Anda di halaman 1dari 21

Konsep kesehatan

perempuan dan
perencanaan keluarga

kelompok 1
LATAR BELAKANG

Kesehatan seseorang tidak hanya ditandai dengan tidak adanya


penyakit dalam tubuhnya tetapi lebih mengarah pada
keseimbangan kesehatan fisik/badan dan mental/jiwa. Ketika
seorang perempuan sehat, dia akan memiliki semangat dan
kekuatan untuk mengerjakan aktivitas sehari-hari, untuk
memenuhi perannya dalam keluarga dan masyarakat, dan dapat
menjalin hubungan baik dengan orang lain.
Dengan kata lain, kesehatan perempuan mempengaruhi
setiap aspek kehidupannya. Selama beberapa tahun, kesehatan
perempuan kurang diperhatikan dibandingkan dengan
pelayanan kesehatan pada ibu, seperti perawatan selama
kehamilan dan persalinan.Pelayanan ini penting tetapi hanya
mengacu pada pelayanan seorang perempuan ketika dia
menjadi seorang ibu.
Pengertian Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental,
fisik dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal
yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses
danbukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan
kecacatan serta dibentuk berdasarkan atasperkawinan yang
sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang
layak, bertakwa pada Tuhan yang Maha Esa,spiritual
memiliki hubungan yang serasi, selaras, seimbang antara
anggota keluarga dan antara keluarga dan masyarakat dan
lingkungan (BKKBN, 1996).
TUJUAN KESEHATAN REPRODUKSI

01 Meningkatkan kemandirian perempuan


khususnya dalam peranan dan fungsi 03 Meningkatkan peran dan
tanggung jawab sosial laki- laki.
reproduksinya.

Meningkatkan peran dan tanggung


04 Menciptakan dukungan laki-laki
02 jawab social perempuan dalam konteks:
kapan ingin hamil, berapa jumlah anak
dalam membuat keputusan,
mencari informasi dan
yang diinginkan, dan jarak antar pelayanan yang memenuhi
kehamilan. kebutuhan kesehatan reproduksi
Sasaran Kesehatan Reproduksi
1.Remaja (Pubertas)
1.Disini Remaja akan diberikan
penjelasan tentang masalah kesehatan
reproduksi yang di awali dengan
pendidikan seks.
2.Lalu Membantu remaja dalam
menghadapi menarche secara fisik, psikis,
sosial dan hygiene.
LANJUTAN
WANITA
A.WUS (Wanita Usia Subur)
1) Penurunan 33% angka prevalensi anemia pada
wanita (usia 15-45 tahun)
2) Peningkatan jumlah yang bebas dari kecacatan
sebesar 15%
B. PUS Perempuan Usia Subur)
1) Terpenuhinya kebutuhan nutrisidengan baik.
2) Terpenuhnya kebutuhan KB
3) Penurunan angka kematian ibu hingga 50%
LANSIA
a. Proporsi yang memanfaatkan pelayanan
kesehatan untuk pemeriksaan dan pengobatan
penyakit menular seksual maksimal 70%.
b. Pemberian makanan yang banyak
mengandung zat kalsium untuk mencegah
osteoporosis.
c. Member persiapan secara benar dan
pemikiran yang positif dalam menyongsong
masa menopause.
RUANG LINGKUP KESEHATAN REPRODUKSI
1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir Perkembangan organ- organ
reproduksi sejak dalam kandungan, bayi, remaja, WUS,
klimakterium,menopause hingga meninggal Kondisi kesehatan ibu
hamil berpengaruh pada kondisi bayi termasuk kondisi
reproduksinya
2. Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi
termasuk PMS-HIV/AIDS.
3. Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi
4.Kesehatan reproduksi remaja Perlu pendidikan kesehatan
reproduksi sehubungan dengan menarche, perilaku seksual, PMS,
kehamilan yang tidak diinginkan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
REPRODUKSI
1. Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan,
tingkat pendidikan yang rendah dan ketidaktahuan tentang
perkembangan seksual dan proses reproduksi, serta lokasi tempat
tinggal yang terpencil)
2. Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional
yang berdampak buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan
banyak anak banyak rejeki,informasi tentang fungsi reproduksi
yang membingungkan anak dan remaja karena saling berlawanan
satu dengan yang lain)
3. Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada
remaja, depresi karena ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak
berharga wanita terhadap pria yang membeli kebebasannya secara
materi)
4. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi
pasca penyakitmenular seksual)
DASAR
PEMBENTUKAN
ORGANISASI KB
Pada Tahun 1984, Population Conference di Mexiko,
menekankan arti pentingnya hubungan antara
tingginya fertilitas dan interval yang pendek terhadap
kesehatan dan kehidupan ibu dan
perinatal.Perkembangan laju peningkatan pertumbuhan
penduduk di Indonesia sangat mengkhawatirkan.
Tanpa adanya usaha-usaha pencegahan perkembangan
laju peningkatan penduduk yang terlalu cepat, usaha-
usaha di bidang pembangunan ekonomi dan sosial
yang telah dilaksanakan dengan maksimal akan tidak
berfaedah.
. Dapat dikemukakan bahwa untuk dapat menyelamatkan
nasib manusia di muka bumi tercinta ini, masih terbuka
peluang untuk meningkatkan kesehatan reproduksi
melalui gerakan yang lebih intensif pada pelaksanaan
keluarga berencana
Tanpa gerakan KB yang makin intensif maka manusia akan
terjebak pada kemiskinan, kemelaratan, dan kebodohan
yang merupakan malapetaka manusia yang paling dahsyat
dan mencekam. Gerakan KB yang kita kenal sekarang
bermula dari kepeloporan beberapa orang tokoh, baik di
dalam maupun di luar negeri.Sejak saat itulah berdirilah
perkumpulan- perkumpulan KB di seluruh dunia,
termasuk di Indonesia yang mendirikan PKBI
(perkumpulan keluarga berencana Indonesia).
PERISTIWA BERSEJARAH DALAM PERKEMBANGAN KB DI
INDONESIA

