Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Interaksi adalah suatu jenis tindakan yang terjadi ketika dua atau lebih
objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Ide efek dua arah ini
penting dalam konsep interaksi, sebagai lawan dari hubungan satu arah pada
sebab akibat. Kombinasi dari interaksi-interaksi sederhana dapat menuntun
pada suatu fenomena baru yang mengejutkan. Dalam berbagai bidang ilmu,
interaksi memiliki makna yang berbeda (Ariebowo,2009).
Pengertian Interaksi menurut Hormans adalah suatu kejadian ketika
aktivitas atau sentimen yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain
diberi ganjaran (reward) atau hukuman (punishment) dengan menggunakan
suatu aktivitas atau sentimen oleh individu lain yang menjadi pasangannya.
Konsep pengertian interaksi yang dikemukakan oleh Hormans yaitu suatu
tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu interaksi merupakan
suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi pasangannya (Lestari
ES., 2006).
Menurut Shaw, Pengertian Interaksi ialah suatu pertukaran antarpribadi
yang masing-masing orang menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam
kehadiran mereka dan masing-masing perilaku memengaruhi satu sama lain.
Thibaut dan Kelley mengemukakan pengertian interaksi, Interaksi adalah
suatu peristiwa saling memengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih
hadir bersama, yang kemudian mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain
atau berkomunikasi satu sama lain. Jadi, tindakan setiap orang bertujuan untuk
memengaruhi individu lain terjadi dalam setiap kasus interaksi (Michael,
1994).
Dalam setiap pernyataan suatu kejadian menurut sistem biologi dan
ekologi, organisme (bahasa Yunani: organon yang berarti alat) adalah
kumpulan molekul-molekul yang saling memengaruhi sedemikian sehingga
berfungsi secara stabil dan memiliki sifat hidup.Istilah organisme kompleks
mengacu pada organisme yang memiliki lebih dari satu sel. nama lainya yang

sering disebut selain organisme adalah makhluk hidup Organisme terdiri dari
manusia ,tumbuhan, hewan, serta mikro organisme (Michael, 1994).
Ekosistem berisi berbagai macam komponen, baik biotik maupun abiotik.
Setiap komponen tersebut terkait satu sama lainnya, masing- masing
komponen tidak dapat berdiri sendiri sehingga pada akhirnya terbentuklah
suatu interaksi. Interaksi pada ekosistem dapat terjadi antara komponen biotik
dengan komponen biotik dan juga antara komponen biotik dan komponen
abiotik. Interaksi antar komponen biotik melibatkan berbagai macam
organisme dan juga memberikan pengaruh tertentu. Interaksi tersebut
dilakukan sebagai usaha suatu organisme untuk memenuhi kebutuhan akan
makanan dan untuk mempertahankan hidup (Odum, E.P., 1971).
Bentuk interaksi antar komponen biotik ini bermacam-macam, dapat
berupa persaingan (kompetisi), pemangsaan (predasi), dan kerjasama
(simbiosis). Persaingan (kompetisi) terjadi diantara beberapa organisme yang
membutuhkan bahan makanan yang sama. Selain melakukan persaingan,
beberapa organisme mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain.
Pola interaksi semacam ini disebut pemangsaan (predasi). Organisme yang
memakan organisme lain disebut predator atau pemangsa, sedangkan
organisme yang dimakan disebut mangsa (Wirakusumah, S. 1003).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu interaksi antar organisme ?
2. Bagaimana interaksi tersebut dapat terjadi ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui interaksi antar organisme
2. Mengetahui bagaimanan interaksi terjadi

