Anda di halaman 1dari 23

PERTANYAAN

Kelompok 1 “Defenisi Tujuan dan Manfaat Demografi Kependudukan” :


1. Bisakah anda menjelaskan maksud dari kependudukan sebagai wawasan
pembangunan?
2. Ada 4 sifat kependudukan, jelaskan kapan kependudukan itu dikatakan
empiris, teoritis, komultif, dan non etis ?
Kelompok 2 “Komposisi dan distribusi penduduk” :
1. Bagaimana komposisi dan distribusi penduduk di indonesia ?
2. Apa hubungan antara distribusi dan komposisi penduduk dengan kesehatan ?
Kelompok 3 “Data Demografi” :
1. Siapa saja yang melakukan sensus di setiap daerah ?
2. Jelaskan perbedaan sensus de facto dengan sensus de jure ?
Kelompok 4 “Fertilitas” :
1. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas ?
2. Jelaskan maksud dari kelahiran berdasarkan kelompok umur (sesuai umur
wanita) ?
3. Berasal dari mana nilai konstanta 1000 itu ?
Kelompok 5 “Morbiditas” :
1. Dalam QS. As-Sajdah : 21 menjelaskan bahwa Ayat yang tersebut lebih
memperjelas lagi keinginan Allah SWT menurunkan suatu musibah semata-
mata karena Allah SWT sayang kepada kita . Bisakah anda menjelaskan
tentang hal tersebut ?
2. Apa Bedanya Periode dengan durasi penyakit ?
3. Bagaimana cara menentukan pada prevalensi tentang frekuensi penderita lama
dengan frekuensi penderita baru ?
Kelompok 6 “Mortalitas” :
1. Apa Fungsi Konstanta 1000 ?
2. Apa perbedaan antara live birth dengan still birth ?

1
3. Mengapa ada faktor pendorong dan penghambat kematian sementara ajal
sudah ditentukan oleh Tuhan ?
Kelompok 7 “Migrasi” :
1. Apa dampak negatif dan positif dari migrasi ?
2. Adakah dampak kesehatan dari migrasi ?
3. Bagaimana hubungan antara migrasi dan kependudukan ?
Kelompok 8 “Perkawinan” :
1. Apa hubungan antara perkawinan dengan rendahnya penduduk ?
2. Bagaimana jika salah 1 syarat perkawinan tidak terpenuhi. Bagaimana Islam
memandangnya ?
3. Bagaiman jika ada anak yg hamil di luar nikah terus usianya masih dibawah
batas umur untuk menikah. Bagaimana hukum memandangnya ?
Kelompok 9 “Perceraian” :
1. Bagaimana perceraian mempengaruhi kependudukan ?
2. Apakah manfaat dari perceraian dan apa keuntungan dan kerugian yg
ditimbulkan ?
3. Apakah dampak positif dari perceraian ?
Kelompok 10 “KB” :
1. Bagaimana amonorea menyusui ibu ? apa maksudnya ?
2. Ayat apakah yg mengharamkan KB ?
3. Jelaskan tata cara menggunakan kondom diafragma dll, yang digunakan oleh
pria atau wanita ?
Kelompok 11 “Angkatan kerja” :
1. Mengapa tingkat pengangguran di indonesia masih tinggi. Apakah karena
pemerintah yang belum maksimal atau karena individu itu sendiri dan
bagaimana cara mengatasinya ?
2. Kenapa teknologi sebagai faktor penambah pengangguran ?
3. Apakah hubungan daya beli dengan pengangguran ?
Kelompok 12 “Proyeksi” :

2
1. Apa kelebihan dan kekurangan dari 3 jenis proyeksi ?
2. Kapan digunakan rumus plus dan minus pada jenis-jenis proyeksi ?
Kelompok 13 “Kebijakan kependudukan” :
1. Apa program kebijakan kependudukan selain KB ?
2. Apa latar belakang pemerintah menetapkan standar kelahiran yakni 2 anak
lebih baik ?
3. Apa peran masyartakat dan mahasiswa dalam program kebijakan pemerintah ?

3
JAWABAN
Kelompok 1 “Defenisi Tujuan dan Manfaat Demografi Kependudukan” :
1. Pembangunan pada hakekatnya adalah perubahan, perubahan yang dilakukan
oleh kebudayaan manusia sebagai sebagai upaya untuk menyempurnakan diri
dalam kehidupannya, implikasi perubahan yang terjadi semakin komplek.
Sementara itu tujuan pembangunan yang hendak dicapai semakin rumit
karena cakupan yang akan dicapai tidak hanya ekonomik tetapi menyangkut
sosial-kebudayaan dan bahkan biogeofisik. Kondisi kekinian jauh berbeda
dengan awal pembangunan yang dilakukan di Eropa pada awal abad ke IIXX
yang hanyak berorientasi pada produksi atau ekonomi an sich; oleh karena itu
arah pembangunan di negara negara berkembang terutama Indonesia harus
dipertautkan dengan kebudayaan (Salim, 1987 :10). Melalui konsep
pembangunan yang berkelanjutan (sustainable) , diupayakan agar
pembangunan agar tercapai keselarasan antara pembangunan ekonomi dan
lingkungan dimana penduduk berdomisili; sementara itu lingkungan
mempunyai keterkaitan dengan kebudayaan .Konsepsi pembanguan yang
berkelanjutan (sustainable) yang dicetuskan oleh Komisi Sedunia tentang
Lingkungan dan Pembangunan (World Comission on Environment and
Development) pada tahun 1987, menunjukkan semakin pentingnya
pendekatan inter dan interdisiplinier untuk mengatasi kerusakan lingkungan
dan kemerosotan sumberdaya alam akibat pembangunan. Pada dasarnya
penerima dampak negatif pembangunan berupa kerusakan lingkungan dan
kemerosotan sumberdaya alam adalah penduduk, bukan penduduk sebagai
individu tetapi penduduk dalam pengertian agregrat seperti yang termaktub
dalam Undang-undang RI No. 10 tahun 1992 :
Penduduk adalah orang dalam matranya sebagai diri pribadi, anggota
keluarga, anggota masyarakat, warga negara dan himpunan kuantitas

