Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang


dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk.
Program keluarga berencana olehpemerintah adalah agar keluarga sebagai unit
terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia
dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi padapertumbuhan yang seimbang.
Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah berumur sangat lama yaitu
pada tahun 70-an dan masyarakat dunia menganggap berhasil menurunkan angka
kelahiran yang bermakna.

Program Keluarga Berencana adalah perawatan kesehatan utama yang


sesuai untuk kaum ibu dalam masa subur. Pelayanan keluarga berencana meliputi
pemilihan alat Kontrasepsi, pelayanan aborsi yang aman (bila diperlukan untuk
kesehatan ibu) dan kesehatan ibu. Pelayanan tambahan meliputi pencegahan
penyakit kelamin termasuk AIDS, KB untuk ibu menyusui, perawatan setelah
aborsi, diagnosis dan penobatan infeksi saluran reproduksi, pelayanan pengaduan
tentang kesuburan dan Pap-smear untuk konsumen KB. Program KB juga dapat
meningkatkan keinginan, kebutuhan dan melindungi kesehatan konsumen KB,
serta mengurangi peserta putus KB dengan menanggulangi efek samping. Petugas
KB harus tahu cara kerjanya mengapa terjadi efek samping.

Pelayanan pengaduan konsumen adalah elemen penting untuk melengkapi


pelayanan KB berkualitas baik dan dapat menolong menyesuaikan kehendak
konsumen dengan tujuan program KB. Program Keluarga Berencana telah
diterima oleh masyarakat secara luas di Indonesia. Semula program keluarga
berencana adalah program pengaturan kelahiran. Dalam perkembangannya
ditujukan untuk melembagakan norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera
(NKKBS). Dalam paradigma baru Program KB, visi pelembagaan NKKBS
disempurnakan menjadi visi melembagakan keluarga berkualitas dengan ciri
sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak ideal, berwawasan ke depan,

1
bertanggung jawab, harmonis serta bertaqwa kepada Tuhan YME. Untuk
mewujudkan visi tersebut perlu berbagai upaya yang komprehensif, bukan
sekedar pengaturan kelahiran saja.

Pada awalnya program KB dan kependudukan lebih menitik beratkan


tujuan penurunan kelahiran, sehingga kegiatan KB melalui pelayanan kontrasepsi
sering memberikan dampak negatif. Atas dasar hal tersebut maka pada konferensi
kependudukan di Kairo tahun 1994 menyepakati bahwa pelayanan kontrasepsi
adalah dalam kerangka pencapaian tujuan kesehatan reproduksi serta pemenuhan
hak reproduksi. Yang dimaksudkan dengan kesehatan reproduksi adalah
kesehatan secara fisik, mental dan kesejahteraan sosial pada semua hal yang
berhubungan dengan sistem dan fungsi reproduksi dan bukan hanya terbebas dari
penyakit dan kecacatan. Sedangkan yang dimaksud dengan hak reproduksi adalah
hak setiap individu dan pasangan untuk menentukan kapan akan melahirkan,
berapa jumlah anak yang dimiliki serta upaya untuk mewujudkan hak tersebut
melalui pemakaian kontrasepsi atau cara lain. Hak pria dan wanita untuk
mendapatkan informasi dan pelayanan lontrasepsi keluarga berencana yang aman,
efektif dan terjangkau serta cara lain yang menjadi pilihan amereka yang tidak
bertentangan dengan undang-undang dan agama. Hak untuk mendapatkan derajat
kesehatan reproduksi dan seksual. Demikian pula hak untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan sehingga para wanita dapat hamil dan melahirkan dengan
selamat.

Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan kesehatan yang sempurna


baik secara fisik, mental, dan sosial dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit
atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi,
fungsi serta prosesnya. Sedangkan Kesehatan Reproduksi (menurut WHO), adalah
suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit
atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi,
fungsi serta prosesnya.

Kesehatan Reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental, dan


sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang
berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. Ruang lingkup pelayanan

2
kesehatan repoduksi menurut International Conference Population and
Development (ICPD) tahun 1994 di Kairo terdiri dari kesehatan ibu dan anak,
keluarga berencana, pencegahan dan penanganan infeksi menular seksual
termasuk HIV/AIDS, kesehatan reproduksi remaja, pencegahan dan penanganan
komplikasi aborsi, pencegahan dan penanganan infertilitas, kesehatan reproduksi
usia lanjut, deteksi dini kanker saluran reproduksi serta kesehatan reproduksi
lainnya seperti kekerasan seksual, sunat perempuan dan sebagainya.