BAB II
PEMBAHASAN

A. Interaksi Antar Organisme


Lingkungan suatu organisme adalah segala sesuatu, baik abiotik (benda
tak hidup) maupun biotik (benda hidup) yang ada di sekitar organisme itu,
yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kehidupan
organisme itu. Hal ini menunjukkan tingkatan organisasi kehidupan ekosistem
yang mencakup organisme dan lingkungan tak hidup, dimana kedua
komponen tersebut saling mempengaruhi dan berinteraksi.
Interaksi sendiri adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi sewaktu
dua atau lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain.
Interaksi antarkomponen ekologi dapat merupakan interaksi antarorganisme,
antarpopulasi, dan antarkomunitas serta dengan lingkungan sekitarnya.
Organisme dipengaruhi oleh lingkungan (baik komponen biotik dan
abiotik), akan tetapi dengan kehadiran dan aktivitasnya, organisme juga akan
mengubah lingkungannya. Kemungkinan pengaruh yang sangat dramatis yang
diakibatkan oleh organisme pada lingkungannya terjadi sekitar tiga milyar
tahun silam, ketika bakteri foto sintetik pertama mulai menggunakan cahaya
matahari sebagai sumber energi dan menghasilkan O2. Atmosfer aerobik yang
dihasilkan dari perubahan ini sangat berpengaruh pada keseluruhan planet.
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain.
Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau
lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari
populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita. Interaksi
antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang
erat.

B. Jenis Interaksi antarorganisme


1. Simbiosis
Istilah simbiosis berarti hidup bersama, istilah ini mengacu pada
organisme yang hidup sangat dekat, bahkan kadang suatu individu tidak

dapat hidup tanpa individu yang lain. Bahkan pada beberapa kasus, satu
organisme hidup di dalam organisme lainnya. Simbiosis sendiri berasal
dari bahasa Yunani, terdiri dari dua kata sym yang berarti dengan, dan
biosis yang berarti kehidupan, sehingga dari kata tersebut simbiosis dapat
diartikan sebagai interaksi yang kuat antara makhluk hidup yang berbeda
jenis yang hidup berdampingan dalam waktu tertentu.
Simbiosis merupakan suatu pola hubungan antara dua makhluk hidup
yang berbeda jenis. When individuals oftwo or more species live in direct
and in-timate contact with one another, their relationship is called
symbiosis (Campbell and Reece, 2007: 1202). Ketika individu dari dua
atau lebih spesies hidup secara langsung dan berhubungan dengan satu dan
lainnya, maka hubungan ini disebut sebagai simbiosis.ini diartikan sebagai
suatu pola hubungan bersama antara dua mahluk hidup yang berbeda jenis.
Simbiosis terjadi karena suatu organisme tidak dapat hidup sendiri,
saling membutuhkan satu sama lain, sehingga kemudian mereka saling
berinteraksi, walaupun interaksi tersebut dapat merugikan salah satu
organisme. Beberapa bentuk simbiosis sangat rumit sehingga sangat sulit
untuk

menjelaskan

mana

organisme

yang

memulai

atau

yang

mengakhirinya. Kebanyakan organisme yang terlibat dalam interaksi


simbiosis hanya mengerti bahwa interaksi yang terjadi diantara mereka
merupakan mekanisme bertahan hidup, cara organisme tersebut untuk
mempertahankan kelangsungan hidup mereka, perilaku yang merupakan
insting dalam menghadapi seleksi alam.
Bentuk hubungan interaksi ini dapat berupa cara suatu organisme
untuk bertahan sehingga menyebabkan satu organisme yang tidak dapat
hidup tanpa organisme lain (obligate) atau berupa hubungan dimana
keberadaan suatu organisme tidak begitu penting bagi organisme lain
(facultative). Simbiosis sangatlah luas dan penting dalam kehidupan bagi
banyak organisme dan memiliki peran ekologis yang penting dalam
ekosistem alam. Simbiosis ini kemudian dibagi lagi ke dalam 3 kelompok,
antara lain:

a) Simbiosis mutualisme. Hubungan ini adalah jenis hubungan dimana


dua makhluk hidup yang berbeda tersebut saling diuntungkan. Contoh
simbiosis mutualisme adalah hubungan di antara jamur dan ganggang,
hubungan bunga dan lebah, burung jalak dan juga badak dan masih
banyak lagi lainnya. Hubungan antara bunga dan lebah misalnya,
keduanya mendapatkan keuntungan dimana lebah mendapatkan madu
bunga sekaligus membantu bunga dalam melakukan penyerbukan.
b) Simbiosis Paratisme. Hubungan ini melibatkan dua mahluk hidup
berbeda jenis dimana tercipta hubungan yang menguntungkan dan
merugikan. Mahluk hidup yang dirugikan disebut inang dan yang
mendapat keuntungan disebut dengan parasit. Contoh hubungan ini
adalah benaluh-tanaman induk yaitu Benalu (Loranthus sp.) dengan
tanaman induk yang berasal dari berbagai tanaman. Benalu tidak bisa
menyerap air dan unsur hara dengan baik karena tidak memiliki akar
yang kuat dan sempurna. Oleh karena itu, benalu hidup menempel
pada tanamanan lain dan akarnya masuk ke pembuluh angkut untuk
menyerap air dan unsur hara dari tanaman inang tersebut sehingga
merugikan tanaman inangnya.
c) Simbiosis Komensialisme. Hubungan yang satu ini melibatkan dua
mahluk hidup yang berbeda dimana yang satu diuntungkan dan yang
lainnya tidak dirugikan. Contoh hubungan ini adalah tanaman anggrek
dan pohon tempat ia hidup, ikan hiu dengan ikan remora dan masih
banyak lagi lainnya. Bunga anggrek bisa menempel dan numpang
hidup di pohon mangga misalnya, namun si anggrek mampu
membuat makanannya sendiri sehingga ia sama sekali tidak merugikan
pohon mangga. Sementara itu pola hubungan ikan hiu dan remora juga
terbilang unik sebab remora akan mendapatkan sisa makanan yang
dikonsumsi oleh hiu dan hal tersebut sama sekali tidak merugikan si
hiu.
C. Antibiosis
Antibiosis adalah interaksi biologis antara dua atau lebih organisme
yang merugikan setidaknya salah satu dari mereka; itu juga bisa menjadi

asosiasi antagonis antara organisme dan zat metabolik yang dihasilkan


oleh yang lain. Contoh antibiosis termasuk hubungan antara antibiotik dan
bakteri dan hubungan antara hewan dan penyebab penyakit patogen.
Interaksi antara jamur Penicillium dengan mikroorganisme lainnya. Jamur
ini mengeluarkan racun yang dapat menghambat atau mematikan makhluk
hidup lainnya. Antibiosis pada tumbuhan disebut alelopati, contohnya
tumbuhan kamboja dan gamal. Tumbuhan ini mengeluarkan racun yang
dapat membunuh tumbuhan di sekitarnya sehingga tumbuhan ini dapat
memenangkan kompetisi dalam memperoleh makanan dan cahaya
matahari. . Antibiosis umumnya ditemukan dan dipelajari dalam host
tanaman dan serangga yang memberi makan kepada mereka."Perlawanan
Antibiosis mempengaruhi biologi serangga kelimpahan sehingga hama
dan kerusakan berikutnya adalah berkurang dibandingkan dengan yang
akan terjadi jika serangga itu pada berbagai tanaman rentan. Perlawanan
Antibiosis sering mengakibatkan kematian meningkat atau berkurang
umur panjang dan reproduksi serangga.
D. Predasi
Predasi merupakan mekanisme lain di mana spesies berinteraksi satu
sama lain. Predasi adalah ketika organisme predator memakan organisme
hidup lain atau organisme, yang dikenal sebagai mangsa. Predator selalu
menurunkan kebugaran hewan buruannya. Hal ini dilakukan dengan
menjaga mangsa dari bertahan hidup, mereproduksi, atau keduanya.
Hubungan predator-mangsa sangat penting untuk menjaga keseimbangan
organisme dalam suatu ekosistem. Contoh hubungan predator-mangsa
seperti singa dan zebra, beruang dan ikan, dan rubah dan kelinci. Ada
berbagai jenis predasi, termasuk:

a) Predasi Sejati
Predasi sejati adalah ketika predator membunuh dan memakan
mangsanya. Beberapa predator jenis ini, seperti jaguar, membunuh
mangsa yang berukuran besar. Mereka merobeknya terpisah dan

