Anda di halaman 1dari 17

Dimensi Sosial, Budaya dan Gender dalam Kesehatan

Dosen Pengajar
Dr. Victor P. K. Lengkong SE, M. Si

Disusun Oleh Kelompok 3:

Ns. Amelia A. A. Rondo 212021110028


Juwitly Yensy Pratasik, SKM 212021110038
dr. Astryd P. C. Sendoh 212021110022
drg. Wandha C. Mandalika212021110084
2

Dimensi Sosial Budaya Dalam Kesehatan

11/16/2021
 Menurut Ackernecht, seorang pakar antropologi Kesehatan dari
3 Amerika Serikat, fakta tentang seseorang menderita sakit, penyakit apa
yang diderita dan pengobatan apa yang diterima, bukan sekedar proses
biologis saja tapi juga bergantung pada faktor sosial dan budaya orang
tersebut termasuk peran gender yang juga ditentukan secara sosial
budaya.
 WHO mendefinisikan bahwa sehat adalah suatu keadaan yang
sempurna secara fisik, mental dan sosial
 Di Indonesia, definisi sehat tercantum dalam UU no. 23 tahun 1992
tentang Kesehatan. Dalam aturan ini dinyatakan bahwa sehat
merupakan kondisi menyeluruh dari fisik dan jiwa maupun sosial yang
sejahtera, sehingga memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomi.

11/16/2021
4  Prilaku Kesehatan umumnya merupakan sebuah respon seseorang
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit, penyakit, makanan,
sistem pelayanan Kesehatan dan lingkungan
 . Prilaku Kesehatan merupakan prilaku yang berupa keputusan atau
tindakan yang diambil oleh individu yang mempengaruhi Kesehatan
atau kematian, yang dipengaruhi konteks sosial budaya dimana
individu itu berada

11/16/2021
5

 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi banyak membawa perubahan terhadap


kehidupan manusia baik dalam hal perubahan pola hidup maupun tatanan sosial termasuk
dalam bidang kesehatan dan tentunya banyak yang tidak luput dari unsur sosial dan
budayanya
 Perkembangan sosial budaya dalam masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat
dalam suatu daerah tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir
 Hubungan antara budaya dan kesehatan sangat erat, sebagai salah satu contoh suatu
masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara pengobatan tertentu sesuai
dengan tradisi mereka

11/16/2021
6  Dimensi Sosial dalam Kesehatan merujuk pada kemampuan untuk
membuat dan menjaga hubungan dengan orang lain, serta berprilaku
sesuai dengan standar sosial.
 Dimensi budaya merujuk pada cara hidup suatu kelompok
masyarakat, prilaku, kepercayaan, pengetahuan, nilai-nilai dan
symbol yang diterima serta dimiliki oleh masyarakat pemangku
budaya tersebut sebagai pedoman untuk berhubungan dengan
anggota masyarakatnya serta untuk memecahkan masalah yang
mereka hadapi.

11/16/2021
7
 Ada beberapa aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan antara lain adalah:

1. Umur

2. Jenis Kelamin
3. Pekerjaan
4. Sosial Ekonomi

 Menurut H.Ray Elling (1970) ada 2 faktor sosial yang berpengaruh pada perilaku
kesehatan:
1. Self-Concept
2. Image Kelompok

11/16/2021
8 Menurut G.M. Foster (1973), aspek budaya dapat mempengaruhi
Kesehatan:
1. Pengaruh Tradisi
2. Sikap Fatalitis
3. Pengaruh Nilai
4. Sikap Ethnosentris
5. Pengaruh Perasaan Bangga Pada Statusnya
6. Pengaruh Normal
7. Pengaruh Konsekuensi Dari Inovasi Terhadap Perilaku Kesehatan

11/16/2021
9  kesehatan adalah hak asasi semua orang tanpa kecuali, dan semua orang harus
mendapatkan keadaan kesehatan yang sempurna secara fisik, mental dan sosial.
 pada kenyataannya keadaan kesehatan individu dan masyarakat tidak selalu
dapat dicapai secara optimal karena keterbatasan aspek-aspek sosial budaya
yang membatasinya.
 Misalnya, karena keadaan sosial ekonomi yang terbatas maka orang tidak dapat
memilih tempat pelayanan kesehatan standar
 Dalam hal kesehatan, dimensi budaya di antaranya dapat berupa kepercayaan
dan pengetahuan tentang sehat sakit dari individu dan kelompok, nilai-nilai dan
perilaku yang dianggap penting, pandangan budaya tentang penyebab penyakit
dan hal-hal yang dapat dilakukan untuk kesembuhan penyakit tersebut, dan lain-
lain.