Kesehatan Reproduksi menurut hasil (CPD, 1994) di Kairo adalah


keadaan sempurna fisik, mental dan kesejahteraan sosial dan tidak semata- mata
ketiadaan penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berkaitan dengan
sistem reproduksi dan fungsi dan proses. Kesehatan reproduksi ini mencangkup
tentang hal-hal sebagai berikut : 1) Hak seseorang untuk dapat memperoleh
kehidupan seksual yang aman dan memuaskan serta mempunyai kapasitas untuk
bereproduksi, 2) Kebebasan untuk memutuskan bilamana atau seberapa banyak
melakukanya, 3) Hak dari laki-laki dan perempuan untuk memperoleh informasi
serta memperoleh aksebilitas yang aman, efektif, terjangkau baik secara ekonomi
maupun kultural, 4) Hak untuk mendapatkan tingkat pelayanan kesehatan yang
memadai sehingga perempuan mempunyai kesempatan untuk menjalani proses
kehamilan secara aman.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sejarah dari Program Keluarga Berencana di Indonesia?

2. Apakah yang dimaksud dengan Program Keluarga Berencana ?

3. Apakah Fungsi, Manfaat dan Jenis dari Program Keluarga Berencana ?

4. Apa yang dimaksud dengan Kesehatan Reproduksi ?

5. Apa saja Permasalah Kesehatan Remaja Saat ini ?

6. Bagaimana Cara Penanganan yang Dilakukan Untuk Mencegah


Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja ?

3
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Sejarah dari Program Keluarga Berencana di


Indonesia.

2. Untuk mengetahui Program Keluarga Berencana.

3. Untuk mengetahui Fungsi, Manfaat dan Jenis dari Program Keluarga


Berencana.

4. Untuk mengetahui Kesehatan Reproduksi.

5. Untuk mengetahui Permasalah Kesehatan Remaja Saat ini.

7. Untuk mengetahui Cara Penanganan yang Dilakukan Untuk Mencegah


Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja.

4
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Dari Program Kerja Keluarga Berencana Di Indonesia
Program keluarga berencana sudah dimulai cukup lama di
Indonesia, yakni sejak masa orde baru yaitu tahun 1967. Berikut ini adalah
beberapa peristiwa sejarah yang menggambarkan perjalanan program KB di
Indonesia:

1. Di bulan Januari tahun 1967 pemerintah mengadakan simposium


kontrasepsi di kota Bandung yang diikuti oleh banyak masyarakat
melalui media massa.
2. Di bulan Februari 1967, kongres PKBI diadakan untuk pertama kali dan
hasil dari kongres ini adalah harapan agar program keluarga berencana
segera digalakkan.
3. Di bulan April 1967, Gubernur DKI Jakarta yang berkuasa saat itu, Ali
Sadikin, menyelenggarakan program KB untuk pertama kali di Jakarta.
4. Di tanggal 16 Agustus 1967 untuk pertama kalinya pidato mengenai
program keluarga berencana dilakukan di depan umum. Selama masa
orde lama program keluarga berencana dilarang pemerintah dan
dilakukan secara diam-diam. Saat orde baru, KB baru bisa mendapatkan
tempat sebagai program resmi yang didukung pemerintah.
5. Bulan Oktober 1968 Lembaga Keluarga Berencana Nasional didirikan
sebagai realisasi dari kesungguhan pemerintah untuk menekan laju
pertumbuhan penduduk yang mulai tidak terkontrol.

Program Keluarga Berencana telah diterima oleh masyarakat secara


luas di Indonesia. Semula program keluarga berencana adalah program
pengaturan kelahiran. Dalam perkembangannya ditujukan untuk
melembagakan norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera
(NKKBS). Dalam paradigma baru Program KB, visi pelembagaan
NKKBS disempurnakan menjadi visi melembagakan keluarga berkualitas
dengan ciri sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak ideal, berwawasan

5
ke depan, bertanggung jawab, harmonis serta bertaqwa kepada Tuhan
YME. Untuk mewujudkan visi tersebut perlu berbagai upaya yang
komprehensif, bukan sekedar pengaturan kelahiran saja.