mengunyah sebelum memakannya. Lainnya, seperti lumba-lumba


botol atau ular, dapat makan seluruh mangsanya. Dalam beberapa
kasus, mangsa mati di mulut atau dalam sistem pencernaan predator.
Paus balin, misalnya, makan jutaan plankton sekaligus. Mangsa
dicerna sesudahnya. Predator sejati dapat berburu mangsa aktif, atau
mereka mungkin duduk dan menunggu mangsa untuk mendapatkan
berada dalam jarak serang. Ciri-ciri tertentu memungkinkan organisme
untuk menjadi pemburu yang efektif. Ini termasuk kamuflase,
kecepatan, dan indra tinggi. Ciri-ciri ini juga memungkinkan mangsa
tertentu untuk menghindari predator.
b) Perumput
Dalam perumput, predator yang memakan bagian dari mangsa tapi
biasanya tidak membunuhnya. Kita mungkin telah melihat sapi
merumput di atas rumput. Rumput yang mereka makan tumbuh
kembali, sehingga tidak ada efek nyata pada populasi. Di laut, kelp
(sejenis rumput laut) dapat tumbuh kembali setelah dimakan oleh
ikan.
c) Parasitisme
Predator parasite sama seperti Simbiosis parasit yang terlibat
dalam parasitisme membahayakan tuan rumah mereka dan disebut
parasit. Hanya beberapa contoh termasuk kutu rambut, kutu loncat,
caplak, dan cacing pita. Hewan ini adalah ektosimbion serta
memanfaatkan dengan makan dari inang. Efek negatif dari parasit ini
biasanya tidak cukup buruk untuk menyebabkan penyakit atau
kematian.
Predator memainkan peran penting dalam ekosistem. Sebagai contoh,
jika mereka tidak ada, maka satu spesies bisa menjadi dominan atas orang
lain. Pemakan rumput di padang rumput yang menjaga rumput tumbuh di
luar kendali. Predator bisa jadi jenis kunci. Ini adalah spesies yang dapat
memiliki dampak yang besar pada keseimbangan organisme dalam suatu
ekosistem. Sebagai contoh, jika semua serigala dikeluarkan dari populasi,
maka populasi rusa atau kelinci dapat meningkat. Jika ada terlalu banyak

rusa, maka mereka dapat mengurangi jumlah tanaman atau rumput dalam
ekosistem. Penurunan tingkat produsen kemudian dapat memiliki efek
yang merugikan pada seluruh ekosistem.
E. Netralisme
Netralisme adalah hubungan antara makhluk hidup berbeda jenis yang
tidak saling mempengaruhi, meskipun makhluk hidup tersebut berada
dalam habitat yang sama. Disebut Netralisme ialah jika terjadi perbedaan
dalam jenis asupan pakannya. Netralisme bentuk interaksi tidak saling
mengganggu antar organisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak
menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak.
Pendapat ahli lainya bahwa Netralisme adalah hubungan antar mahluk
hidup berbeda jenis yang tidak saling mempengaruhi, meskipun mahluk
hidup tersebut berada dalam habitat yang sama. Namun pada dasarnya
hubungan yang benar-benar netral tidak ada,sebab organisme memerlukan
gas,ruangan,air,dan cahaya yang sama serta mengeluarkan sisa-sisa yang
dapat mengganggu organisme lain.
Contohnya netralisme adalah antara kambing dan burung hantu di
suatu habitat kebun,kambing makan rumput siang hari,sedangkan Burung
hantu makan tikus dan serangga di malam hari,Jadi,walaupun kambing
dan Burung hantu hidup di habitat yang sama,keduannya tidak saling
mempengaruhi secara langsung karena mereka mempunyai nisia yang
berbeda. Contohnya, interaksi antara kucing dan ayam di kebun. Kucing
dan ayam tidak saling mempengaruhi karena mempunyai jenis makanan
yang berbeda di antara yang satu dengan yang lain. Hubungan ini tidak
bersifat saling menguntungkan ataupun saling merugikan.

