Anda di halaman 1dari 8

PAPER

Faktor Sosial Budaya Yang Mempengaruhi Gizi di Dalam Masyarakat

DisusunOleh :

Nama : dr.Muhammad Yusuf


NIM : 207027008

PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN TROPIS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
DAFTAR ISI

Halaman

1.Pembahasan........................................................................................................ 1
1.1Definisi gizi dan definisi social budaya.................................................... 1
1.2Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi........................................... 2
1.3Dampak dari ketidak seimbangan gizi...................................................... 3
2.Penutup………………………………………………………………………… 5
2.1 Kesimpulan……………………………………………………………… 5
3.DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 7
ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG MEMPENGARUHI
STATUS GIZI
PEMBAHASAN

Pengertian Gizi Menurut WHO:


WHO mengartikan ilmu gizi adalah sebagai ilmu yang mempelajari proses-proses
yang terjadi pada hidup organisme hidup. Proses tersebut dapat mencakup
pengambilan dan pengolahan antara zat padat dan cair yang berasal dari makanan
yang diperlukan untuk memelihara kehidupan, pertumbuhan, serta berfungsinya
organ-organ tubuh dan menghasilkan energi.

SOSIAL BUDAYA
adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan yang meliputi sistem
ide atau gagasan yang ada dalam pikiran manusia serta kehidupan sehari-hari
sehingga sifatnya adalah abstrak.
(jurnal Pendidikan Ilmu Sosial Perspektif Agama dan Kebudayaan Dalam
Kehidupan Masyarakat Indonesia (Suatu Tinjauan Sosiologi Agama) oleh Laode
Monto Bauto)

A. Faktor yang Mempengaruhi Gizi

1. Konsumsi makanan
Pengukuran konsumsi makanan sangat penting untuk mengetahui kenyataan apa yang
di makan oleh masyarakat dan hal ini dapat berguna untuk mengukur status gizi dan
ditemukan factor diet yang dapat menyebabkan malnutrisi.

2. Pengaruh budaya
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengaruh budaya antara lain sikap terhadap
makanan, penyebab penyakit, kelahiran anak dan produksi pangan.

3. Sikap terhadap makanan


Dalam hal sikap terhadap makanan, masih banyak terdapat pantangan, tahayul, tabu
dalam masyarakat yang menyebabkan konsumsi makananan menjadi rendah.

4. Penyakit
Konsumsi makanan yang rendah juga bias disebabkan oleh penyakit, terutama
penyakit infeksi pada saluran pencernaan. Namun tidak hanya infeksi pada saluran
pencernaan saja. Biasanya kondisi sakit juga mempengaruhi nafsu makan. Dalam
kondisi sakit seseorang cenderung merasa lemas dan nafsu makannya berkurang.
5. Jarak kelahiran anak
Jarak kelahiran anak yang terlalu dekat dan jumlah anak yang terlalu banyak akan
mempengaruhi asupan zat gizi anak dalam keluarga.

6. Produksi pangan
Konsumsi zat gizi yang rendah dalam keluarga juga dipengaruhi oleh produksi
pangan. Rendahnya produksi pangan disebabkan karena para petani masih
menggunakan teknologi yang bersifat tradisional.

 Data yang relevan untuk produksi pangan :


 Penyediaan makanan keluarga (produksi sendiri, membeli atau barter)
 Sistem pertanian (alat pertanian, irigasi, pembuangan air, pupuk, pengontrolan
serangga, penyuluhan pertanian)
 Tanah (kepemilikan tanah, luas per keluarga kecocokan tanah, tanah yang
digunakan, jumlah tenaga kerja)
 Peternakan dan perikanan (jumlah ternak seperti, kambing, bebek) dan alat
penangakap ikan
 Keuangan (keuangan yang tersedia, fasilitas untuk kredit)

7. Faktor sosial Ekonomi

 Data Sosial
1. Data sosial yang perlu dipertimbangkan adalah :
 Keadaan penduduk di masyarakat ( jumlah, umur, distribusi gender dan
geografis )
 Keadaan keluarga ( besarnya, hubungan dan jarak kelahiran )
 Pendidikan
 Tingkat pendidikan ibu bapak
 Keberadaan buku-buku
 Usia anak sekolah
 Perumahan (tipe, lantai, atap, dinding, listrik, ventilasi, perabotan, jumlah
kamar, pemilika dan lain-lain )
 Dapur (bangunan, lokasi, kompor, bahan baker, alat masak, pembuangan
sampah )
 Penyimpanan makanan ( ukuran, isi, penutup serangga )
 Air ( sumber, jarak dari rumah )
 Kakus ( tipe yang ada, keberadaannya )
2. Data ekonomi meliputi :
 Pekerjaan ( pekerjaan utama misalnya pertanian dan pekerjaan tambahan
misalnya pekerjaan musiman )
 Pendapatan keluarga ( gaji, industri rumah tangga, pertanian pangan / non
pangan, utang )
 Kekayaan yang terlihat seperti tanah, ternak, perahu, mesin jahit, kendaraan,
radio, TV
 Pengeluaran /anggaran ( Pengeluaran untuk makan, menyewa, pakaian, bahan
bakar, listrik, pendidikan, transportasi, rekreasi, hadiah/persembahan )
 Harga pangan bergantung pada pasar dan variasi musim

3. Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan


Infornasi kesehatan dan pendididkan penting untuk meningkatkan pelayanan.
Beberapa data tentang pelayanan kesehatan dan pendidikan antara lain :
Rumah sakit dan pusat-pusat kesehatan (Puskesmas), jumlah rumah sakit, tempat
tidur, staf. Fasilitas dan pendidikan yang meliputi anak sekolah (jumlah, pendidikan
gizi/kurikulum). Remaja meliputi organisasi yang ada di lingkungannya. Orang
dewasa meliputi jumlah warga yang buta huruf. Media masa seperti radio, televisi,
dll.

B. Dampak dari Ketidakseimbangan Status Gizi


Kira-kira dampak apa yang akan terjadi apabila jumlah konsumsi makanan yang
kurang dan asupan zat gizi yang tidak seimbang terus terjadi seperti pada temuan di
atas? Berikut ini beberapa analisa risiko yang bisa terjadi:

1. Menurunnya kemampuan belajar/berfikir


Asupan zat gizi anak-anak sekolah masih sangat memprihatinkan. Padahal asupan
gizi yang baik setiap harinya dibutuhkan supaya memiliki kemampuan intelektual
yang baik sehingga menjadi generasi penerus bangsa yang unggul. Kurang gizi pada
usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental dan kemampuan
berfikir. Karena organ otak mencapai bentuk maksimal pada usia dua tahun. Apabila
kekurangan gizi dapat berakibat terganggunya fungsi otak secara permanent. Oleh
karena itu, Kemampuan anak belajar atau prestasi anak di sekolah menjadi menurun.
Anak usia sekolah merupakan investasi bangsa, karena mereka adalah generasi
penerus bangsa. Sehingga kewajiban kita sebagai orang tua harus selalu
memperhatikan kualitas dan kuantitas asupan gizi anak. Kualitas bangsa di masa
depan ditentukan anak-anak saat ini.
2. Menurunnya pertumbuhan, kemampuan fisik dan ketahanan tubuh
rentan
Pada umumnya banyak keluarga yang masih tidak peduli terhadap asupan kandungan
gizi yang dikonsumsi oleh anak-anaknya. Mereka lebih banyak peduli bahwa “yang
penting anak kenyang”, tanpa memperhatikan keseimbangan gizinya. Padahal akibat
dari asupan gizi yang kurang diantaranya daya tahan tubuh terhadap tekanan atau
stress menjadi menurun. Sistem imunitas dan antibodi berkurang, sehingga mudah
terserang infeksi seperti pilek, batuk, dan diare. Pada anak-anak hal ini dapat bisa
berbahaya dan bahkan bisa membawa kematian. Tumbuh kembangnya anak usia
sekolah yang optimal juga tergantung pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas
yang baik dan benar. Pada masa tumbuh kembang tersebut pemberian nutrisi atau
asupan makanan pada anak-anak tidak selalu dapat dilaksanakan dengan sempurna
sehingga dampak masalah gizi bagi anak sekolah dapat berupa gangguan
pertumbuhan dan kesegaran jasmani yang rendah. Oleh karena itu, pertumbuhan dan
perkembangan anak harus diperhatikan sedini mungkin, agar terhindar dari ancaman
berbagai penyakit yang bisa berujung pada kematian. Salah satu contoh yang bisa
diambil adalah kasus-kasus di daerah endemik Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY), akibatnya pertumbuhan penduduknya sangat terhambat seperti
cebol atau kretinisme.

3. Ancaman malnutrisi dan penyakit


Kurangnya asupan zat gizi yang seimbang dalam jangka panjang dapat menyebabkan
ancaman malnutrisi bahkan dimulai pada saat kehamilan atau dalam kandungan ibu.
Malnutrisi ini bisa menyebabkan kematian apabila tidak ditanggani sedini mungkin.
Selain malnutrisi, ada ancaman penyakit lain yang disebabkan makanan atau jajanan
anak sekolah. Jajanan yang mengadung zat kimia dan bersifat karsinogenik, seperti
zat pengawet (formalin, borax), pewarna sintetik, perasa (MSG) dapat terakumulasi
pada tubuh yang dalam jangka panjang menyebabkan penyakit kanker dan tumor.
Apabila anak mengkonsumsi asupan gizi yang tidak seimbang, maka ancamannya
berupa penyakit seperti anemia defisiensi zat besi, kekurangan vitamin A (KVA),
bahkan gangguan akibat kekurangan yodium di suatu komunitas terutama daerah
endemik.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

(jurnal Pendidikan Ilmu Sosial Perspektif Agama dan Kebudayaan Dalam


Kehidupan Masyarakat Indonesia (Suatu Tinjauan Sosiologi Agama) oleh Laode
Monto Bauto)

Anda mungkin juga menyukai