Pada awalnya program KB dan kependudukan lebih menitik


beratkan tujuan penurunan kelahiran, sehingga kegiatan KB melalui
pelayanan kontrasepsi sering memberikan dampak negatif. Atas dasar hal
tersebut maka pada konferensi kependudukan di Kairo tahun 1994
menyepakati bahwa pelayanan kontrasepsi adalah dalam kerangka
pencapaian tujuan kesehatan reproduksi serta pemenuhan hak reproduksi.
Yang dimaksudkan dengan kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara
fisik, mental dan kesejahteraan sosial pada semua hal yang berhubungan
dengan sistem dan fungsi reproduksi dan bukan hanya terbebas dari
penyakit dan kecacatan. Sedangkan yang dimaksud dengan hak reproduksi
adalah hak setiap individu dan pasangan untuk menentukan kapan akan
melahirkan, berapa jumlah anak yang dimiliki serta upaya untuk
mewujudkan hak tersebut melalui pemakaian kontrasepsi atau cara lain.
Hak pria dan wanita untuk mendapatkan informasi dan pelayanan
lontrasepsi keluarga berencana yang aman, efektif dan terjangkau serta
cara lain yang menjadi pilihan amereka yang tidak bertentangan dengan
undang-undang dan agama.

Hak untuk mendapatkan derajat kesehatan reproduksi dan seksual.


Demikian pula hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sehingga para
wanita dapat hamil dan melahirkan dengan selamat.

2.2 Program Keluarga Berencana

Program Keluarga Berencana adalah perawatan kesehatan utama yang


sesuai untuk kaum ibu dalam masa subur. Pelayanan keluarga berencana meliputi
pemilihan alat Kontrasepsi, pelayanan aborsi yang aman (bila diperlukan untuk
kesehatan ibu) dan kesehatan ibu. Pelayanan tambahan meliputi pencegahan
penyakit kelamin termasuk AIDS, KB untuk ibu menyusui, perawatan setelah

6
aborsi, diagnosis dan penobatan infeksi saluran reproduksi, pelayanan pengaduan
tentang kesuburan dan Pap-smear untuk konsumen KB.

Program KB juga dapat meningkatkan keinginan, kebutuhan dan


melindungi kesehatan konsumen KB, serta mengurangi peserta putus KB dengan
menanggulangi efek samping. Petugas KB harus tahu cara kerjanya mengapa
terjadi efek samping. Pelayanan pengaduan konsumen adalah elemen penting
untuk melengkapi pelayanan KB berkualitas baik dan dapat menolong
menyesuaikan kehendak konsumen dengan tujuan program KB.

Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang


dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk.
Program keluarga berencana olehpemerintah adalah agar keluarga sebagai unit
terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia
dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi padapertumbuhan yang seimbang.
Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah berumur sangat lama yaitu
pada tahun 70-an dan masyarakat dunia menganggap berhasil menurunkan angka
kelahiran yang bermakna.  Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang
bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan
kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.

2.3 Fungsi, Manfaat dan Jenis dari Program Keluarga Berencana


2.3.1.1 Tujuan Program Keluarga Berencana (KB)

Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan


kekutan sosial ekonomi suatu keluarga  dengan cara
pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan
sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan lain meliputi
pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
Kesimpulan dari tujuan program KB adalah:
- Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu,anak, keluarga dan
bangsa

7
- Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan
bangsa
- Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang
berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian
ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan
reproduksi.
Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:
1.    Keluarga dengan anak ideal
2.    Keluarga sehat
3.    Keluarga berpendidikan
4.    Keluarga sejahtera
5.    Keluarga berketahanan
6.    Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7.    Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

2.3.2 Manfaat Program Keluarga Berencana (KB).

Berikut ini merupakan manfaat dari adanya program Keluarga Berencana


(KB), yaitu:
1. Menurunkan angka kematian maternal dengan adanya perencanaan
kehamilan yang aman,sehat dan diinginkan.
2. Mencegah terjadinya kanker uterus dan ovarium dengan
mengkonsumsi pil kontrasepsi.
3. Memberikan kontribusi bagi pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan kependudukan.Proggram keluarga berencana nasional
adalah program untuk membantu keluarga termasuk individu anggota
keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik
sehingga dapat mencapai keluarga berkualitas. Dengan terbentuk
keluarga berkualitas maka generasi mendatang sebagai sumber daya
manusia yang berkualitas akan dapat melanjutkan pembangunan.