F. Kompetisi
Kompetisi berasal dari kata competere yang berarti mencari atau
mengejar sesuatu yang secara bersamaan dibutuhkan oleh lebih dari satu
pencari. Persaingan (kompetisi) pada tanaman menerangkan kejadian yang

menjurus pada hambatan pertumbuhan tanaman yang timbul dari asosiasi


lebih dari satu tanaman dan tumbuhan lain. Persaingan terjadi bila kedua
individu mempunyai kebutuhan sarana pertumbuhan yang sama sedangkan
lingkungan tidak menyediakan kebutuhan tersebut dalam jumlah yang
cukup. Persaingan ini akan berakibat negatif atau menghambat
pertumbuhan individu-individu yang terlibat.
Kompetisi adalah interaksi antar individu yang muncul akibat
kesamaan kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga
membatasi kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi
individu penyaing, sedangkan Molles (2002) kompetisi didefinisikan
sebagai interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan
kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu
(intraspesifik) dan antar individu pada satu spesies yang sama atau
interspesifik.
Persaingan dapat terjadi diantara sesama jenis atau antar spesies yang
sama (intraspesific competition), dan dapat pula terjadi diantara jenis-jenis
yang berbeda (interspesific competition). Persaingan sesama jenis pada
umumnya terjadi lebih awal dan menimbulkan pengaruh yang lebih buruk
dibandingkan persaingan yang terjadi antar jenis yang berbeda.
Sarana pertumbuhan yang sering menjadi pembatas dan menyebabkan
terjadinya persaingan diantaranya air, nutrisi, cahaya, karbon dioksida, dan
ruang. Persaingan terhadap air dan nutrisi umumnya lebih berat karena
terjadi pada waktu yang lebih awal. Faktor utama yang mempengaruh
persaingan antar jenis tanaman yang sama diantaranya kerapatan.
Pengaruh persaingan dapat terlihat pada laju pertumbuhan (misalnya tinggi
tanaman dan diameter batang), warna daun atau kandungan klorofil, serta
komponen dan daya hasil.
a) Macam-macam Kompetisi
Kompetisi dibedakan menjadi dua macam, yaitu: Kompetisi
intraspesifik dan kompetisi intersepesifik. Kompetisi intraspesifik
yakni persaingan antara organisme yang sama dalam lahan yang sama.
Kompetisi interspesifik yakni persaingan antara organisme yang beda

spesies dalam lahan yang sama , ntraplant competition yakni


persaingan antara organ tanaman, misalnya antar organ vegetatif atau
organ vegetatif lawan organ generatif dalam satu tubuh tanama dan
Interplant competition yakni persaingan antar dua tanaman berbeda
atau bersamaan spesiesnya (dapat pula terjadi pada intra maupun
interplant competition)..
1) Persaingan intraspesifik
Pada latihan dalam laboratorium dalam persaingan intraspesifik
diambil contoh hasil telur pada Drosophyla dalam kaitannya
dengan rapatan populasi. Dalam percobaan ini pengaruh rapatan
populasi pada kecepatan produksi telur pada lalat buah Drosophyla
akan dipelajari sebagai suatu contoh persaingan intraspesifik.
Tempat penimbunan telur akan dibuat tetap dan jumlah lalat betina
bertambah secara logaritmik.
2) Persaingan Interspesifik
Adanya lebih dari satu spesies dalam suatu habitat menaikkan
ketahanan lingkungan kapan pun spesies lain bersaing secara serius
dengan spesies pertama untuk beberapa sumber penting, hambatan
pertumbuhan terjadi dalam kedua spesies. Hokum Gause
menyatakan bahwa tidak ada spesies dapat secara tak terbatas
menghuni ceruk yang sama secara serentak. Salah satu dari
spesies-spesies itu akan hilang atau setiap spesies menjadi makin
bertambah efisien dalam memanfaatkan atau mengolah bagian dari
ceruk tersebut dengan demikian keduanya akan mencapai
keseimbangan. Dalam situasi terakhir, persaingan interspesifik
berkurang karena setiap spesies menghuni suatu ceruk mikro yang
terpisah.
persaingan intraspesifik di gunakan untuk menggambarkan adanya
persaingan antar individu-individu tanaman yang sejenis. Persaingan
intraspesifik terdiri atas Persaingan aktivitas dan Persaingan sumber
daya alam. Dua jenis populasi tumbuhan dapat bertahan bersama bila
individu-individunya secara bebas di kendalikan oleh hal hal sebagai
berikut:

Perbedaan unsur hara


Perbedaan sebab sebab kematian
Kepekaan terhadap berbagai senyawa racun
Kepekaan terhadap faktor faktor yang mengendalikan sama
dan pada waktu yang berbeda.
Beberapa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan

intraspesifik dan interspesifik pada tumbuhan, yaitu :


Jenis tanaman
Faktor ini meliputi sifat biologi tumbuhan, system perakaran,
bentuk pertumbuhan secara fisiologis. Misalnya adalah pada
tanaman ilalang yang memiliki system perakaran yang menyebar
luas sehingga menyebabkan persaingan dalam memperebutkan
unsure hara. Bentuk daun yang lebar pada daun talas menyebabkan
laju transpirasi yang tinggi sehingga menimbulkan persaingan
dalam memperebutkan air.
Kepadatan tumbuhan
Jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan dapat
menyebabkan persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini
karena

zat

hara

yang

tersedia

tidak

mencukupi

bagi

pertumbuhan tanaman.
Penyebaran tanaman
Untuk menyebarkan tanaman dapat dilakukan dengan
penyebaran biji atau melalui rimpang (akar tunas). Tanaman
yang penyebarannya dengan biji mempunyai kemampuan
bersaing yang lebih tinggi daripada tanaman yang menyebar
dengan rimpang. Namun persaingan yang terjadi karena factor
penyebaran

tanaman

sangat

dipengaruhi

factor-faktor

lingkungan lain seperti suhu, cahaya, oksigen, dan air.


Waktu
Lamanya periode tanaman sejenis hidup bersama dapat
memberikan tanggapan tertentu yang mempengaruhi kegiatan
fisiologis tanaman. Periode 25-30 % pertama dari daur tanaman

merupakan periode yang paling peka terhadap kerugian yang


disebabkan oleh kompetisi.
Persaingan diantara tumbuhan secara tidak langsung terbawa oleh
modifikasi lingkungan. Di dalam tanah, system-sistem akan bersaing
untuk air dan bahan makanan, dan karena mereka tak bergerak, ruang
menjadi faktor yang penting. Di atas tanah, tumbuhan yang lebih tinggi
mengurangi jumlah sinar yang mencapai tumbuhan yang lebih rendah
dan memodifikasi suhu, kelembapan serta aliran udara pada
permukaan tanah.
b) Kompetisi Gulma Terhadap Tanaman
Adanya persaingan gulma dapat mengurangi kemampuan tanaman untuk
berproduksi. Persaingan atau kompetisi antara gulma dan tanaman yang
kita usahakan di dalam menyerap unsur-unsur hara dan air dari dalam
tanah, dan penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesis,
menimbulkan kerugian-kerugian dalam produksi baik kualitas dan
kuantitas.
1) Persaingan memperebutkan hara
Setiap lahan berkapasitas

tertentu

didalam

mendukung

pertumbuhan berbagai pertanaman atau tumbuhan yang tumbuh di


permukaannya. Jumlah bahan organik yang dapat dihasilkan oleh
lahan itu tetap walaupun kompetisi tumbuhannya berbeda; oleh karena
itu jika gulma tidak diberantas, maka sebagian hasil bahan organik dari
lahan itu berupa gulma. Hal ini berarti walaupun pemupukan dapat
menaikkan daya dukung lahan, tetapi tidak dapat mengurangi
komposisi hasil tumbuhan atau dengan kata lain gangguan gulma tetap
ada dan merugikan walaupun tanah dipupuk.
Hal yang paling diperebutkan antara pertanaman dan gulma adalah
unsur nitrogen, dan karena nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang
banyak, maka ini lebih cepat habis terpakai. Gulma menyerap lebih
banyak unsur hara daripada pertanaman. Pada bobot kering yang sama,
gulma mengandung kadar nitrogen dua kali lebih banyak daripada
jagung; fosfat 1,5 kali lebih banyak; kalium 3,5 kali lebih banyak;
kalsium 7,5 kali lebih banyak dan magnesium lebih dari 3 kali. Dapat

