MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Matakuliah Ekologi Lanjut
yang Dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Suhadi, M.Si. dan
Oleh:
Kelompok 3
Muhammad Fahrurrizal .A (1703418645)
Dasriani (170341864573)
i
DAFTAR ISI
Halaman
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Pola Persebaran ....................................................................................... 5
2.2. Kurva Kesintasan ..................................................................................... 6
2.3. Model Pertumbuhan Eksponesial ............................................................. 9
2.4. Model Pertumbuhan Logistik .................................................................. 10
2.5. Pertumbuhan Populasi yang Diprediksi oleh Model Logistik ................ 12
2.6. Laju Kelahiran dan Kematian Sama-Sama Berubah menurut Densitas
Populasi ................................................................................................... 15
2.7. Laju Kelahiran Berubah menurut Densitas Populasi, tetapi Laju
Kematian Tidak Berubah .......................................................................... 15
2.8. Laju Kematian Berubah menurut Densitas Populasi, tetapi Laju
Kelahiran Tidak Berubah ............................................................................... 15
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makhluk hidup yang hidup di dunia ini merupakan individu. Makhluk
hidup tersebut hidup dan berinteraksi dengan makhluk hidup sejenis yang lain
sehingga membentuk populasi. Menurut Kendeigh (1980), populasi merupakan
merupakan sekumpulan individu yang berbeda antara satu tempat dengan tempat
yang lain pada spesies yang sama. Secara definitif populasi dibatasi ruang dan
waktu (limited and defined) sedangkan lingkungan merupakan variabel fisik dan
hayati yang mempengaruhi keberadaan pupulasi, termasuk interaksi antara
individu di dalam populasi itu sendiri maupun dengan spesies yang berbeda.
Sedangkan dem (deme) adalah populasi setempat (local population), yang setiap
pasangan (jantan maupun betina) memiliki peluang yang sama untuk kawin.
Populasi memiliki 2 ciri, yaitu ciri biologis dan ciri statistik. Ciri biologis
merupakan ciri-ciri yang dimiliki oleh individu-individu pembangun populasi itu,
meliputi: mempunyai struktur dan organisasi tertentu, mempunyai sejarah
kehidupan (lahir, tumbuh, berdiferensiasi, menjadi tua, dan mati), dapat dikenai
dampak lingkungan dan memberikan respons terhadap perubahan lingkungan,
mempunyai hereditas, dan terintegrasi oleh faktor- faktor hereditas. Ciri-ciri
statistik merupakan ciri uniknya sebagai himpunan atau kelompok
individuindividu yang berinteraksi satu dengan lainnya, meliputi: kerapatan,
sebaran, dispersi. Populasi dapat mengalami pertumbuhan dan penyusutan yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Baik pertumbuhan dan penyusutan populasi
memiliki model-model dan faktor-faktor yang mempengaruhinya masing-masing.
Maka dari itu, disusunlah makalah struktur populasi untuk mengerahui
karakteristik dari populasi, terutama pertumbuhan dan penyusutannya.
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah pada makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan populasi?
2. Bagaimana karakteristik populasi?
3. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan populasi?
4. Bagaimana model pertumbuhan populasi?
5. Bagaimana konsep penyusutan populasi?
6. Apa sajakah faktor-faktor pembatas populasi?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Untuk menjelaskan pengertian populasi.
2. Untuk menjelaskan karakteristik populasi.
3. Untuk menjelaskan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan populasi.
4. Untuk menjelaskan model pertumbuhan populasi.
5. Untuk menjelaskan konsep penyusutan populasi
6. Untuk menjelaskan faktor-faktor pembatas populasi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Populasi
Populasi diartikan sebagai suatu kumpulan kelompok makhluk yang sama
spesies (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik),
yang mendiami suatu ruang khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang
walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok
dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu (Odum, 1971).
Taxonomiwan menggunakan istilah populasi untuk suatu kumpulan setempat
individu yang sedikit berbeda dari kumpulan setempat lain pada spesies yang
sama (Keindeigh, 1980). Suatu populasi dapat juga diartikan sebagai suatu
kelompok makhluk yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada
waktu yang khusus (Krebs, 1978). Jadi, populasi adalah kumpulan organisme dari
spesies yang sama yang menempati ruang tertentu dan memiliki berbagai ciri yang
unik dari kelompok.
B. Karakteristik Populasi
Populasi memiliki 3 karakteristik/sifat yang fundamental yakni densitas,
dispersi, dan demografika (Campbell dkk., 2008). Adapun penjelasan masing-
masing adalah sebagai berikut.