8
Program keluarga berencana dalam pembangunan berkelanjutan yang
berwawasankependudukan dapat memberikan kontribusi dalam empat hal,
yaitu :
a. Mengendalikan jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk juga
dengan peningkatan kualitas penduduk.
b. Peningkatan kualitas penduduk sebagai sumber daya yang handal
dilakukan dengan mengarahkan pembangunan pada penurunan
kematian ibu dan bayi dengan menurunkan kelahiran atau kehamilan
melalui penggunaan kontrasepsi.
c. Berusaha dan menjunjung tinggi perwujudan hak – hak asasi manusia
dalam hal kesehatan reproduksi pasangan usia subur untuk
merencanakan kehidupan berkeluarga.
d. Mendukung upaya pemberdayaan perempuan dengan menyadari
sepenuhnya akan hak dan kewajiban perempuan serta sebagai sumber
daya manusia yang tangguh.

Dengan mengikuti program KB sesuai anjuran pemerintah, para


akseptor akan mendapatkan tiga manfaat utama optimal baik untuk ibu,
anak dan keluarga, antara lain:
1. Manfaat Untuk Ibu:
- Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
 Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu
 Menjaga kesehatan ibu
 Merencanakan kehamilan lebih terprogram
 Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang
berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek.
 Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh
adanya waktu yang  cukup untuk mengasuh anak, beristirahat dan
menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan lainnya.
2. Manfaat Untuk Anak:
 Mengurangi risiko kematian bayi
 Meningkatkan kesehatan bayi

9
 Mencegah bayi kekurangan gizi
 Tumbuh kembang bayi lebih terjamin
 Kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif dapat terpenuhi
 Mendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih maksimal
3. Manfaat Untuk Keluarga:
 Meningkatkan kesejahteraan keluarga
 Harmonisasi keluarga lebih terjaga

2.2.3 Jenis Program Keluarga Berencana (KB).

Keluarga berencana terbagi menjadi 2 jenis yaitu kontrasepsi sederhana


tanpa alat, dan kontrasepsi sederhana dengan alat. Memang betul, terdapat
bermacam-macam jenis kontrasepsi yang dianjurkan oleh program KB… namun,
setiap metode mencegah kehamilan yang ada pasti jatuh ke dalam 2 jenis tersebut.

Berikut adalah perinciannya:

Keluarga Berencana Alami (Tanpa Alat)

1. Senggama Terputus (Pull Out Method)

Metode kontrasepsi ini adalah salah satu yang paling sering digunakan dan juga
yang paling tua.

Senggama terputus mewajibkan pria untuk mengetahui betul kapan spermanya


akan keluar. Cara ini tidak dianjurkan oleh dokter karena sang pria sering kali
tidak mampu mengontrol diri dan gagal mengeluarkan spermanya di luar.

Metode ini dilakukan sama seperti bersenggama biasa, tetapi pada puncak


senggama, penis dikeluarkan dari vagina dan sperma dikeluarkan di luar.

2. Sistem Kalender (Pantang Berkala)

10
Dengan mengetahui betul masa subur sang istri, maka pasangan dapat mencegah
terjadinya kehamilan. Umumnya cara ini digunakan agar istri cepat hamil, tetapi
dapat juga digunakan sebaliknya.

Metode kontrasepsi ini menganjurkan agar pasangan tidak bersenggama saat istri
sedang dalam masa subur.

Kontrasepsi Sederhana Dengan Alat

1. Kondom

Kondom adalah alat kontrasepsi yang sangat popular di kalangan masyarakat.


Popularitas kondom terus meningkat karena dalam sebuah penelitian di
laboratorium membuktikan bahwa kondom sangat efektif dan aman untuk
digunakan. Selain itu, kondom juga dapat mencegah berbagai macam penyakit
menular seksual seperti HIV/AIDS.

Kondom adalah sebuah kantung karet tipis tidak berpori dan biasanya berbahan
dasar lateks. Alat kontrasepsi ini digunakan untuk menutupi alat kemaluan pria
sebelum penetrasi dilakukan.

Selain tidak memiliki efek samping, kondom sangat murah dan mudah untuk
didapatkan.

2. Diafragma

Diafragma adalah kap berbahan dasar lateks yang berbentuk bulat cembung.
Sebelum berhubungan seksual, alat kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam vagina
untuk menutupi serviks.