4
yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah negara
pada waktu tertentu.

Secara teknis, penduduk yang dimaksud adalah penduduk laki-


laki/wanita; penduduk tempatan/migran; penduduk terbelakang/terelajar;
penduduk tanpa memandang agama, suku, ras; penduduk dengan komposisi
balita/anak-anak/remaja/dewasa/lanjut usia; berstatus manajer/buruh;
ningrat/rakyat biasa; penduduk berstatus kawin/tidak. Pembangunan
berwawasan kependudukan berarti perubahan yang direncanakan berdasarkan
pada data kependudukan dan bermanfaat bagi penduduk secara multikultural.
Dengan demikian pembangunan berwawasan kependudukan pembangunan
yang tidak berdimensi diskriminasi karena perbedaan perbedaan agama,
gender, ras/etnis, bahasa, kelas sosial, kemampuan/pendididkan/skill, umur.
Secara sederhana pembangunan berwawan kependudukan mengandung dua
makna sekaligus yaitu, pertama, pembangunan berwawasan kependudukan
adalah pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan kondisi penduduk
yang ada. Penduduk harus dijadikan titik sentral dalam proses pembangunan.
Penduduk harus dijadikan subyek dan obyek dalam pembangunan.
Pembangunan adalah oleh penduduk dan untuk penduduk. Makna kedua dari
pembangunan berwawasan kependudukan adalah pembangunan sumberdaya
manusia. Pembangunan yang lebih menekankan pada peningkatan kualitas
sumberdaya manusia dibandingkan dengan pembangunan infastruktur semata.

2. 4 sifat Kependudukan :
a. Kependudukan bersifat empiris berarti bahwa kependudukan sebagai
ilmu pengetahuan didasarkan pada observasi/pengamatan terhadap
fakta/kenyataan di lapangan tentang dinamika penduduk bukan
fenomena yang abstrak (tidak dapat diinderai), selain itu juga
berdasarkan akal sehat (common sense)19 sehingga hasil pengamatan

5
tersebut tidak spekulatif. Kependudukan mempunyai sifat empiris ini
dapat dilihat dari beberapa gejala kependudukan misalnya: ’jumlah
penduduk’ gejala jumlah penduduk yang terus meningkat merupakan
fakta yang empiris artinya dapat lihat oleh siapa saja yang ingin
menelaahnya, gejala tersebut ditelaah faktor faktor yang mendorong
pertumbuhan penduduk tersebut berdasarkan akalsehat bukan
perkiraan atau spekulatif.
b. Kependudukan bersifat teoritik, artinya kependudukan sebagai ilmu
pengetahuaan selalu menyusun abstraksi/penyederhanaan dari hasil
observasi. Abstraksi merupakan kerangka unsur unsur yang tersusun
secara logis dengan maksud menjelaskan sebab akibat suatu gejala
kependudukan sehingga menjadi teori kependudukan. Gejala ’jumlah
penduduk’ tersebut di atas berdasarkan observasi mengahasilkan
abstraksi : ’jumlah penduduk terus meningkat sebagai akibat tingkat
fertilitas yang tinggi’. Abstraksi ini sebagai teori kependudukan, tentu
saja tidak diperlukan pembuktian sebab variabel fertilitas adalah
variabel penyebab yang pasti bagi perpertumbuhan penduduk
c. Kependudukan bersifat komulatif artinya bahwa teori teori
kependudukan dibangun atas dasar teori yang telah ada sebelumnya
dengan cara memperbaiki, memperluas dan mengabungkan teori teori
yang telah lama ada. Sebagai contoh teori ’jumlah penduduk terus
meningkat sebagai akibat tingkat fertilitas yang tinggi’; teori ini
diperbaiki berdasarkan hasil observasi dikemudian hari hasilnya
adalah sebuah teori ’jumlah penduduk terus meningkat sebagai akibat
tingkat fertilitas yang tinggi dan tingkat moralitas yang semakin
rendah’. Jika pada teori pertama menyatakan penyebab pertumbuhan
penduduk yang meningkat adalah fertilitas, maka pada teori kedua
menyatakan bahwa penyebab pertumbuhan penduduk yang meningkat
adalah fertilitas dan mortalitas

6
d. Kependudukan bersifat non-etis, artinya yang dipersoalkan
Kependudukan bukanlah baik-buruknya fakta (gejala kependudukan),
akan tetapi menjelaskan fakta tersebut secara analitis. Sifat non-etis
dapat diberi contoh sebagai berikut: gejala ’jumlah penduduk yang
terus meningkat’ tidak disikapi sebagai gejala yang diridloi Tuhan
atau dilaknat olehNya, ’boleh terus berlangsung atau tidak boleh’
tetapi ilmu Kependudukan menyikapi dengan : Apakah akibat
pertumbuhan penduduk yang terus meningkat ? dan menjawab
pertanyaan : Apa yang menjadi faktor penyebab jumlah penduduk
yang terus meningkat?