11/16/2021
10

Prespektif Gender Dalam Kesehatan

11/16/2021
11  Gender adalah konsep kesamaan kondisi laki-laki dan perempuan
dalam memperoleh hak-haknya sebagai manusia sesuai dengan
kondisi sosial dan budaya masyarakat
 Kesetaraan gender adalah wujud kesamaan kondisi laki-laki dan
perempuan dalam memperoleh hak-haknya sebagai manusia agar
mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi,
sosial budaya dan kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan.
 Menurut WHO, masalah ketidakadilan dan ketidaksetaraan gender
dalam sektor kesehatan dapat dijumpai pada banyak kebijakan dan
program pembangunan kesehatan.

11/16/2021
12  Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) sudah menjadi komitmen bangsa-
bangsa di dunia yang dipertegas dalam Deklarasi Global 'Konferensi Perempuan
Sedunia ke-IV ' tahun 1995 di Beijing, dimana salah satu Negara anggotanya
adalah Indonesia.
 Menurut WHO, masalah ketidakadilan dan ketidaksetaraan gender dalam sektor
kesehatan dapat dijumpai pada banyak kebijakan dan program pembangunan
Kesehatan
 Isu kebijakan gender yang berkembang, antara lain; urusan kehamilan dan
kelahiran, sosialisasi pedoman Making Pregnancy Safer (MPS) ditujukan pada
ibu-ibu, Strategi Nasional Peningkatan Pemberian ASI, Safe Motherhood
(keselamatan ibu pasca melahirkan), serta dalam hal reproduksi yang dituntut
penggunaan alat kontrasepsi, jumlah anak dan rujukan pelayanan kesehatan.
Kesemuanya itu dianggap hanya menjadi urusan perempuan saja (laki-laki
tidak).
11/16/2021
13  Pada tahun 2019, The Lancet Global Health menyebutkan sebanyak
200 juta perempuan diseluruh dunia tidak memiliki akses terhadap
kontrasepsi, 30 juta perempuan yang melahirkan tidak mendapat
fasilitas Kesehatan yang layak, 45 juta kurang atau tidak sama sekali
mendapatkan layanan antenatal care (ANC). Setiap tahunnya. Setiap
tahunnya ada 25 juta perempuan mengalami aborsi yang tidak aman.
Satu dari tiga perempuan mengalami kekerasan seksual. Lebih dari 1
juta kematian perempuan akibat kanker payudara, serviks, ovarium
dan uterus.

11/16/2021
14 Ternyata dengan kebijakan dan program yang bersifat "netral gender atau buta
gender" ini,sering dijumpai adanya kesenjangan dalam pelaksanaan serta dampak
yang terjadi pada penduduk laki-laki dan perempuan, sebagai contoh:
Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Selama ini urusan kehamilan dan melahirkan dianggap hanya urusan perempuan,sementara kedudukan
perempuan pada umumnya masih rendah dibandingkan lakilaki, sehingga perempuan sulit memutuskan apa yang
menjadi kebutuhan dan haknya.
Program Lingkungan Sehat, Penyehatan Air dan Sanitasi

Perempuan lebih banyak menerima beban kerja untuk kesehatan lingkungan dan sanitasi di rumah tangga,
sementara sosialisasi program lingkungan sehat, penyehatan air dan sanitasi lebih banyak ditujukan pada laki-
laki.

11/16/2021
15
 Kementerian Kesehatan telah menerapkan Pengarusutamaan Gender sejak tahun
2004, sejalan dengan terbentuknya Tim Pengarusutamaan Gender Bidang
Kesehatan.Tim bertanggungjawab mengembangkan program dan perencanaan
yang responsif gender
 Pemahaman mengenai sosial, budaya, dan gender sangat penting untuk menjadi
dasar dalam melakukan intervensi dan mengembangkan kebijakan kesehatan.
Suatu intervensi atau kebijakan kesehatan harus dapat diterima secara sosial dan
budaya (termasuk gender) untuk dapat diterapkan di masyarakat (Hahn dan
Inhorn, 2009)
 Aspek sosial, budaya, gender dan kondisi ekonomi, sangat memengaruhi
kesehatan, penyakit, dan pengambilan keputusan untuk pencarian pelayanan
kesehatan. Kesehatan penduduk dapat dikatakan sebagai permasalahan sosial;
sehingga promosi untuk kesehatan masyarakat harus mengikutsertakan tidak
hanya individu-individu, tatapi juga cara-cara yang dapat diterima secara sosial
budaya 11/16/2021
16  Budaya kehidupan masyarakat mewariskan pemahaman tentang tata
cara mereka melanjutkan kehidupan dari suatu generasi kegenarasi
selanjutnya dengan pemahaman akan peran laki-laki dan perempuan.
 Secara anatomi antara laki-laki dan perempuan berbeda, namun
mereka terlahir dengan peran dantanggungjawab yang sama, akan
tetapi dalam perkebangannya dalam budaya masyarakat memiliki
perbedaan diantara keduanya
 Gender adalah konsep kesamaan kondisi laki-laki dan perempuan
dalam memperoleh hak-haknya sebagai manusia sesuai dengan
kondisi sosial dan budaya masyarakat.

11/16/2021
17

Terima kasih

11/16/2021

Anda mungkin juga menyukai