Cara kerja diafragma adalah dengan menahan laju sperma agar tidak dapat
mencapai sel telur.

Beberapa jenis kontrasepsi diafragma adalah: coiled wire (coil spring), flat metal


band (flat spring), dan arching spring.

11
3. Pil Keluarga Berencana (Pil KB)

Pil KB pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960. Pil tersebut adalah obat
keluarga berencana yang dapat mencegah kehamilan jika diminum. Pil KB
dipercaya dapat mencegah kehamilan hingga lebih dari 99%, yang berarti dari
1000 wanita yang mengkonsumsinya, hanya kurang dari 10 orang yang hamil.

Pil KB adalah solusi metode kontrasepsi efektif yang bersifat sementara.

Cara kerja pil KB adalah dengan menggunakan hormon estrogen dan progestron
untuk memicu pengentalan lendir serviks dan membuat dinding rongga rahim
tidak siap untuk ovulasi.

Perlu diketahui bahwa pil KB tidak boleh digunakan oleh ibu menyusui.
Penggunaan pil KB harus dihentikan selama kurang lebih 6 bulan sebelum
menyusui bayi.

4. Suntik KB

Suntik KB adalah metode kontrasepsi yang mencegah kehamilan dengan suntikan


hormon yang umumnya dilakukan sebulan atau 3 bulan sekali.

Selain memiliki tingkat keberhasilan lebih dari 99%, suntik kb juga praktis,
efektif, dan aman untuk dilakukan.

5. KB Implan (KB Susuk)

KB implan atau yang biasa disebut alat kontrasepsi bawah kulit adalah metode
kontrasepsi dengan menyusupkan sebuah implan kecil di dalam lengan bagian
atas.

Bentuknya mirip seperti sebuah tabung kecil dan ukurannya kurang lebih mirip
dengan sebatang korek api.

12
Implan tersebut mengandung hormon progestin yang dikeluarkan sedikit demi
sedikit. Setelah dipasang, KB implan dapat mencegah kehamilan selama 3 atau 5
tahun (tergantung jenisnya).

KB implan juga biasa disebut dengan KB susuk karena cara pemasangannya mirip
dengan memasang susuk kecantikan.

6. Vasektomi (Sterilisasi Pria)

Vasektomi adalah operasi kecil pada testis pria yang dilakukan untuk mencegah
transportasi sperma. Vasektomi adalah metode kontrasepsi yang sangat efektif
dalam mencegah kehamilan karena bersifat permanen.

Metode sterilisasi ini akan membuat sperma untuk tidak lagi keluar bersamaan
dengan air mani pada saat pria ejakulasi.

7. Tubektomi (Sterilisasi Wanita)

Tubektomi atau ligasi tuba adalah operasi yang memotong dan menutup tuba
falopi sehingga menghalangi sperma masuk ke tuba falopi dan membuat sel telur
tidak dapat masuk ke dalam rahim.

Metode kontrasepsi ini bersifat permanen dan dapat dilakukan kapan saja setelah
persalinan normal ataupun sesar.

8. Spermisida

Spermisida adalah kontrasepsi yang berguna untuk membunuh sperma sebelum


sampai ke uterus (rahim). Spermisida biasanya berbentuk gel, krim, atau tisu dan
mudah untuk ditemui di apotek.

Cara menggunakan spermisida adalah dengan memasukkan benda tersebut ke


dalam vagina atau mengoleskannya pada bagian atas penis. Spermisida digunakan
kurang lebih 10 – 15 menit sebelum melakukan hubungan seksual.

9. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

13
AKDR atau yang biasa disebut IUD (Intra Uterine Device) adalah salah satu alat
kotrasepsi wanita yang terbaik. AKDR adalah sebuah alat yang terbuat dari plastik
atau logam dan dimasukkan ke dalam uterus melalui kanalis servikalis.

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim mencegah pembuahan terjadi dengan mengubah


transportasi tuba dalam rahim yang mempengaruhi sperma dan sel telur.

AKDR sangat efektif untuk digunakan dan tidak memberikan efek samping
hormonal seperti pil KB atau suntik KB. Ibu menyusui juga dapat menggunakan
AKDR karena tidak ada efek samping terhadap kelancaran ataupun kadar asi (air
susu ibu).

Penggunaan kontrasepsi ini wajib dilakukan melalui pemeriksaan dokter untuk


mengetahui jenis AKDR yang cocok untuk sang wanita.