1. Densitas atau kerapatan atau kepadatan
Densitas adalah jumlah individu per satuan luas atau volume (Campbell
dkk., 2008). Misalnya, hasil penelitian Halidah dan Kama (2013) tentang
kerapatan mangrove Avicenia marina dan Sonneratia alba pada substrat pasir,
menjelaskan bahwa jenis A. marina rata-rata ditemukan sebanyak 32.500
pohon/ha untuk tingkat semai, 4.400 pohon/ha untuk tingkat pancang, 700
pohon/ha untuk tingkat tiang, dan 50 pohon/ha untuk tingkat pohon. Pada jenis S.
alba ditemukan rata-rata 7.500 pohon/ha untuk tingkat semai, 2.000 pohon/ha
untuk tingkat pancang, 300 pohon/ha untuk tingkat tiang, dan tidak ditemukan
tingkat pohon pada plot pengamatan. Jumlah tanaman yang tersebar dalam luasan
tertentu menggambarkan nilai kerapatan dari suatu tegakan tersebut. Nilai
4
marina dan Sonneratia alba pada substrat pasir, menjelaskan bahwa jenis
A. marina dan Sonneratia alba mempunyai persebaran berkelompok.
3. Demografika
Demografi adalah bidang yang mempelajari statistika vital populasi dan
perubahan statistika tersebut seturut waktu. Salah satu cara untuk
merangkum sebagian statristika vital populasi adalah tabel kehidupan.
Sedangkan metode grafik yang digunakan untuk mempresentasikan data
pada table kehidupan adalah kurva kesintasan (survivorship curve), yaitu
suatu plot proporsi atau jumlah kohor yang masih hidup pada setiap
kelompok usia (Campbell dkk., 2013). Mesikpun kurva kesintasan sangat
beragam, namun dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe umum (Gambar
2.2) yakni sebagai berikut.
a) Tipe I
Laju kematian yang rendah pada individu muda dan berusia
pertengahan, dan kemudian turun drastis sewaktu laju kematian
meningkat di kelompok-kelompok usia tua. disebut juga kurva “late
loss”
Contoh : Phlox drumondii
b) Tipe II
Laju kematian yang konstan selama rentang hidup organisme,
disebut juga kurva “constant loss”
Contoh : tanaman tahunan (kaktus)
6
c) Tipe III
Laju kematian yang sangat tinggi pada anak, namun mendatar
sewaktu laju kematian menurun untuk sedikit individu yang sintas
melewati periode kematian di bagian awal, disebut juga kurva “early
loss”
Contohnya : Tumbuhan dengan usia yang panjang
Kelompok umur pada tumbuhan tidaklah sama dengan makhluk hidup lain,
seperti hewan dan manusia. Pada tumbuhan terdapat lima karakteristik masa hidup
tumbuhan yang berhubungan dengan bentuk hidupnya, yaitu tumbuhan annual,
biannual, herbaceus perennial, sufrutescent shurb dan woody perennial.
a) Tumbuhan annual, hidup selama satu tahun atau kurang. Rata-rata hidup
mereka adalah 1 – 8 bulan, bergantung pada spesies dan lingkungannya
(spesies gurun mungkin dapat melengkapi daur hidupnya selama 8 bulan
setahun atau 1 bulan pada daur berikutnya tergantung pada curah hujan).
Tetapi ada tumbuhan annual yang sangat singkat daur hidupnya seperti
Boerrhavia repens dari Gurun Sahara, dimana masa hidup dari biji
kemudian jadi biji lagi hanya 10 hari. Tumbuhan annual biasanya
termasuk golongan herba yaitu golongan yang kehilangan meristem
sekunder untuk memproduksi jaringan kayu. Mereka mati setelah
menghasilkan biji. Hal ini dapat disebabkan oleh kehabisan nutrisi,
perubahan hormon atau ketidakmampuan jaringan nonkayu untuk tegak
pada lingungan yang tidak nyaman setelah masa pertumbuhan.
Dimana:
N = jumlah individu populasi asal
9
Δ = besar perubahan
T= waktu
Jadi ΔN menunjukkan setiap perubahan individu dalam populasi, dan Δt
interval waktu dari perubahan itu (Wirakusumah, 2009).
Populasi adalah suatu kesatuan yang selalu berubah dan yang menarik
perhatian adalah bukan hanya perubahan dalam ukuran besarnya dan
komposisinya pada saat yang manapun, tetapi juga bagaimanakah populasi itu
berubah. Ada beberapa karakteristik populasi yang berhubungan dengan istilah
laju, yang diperoleh dengan membagi perubahan dengan periode waktu
berlangsungnya perubahan. Jadi laju menunjukkan kecepatan sesuatu berubah
dalam satuan waktu. Cacah kelahiran per tahun adalah kelahiran. Istilah “per”
berarti “dibagi oleh”. Untuk rerata perubahan populasi dapat dinyatakan dengan
notasi baku delta N per delta t, dengan keterangan N = ukuran besarnya populasi
(atau ukuran lain untuk kepentingan), sedangkan t = waktu. Notasi untuk laju
sesaat adalah dN/dt (Abdullah, 2009).