dikatakan bahwa gulma lebih banyak membutuhkan unsur hara


daripada tanaman yang dikelola manusia.
2) Persaingan memperebutkan air
Sebagaimana dengan tumbuhan lainnya, gulma juga membutuhkan
banyak air untuk hidupnya. Jika ketersediaan air dalam suatu lahan
menjadi terbatas, maka persaingan air menjadi parah. Air diserap dari
dalam tanah kemudiaan sebagian besar diuapkan (transpirasi) dan
hanya sekitar satu persen saja yang dipakai untuk proses fotosintesis.
Untuk tiap kilogram bahan organik, gulma membutuhkan 330 1900
liter air. Kebutuhan yang besar tersebut hampir dua kali lipat
kebutuhan pertanaman. Contoh gulma Helianthus annus membutuhkan
air sebesar 2,5 kali tanaman jagung. Persaingan memperebutkan air
terjadi serius pada pertanian lahan kering atau tegalan.
3) Persaingan memperebutkan cahaya
Apabila ketersediaan air dan hara telah cukup dan pertumbuhan
berbagai tumbuhan subur , maka faktor pembatas berikutnyaa adalah
cahaya matahari yang redup (di musim penghujan) berbagai
pertanaman berebut untuk memperoleh cahaya matahari. Tumbuhan
yang berhasil bersaing mendapatkan cahaya adalah yang tumbuh lebih
dahulu, oleh karena itu tumbuhan itu lebih tua, lebih tinggi dan lebih
rimbun tajuknya. Tumbuhan lain yang lebih pendek, muda dan kurang
tajuknya,

dinaungi

oleh

tumbuhannya

yang

terdahulu

serta

pertumbuhannya akan terhambat.


Tumbuhan

yang

berjalur

fotosintesis

C4

lebih

efisien

menggunakan air, suhu dan sinar sehingga lebih kuat bersaing berebut
cahaya pada keadaan cuaca mendung. Oleh karena itu penting untuk
memberantas gulma dari familia Cyperaceae dan Gramineae (Poaceae)
di sekitar rumpun-rumpun padi yang berjalur C3.
G. Alelopati
Alelopati berasal dari bahasa Yunani, allelon yang berarti "satu sama
lain" dan pathos yang berarti "menderita". Alelopati didefinisikan sebagai
suatu fenomena alam dimana suatu organisme memproduksi dan

mengeluarkan suatu senyawa biomolekul (disebut alelokimia) ke


lingkungan dan senyawa tersebut memengaruhi perkembangan dan
pertumbuhan organisme lain di sekitarnya. Sebagian alelopati terjadi pada
tumbuhan dan dapat mengakibatkan tumbuhan di sekitar penghasil
alelopati tidak dapat tumbuh atau mati, contoh tanaman alelopati adalah
Ekaliptus (Eucalyptus spp.). Hal ini dilakukan untuk memenangkan
kompetisi nutrisi dengan tanaman lain yang berbeda jenis/spesies. Oleh
karen itu, alelopati dapat diaplikasikan sebagai pembasmi gulma sehingga
mengurangi

penggunaan

herbisida

sintetik

yang

berbahaya

bagi

lingkungan. Contoh alelopati di dalam ekosistem perairan adalah beberapa


dinoflagelata dapat menghasilkan senyawa alelokimia yang merugikan
fitoplankton, ikan, dan binatang laut lainnya.
a) Sejarah
Reaksi alelopati telah dikemukakan