2.4 Kesehatan Reproduksi

Kesehatan Reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental, dan


sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang
berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. Ruang lingkup pelayanan
kesehatan repoduksi menurut International Conference Population and
Development (ICPD) tahun 1994 di Kairo terdiri dari kesehatan ibu dan anak,
keluarga berencana, pencegahan dan penanganan infeksi menular seksual
termasuk HIV/AIDS, kesehatan reproduksi remaja, pencegahan dan penanganan
komplikasi aborsi, pencegahan dan penanganan infertilitas, kesehatan reproduksi
usia lanjut, deteksi dini kanker saluran reproduksi serta kesehatan reproduksi
lainnya seperti kekerasan seksual, sunat perempuan dan sebagainya. Akhir-akhir
ini istilah keluarga berencana makin sering terdengar. Mungkin banyak di antara
kalian yang bertanya, “Apa itu program keluarga berencana?”

Keluarga berencana adalah sebuah program pemerintah yang dicanangkan


oleh pemerintah Indonesia guna menekan angka kelahiran yang semakin hari
semakin tinggi. Program ini dirancang untuk menyeimbangkan jumlah kebutuhan
dengan jumlah penduduk di Indonesia.

14
2.5 Permasalahan Kesehatan Remaja saat ini
Berikut ini adalah beberapa masalah yang dialami rema masa kini ;
a. Hamil yang Tidak Dikehendaki
Kehamilan yang tidak dikehendaki (Unwanted pregnancy)
merupakan salah satu akibat dari kurangnya pengetahuan remajamengenai
perilaku seksual remaja. Faktor lain penyebab semakin banyaknya terjadi
kasus kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy) yaitu
anggapan-anggapan remaja yang keliru seperti kehamilan tidak akan
terjadi apabila melakukan hubungan seks baru pertama kali, atau pada
hubungan seks yang jarang dilakukan, atau hubungan seks dilakukan oleh
perempuan masih muda usianya, atau bila hubungan seks dilakukan
sebelum atau sesudah menstruasi, atau hubungan seks dilakukan dengan
menggunakan teknik coitus interuptus (senggama terputus)

Kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy)


membawa remaja pada dua pilihan yaitu melanjutkan kehamilan kemudian
melahirkan dalam usia remaja (early childbearing) atau menggugurkan
kandungan merupakan pilihan yang harus remaja itu jalani. Banyak remaja
putri yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted
pregnancy) terus melanjutkan kehamilannya.

Menurut Affandi (1995) cit Notoatmodjo (2007) konsekuensi dari


keputusan untuk melanjutkan kehamilan adalah melahirkan anak yang
dikandungnya dalam usia yang relatif muda. Hamil dan melahirkan dalam
usia remaja merupakan salah satu faktor resiko kehamilan yang tidak
jarang membawa kematian ibu. Kematian ibu yang hamil dan melahirkan
pada usia kurang dari 20 tahun lebih besar 3-4 kali dari kematian ibu yang
hamil dan melahirkan pada usia 20-35 tahun. Dari sudut kesehatan
obstetri, hamil pada usia remaja dapat mengakibatkan resiko komplikasi
pada ibu dan bayi antara lain yaitu terjadi perdarahan pada trimester
pertama dan ketiga, anemia, preeklamsia, eklamsia, abortus, partus
prematurus, kematian perinatal, berat bayi lahir rendah (BBLR) dan
tindakan operatif obstetri (Sugiharta, 2004) cit (Soetjiningsih, 2004).

15
b. Aborsi

Aborsi (pengguguran) berbeda dengan keguguran. Aborsi atau


pengguguran kandungan adalah terminasi (penghentian) kehamilan yang
disengaja (abortus provokatus). Abortus provocatus yaitu kehamilan yang
diprovokasi dengan berbagai macam cara sehingga terjadi pengguguran.
Sedangkan keguguran adalah kehamilan berhenti karena faktor-faktor
alamiah (abortus spontaneus) (Hawari, 2006). Data yang tersedia dari
1.000.000 aborsi sekitar 60,0% dilakukan oleh wanita yang tidak menikah,
termasuk para remaja. Sekitar 70,0- 80,0% merupakan aborsi yang tidak
aman (unsafe abortion). Aborsi tidak aman (unsafe abortion) merupakan
salah satu faktor menyebabkan kematian ibu.