Kelompok 2 “Komposisi dan distribusi penduduk” :


1. Penduduk suatu wilayah dapat dibagi menurut susunan atau komposisi
tertentu, misalnya komposisi menurut umur, jenis kelamin, mata pencaharian,
pendapatan, agama, suku dan lain-lain sesuai kebutuhan. Komposisi
penduduk dan berbagai perubahannya dari waktu ke waktu dapat ditarik
kesimpulan yang dapat digunakan untuk menentukan atau menerapkan sebuah
kebijakan.
Komposisi dan distribusi penduduk di Indonesia sangat ditentukan oleh
adanya perbandingan jumlah penduduk, geografis,sosial ( pendidikan,
kesehatan, dan status perkawinan ). Dan dari sisi distribusi penduduk ada
pesebaran penduduk yang diytentukan dari keadaan geografis Dan
administrasi pemerintah.
2. Hubungan Komposisi dan distribusi penduduk dengan kesehatan adalah
kematian erat dengan kualitas kesehatan dan banyaknya penyakit menular
yang diderita penduduk.

Kelompok 3 “Data Demografi” :


1. a. Puskesmas ( Data Kesehatan)

7
b. Kelahiran ( Catatan Sipil )
c. Imigrasi ( Kementrian dibidang Imigrasi )
d. Kematian ( Dinas Pemakaman )
2. a. Sensus de jure, yaitu proses pencacahan penduduk yang dilaksanakan
terhadap semua orang yang benar-benar tercatat.Bertempat tinggal di suatu
wilayah, umumnya sesuai dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
b. Sensus de facto, yaitu proses pencacahan penduduk yang dilaksanakan
terhadap semua orang yang ditemui oleh petugas ketika dilaksankan sensus.

Kelompok 4 “Fertilitas” :
1. Faktor – faktor yang mempengaruhi fertilitas adalah
 Faktor Demografi : Struktur umur, Struktur perkawinan, Umur kawin
pertama paritas, Disrupsi perkawinan dan Proporsi yang kawin.
 Faktor non demografi : Keadaan ekonomi penduduk, tingkat
pendidikan, Perbaikan status perempuan, Urbanisasi dan
industrialisasi
2. Kelahiran berdasarkan kelompok umur artinya taraf kelahiran penduduk yang
sesungguhnya berdasarkan jumlah kelahiran yang terjadi yang menunjukkan
pertambahan jumlah penduduk dari hasil reproduksi yang nyata dari
sekelompok wanita.
3. Bilangan yang sudah ditetapkan sebagai penggali untuk memperjelas hasil
pengukuran.
Kelompok 5 “Morbiditas” :
1. Ayat dalam QS. As-Sajdah : 21 itu menjelaskan bahwa Allah Swt itu
memberikan sakit kepada Kita atau musibah kepada kita semata-mata Allah
itu sayang kepada kita. Allah memberikan Musibah kepada Kita agar kita
tidak lupa kepadanya dan terus bersyukur kepadanya karena kenapa? Allah-
lah yang memberikan Kita kesehatan maka Allah pula yang memberikan kita

8
kesakitan. Maka dari itu Manusia harus bersyukur kepadanya dan Manusia
harus pula Ridho kepada Allah.
2. Dalam tiga ukuran morbiditas ada Jumlah orang yang sakit, Periode (lama
sakit), dan Durasi Penyakit. Yang membedakan antara Periode disini adalah
lama sakit yang di alami penderita artinya Jika penderita mengalami suatu
kesakitan maka terhitung lamanya sakit misalnya penderita mengalami sakit
TBC Paru. Periode lamanya sakit Bisa Triwulan,6,9,bahkan bisa 12 bulan atau
berjangka panjang. Sedangkan Durasi disini dijelaskan adalah Durasi penyakit
yang menunjukkan jam, hari,minggu,bulan artinya agent penyebab penyakit
tersebut sejak kapan menggorogotinya sehingga terjadilah sakit pada
penderita.
3. Yaitu dengan cara mengukur jumlah orang dikalangan penduduk yang
menderita suatu penyakit pada satu titik waktu tertentu yang bergantung pada
dua faktor yaitu a. Berupa jumlah orang yang telah sakit pada waktu yang lalu
b. Lamanya menderita sakit.