oleh

Bapak

Botani,

Theophrastus, sejak tahun 300 SM. Dia menuliskan tentang buncis yang
dapat membunuh populasi gulma di sekitarnya. Pada tahun 1 setelah
Masehi, seorang cendikiawan dan naturalis Roma bernama Gaius
Plinius Secundus menuliskan tentang bagaiman buncis dan jelai dapat
berefek "menghanguskan" ladang. Selain itu, dia juga mengemukakan
bahwa pohon Walnut bersifat toksik (beracun) terhadapat tumbuhan
lain. Pada tahun 1832, Augustin Pyramus De Candolle, seorang ahli
botani dan naturalis mengemukakan bahwa tanah dapat menderita
"sakit" kemungkinan diakibatkan oleh senyawa kimia yang dikeluarkan
oleh tanaman. Penemuan mengenai alelopati semakin jelas ketika pada
tahun 1907-1909, dua orang ilmuwan bernama Schreiner dan Reed
berhasil mengisolasi senyawa fitotoksik kimia dari tanaman dan tanah.
Konsep mengenai alelopati dikemukakan pada tahun 1937 oleh Hans
Molisch, seorang ahli fisiologi tanaman asal Austria.
Alelopati pada tanaman atau Tumbuhan dapat menghasilkan
senyawa alelokimia yang merupakan metabolit sekunder di bagian akar,
rizoma, daun, serbuk sari, bunga, batang, dan biji. Fungsi dari senyawa
alelokimia tersebut belum diketahui secara pasti, namun beberapa

senyawa tersebut dapat berfungsi sebagai pertahanan terhadap


herbivora dan patogen tanaman. Tanaman yang rentan terhadap
senyawa alelokimia dari tanaman lainnya dapat mengalami gangguan
pada proses perkecambahan, pertumbuhan, serta perkembangannya.
Perubahan morfologis yang sering terjadi akibat paparan senyawa
alelokimia adalah perlambatan atau penghambatan perkecambahan biji,
perpanjangan koleoptil, radikula, tunas, dan akar.
Indikasi terjadinya fenomena alelopati dapat terlihat melalui
beberapa bentuk, di antaranya adalah autotoksisitas, efek residu, dan
penghambatan gulma. Autotoksisitas terjadi bila alelopati terjadi di
antara individu dalam satu spesies yang sama, contohnya spesies
Medicago sativa (alfalfa), Trifolium spp. (semanggi), dan Asparagus
officinalis (asparagus). Hal ini diperkirakan menjadi salah satu
penyebab pertumbuhan tanaman yang tidak sama pada tahun-tahun
berikutnya dalam pertanian. Salah satu bentuk alelopati tanaman
lainnya adalah residu dari beberapa tanaman diketahui dapat
mengurangi perkecambahan gulma. Beberapa tanaman yang dapat
menghambat pertumbuhan gulma melalui proses alelopati adalah Avena
fatua (haver), E. repens (semacam rumput), Cirsium arvense, dan
Stellaria media.
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan
Interaksi antara organisme merupakan suatu hubungan timbal
balik antar organisme satu dengan organisme lain yang berada di
sekitarnya. Interaksi dapat bersifat positif, negatif dan netral, contoh
interaksi tumbuhan antara lain neutralisme, kompetisi, amensalisme,
parasitisme, predasi, komensalisme, protokooperasi, dan mutualisme.

DAFTAR PUSTAKA
Ferdinand F, Ariebowo. 2009. Praktis Belajar Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Kistinnah I, Lestari ES. 2006. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Michael. 1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium.
UI Press . Jakarta.
Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press Yogyakarta
Odum, E.P. 1971. Dasar-dasar Ekologi (diterjemahkanTjahjono, S. dan
Srigandono, B)Yogyakarta: Penerbit Universitas Gajah Mada.
Wirakusumah, S. 1003. Dasar-dasar Ekologi bagi populasi dan Komunitas. UIPress:Jakarta

MAKALAH AGROTEKNOLOGI

INTERAKSI ANTARA ORGANISME

Disusun Oleh : 1. Kamaratih np


2. Wachyu Nurhidayat

134150016
134150069

JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA 2016

Anda mungkin juga menyukai