Menurut Hawari (2006), aborsi yang disengaja (abortus provocatus)


ada dua macam yaitu pertama, abortus provocatus medicalis yakni
penghentian kehamilan (terminasi) yang disengaja karena alasan medik.
Praktek ini dapat dipertimbangkan, dapat dipertanggungjawabkan dan
dibenarkan oleh hukum. Kedua, abortus provocatus criminalis, yaitu
penghentian kehamilan (terminasi) atau pengguguran yang melanggar
kode etik kedokteran, melanggar hukum agama, haram menurut syariat
Islam dan melanggar Undang-Undang (kriminal).

c. Penyakit Menular Seksual (PMS)

Penyakit menular seksual merupakan suatu penyakit yang


mengganggu kesehatan reproduksi yang muncul akibat dari prilaku
seksual yang tidak aman. Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan
penyakit anak muda atau remaja, karena remaja atau anak muda adalah
kelompok terbanyak yang menderita penyakit menular seksual (PMS)
dibandingkan kelompok umur yang lain. PMS adalah golongan penyakit
yang terbesar jumlahnya (Duarsa, 2004) cit (Soetjiningsih, 2004) Remaja
sering kali melakukan hubungan seks yang tidak aman, adanya kebiasaan
bergani-ganti pasangan dan melakukan anal seks menyebabkan remaja
semakin rentan untuk tertular Penyakit Menular Seksual (PMS), seperti

16
Sifilis, Gonore, Herpes, Klamidia. Cara melakukan hubungan kelamin
pada remaja tidak hanya sebatas pada genital-genital saja bisa juga
orogenital menyebabkan penyakit kelamin tidak saja terbatas pada daerah
genital, tetapi juga pada daerah-daerah ekstra genital (Notoatmodjo, 2007).

Faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya resiko penularan


penyakit menular seksual (PMS) pada remaja adalah faktor biologi, faktor
psikologis dan perkembangan kognitif, perilaku seksual, faktor legal dan
etika dan pelayanan kesehatan khusus remaja.

d. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus and Acquired


Immunodeficiency Syndrome)

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah suatu sindrom


atau kumpulan gejala penyakit dengan karakteristik defisiensi kekebalan
tubuh yang berat dan merupakan manifestasi stadium akhir infeksi virus
“HIV” (Tuti Parwati, 1996) cit (Notoatmodjo, 2007). HIV (Human
Immunodeficiency Virus) adalah retrovirus RNA tunggal yang
menyebabkan AIDS (Limantara, dkk, 2004) cit (Soetjiningsih, 2004).
Menurut Limantara (2004) cit Soetjiningsih (2004) faktor yang beresiko
menyebabkan HIV pada remaja adalah perubahan fisiologis, aktifitas
sosial, infeksi menular seksual, prilaku penggunaan obat terlarang dan
anak jalanan dan remaja yang lari dari rumah. Perubahan fisiologis yang
dapat menjadi resiko penyebab infeksi dan perjalanan alamiah HIV
meliputi perbedaan perkembangan sistem imun yang berhubungan dengan
jumlah limfosit dan makrofag pada stadium pubertas yang berbeda dan
perubahan pada sistem reproduksi.

Aktifitas seksual tanpa proteksi merupakan resiko perilaku yang


paling banyak pada remaja. Hubungan seksual dengan banyak pasangan
juga meningkatkan resiko kontak dengan virus HIV. Ada tiga tipe
hubungan seksual yang berhubungan dengan transmisi HIV yaitu vaginal,
oral, dan anal.

17
2.6 Cara Penanganan yang Dilakukan Untuk Mencegah Masalah Kesehatan
Reproduksi Remaja
Penanganan yang dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan
reproduksi remaja adalah melalui empat pendekatan yaitu institusi
keluarga, kelompok sebaya (peer group), institusi sekolah dan tempat
kerja. Institusi keluarga disini diharapkan orang tua harus mampu
menyampaikan informasi tentang kesehatan reproduksi dan sekaligus
memberikan bimbingan sikap dan prilaku kepada remaja.

Peer group diharapkan mampu tumbuh menjadi peer educator yang


diharapkan dapat membahas dan menangani permasalahan kesehatan
reproduksi remaja. Institusi sekolah dan tempat kerja merupakan jalur
yang sangat potensial untuk melatih peer group ini, karena institusi
sekolah dan tempat kerja ini sangat mempengaruhi kehidupan dan
pergaulan remaja.

