PENDAHULUAN
1
bertanggung jawab, harmonis serta bertaqwa kepada Tuhan YME. Untuk
mewujudkan visi tersebut perlu berbagai upaya yang komprehensif, bukan
sekedar pengaturan kelahiran saja.
2
kesehatan repoduksi menurut International Conference Population and
Development (ICPD) tahun 1994 di Kairo terdiri dari kesehatan ibu dan anak,
keluarga berencana, pencegahan dan penanganan infeksi menular seksual
termasuk HIV/AIDS, kesehatan reproduksi remaja, pencegahan dan penanganan
komplikasi aborsi, pencegahan dan penanganan infertilitas, kesehatan reproduksi
usia lanjut, deteksi dini kanker saluran reproduksi serta kesehatan reproduksi
lainnya seperti kekerasan seksual, sunat perempuan dan sebagainya.
3
1.3 Tujuan
4
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Dari Program Kerja Keluarga Berencana Di Indonesia
Program keluarga berencana sudah dimulai cukup lama di
Indonesia, yakni sejak masa orde baru yaitu tahun 1967. Berikut ini adalah
beberapa peristiwa sejarah yang menggambarkan perjalanan program KB di
Indonesia:
5
ke depan, bertanggung jawab, harmonis serta bertaqwa kepada Tuhan
YME. Untuk mewujudkan visi tersebut perlu berbagai upaya yang
komprehensif, bukan sekedar pengaturan kelahiran saja.
6
aborsi, diagnosis dan penobatan infeksi saluran reproduksi, pelayanan pengaduan
tentang kesuburan dan Pap-smear untuk konsumen KB.
7
- Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan
bangsa
- Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang
berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian
ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan
reproduksi.
Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:
1. Keluarga dengan anak ideal
2. Keluarga sehat
3. Keluarga berpendidikan
4. Keluarga sejahtera
5. Keluarga berketahanan
6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)
8
Program keluarga berencana dalam pembangunan berkelanjutan yang
berwawasankependudukan dapat memberikan kontribusi dalam empat hal,
yaitu :
a. Mengendalikan jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk juga
dengan peningkatan kualitas penduduk.
b. Peningkatan kualitas penduduk sebagai sumber daya yang handal
dilakukan dengan mengarahkan pembangunan pada penurunan
kematian ibu dan bayi dengan menurunkan kelahiran atau kehamilan
melalui penggunaan kontrasepsi.
c. Berusaha dan menjunjung tinggi perwujudan hak – hak asasi manusia
dalam hal kesehatan reproduksi pasangan usia subur untuk
merencanakan kehidupan berkeluarga.
d. Mendukung upaya pemberdayaan perempuan dengan menyadari
sepenuhnya akan hak dan kewajiban perempuan serta sebagai sumber
daya manusia yang tangguh.
9
Mencegah bayi kekurangan gizi
Tumbuh kembang bayi lebih terjamin
Kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif dapat terpenuhi
Mendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih maksimal
3. Manfaat Untuk Keluarga:
Meningkatkan kesejahteraan keluarga
Harmonisasi keluarga lebih terjaga
Metode kontrasepsi ini adalah salah satu yang paling sering digunakan dan juga
yang paling tua.
10
Dengan mengetahui betul masa subur sang istri, maka pasangan dapat mencegah
terjadinya kehamilan. Umumnya cara ini digunakan agar istri cepat hamil, tetapi
dapat juga digunakan sebaliknya.
Metode kontrasepsi ini menganjurkan agar pasangan tidak bersenggama saat istri
sedang dalam masa subur.
1. Kondom
Kondom adalah sebuah kantung karet tipis tidak berpori dan biasanya berbahan
dasar lateks. Alat kontrasepsi ini digunakan untuk menutupi alat kemaluan pria
sebelum penetrasi dilakukan.
Selain tidak memiliki efek samping, kondom sangat murah dan mudah untuk
didapatkan.
2. Diafragma
Diafragma adalah kap berbahan dasar lateks yang berbentuk bulat cembung.
Sebelum berhubungan seksual, alat kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam vagina
untuk menutupi serviks.
Cara kerja diafragma adalah dengan menahan laju sperma agar tidak dapat
mencapai sel telur.
11
3. Pil Keluarga Berencana (Pil KB)
Pil KB pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960. Pil tersebut adalah obat
keluarga berencana yang dapat mencegah kehamilan jika diminum. Pil KB
dipercaya dapat mencegah kehamilan hingga lebih dari 99%, yang berarti dari
1000 wanita yang mengkonsumsinya, hanya kurang dari 10 orang yang hamil.
Cara kerja pil KB adalah dengan menggunakan hormon estrogen dan progestron
untuk memicu pengentalan lendir serviks dan membuat dinding rongga rahim
tidak siap untuk ovulasi.
Perlu diketahui bahwa pil KB tidak boleh digunakan oleh ibu menyusui.
Penggunaan pil KB harus dihentikan selama kurang lebih 6 bulan sebelum
menyusui bayi.
4. Suntik KB
Selain memiliki tingkat keberhasilan lebih dari 99%, suntik kb juga praktis,
efektif, dan aman untuk dilakukan.
KB implan atau yang biasa disebut alat kontrasepsi bawah kulit adalah metode
kontrasepsi dengan menyusupkan sebuah implan kecil di dalam lengan bagian
atas.
