkaitan dengan masalah yang lain. Sumber daya alam seperti udara, air, tumbuhtumbuhan, hewan, tanah, bahan-bahan dari bumi, sumber-sumber energi
(matahari, bahan-bahan fosil, tenaga air, tenaga atom, dan sebagainya) dapat
termasuk bahan kajian lingkungan hidup. Manusia, sebagai sumber daya dan
pemeran

dalam

perekayasaan

untuk

memenuhi

kebutuhannya,

dapat

mempengaruhi keadaan lingkungan hidup. Oleh sebab itu, mutu lingkungan


(seperti populasi penduduk, perencanaan kota dan regional) dan pemantauan
lingkungan seperti pengendalian kebisingan (noice controls), pengendalian
terhadap air permukaan, air tanah, air limbah serta kualitas udara, dapat saja
dipertimbangkan sebagai bahan masukan PKLH.
Berdasarkan uraian di atas, secara garis besar dapat dikatakan bahwa
bahan kajian PKLH berkaitan dengan :
a. Masalah kependudukan dengan segala parameternya,
b. Masalah pencemaran lingkungan,
c. Masalah persepsi manusia terhadap kualitas lingkungan yang pada gilirannya
dapat berbicara mengenai masalah pemantauan lingkungan, keputusan-

keputusan administrasi mengenai standar mutu air, udara dan undang-undang


pelestarian lingkungan.
d. Masalah implikasi sosial dalam kaitannya dengan pelestarian lingkungan
hidup (perencanaan kota dan regional, tempat rekreasi).
e. Masalah etika lingkungan yang menunjang tumbuh dan berkembangnya sikap
serta perilaku positif terhadap lingkungan hidup.
II.4

Pertumbuhan Penduduk dan Keselarasan Lingkungan Hidup

1. Masalah Lingkungan
Masalah lingkungan adalah persoalan yang timbul sebagai akibat dari
berbagai gejala alam. Dalam arti ini masalah lingkungan adalah sesuatu yang
melekat pada lingkungan itu sendiri, dan sudah ada sejak alam semesta ini,
khususnya bumi dan segala isinya diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Namun, tidak semua masalah lingkungan itu disebabkan oleh ulah
manusia, malah sebagian besar terjadi di luar campur tangan manusia. Contohnya,
gempa bumi, pencairan es di kutub-kutub yang menyebabkan naiknya permukaan
laut, meteor yang jatuh dari langit dan sebagainya adalah gejala-gejala alam yang
terjadi di luar kehendak dan kendali manusia. Campur tangan manusia dalam
masalah lingkungan hanya sedikit dan itupun baru terasa akhir-akhir ini saja
ketika jumlah manusia di dunia sudah demikian banyaknya. Manusia-manusia
yang banyak itu sudah menguasai berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang
mampu mempengaruhi alam secara besar-besaran.
Masalah

lingkungan

ini

menjadi

semakin

serius

karena

dalam

memanfaatkan lingkungan alam untuk kepentingannya sendiri, manusia yang


bertambah canggih kemampuannya itu, bertambah pula jumlah pemanfaatannya
sehingga kurang memperhatikan kepentingan alam itu sendiri. Kecemasan ini
makin lama makin besar karena akhirnya manusia sendirilah yang akan
menanggung akibatnya sendiri.
2. Pengertian Lingkungan
Yang dimaksud dengan lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di
sekitar tempat hidup atau tempat tinggal kita. Ilmu yang khusus mempelajari
tentang masalah tempat tinggal disebut ekologi. Ekologi berasal dari kata Yunani

Oikos yang berarti rumah atau tempat hidup. Jadi, ekologi adalah suatu ilmu
yang mempelajari hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
3. Keselarasan Lingkungan
Dalam setiap lingkungan hidup antara komponen yang satu dengan
lainnya terikat adanya saling ketergantungan. Hukum saling ketergantungan
berlaku pada setiap lingkungan hidup. Ketergantungan antar jenis, ketergantungan
antar populasi, dan ketergantungan antar komponen biotik dengan komponen
abiotik. Saling ketergantungan yang paling nyata tampak pada masalah-masalah
makanan.
4. Peranan manusia dalam Lingkungan Hidup
Manusia merupakan salah satu komponen biotik di dalam suatu
lingkungan hidup. Manusia mempunyai kelebihan dari makhluk lain, ialah akal
budi. Dengan kelebihan inilah manusia mempunyai kedudukan yang istimewa
dalam suatu lingkungan hidup. Dengan akal dan pikirannya, manusia banyak
bertindak sehingga kepentingan manusia lebih diutamakan dan dimanfaatkan
sesuai dengan kebutuhannya.
Seringkali manusia dalam memanfaatkan lingkungan hidup mengabaikan
terjaminnya keseimbangan alam, sebagai contoh bahwa manusia membunuh
makhluk-makhluk lain yang menjadi saingannya dalam memperoleh pangan.
Kalau manusia memerlukan padi sebagai bahan makanan maka diberantaslah
belalang, ulat, tikus, dan hama-hama lain yang suka kepala padi.
Makhluk-makhluk lain dikendalikan dalam berkembang biak agar tidak
banyak mengganggu kepentingan manusia. Hewan-hewan yang menjadi musuh
langsung bagi manusia, dibinasakan. Tumbuhan yang mengganggu usaha
pertanian manusia diberantas dengan berbagai cara dengan menggunakan
herbisida, fungisida, dan sebagainya. Makhluk-makhluk kecil lainnya tidak pula
terlepas dari ancaman manusia bila makhluk-makhluk itu mengganggu manusia
lainnya, misalnya kuman, nyamuk, kepiting, cacing dan lainnya..
5. Pertumbuhan penduduk dan sumber alam

