1
DISTRIBUSI FREKUENSI REMATRI BERDASARKAN KATEGORI
STATUS GIZI DI JORONG DUKU TAHUN 2021
status gizi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Tabel 4.2.2
DISTRIBUSI FREKUENSI REMATRI BERDASARKAN KATEGORI
KEK REMATRI DI JORONG DUKU TAHUN 2021
KEK Rematri
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
total skor
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Tabel 4.2.4
DISTRIBUSI FREKUENSI REMATRI BERDASARKAN KATEGORI
ASUPAN ENERGI DI JORONG DUKU TARUSAN TAHUN 2021
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Tabel 4.2.5
DISTRIBUSI FREKUENSI REMATRI BERDASARKAN KATEGORI
ASUPAN PROTEIN DI JORONG DUKU TAHUN 2021
Tabel 4.2.6
DISTRIBUSI FREKUENSI REMATRI BERDASARKAN KATEGORI
ASUPAN LEMAK DI JORONG DUKU TAHUN 2021
Tabel 4.2.7
DISTRIBUSI FREKUENSI REMATRI BERDASARKAN KATEGORI
ASUPAN KH DI JORONG DUKU TAHUN 2021
kategori asupan KH
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Tabel 4.2.8
DISTRIBUSI FREKUENSI REMATRI BERDASARKAN KATEGORI
ASUPAN VITAMIN A DI JORONG DUKU TAHUN 2021
kategori asupan vitamin A
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang 40 100.0 100.0 100.0
kategori asupan FE
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Tabel 4.2.10
DISTRIBUSI FREKUENSI REMATRI BERDASARKAN KATEGORI
ASUPAN Zn DI JORONG DUKU TAHUN 2021
kategori asupan zink
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
4.2.11
DISTRIBUSI FREKUENSI REMATRI BERDASARKAN KATEGORI
ASUPAN KALSIUM DI JORONG DUKU TAHUN 2021
kategori asupan CA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Tabel 4.2.12
kategori asupan MG
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Correlations
kategori asupan
status gizi FE
status gizi Pearson Correlation 1 .135
Sig. (2-tailed) .405
N 40 40
kategori asupan FE Pearson Correlation .135 1
Sig. (2-tailed) .405
N 40 40
Dari tabel diatas dapat diketahui hubungan antara status gizi dengan
asupan Fe menghasilkan angka sebesar 0,135< r tabel 0,312. Maka dapat
disimpulkan bahwa antara status gizi dengan asupan Fe tidak mempunyai
hubungan atau korelasi antara kedua variabel. Sejalan dengan hubungan antara
asupan Fe dengan status gizi, yaitu sebesar 0,135 < r tabel 0,312.
Tabel 4.2.14
Correlations
status gizi kategori asupan
energi
status gizi Pearson Correlation 1 .122
Sig. (2-tailed) .453
N 40 40
kategori asupan energi Pearson Correlation .122 1
Sig. (2-tailed) .453
N 40 40
Dari tabel diatas dapat diketahui hubungan antara status gizi dengan
asupan energi menghasilkan angka sebesar 0,122 < r tabel 0,312. Maka dapat
disimpulkan bahwa antara status gizi dengan asupan energi tidak mempunyai
hubungan atau korelasi antara kedua variabel. Sejalan dengan hubungan antara
asupan energi dengan status gizi, yaitu sebesar 0,122 < r tabel 0,312.
Tabel 4.2.15
Correlations
kategori asupan
status gizi protein
N 40 40
N 40 40
Dari tabel diatas dapat diketahui hubungan antara status gizi dengan
asupan protein menghasilkan angka sebesar 0,067 < r tabel 0,312. Maka dapat
disimpulkan bahwa antara status gizi dengan asupan protein tidak mempunyai
hubungan atau korelasi antara kedua variabel. Sejalan dengan hubungan antara
asupan protein dengan status gizi, yaitu sebesar 0,067 < r tabel 0,312.
Tabel 4.2.16
Correlations
kategori asupan
status gizi lemak
N 40 40
Dari tabel diatas dapat diketahui hubungan antara status gizi dengan
asupan lemak menghasilkan angka sebesar 0,223< r tabel 0,312. Maka dapat
disimpulkan bahwa antara status gizi dengan asupan lemak tidak mempunyai
hubungan atau korelasi antara kedua variabel. Sejalan dengan hubungan antara
asupan lemak dengan status gizi, yaitu sebesar 0,223< r tabel 0,312.
Tabel 4.2.17
Correlations
kategori asupan
status gizi KH
Sig. (2-tailed) .
N 40 40
Sig. (2-tailed) .
N 40 40