Anda di halaman 1dari 4

A.

Pengertian Populasi
Populasi adalah sekelompok individu dari spesies yang sama yang hidup pada regio yang
sama pada saat tertentu. Populasi, sebagaimana organisme tunggal, memiliki ciri atau atribut
yang unik seperti laju pertumbuhan, struktur umur, rasio jenis kelamin, dan laju mortalitas.
Populasi selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu karena faktor kelahiran, kematian,
dan migrasi atau dispersal individu di antara populasi yang terpisah. Jika sumber daya yang
diperlukan organisme cukup melimpah dan kondisi lingkungan sesuai, populasi dapat meningkat
secara cepat. Kemampuan populasi untuk meningkat secara maksimum pada kondisi optimal
disebut potensial biotik.1
Populasi didefinisikan sebagai kelompok kolektif organisme. Organisme dan spesies
yang sama (kelompok-kelompok lain di mana individu-individu dapat bertukar informasi
genetika) menduduki ruang atau tempat tertentu, memiliki berbagai ciri atau sifat yang
merupakan sifat milik individu di dalam kelompok itu. Populasi mempunyai sejarah hidup dalam
arti mereka tumbuh, mengadakan pembedaan-pembedaan dan memelihara diri seperti yang
dilakukan oleh organisme. Sifat-sifat kelompok seperti laju kelahiran, laju
kematian, perbandingan umur, dan kecocokan genetik hanya dapat diterapkan pada populasi.2
Populasi memiliki berbagai macam sifat-sifat, beberapa sifat diantaranya adalah,
kerapatan jenis, natalitas (tingkat kelahiran), mortalitas (tingkat kematian), distribusi umur,
potensi biotik, penyebaran populasi, bentuk pertumbuhan sekresi-R dan sekresi-K. Populasi juga
memeliki ciri genetik yang berhubungan langsung dengan ekologinya seperti; penyesuaian diri,
keberhasilan reproduktif, persistensi (peluang keturunannya hidup dalam waktu yang panjang).3

Populasi cenderung diatur oleh komponen-komponen fisik seperti cuaca, arus air, faktor
kimia yang membatasi pencemaran dan sebagainya dalam ekosistem yang mempunyai
keanekaragaman rendah atau dalam ekosistem yang menjadi sasaran gangguan-gangguan luar
yang tidak dapat diduga, sedangkan dalam ekosistem yang mempunyai keanekaragaman tinggi,
populasi cenderung dikendalikan secara biologi dan seleksi alam. Faktor negatif ataupun positif
bagi populasi adalah, ketidaktergantungan pada kepadatan (density independent), apabila

1
Saroyo dan Roni, Ekologi Hewan (Mataram : CV. Patra Media Grafindo, 2016), hal 55
2
Odum, Dasar-Dasar Ekologi. (Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada, 1993), hal 68
3
Ambo Ala. Bahan Ajar Dasar-Dasar Ekologi. (Makassar : Uninersitas Hasanuddin, 2016), hal 24
pengaruhnya tidak tergantung dari besarnya populasi. Contohnya iklim sering kali, tetapi tidak
berarti selalu. Ketergantungan pada kepadatan (density dependent), apabila pengaruhnya pada
populasi merupakan fungsi dari kepadatan. Contohnya faktor biotik (persaingan, parasit, dan
sebagainya) tetapi tidak selalu.4
Populasi dapat konstan dapat pula berfluktuasi atau dapat pula meningkat atau menurun
terus. Perubahan-perubahan demikian merupakan fokus utama ekologi populasi. Perubahan-
perubahan ini disebabkan oleh empat faktor yang saling mempengaruhi, yaitu kelahiran
(natality), kematian (mortality) dan migrasi (emigrasi dan imigrasi).5

B. Penyebaran Populasi

Penyebaran populasi merupakan pergerakan individu ke dalam atau keluar dari populasi.
Penyebaran populasi berperan penting dalam penyebaran secara geografi dari tumbuhan, hewan
atau manusia ke suatu daerah dimana mereka belum menempatinya. Penyebaran populasi dapat
disebabkan karena dorongan mencari makanan, menghindarkan diri dari predator, pengaruh
iklim, terbawa air atau angin, kebiasaan kawin dan faktor fisik lainnya.6

Penyebaran populasi berperan penting dalam penyebaran secara geografi dari tumbuhan,
hewan atau manusia ke suatu daerah dimana mereka belum menempatinya. Penyebaran populasi
dapat disebabkan karena dorongan mencari makanan, menghindarkan diri dari predator,
pengaruh iklim, terbawa air/angin, kebiasaan kawin dan faktor fisik lainnya.7

Faktor-Faktor Penyebaran Populasi

Menurut Yuliana Natan (2009), menyatakan bahwa faktor utama penyebaran populasi,
antara lain:8

a. Natalitas (Angka Kelahiran)