Kebutuhan manusia tampak terus meningkat karena adanya pertumbuhan


penduduk yang pesat. Maka manusia mempergunakan sumber alam yang ada pada
alam lingkungan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
II.5

Pertumbuhan penduduk dan terjadinya polusi


Polusi atau pencemaran adalah suatu keadaan di mana kondisi suatu

habitat (tempat dimana makhluk hidup itu berada) tidak murni lagi, karena
pengaruh terhadap habitat itu.
Pencemaran

lingkungan

disebabkan

oleh

berbagai

hal,

terutama

disebabkan laju pertumbuhan penduduk yang sangat pesat. Makin cepat


pertumbuhan penduduk, makin cepat pula lingkungan hidup dikotori.
Pencemaran-pencemaran lingkungan itu sebagai berikut :
1. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah disebabkan berbagai hal, seperti sampah-sampah
plastik, kaleng-kaleng, rongsokan kendaraan yang sudah tua. Plastik tidak dapat
hancur oleh proses pelapukan dan besi-besi tua menimbulkan karat, sehingga
tanah tidak bisa ditumbuhi tumbuh-tumbuhan. Pemakaian pupuk yang terlalu
banyak, tidak menurut aturan yang telah ditentukan, menyebabkan pula polusi
tanah. Tanah pertanian menjadi kering dan keras, karena jumlah garam yang
sangat besar akan menyerap air tanah. Guna mencegah atau mengurangi polusi
tanah, maka pemakaian pupuk di daerah pertanian hendaklah menurut aturan yang
sudah ditentukan. Sampah-sampah harus dibuang di tempat sampah atau dibuang
di tempat pembuangan, tempat sampah perlu diatur dan disediakan secukupnya.
2. Pencemaran udara
Pencemaran udara disebabkan oleh asap yang keluar dari pabrik-pabrik
dan kendaraan bermotor. Makin besar jumlah penduduk, makin berkembanglah
ilmu pengetahuan, sehingga banyak didirikan pabrik-pabrik dan diproduksi
mesin-mesin serta kendaraan bermotor untuk mencukupi kebutuhan hidup
penduduk. Polusi udara mengganggu pernafasan dan dapat menimbulkan penyakit
pada alat-alat pernafasan, asma, bronchitis, dan sebagainya. Hal itu disebabkan

banyak gas-gas yang membahayakan kesehatan seperti gas karbin monoksida dan
partikel-partikel halus dan timah hitam. Polusi udara juga sangat membahayakan
lalu lintas baik di darat, laut maupun udara. Untuk menjaga terjadinya polusi
udara, alangkah baiknya jika dapat diusahakan alat-alat untuk mencegah atau
mengurangi keluarnya asap-asap dari pabrik atau kendaraan bermotor.
3. Pencemaran air
Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa manusia amat membutuhkan
air, meskipun permukaan bumi ini penuh dengan air, namun sering menjadi
masalah dalam memperoleh air bersih. Hal ini telah dirasakan setelah meledaknya
jumlah penduduk yang mendiami bumi. Air bukan saja dibutuhkan oleh manusia,
melainkan juga oleh semua makhluk hidup. Karena itu perlu kesadaran manusia
untuk memelihara air jangan sampai kotor, lebih-lebih jika dapat mengganggu
kesehatan. Polusi air dapat terjadi karena penggunaan zat-zat kimia yang berlebihlebihan, seperti penggunaan DDT, endrin yang melebihi dosis yang telah
ditentukan. Pencemaran air dapat juga disebabkan oleh air yang mengandung
sampai kimia dari pabrik-pabrik, sebagai bahan pencuci yang dibuang ke sungaisungai. Untuk mencegah polusi air, maka penggunaan obat-obatan dan bahan
kimia hendaklah menurut aturan atau petunjuk-petunjuk yang telah ditentukan.
Juga pembuangan sampah dari pabrik-pabrik, kendaraan bermotor, kapal terbang
dan sebagainya. Dalam hal ini juga Pemerintah telah mengatur bagi orang yang
mendirikan industri agar meminta izin. Ini dimaksudkan supaya penetapan
industri itu dapat diatur begitu rupa, sehingga tidak menimbulkan polusi suara
pada penduduk sekitarnya.