Kelompok 6 “Mortalitas” :
1. Konstanta = bilangan tetap, misalnya 100, 1000 atau 100.000 yang berfungsi
sebagai pengali untuk memperjelas hasil pengukuran. Konstanta biasanya
dinyatakan dengan K.
Contoh : IMR Indonesia mnrt SP 2000 = 0,047, kemudian dikalikan 1000 =
47; yg berarti dari setiap 1000 kelahiran hidup di Indonesia terjadi 47
kematian bayi.
2. Live birth (Lahir hidup ) adalah anak yang dilahirkan hidup (menunjukkan
tanda –tanda kehidupan ) pada saat dilahirkan, tanpa memperhatikan lamanya
dikandungan, walaupun akhirnya meninggal dunia. Sedangkan Still birth
(Lahir mati) adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur
paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Tidak
dihitung sebagai kelahiran.

9
3. Karena faktor pendorong dan penghambat kematian sangat berpengaruh
dalam menentukan kualitas hidup seseorang yang dilihat dari aspek
kehidupannya seperti : Lingkungannya, status kesehatannya.Jika seseorang
menjaga kesehatannya maka ia ingin terus hidup, mempertahankan hidupnya
walaupun sebenarnya Tuhan telah menentukan ajalnya.

Kelompok 7 “Migrasi” :
1. Dampak positif migrasi yang menguntungkan di antaranya adalah hal-hal
berikut.

o Terjadi transfer ilmu, teknologi, dan budaya, baik dari kota ke desa ataupun
dari negara lain.
o Terjadi ikatan yang kuat antara dua daerah.
o Terjadi pemerataan taraf ekonomi.
o Ketersediaan tenaga kerja di suatu daerah dan proses pembangunan berjalan
lancar.

Meskipun migrasi membawa dampak positif, namun dampak negatif yang


muncul sangat perlu diwaspadai. Dampak negatif muncul terutama jika terjadi
tingkat migrasi yang tidak seimbang (antara migrasi masuk dan migrasi
keluar). Dampak negatif juga dapat muncul jika terjadi berbagai masalah
kependudukan lain terkait dengan berlebihannya jumlah urban di suatu kota.

Beberapa dampak negatif migrasi antara lain, sebagai berikut.

1. Pembangunan suatu daerah terhambat dan produktivitas menurun karena


minimnya tenaga kerja produktif. Misalnya:

o lahan pertanian terbengkalai karena tenaga produktifnya berurbanisasi;

10
o orang beramai-ramai menjadi TKI, sementara yang tinggal di desa hanya
tenaga-tenaga tidak produktif sehingga terjadinya kekurangan tenaga kerja di
daerah tersebut.

2. Muncul masalah kepadatan penduduk di daerah tujuan migrasi dan


berdampak pada masalah perumahan. Misalnya, muncul banyak permukiman
kumuh.

3. Muncul masalah pengangguran yang berdampak pada meningkatnya


kriminalitas. Contoh:

o banyak orang datang ke kota tanpa bekal keterampilan sehingga tidak


mendapatkan pekerjaan;
o kota yang dituju sudah tidak memerlukan tenaga kerja tambahan.

4. Timbul berbagai masalah kependudukan. Misalnya, krisis hubungan


antarnegara karena masalah keimigrasian (tenaga kerja, imigran gelap, dan
sebagainya) atau masalah hubungan berbagai etnis di daerah urban.

2. Migrasi atau perpindahan penduduk bukan hanya hasil dari “dorongan


lingkungan” yang disebabkan oleh proses kenaikan air laut atau bencana
perubahan iklim lainnya. Namun migrasi juga bisa menjadi ”pemicu”
munculnya masalah baru. Migrasi yang dilakukan masyarakat dapat terjadi
antarwilayah maupun interwilayah. Upaya migrasi masyarakat menjadi suatu
permasalahan jika timbulnya penambahan penduduk yang tidak disertai
dengan peningkatan pelayanan dan infrastruktur terhadap masyarakat.
Keadaan tersebut justru menimbulkan permasalahan baru bagi daerah tujuan
migrasi. Dari segi aspek kesehatan masyarakat Kawasan yang terkena
dampak perubahan iklim kekeringan akan terserang penyakit malnutrisi dan

11
dehidrasi. Dampak banjir dan kenaikan air laut akan mengakibatkan wabah
penyakit malaria dan DBD.
3. Beberapa permasalahan kependudukan, yang bertalian dengan pertumbuhan
penduduk yangcepat dan tanpa henti, adalah pencemaran lingkungan,
perubahan iklim, pengrusakan hutan,urbanisasi, penurunan pendapatan,
inflasi, pengangguran, perumahan , tingkat melek huruf, kelaparan,
kekurangan air bersih, keterbatasan pelayanan kesehatan, energi dan sumber
daya alam, dan konflik politik.
Pertambahan jumlah penduduk tidak bisa dikatakan sebagai sebagai
sebuah masalah, kecuali jika dihubungkan dengan variable-
ariabel lain, pertumbuhan penduduk yang fantastis dipandang sebagai
sebuah masalah, bukan karena percepatan pertambahan penduduk yang
disadari semakin tinggi, tetapi lebih karena orang baru sadar, bahwa batas-
batas pertumbuhan telah semakin mendekat atau bahkan telah terlewati oleh
pertumbuhan penduduk dunia.
Disamping isu pertumbuhan penduduk yang cepat, terdapat pula
beberapa isu kependudukan,yang mungkin disatu disisi bisa menjadi jalan
keluar bagi daerah tertentu, tetapi menjadimasalah baru bagi daerah lain,
diantaranya mengenai: masalah migrasi penduduk, migrasimerupakan
perpindahan penduduk dari suatu tempa ketempat lain. Migrasi
senangtiasaterjadi sepanjang masa sejak dahulu sampai sekarang. Beberapa
hal yang memotivasiseseorang hendak melakukan migrasi diantaranya, karena
kesulitan hidup didaerah asalmisalnya penghasilan yang sangat kecil,
keamanan yang tidak terjamin keselamatannya,Pengaruh- pengaruh dari luar
yang menjadi tujuan yang dipandang lebih baik, transportasiyang baik
mempermudah terjadinya imigrasi yang baik.Isu lain yaitu urbanisasi yang
merupakan perpindahan penduduk dari desa ke kota. Proses urbanisasi tidak
hanya terjadi di Indonesia, melainkan banyak kota diseluruh Dunia. Di
Indonesia urbanisasi terjadi dimana-mana. Proses itu umumnya masih kuat