Bentuknya mirip seperti sebuah tabung kecil dan ukurannya kurang lebih mirip
dengan sebatang korek api.
12
Implan tersebut mengandung hormon progestin yang dikeluarkan sedikit demi
sedikit. Setelah dipasang, KB implan dapat mencegah kehamilan selama 3 atau 5
tahun (tergantung jenisnya).
KB implan juga biasa disebut dengan KB susuk karena cara pemasangannya mirip
dengan memasang susuk kecantikan.
Vasektomi adalah operasi kecil pada testis pria yang dilakukan untuk mencegah
transportasi sperma. Vasektomi adalah metode kontrasepsi yang sangat efektif
dalam mencegah kehamilan karena bersifat permanen.
Metode sterilisasi ini akan membuat sperma untuk tidak lagi keluar bersamaan
dengan air mani pada saat pria ejakulasi.
Tubektomi atau ligasi tuba adalah operasi yang memotong dan menutup tuba
falopi sehingga menghalangi sperma masuk ke tuba falopi dan membuat sel telur
tidak dapat masuk ke dalam rahim.
Metode kontrasepsi ini bersifat permanen dan dapat dilakukan kapan saja setelah
persalinan normal ataupun sesar.
8. Spermisida
13
AKDR atau yang biasa disebut IUD (Intra Uterine Device) adalah salah satu alat
kotrasepsi wanita yang terbaik. AKDR adalah sebuah alat yang terbuat dari plastik
atau logam dan dimasukkan ke dalam uterus melalui kanalis servikalis.
AKDR sangat efektif untuk digunakan dan tidak memberikan efek samping
hormonal seperti pil KB atau suntik KB. Ibu menyusui juga dapat menggunakan
AKDR karena tidak ada efek samping terhadap kelancaran ataupun kadar asi (air
susu ibu).
14
2.5 Permasalahan Kesehatan Remaja saat ini
Berikut ini adalah beberapa masalah yang dialami rema masa kini ;
a. Hamil yang Tidak Dikehendaki
Kehamilan yang tidak dikehendaki (Unwanted pregnancy)
merupakan salah satu akibat dari kurangnya pengetahuan remajamengenai
perilaku seksual remaja. Faktor lain penyebab semakin banyaknya terjadi
kasus kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy) yaitu
anggapan-anggapan remaja yang keliru seperti kehamilan tidak akan
terjadi apabila melakukan hubungan seks baru pertama kali, atau pada
hubungan seks yang jarang dilakukan, atau hubungan seks dilakukan oleh
perempuan masih muda usianya, atau bila hubungan seks dilakukan
sebelum atau sesudah menstruasi, atau hubungan seks dilakukan dengan
menggunakan teknik coitus interuptus (senggama terputus)
15
b. Aborsi
16
Sifilis, Gonore, Herpes, Klamidia. Cara melakukan hubungan kelamin
pada remaja tidak hanya sebatas pada genital-genital saja bisa juga
orogenital menyebabkan penyakit kelamin tidak saja terbatas pada daerah
genital, tetapi juga pada daerah-daerah ekstra genital (Notoatmodjo, 2007).
17
2.6 Cara Penanganan yang Dilakukan Untuk Mencegah Masalah Kesehatan
Reproduksi Remaja
Penanganan yang dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan
reproduksi remaja adalah melalui empat pendekatan yaitu institusi
keluarga, kelompok sebaya (peer group), institusi sekolah dan tempat
kerja. Institusi keluarga disini diharapkan orang tua harus mampu
menyampaikan informasi tentang kesehatan reproduksi dan sekaligus
memberikan bimbingan sikap dan prilaku kepada remaja.
18
BAB III
kesimpulan
19
DAFTAR PUSTAKA
Yyskucala. 2011. Keluarga berencana, dan kesehatan reproduksi. Di unduh dari :
https://yyskucala.wordpress.com/2011/02/23/keluarga-berencana-dan-
kesehatan-reproduksi/ ( Di akses tanggal 23 Februari 2011)
http://zahraran.blogspot.co.id/2014/06/makalah-program-keluarga-
berencana-kb.html ( Di akses tanggal 10, Juni 2014)
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/1002 (Di
akses tanggal 28, April 2018)
http://www.depkes.go.id/article/view/15090200001/situasi-kesehatan-
reproduksi-remaja.html ( Di akses tanggal 29, Juni 2015 )
http://www.platofoundation.com/detailacticle-38-masalah-kesehatan-
reproduksi-remaja.html ( Di akses tanggal 29, Juni 2016)
https://yyskucala.wordpress.com/2011/02/23/keluarga-berencana-dan-
kesehatan-reproduksi/ ( Di akses tanggal 23 Februari 2011)
http://zahraran.blogspot.co.id/2014/06/makalah-program-keluarga-
berencana-kb.html ( Di akses tanggal 10, Juni 2014)
20
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/1002 (Di
akses tanggal 28, April 2018)
http://www.depkes.go.id/article/view/15090200001/situasi-kesehatan-
reproduksi-remaja.html ( Di akses tanggal 29, Juni 2015 )
http://www.platofoundation.com/detailacticle-38-masalah-kesehatan-
reproduksi-remaja.html ( Di akses tanggal 29, Juni 2016)
21