dN/dt = r * N
Ukuran populasi yang tumbuh secara eksponensial meningkat dengan laju
konstan, pada akhirnya menghasilkan kurva pertumbuhan berbentuk-J waktu
ukuran populasi diplot terhadap waktu (Gambar 2.3). Walaupun laju maksimum
10
dN/dt = r * N * [(K-N) / K]
hidup pada keadaan dimana sumber daya terbatas, sehingga ketika populasi
semakin padata, maka tiap individu hanya mendapat sebagian kecil dari sumber
daya. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat batasan jumlah individu yang dapat
menempati suatu habitat. Para ahli ekologi mendefinisikan daya tampung sebagai
ukuran populasi maksimum yang dapat dipertahankan/ditampung oleh suatu
lingkungan tanpa adanya pertambahan atau penurunan ukuran populasi selama
periode waktu yang relatif lama. Daya tampung disimbolkan sebagai K, yang
bervariasi dalam ruang dan waktu seturut kelimpahan sumber daya pembatas, di
antaranya: energi, tempat berlindung, perlindungan dari perdator, ketersediaan
nutrisi, air, dan tempat bersarang yang sesuai dapat menjadi faktor pembatas.
Gambar 2.7 Laju Kelahiran Berubah menurut Densitas Populasi, tetapi Laju
Kematian Tidak Berubah
Gambar 2.8 Laju Kematian Berubah menurut Densitas Populasi, tetapi Laju
Kelahiran Tidak Berubah
Regulasi Populasi Bergantung Densitas
Tanpa keberadaan umpan-balik negatif antara densitas populasi dan laju
kelahiran dan kematian vital, populasi tidak akan berhenti bertumbuh. Regulasi
bergantung densitas memberikan umpan balik itu, beroperasi melalui mekanisme-
17
2) Teritorialitas
Ruang teritori menjadi sumber daya yang diperebutkan individu yang
berkompetisi. Mempertahankan teritori meningkatkan kemungkinan
individu akan mendapatkan cukup makanan untuk bereproduksi.
Keberadaan individu surplus atau tak berbiak merupakan indikasi bagus
bahwa teritorialitas membatasi pertumbuhan populasi.
3) Penyakit
Densitas populasi juga dapat mempengaruhi kesehatan, dan dengan
demikian kesintasan organisme. Jika laju penularan suatu penyakit
bergantung pada laju tertentu kesesakan populasi, dampak penyakit
tersebut mungkin bergantung densitas. Di antara tumbuhan, keparahan
infeksi patogen fungi seringkali lebih besar di lokasi-lokasi dengan
densitas populasi tumbuhan inang yang lebih tinggi.
4) Limbah Toksik
Akumulasi zat buangan toksik dapat turut berperan dalam regulasi
bergantung-densitas terhadap ukuran populasi.
5) Faktor Intrinsik
Densitas populasi yang tinggi bisa menginduksi sindrom stres, berupa
perubahan hormonal yang menunda kematangan reproduksi untuk
bereproduksi. Dalam hal ini densitas tinggi menyebabkan peningkatan
mortalitas dan penurunan laju kelahiran
18
Hal ini terjadi bila ada suatu fenomena dimana terjadi perubahan laju
kematian atau kelahiran dari suatu populasi yang diakibatkan oleh kepadatan dan
faktor lain yang tidak berhubungan dengan kepadatan, seperti cuaca dan iklim.
19
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Populasi adalah kelompok organisme atau individu spesies yang sama,
yang menempati ruang dan waktu tertentu, memiliki sifat yang unik dari
masing-masing individu anggota kelompok tersebut.
B. Saran
1. Pembaca sebaiknya lebih banyak membaca literatur terkait struktur model
pertumbuhan dan kaitannnya dengan konsep penyusutan sehingga dapat
membedakan antara pertumbuhan dan penyusutan.
DAFTAR RUJUKAN
Fachrul, M.F. 2007. Metode sampling bioekologi. (Cetakan pertama). Jakarta: Sinar
Grafika Offset.
Halidah dan Kama, H. 2013. Penyebaran Alami Avicenia marina (Forsk) Vierh dan
Sonneratia alba Smith Pada Substrat Pasir (Distribution Pattern and Density
Avicenia marina (Forsk) Vierh and Sonneratia alba Smith on Sand Substrate).
Forest Rehabilitation Journal. 1(1): 51-58.
Kendeigh, S.C. 1980. Ecology with Special Reference to Animal and Man. Departement
of Zoological Univercity of Illinoist at Urbana-Champaign. New Delhi: Pretince-
Hall of India Private Limited.