12
dan menyebabkan makin besar suatu kota. Urbanisasi sering disebutkan
sebagai hasil dua kekuatan yang besaryaitu pada suatu pihak dorongan dari
desa dan pada pihak lain yaitu tarikan dari kota. Dorongan dari desa untuk
meninggalkan desa menuju kota dipengaruhi oleh adanya tekanan penduduk
yaitu kepadatan penduduk yang melampaui daya dukung lingkungan,
sehingga pangan tidak mencukupi dan lingkungan mengalami kerusakan
sehingga menyebabkan mereka merantau ke kota mencari kesempatan yang
baru menjadi lebih baik, bencana alamdan faktor keamanan. Sedangkan faktor
penarik dari kota diantaranya mutu lingkungan dikota lebih baik dari desa.,
dan tersedianya lapangan pekerjaan.
Salah satu masalah yang terjadi di negara ketiga khususnya Indonesia
yaitu masalah kualitassumber daya manusia. Manusia merupakan sumber
daya yang utama dalam pembangunan,baik kemampuan, maupun kemauan
manusia itu. Dari segi teknologi kemampuan kitamasihlah rendah. Kita perlu
menguasai teknologi moderen misalnya untuk membuat atamenciptakan
sendiri mobil, TV dan jenis-jenis teknologi lainnya. Namun yang kita
lakukanbaru merakitnya, tetapi yang lebih mengkhawatirkan bukanlah
teknologi yang rendah itu,melainkan kurangnya kemauan kita untuk
menguasai teknologi. Kemauan kita lebih tertujuuntuk menikmati hasil
teknologi sekalipun dengan mengimpornya.Ada perbedaan dalam kemampuan
ilmu pengetahuan pada umumnya dan teknologi padakhususnya antara negara
kita dan negara maju adalah Arus informasi yang dikuasai negaramaju dan
Kemampuan negara maju menguasai informasi melaju pesat dengan
menggunakanteknologi yang sangat modern.
Pengalaman menunjukkan ketinggalan kita dari negara majumakin
besar. Untuk mengejar ketinggalan itu kita harus merebut teknologi itu
bahkan dalambidang tertentu teknologi kita curi. Contohnya para ilmuan kita
disekolahkan kenegara-negara maju sehingga pada akhirnya mereka selesai
ditarik kembali ke negara kita denganmemperhatikan masa depan mereka

13
dengan baik Kemiskinan penduduk juga merupakan masalah sosial yang tak
kunjung selesai dinegaraIndonesia tercinta ini, kemiskinan terjadi disebabkan
oleh produktivitas tenaga kerja yangrendah atau lapangan pekerjaan yang
kurang, kesehatan yang buruk serta pendidikan rendah.Lapangan kerja yang
dikembangkan sekarang ini masih sangat terbatas sedangkan keperluan
perluasan sudah amat mendesak.

Kelompok 8 “Perkawinan” :
1. Hubungan antara perkawinan dengan rendahnya penduduk sangat salah
karena dengan perkawinan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
penduduk bukan sangat rendah dan mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas.
Adanya perkawinan dengan menghasilkan keturunan akan menyebabkan
bertambahnya jumlah penduduk.
2. Sebuah perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-
masing agamanya dan kepercayaannya itu (pasal 2 ayat 1 UU Perkawinan).
Ini berarti bahwa jika suatu perkawinan telah memenuhi syarat dan rukun
nikah atau ijab kabul telah dilaksanakan (bagi umat Islam) atau pendeta/pastur
telah melaksanakan pemberkatan atau ritual lainnya (bagi yang non muslim),
maka perkawinan tersebut adalah sah,terutama di mata agama dan
kepercayaan masyarakat. Karena sudah dianggap sah, akibatnya banyak
perkawinan yang tidak dicatatkan. Bisa dengan alasan biaya yang mahal,
prosedur berbelit-belit atau untuk menghilangkan jejak dan bebas dari
tuntutan hukum dan hukuman adiministrasi dari atasan, terutama untuk
perkawinan kedua dan seterusnya (bagi pegawai negeri dan ABRI).
Perkawinan tak dicatatkan ini dikenal dengan istilah Perkawinan Bawah
Tangan (Nikah Syiri’).
3. 1. Hukum Perkawinan Di Bawah Umur Menurut Peraturan
Perundang-undangan yang Berlaku Di Indonesia