BAB III
PEMBAHASAN

III.1. Keadaan Umum


Kelurahan Sumbersari adalah salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan
Sumbersari, Kabupaten Jember. Kelurahan Sumbersari terdiri dari beberapa
lingkungan, diantaranya: Gumuk Kerang, Krajan Barat, Krajan Timur, Tegal Boto
Lor, dan Tegal Boto Kidul. Penduduk Sumbersari mayoritas bekerja sebagai
pegawai negeri maupun swasta, selain itu juga ada yang bekerja sebagai
wiraswasta.
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Kelurahan Sumbersari pada Bulan Agustus 2013
No
1
2
3
4
5

Lingkungan
Gumuk Kerang
Krajan Barat
Krajan Timur
Tegal Boto Lor
Tegal Boto Kidul
Jumlah

L
2.474
1.855
2.642
2.101
2.373
11.445

Penduduk Bulan Ini


P
2.627
4.027
2.761
2.352
2.646
14.413

L+P
5.101
5.882
5.403
4.453
5.019
25.858

Berdasarkan tabel diatas didapatkan jumlah penduduk perempuan lebih


besar dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki. Jumlah penduduk laki-laki
yang terbanyak adalah pada lingkungan Krajan Timur yang berjumlah 2.642 jiwa
sedangkan jumlah penduduk perempuan terbanyak adalah pada lingkungan Krajan
Barat yang berjumlah 5.882 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki terkecil adalah pada
lingkungan Krajan Barat yang berjumlah 1.855 jiwa, sedangkan jumlah penduduk
terkecil perempuan adalah pada lingkungan Tegal Boto Lor yang berjumlah 2.352
jiwa.
Dari keseluruhan jumlah penduduk yang terbanyak adalah pada Krajan
Barat yang berjumlah 5.882 jiwa, sedangkan yang terkecil adalah pada Tegal Boto
Lor yang berjumlah 4.453 jiwa.
Tabel 3.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur

KELOMPOK
UMUR
1
00-04
05-09
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
75+
JUMLAH

LAKI-LAKI ( L ) PEREMPUAN
2
650
750
614
510
786
890
769
744
1392
969
998
756
516
675
215
110
11.445

3
676
1590
1218
1124
884
1060
810
809
1312
990
1498
916
582
432
302
210
14.413

(P)

L+ P
4
1326
2340
1832
1634
1670
1950
1579
1553
2704
1959
2496
1672
1098
1107
517
320
25.858

Table 3.3. Data Kedatangan, Perpindahan, Kelahiran, dan Kematian Penduduk


Bulan Agustus 2013.
No

Keterangan

Jumlah

Kedatangan

11

Perpindahan

16

Kelahiran

14

Kematian

11

Jumlah

52

Berdasarkan data diatas jumlah kedatangan dan kematian penduduk sama


yaitu berjumlah 11 jiwa, sedangkan perpindahan dan kelahiran masing-masing
berjumlah 16 dan 14 jiwa. Jumlah Keseluruhan dating maupun keluar adalah 52
jiwa.
Dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah pengeluaran dan pemasukan
penduduk dikatakan seimbang karena diantara keduanya tidak terpaut selisih yang
terlalu jauh.

BAB IV
PENUTUP

IV.1.

Kesimpulan
Kelurahan Sumbersari berada pada Kecamatan Sumbersari, Kabupaten

Jember yang terdiri dari berbagai lingkungan, yaitu Gumuk

Kerang,

Krajan

Barat, Krajan Timur, Tegal Boto Lor, dan Tegal Boto Kidul. Jumlah penduduk
laki-laki yang terbanyak adalah di Krajan Timur, sedangkan jumlah penduduk
terbanyak perempuan di Krajan Barat. Dari keseluruhan jumlah penduduk yang
terbanyak laki-laki adalah di Krajan Barat, sedangkan jumlah terkecil adalah di
Tegal Boto Lor.
IV.2.

Saran
Saran yang dapat kami sampaikan adalah agar tiap warga yang ingin

pindah maupun datang diharap lapor kepada pihak yang berwajib, agar warga
yang datang atau keluar dapat didata validitasnyanya.

DAFTAR PUSTAKA

Een,

Hendarti.

2013.

Makalah

Kependudukan

dan

Keluarga

Berencana.

http://www.academia.edu/4673480/MAKALAH_MASALAH_KEPENDUDUKA
N
Mardiansyah,

Hari.

2013.

http://hari-mardiansyah.blogspot.com/2013/04/makalah-

kependukan.
Hadi,

Ernandi.

2012.

Makalah

Permasalahan

http://ebookbrowsee.net/contoh-makalah-permasalahan-penduduk-pdfd422950436
id.m.wikipedia.org/wiki/Demografi

Penduduk.

Anda mungkin juga menyukai