Pendidikan kesehatan reproduksi akan membantu remaja untuk


memiliki informasi yang akurat menyangkut tubuh serta aspek reproduksi
dan seksual secara akurat, memiliki nilai-nilai positif dalam memandang
tubuh serta aspek reproduksi dan seksual dan memiliki ketrampilan untuk
melindungi diri dari resiko-resiko reproduksi dan seksual termasuk
kemampuan memperjuangkan hak-hak remaja untuk sehat.

18
BAB III

kesimpulan

Program keluarga berencana sudah dimulai cukup lama di Indonesia,


yakni sejak masa orde baru yaitu tahun 1967 , Program Keluarga Berencana
adalah perawatan kesehatan utama yang sesuai untuk kaum ibu dalam masa subur,
Tujuan umum dari Keluarga Berencana adalah membentuk keluarga kecil sesuai
dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara mengatur kelahiran
anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya, yang memperhatikan kepentingan manusia dan masyarakat
antara lain orangtua,anak-anak dan masyarakat. Manfaat KB menurunkan angka
kematian, mencegah kanker uterus dan memberikan kontribusi bagi pembangunan
berkelanjutan. Jenis KB kontrasepsi sederhana tanpa alat dan kontrasepsi dengan
alat. Kesehatan Reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial
secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan
dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. Permasalahan kesehatan remaja,
hamil yang tidak dikehendki, aborsi, penyakit menular seksual, HIV/AIDS,
Penanganan yang dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan reproduksi
remaja adalah melalui empat pendekatan yaitu institusi keluarga, kelompok
sebaya (peer group), institusi sekolah dan tempat kerja. Institusi keluarga disini
diharapkan orang tua harus mampu menyampaikan informasi tentang kesehatan
reproduksi dan sekaligus memberikan bimbingan sikap dan prilaku kepada
remaja.

19
DAFTAR PUSTAKA
Yyskucala. 2011. Keluarga berencana, dan kesehatan reproduksi. Di unduh dari :

https://yyskucala.wordpress.com/2011/02/23/keluarga-berencana-dan-
kesehatan-reproduksi/ ( Di akses tanggal 23 Februari 2011)

Zahraran. 2014. Makalah program keluarga berencana. Di unduh dari :

http://zahraran.blogspot.co.id/2014/06/makalah-program-keluarga-
berencana-kb.html ( Di akses tanggal 10, Juni 2014)

S. Azis. 1997. Management program keluarga berencana. Di unduh dari :

http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/1002 (Di
akses tanggal 28, April 2018)

Depkes. Go.id. 2015. Situasi kesehatan reproduksi remaja. Di unduh dari :

http://www.depkes.go.id/article/view/15090200001/situasi-kesehatan-
reproduksi-remaja.html ( Di akses tanggal 29, Juni 2015 )

Platofoundation. Com. 2016. Masalah kesehatan reproduksi remaja. Di unduh


dari :

http://www.platofoundation.com/detailacticle-38-masalah-kesehatan-
reproduksi-remaja.html ( Di akses tanggal 29, Juni 2016)

Yyskucala. 2011. Keluarga berencana, dan kesehatan reproduksi. Di unduh dari :

https://yyskucala.wordpress.com/2011/02/23/keluarga-berencana-dan-
kesehatan-reproduksi/ ( Di akses tanggal 23 Februari 2011)

Zahraran. 2014. Makalah program keluarga berencana. Di unduh dari :

http://zahraran.blogspot.co.id/2014/06/makalah-program-keluarga-
berencana-kb.html ( Di akses tanggal 10, Juni 2014)

S. Azis. 1997. Management program keluarga berencana. Di unduh dari :

20
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/1002 (Di
akses tanggal 28, April 2018)

Depkes. Go.id. 2015. Situasi kesehatan reproduksi remaja. Di unduh dari :

http://www.depkes.go.id/article/view/15090200001/situasi-kesehatan-
reproduksi-remaja.html ( Di akses tanggal 29, Juni 2015 )

Platofoundation. Com. 2016. Masalah kesehatan reproduksi remaja. Di unduh


dari :

http://www.platofoundation.com/detailacticle-38-masalah-kesehatan-
reproduksi-remaja.html ( Di akses tanggal 29, Juni 2016)

21

Anda mungkin juga menyukai