14
Berdasarkan UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan. UU ini menjelaskan
syarat-syarat yang wajib dipenuhi calon mempelai sebelum melangsungkan
pernikahan, menurut Pasal 6 ayat 1 UU no.1 tahun 1974 : perkawinan harus
didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai, Pasal 6 ayat 2 UU No.1
Tahun 1974 : untuk melangsungkan perkawinan seseorang yang belum
mencapai umur 21 (duapuluh satu) tahun harus mendapat ijin kedua orang
tua, Pasal 7 UU No.1 Tahun 1974 : perkawinan hanya diijinkan jika pihak
pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur
16 tahun.
Sedangkan menurut negara pembatasan umur minimal untuk kawin bagi
warga negara pada prinsipnya dimaksudkan agar orang yang akan menikah
diharapkan sudah memiliki kematangan berpikir, kematangan jiwa dan
kekuatan fisik yang memadai. Keuntungan lainnya yang diperoleh adalah
kemungkinan keretakan rumah tangga yang berakhir dengan perceraian dapat
dihindari, karena pasangan tersebut memiliki kesadaran dan pengertian yang
lebih matang mengenai tujuan perkawinan yang menekankan pada aspek
kebahagiaan lahir dan batin.
Selain itu juga Berdasarkan UU No. 23 tahun 2002 mencegah adanya
perkawinan pasa usia anak-anak yaitu dimana dalam Pasal 1 tentang
perlindungan anak, definisi anak adalah seseorang yang belum berusia 18
tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Setiap anak mempunyai
hak dan kewajiban seperti yang tertuang dalam Pasal 4 UU No. 23 tahun 2002
: setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,
serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, Pasal 9 ayat 1
UU No.23 Tahun 2002 : Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan
pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya, Pasal 11 UU No.23 Tahun
2002: setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang,

15
bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi sesuai dengan minat,
bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri, Pasal 13 ayat 1
UU No.23 Tahun 2002 : setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua,
wali, atau pihak lain manapun yang bertanggung jawab atas pengasuhan,
berhak mendapat perlindungan dari perlakuan :
(a) diskriminasi
(b) eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual
(c) penelantaran
(d) kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan
(e) ketidakadilan
(f) perlakuan salah lainnya.
Selain itu orang tua dan keluarganya mempunyai kewajiban dan tanggung
jawab terhadap anak seperti yang tertulis di Pasal 26 ayat 1 UU no. 23 tahun
2002 : orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk :
(a) mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak
(b) menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan
minatnya
(d) mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak.
2. Hukum Perkawinan Di Bawah Umur Menurut Pandangan Hukum
Islam
Sebagai muslim, merupakan kewajiban untuk merujuk sumber utama dari
ajaran Islam, yakni Al-Qur’an. Apakah Al-Qur’an mengizinkan atau melarang
perkawinan di bawah umur? Perkawinan adalah suatu aqad yang sangat kuat
(misaqan ghalizan) untuk menaati perintah Allah swt dan melaksanakannya
merupakan suatu ibadah. Yang bertujuan untuk mewujudkan rumah tangga
yang sakinah mawaddah wa rahmah. Dan hukumnya dapat berubah sesuai
berubahnya “illah”, ayaitu dapat sunnah, makruh, haram dan wajib.
Sebagaimana terlihat dalam Hadist berikut “ …… sedangkan aku menikah,
maka barangsiapa tidak suka sunnah (petunjukku), maka bukan dari

16
golonganku”. Perintah dan anjuran melakukan pernikahan, tidak memberikan
batasan umur, namun ditekankan perlunya kedewasaan seseorang melakukan
pernikahan untuk mencegah kemudharatan (hal-hal buruk). Sehingga
kedewasaan secara psikologis dan biologis secara implicit di anjurkan melalui
beberapa Hadist dan yang tertera dalam ayat Al-Qur’an. Namun, muncul
kontroversi menyangkut batasan kedewasaan seseorang untuk boleh menikah,
yang berimplikasi terhadap tidak ada keberatan atas pernikahan di bawah
umur dari pandangan Islam.
3. Hukum Perkawinan Di Bawah Umur Menurut Pandangan Hukum
Adat
Hukum adat tidak menentukan batasan umur tertentu bagi orang untuk
melaksanakan perkawinan. Bahkan hukum adat membolehkan perkawinan
anak-anak yang dilaksanakan ketika anak masih berusia kanak-kanak. Hal ini
dapat terjadi karena di dalam Hukum Adat perkawinan bukan saja merupakan
persatuan kedua belah mempelai tetapi juga merupakan persatuan dua buah
keluarga kerabat. Adanya perkawinan di bawah umur atau perkawinan kanan-
kanak tidak menjadi masalah di dalam Hukum Adat karena kedua suami isteri
itu akan tetap dibimbing oleh keluarganya, yang dalam hal ini telah menjadi
dua keluarga, sehingga Hukum Adat tidak melarang perkawinan kanak-kanak.