1. Pada Bulan Januari 1967 diadakan simposium


Kontrasepsi di Bandung yang diikuti oleh masyarakat
luas melalui media massa
2. Pada Bulan Februari 1967 diadakan diadakan kongres
PKBI pertama yang mengharapkan agar keluarga
berencana sebagai program pemerintah segera
dilaksanakan Pada Bulan April 1967, Gubernur DKI
Jakarta, Ali Sadikinmenganggap bahwa sudah waktunya
kegiatan KB dilancarkan secara resmi di Jakarta dengan
menyelenggarakan proyek keluarga berencana DKI
Jakarta Raya.
 
Tahap-tahap Program KB Nasional

1. Tahun 1970-1980 dikenal dengan MANAGEMENT FOR


THE PEOPLEPemerintah lebih banyak berinisiatif ,Partisipasi
masyarakat rendah sekali, Terkesan kurang demokratis, Ada
unsur pemaksaan Berorientasi pada target
2. Tahun 1989-1990 terjadi perubahan pola menjadi
MANAGEMENT WITH THE PEOPLE. Pemaksaan dikurangi
Dimulainya Program Safari KB pada awal 1980-an
3. Tahun 1985-1988 pemerintah menetapkan program KB
Lingkaran Biru, dengan kebijakan:
•Masyarakat bebas memilih kontrasepsi yang ingin
dipakainya, meskipun tetap masih dipilihkan jenis
kontrasepsinya
•Dari 5 jenis kontrasepsi, dipilihkan satu setiap jenisnya

4. Tahun 1988 terjadi perkembangan kebijakan,


pemerintah menerapkan Program KB Lingkaran Emas,
yaitu:
Pilihan alat kontrasepsi sepenuhnya diserahkan kepada
peserta, asal jenis kontrasepsinya sudah terdaftar di
Departemen Kesehatan Masyarakat sudah mulai membayar
sendiri untuk alat kontrasepsinya
5. Tahun 1990 terjadi Peningkatan
kesejahteraan keluarga melahi peningkatan
pendapatan keluarga (incume generating)

6. Pada tanggal 29 Juni 1994 Presiden


Suharto di Sidoarjo
melaksanakanplesteriai/lantaininasi rumah-
rumah secara gotong royong di seluruh
Indonesia untuk keluarga Pra-Sejahtera.
konsep kependudukan di indonesia

1.Pengertian konsep kependudukan


Perkembangan kependudukan adalah segala
kegiatan yang berhubungan dengan perubahan
keadaan penduduk meliputi kuantitas, kualitas dan
mobilitas yang mempunyai pengaruh terhadap
pembangunan dan lingkungan hidup.
2.tujuan konsep kependudukan di indonesia
Tujuan mempelajari ilmu kependudukan antara lain (Hutasoit,
2017):
1. Mempelajari dan memahami kuantitas dan perkembangan
penduduk di suatu wilayah.
2. Mempelajari dan memahami penyebab perkembangan
penduduk seperti fertilitas, mortalitas, dan migrasi
penduduk
3. Mempelajari dan memahami komposisi/distribusi penduduk
di suatu wilayah, baik secara ekonomi, sosial, dan
demografi
4. Mempelajari dan memahami cara menghitung tingkat
pertumbuhan penduduk
3.Dinamika Kependudukan

Dinamika penduduk adalah perubahan penduduk secara terus


menerus yang mempengaruhi jumlah pada suatu daerah
tertentu dari waktu ke waktu.Dinamika penduduk disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu kelahiran (natalitas), kematian
(mortalitas), perpindahan penduduk migrasi) serta kondisi
sosial ekonomi dan budaya yang berkembang di masyarakat.
Masalah Kependudukan Di Indonesia
Beberapa masalah kependudukan dan Keluarga Berencana di Indonesia antara lain
(Mardiya, 2020):
1. Ledakan kelahiran pasca pandemi, Selama pandemi covid -19 angka kehamilan yang
tidak/ belum dikehendaki/ unmet need mencapai 17,5% lebih tinggi dibandingkan
tahun sebelumnya.
2. Persebaran dan kepadatan penduduk, Masalah yang muncul akibat persebaran dan
kepadatan penduduk yang tidak merata adalah rendahnya produktivitas daerah dengan
kepadatan penduduk yang rendah.
3. Menikah usia muda, Satu dari sembilan anak perempuan dalam rentang usia 20- 24
tahun menikah pada usia dibawah 18 tahun. Bahkan Indonesia menempati urutan ke 8
dalam kasus perkawinan anak dengan angka 1,2 juta.
4. Minimnya pengetahuan/ edukasi, Minimnya pengetahuan yang dimiliki dapat memiliki
dampak kurangnya perencanaan keluarga dan gagalnya tumbuh kembang anak karena
tidak adekuatnya stimulasi tumbuh kembang yang diberikan orang tua ke anak

Anda mungkin juga menyukai