4
Odum, Op.Cit., 69
5
Naughton, S., Ekologi Umum. (Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada, 1990), hal 48
6
Umar. M. Ruslan, Penuntun Praktikum Ekologi Umum. (Makassar : Universitas Hasanuddin, 2013), hal 34
7
Ibid.
8
Yuliana Natan. Parameter Populasi Kerang Lumpur Tropis Anodontia Edentula Di Ekosistem Mangrove. Jurnal
Biologi Indonesia. 2009. Volume 6, Nomor 1. Halaman: 25-38.
Natalitas adalah kemampuan suatu populasi untuk bertahan melalui reproduksi. Natalitas
sama dengan angka kelahiran yang merupakan istilah yang digunakan pada studi populasi
manusia atau (demografi). Kenyataannya, istilah anka kelahiran telah diperluas dengan
menggunakannya pada kelahiran organisme baru, penetasan, perkecambahan, atau muncul
dengan pembelahan. Natalitas umumnya dinyatakan sebagai laju (rate) yang ditentukan dengan
membagi jumlah individu baru yang dihasilkan dengan unit tertentu. Laju natalitas kotor atau
mutlak atau dengan membagi jumlah individu baru per satuan waktu oleh unit populasi disebut
tingkat natalitas spesifik. Dalam ekologi natalitas dapat dibedakan dalam dua jenis, antara lain:

a) Natalitas maksimum (natalitas absolut atau natalitas fisiologi) secara teoritis adalah produksi
maksimum individu baru pada kondisi lingkungan ideal (tidak ada faktor pembatas secara
ekologi, pembatas reproduksi hanya faktor fisiologi) dan konstan pada populasi tertentu.
b) Natalitas ekologi atau natalitas terealisasi, mengacu pada peningkatan populasi di bawah
kondisi lingkungan lapangan yang sebenarnya atau spesifik. ini tidak konstan untuk populasi
tetapi bervariasi dengan komposisi ukuran dan umur populasi dan dengan kondisi lingkungan
fisik.

b. Mortalitas (Laju Kematian)


Mortalitas adalah ukuran kematian individu Dalam populasi kurang lebih berlawanan
dengan natalitas. Mortalitas sama dengan tingkat kematian dalam demografi. Seperti natalitas,
mortalitas dapat dinyatakan sebagai jumlah individu yang mati dalam suatu periode waktu
tertentu (kematian per unit waktu), atau laju spesifik dalam hal unit total populasi atau bagian
daripadanya. Mortalitas juga dapat dibedakan dalam dua jenis yakni:
a) Mortalitas ekologi atau mortalitas terealisasi adalah kehilangan individu pada kondisi
lingkungan sesungguhnya seperti natalitas ekologi, tidak konstan tetapi bervariasi
tergantung kondisi populasi dan lingkungan.
b) Mortalitas minimum (teoritis), yakni matinya individu dalam kondisi lingkungan yang
ideal, optimum dan mati semata-mata karena usia tua.

c. Kerapatan populasi (densitas)


Kerapatan populasi adalah ukuran besarnya populasi yang berhubungan dengan satuan
ruang atau area yang umumnya diteliti dan dinyatakan sebagai jumlah (cacah) individu dan
biomasa persatuan luas, persatuan isi (volume) atau persatuan berat medium lingkungan yang
ditempati. Kepadatan populasi juga digunakan untuk mengetahui populasi yang sedang berubah
(berkurang atau bertambah) pada saat tertentu dan biasanya dihubungkan dengan variabel waktu.

d. Penyebaran individu dalam populasi


Penyebaran adalah pola tata ruang individu yang satu relatif terhadap yang lain dalam
populasi. Penyebaran atau distribusi dalam suatu populasi biasa bermacam-macam, pada
umumnya diperlihatkan tiga pola penyebaran, yaitu pola penyebaran secara acak yaitu pola
penyebaran dimana kehadiran suatu individu tidak mempengaruhi atau dipengaruhi individu
lainnya, penyebaran secara merata yaitu pola penyebaran dalam ruang dimana jarak individu dan
pengamatannya teratur antara satu dengan yang lainnya, dan penyebaran berkelompok yaitu pola
penyebaran yang relatif paling umum terdapat di alam dan mengumpulkan itu sendiri dapat
terjadi karena perkembangbiakan, adanya atraksi sosial dan lain-lain.

Ambo Ala. 2016. Bahan Ajar Dasar-Dasar Ekologi. Uninersitas Hasanuddin. Makassar.

Saroyo, S dan Roni Koneri. 2016. Ekologi Hewan. Mataram : CV. Patra Media Grafindo.

Odum, H. , 1993. Ekologi Sistem Suatu Pengantar. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Natan, Yuliana. 2009. Parameter Populasi Kerang Lumpur Tropis Anodontia Edentula Di
Ekosistem Mangrove. Jurnal Biologi Indonesia. Volume 6, Nomor 1. Halaman: 25-38.

Naughton, S., 1990. Ekologi Umum. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Umar. M. Ruslan, 2013. Penuntun Praktikum Ekologi Umum. Universitas Hasanuddin,


Makassar.

Anda mungkin juga menyukai