Kelompok 9 “Perceraian” :
1. Perceraian mempengaruhi kependudukan disebabkan karena merupakan
penghambat tingkat fertilitas karena dapat menurunkan angka kelahiran.
Dengan adanya perkawinan masalah yang timbul adalah perumahan yang
harus memadai untuk seluruh penduduk, serta fasilitas – fasilitas lainnya.
Perkawinan pun secara tidak lanngsung menyebabkan fertilitas semakin
meninggi. Masalah yang ditimbulkan oleh perceraian pun lain lagi. Dengan
adanya perceraian maka moral agama akan semakin menipis, karena di dalam

17
agama perceraian tersebuut diharamkan. Dan akan secara tidak langsung
mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi orang yang menjalankannya.
2. Keuntungan :
a. Anak Terhindar dari konflik orangtua yang berkepanjangan

Anak tidak akan lagi melihat pertengkaran antara kedua orangtuanya saat
mereka bercerai. Sehingga secara psikologis mereka juga akan lebih tenang.
Bandingkan bila kedua orangtuanya bertahan dalam satu ikatan perkawinan
tapi setiap harinya hanya diwarnai dengan pertengkaran? Kondisi tersebut
akan membuat mereka tertekan.. Perasaan sang anak akan hancur ketika
melihat kedua orang yang dia sayangi selalu terlibat pertikaian. Setelah
perceraian, semua perasaan tertekan sang anak melihat orangtuanya
bertengkar akan hilang dengan sendirinya. Hal ini akan menghilangkan
trauma sang anak. Jiwa dan mental sang anak juga akan mulai sembuh dan
tidak tertekan lagi.

b. Anak memperoleh pelajaran konflik dan pemecahannya

Perceraian orangtua dapat memberikan pelajaran bagi anak tentang kehidupan


yang tidak selamanya berjalan mulus. Anak akan mengetahui tentang konflik
rumah tangga dan tahu bagaimana cara untuk mengatasinya. Anak akan
belajar dari perselisihan-perselisihan yang terjadi dalam kehidupan
orangtuanya sekaligus mencari solusi bagi persoalan tersebut. Misalnya, kelak
ketika berumahtangga anak memilih cara-cara berdialog dengan pasangan
ketimbang bertengkar seperti yang pernah dilakukan oleh orangtuanya. Si
anak boleh jadi juga akan lebih selektif dalam memilih pasangan khususnya
yang bisa saling memahami kepribadian satu sama lain.

c. Anak jadi lebih disayang

18
Anak akan lebih di sayang oleh kedua orangtuanya dibanding saat mereka
bertengkar. Anak akan memperoleh rasa sayang yang lebih karena kondisi
orang tua yang terpisah. Hal ini diakibatkan karena intensitas orangtua
terhadap anak yang semakin berkurang baik dari pihak wanita ataupun pria.
Intensitas yang berkurang ini akan mengakibatkan orangtua jadi mengerti
tentang keberadaan sang anak. Hal ini akan menimbulkan rasa memiliki dan
rasa sayang yang lebih terhadap sang anak.

Kerugian :

Pada anak di antaranya adalah marah pada diri sendiri, marah pada
lingkungan, jadi pembangkang, enggak sabaran, impulsif, anak akan merasa
bersalah (guilty feeling) dan menganggap dirinyalah menjadi penyebab
perceraian orangtuanya. Kemudian, kedepannya setelah dewasa, anak
cenderung tidak berani untuk berkomitmen pada suatu hubungan. Misalnya
saja, dalam hal pacaran sering terjadi pacaran yang putus-nyabung tanpa jelas
arah tujuannya.

Self esteem anak juga bisa turun, jika self esteem-nya jadi sangat rendah dan
rasa bersalahnya sangat besar, anak bisa jadi akan dendam kepada
orangtuanya, terlibat sering menggunakan obat-obatan terlarang dan alkohol,
dan yang ekstrem, muncul pikiran untuk bunuh diri).

3. Perceraian dapat membantu anak untuk keluar dari situasi konflik, rasa tidak
puas, dan perbedaan paham yang terus menerus. Perceraian juga dapat
mengakhiri rasa tertekan, rasa takut, cemas dan ketidaktenteraman
Kelompok 10 “KB” :
1. Artinya adalah Suatu jenis alat yang dimasukkan ke dalam tubuh ibu untuk
membantu menyusui.salah satu bagian dari alat kontrasepsi.
2.

19
‫وال تقتلوا أوالدكم من إملق نحن نرزقكم وإياهم‬

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut (kemiskinan)


kami akan memberi rizkqi kepadamu dan kepada mereka”.

3. Pil, berupa tablet yang berisi progrestin yang bekerja dalam tubuh wanita
untuk mencegah terjadinya ovulasi dan melakukan perubahan pada
endometrium.
Suntikan, yaitu menginjeksikan cairan kedalam tubuh. Cara kerjanya yaitu
menghalangi ovulasi, menipiskan endometrin sehingga nidasi tidak mungkin
terjadi dan memekatkan lendir serlak sehingga memperlambat perjalanan
sperma melalui canalis servikalis.
Susuk KB, levermergostrel. Terdiri dari enam kapsul yang diinsersikan
dibawah kulit lengan bagian dalam kira-kira sampai 10 cm dari lipatan siku.
Cara kerjanya sama dengan suntik.
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) terdiri atas lippiss loop(spiral) multi
load terbuat dari plastik harus dililit dengan tembaga tipis cara kerjanya ialah
membuat lemahnya daya sperma untuk membuahi sel telur wanita.
Sterelisasi (Vasektomi/ tubektomi) yaitu operasi pemutusan atau pengikatan
saluran pembuluh yang menghubungkan testis (pabrik sperma) dengan
kelenjar prostat (gudang sperma menjelang diejakulasi) bagi laki-laki. Atau
tubektomi dengan operasi yang sama pada wanita sehingga ovarium tidak
dapat masuk kedalam rongga rahim. Akibat dari sterilisasi ini akan menjadi
mandul selamanya.
Alat – alat kontrasepsi yang lain
1. Untuk Wanita
 IUD ( AKDR )
 Pil
 Obat Suntik

20
 Susuk
 Menstrual Regulation ( MR ) atau pengguguran kandungan yang masih
muda
 Abortus / pengguguran kandungan yang sudah bernyawa
 Ligasi tuba/vasektomi ( mengikat saluran ovum ) dan tabektomi (
mengangkat tempat ovum ) kedua istilah tersebut disebut sterilisasi
 Cara – cara tradisional dan metode yang sederhana, misalnya: minum jamu
dan metode klender
2. Untuk Pria
 Kondom
 Coitus Interruptus Untuk Wanita
 Vasektomi ( mengikat atau memutuskan saluran sperma dari buaf zakar ) cara
ini juga disebut sterilisasi.

Kelompok 11 “Angkatan kerja” :


1. Mungkin karena pemerintah dan individu itu sendiri. Kalau dilihat dari sisi
pemerintah. Pemerintah yang kurang membuka lapangan pekerjaan dan
terbatas sehingga para tenaga kerja jadi menganggur dan dari sisi individu,
disebabkan karena adanya faktor kemalasan, kurangnya kreatifitas dan
memilih- milih pekerjaan sehingga terjadilah penggangguran dimana- mana.
2. Karena dengan adanya teknologi sehingga orang malas beraktivitas dan
teknologi yang seyogianya membantu manusia justru secara tidak langsung
menghancurkan manusia itu sendiri. Seharusnya teknologi tidak menjadi
bumerang yang menghancurkan rasa kepedulian sosial. Seharusnya
keberadaan robot (sebagai teknologi baru) menjadi peringatan agar manusia
menjadi lebih manusiawi dan lebih solider terhadap sesama. Dan seharusnya
teknologi baru tidak membuat orang lain jadi tidak usah bekerja. Inilah yang
dinamakan teknologi baru menambah penganggura

21
3. Hubungan daya beli dengan pengangguran adalah jika dimana suatu
perusahaan memproduksi suatu barang dan permintaan daya beli pasar
meningkat sehingga perusahaan tersebut maju dan mempekerjakan tenaga
kerja yang banyak sehingga tenaga kerja tidak mengalami pengangguran. Dan
kalau perlu pemerintah seharusnya menaikkan upah atau gaji pegawai, buruh
serta petinggi negeri sehingga daya beli semakin melonjak maka dari itu
banyak tenaga kerja yang dibutuhkan.

Kelompok 12 “Proyeksi” :
1. Kelebihan dan kekurangan jenis perkiraan proyeksi:
1. antar sensus (intercensal): Data dari 2 sensus terakhir Pertumbuhan
Penduduk dianggap linier (pertambahan penduduk dianggap sama tiap tahun)
2. setelah sensus (postcensal): Data dari 2 sensus terakhir Pertumbuhan
Penduduk dianggap linier
3. proyeksi (projection): Pada prinsipnya data-data hasil SENSUS dan
SUPAS digunakan untuk membangun asumsi atas pola kelahiran, kematian,
dan migrasi. Perkiraan penduduk berpuluh-puluh tahun ke depan. Kelebihan
proyeksi dibanding 2 jenis perkiraan lainnya: dapat memperkirakan jumlah
penduduk sampai berpuluh-puluh tahun sesudah sensus Proyeksi dapat
dilakukan : – Sesudah sensus disebut forward projection
– Sebelum sensus disebut backward projection
2. Semua bisa digunakan dalam soal proyeksi. Karena hasilnya pun sama.

Kelompok 13 “Kebijakan kependudukan” :


1. Transmigrasi,Urbanisasi,Imigrasi dan reurbanisasi

22
2. Latar Belakang pemerintah menetapkan kebijakan 2 anak cukup karena untuk
mengurangi pertambahan penduduk yang tidak seimbang dengan
Pertumbuhan perekonomian di Indonesia yang menurun. Dan ada pula
pendapat yang mengatakan bahwa jika 2 anak misal laki-laki dan perempuan,
Anak yang laki-laki mengikuti peran ayah dan yang perempuan mengikuti
peran ibu.
3. Peran masyarakat dan mahasiswa dalam kebijakan penduduk yaitu
meningkatkan tingkat fertilitas, Menggunakan kebijakan pemerintah dengan 2
anak cukup atau memakai KB serta mengurangi angka kesakitan.

23

Anda mungkin juga menyukai