Oleh :
ELSA DAMAYANTI DARLIN
P032191009
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan
judul “Biologi Populasi” yang menurut penulis dapat memberikan manfaat
yang besar bagi kita untuk mempelajarinya.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan
memohon memaklumi bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada
tulisan yang penulis buat kurang tepat atau menyinggung perasaan
pembaca.
Dengan ini penulis mempersembahkan makalah ini dengan penuh
rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga
dapat memberikan manfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
Berdasarkan hal tersebut maka perlu dipahami mengenai apa itu populasi
biologi, bagaimana perkembangan populasi dialam, apa saja factor yang
mempengaruhi pertumbuhannya, dan bagaimana kegiatan manusia dapat
mempengaruhi pertumbuhan populasi sehingga dengan hal tersebut dapat dilakukan
konservasi untuk melindungi keberadaan populasi dalam suatu ekosistem agar
7
terhindar dari kepunanahan. Karena setiap organisme di dalam suatu ekosistem
memiliki peranan dalam mengatur keseimbangan ekosistem itu sendiri.
1.3. Tujuan
8
BAB II
PEMBAHASAN
Kata populasi berarti semua orang yang bertempat tinggal pada suatu tempat.
Dalam ekosistem, yang dimaksud populasi adalah semua individu sejenis yang
menempati suatu daerah tertentu. Suatu organisme disebut sejenis apabila
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Sugiyono
Menurut Sugiyono (2005:90), pengertian populasi adalah suatu wilayah yang
sifatnya general yang terdiri dari subjek ataupun objek dengan karakteristik tertentu.
2. Suharsimi Arikunto
Menurut Suharsimi Arikunto (2013:106), arti populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian atau jumlah keseluruhan dari suatu sampel yang merupakan
sumber data yang sangat penting.
9
3. Ismiyanto
Menurut Ismiyanto, pengertian populasi adalah keseluruhan subjek atau
totalitas subjek penelitian yang dapat berupa; manusia, benda, suatu hal yang di
dalamnya dapat diperoleh dan atau dapat memberikan informasi (data) penelitian.
4. Margono S.
Menurut Margono S (2004), arti populasi adalah seluruh data yang menjadi
pusat perhatian seorang peneliti dalam ruang lingkup dan waktu yang telah
ditentukan.
5. Hadari Nawawi
Menurut Hadari Nawawi (1983), pengertian populasi adalah keseluruhan dari
objek penelitian yang terdiri atas manusia, hewan, benda-benda, tumbuh-tumbuhan,
peristiwa, gejala-gejala, ataupun nilai tes sebagai sumber data yang memiliki
karaktersitik tertentu dalam suatu penelitian.
6. Mohammad Nazir
Menurut Mohammad Nazir (2005), pengertian populasi adalah sekumpulan
individu dengan kualitas dan karakter yang sudah ditetapkan oleh peneliti, dimana
karakter tersebut dinamakan sebagai variabel.
B. Metapopulasi
10
Berbagai pola metapopulasi yang dapat ditemukan di alam . Ukuran suatu
populasi setara dengan ukuran lingkaran yang mewakilinya. Panah-panah
menunjukkan arah dan intensitas migrasi antar populasi tersebut. (A). Tiga populasi
yang tidak saling terkait (B). Metapopulasi sederhana yang terdiri atas tiga populasi
yang saling berinteraksi (C). Metapopulasi dengan satu populasi inti yang besar dan
tiga Populasi satelit (D). Metapopulasi dengan interaksi yang rumit.
C. Ciri-Ciri Populasi
a. Lingkup Biologi
b. Lingkup Statistik
Ini merupakan ciri-ciri kelompok dan merupakan hasil penggabungan berbagai
karakteristik dari individu di dalam populasi, diantaranya:
Kepadatan atau ukuran besarnya suatu populasi termasuk berbagai
parameter utama dipengaruhi oleh kelahiran dan kematian.
Sebaran, populasi dipengaruhi oleh persebaran suatu objek tertentu, kondisi
iklim dan cuaca, struktur, dan umur objek tersebut.
Populasi juga dipengaruhi oleh komposisi genetik
Terdapat dispersi, yaitu sebaran individu intra populasi.
11
2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Populasi
Jumlah populasi dari waktu ke waktu dapat meningkat secara tajam dan dapat
pula mengalami peningkatan kecil. Besar dan kecilnya peningkatan anggota suatu
populasi dalam kurun waktu tertentu adalah menunjukkan laju pertumbuhan dari
populasi tersebut. Dalam fase pertumbuhan suatu populasi dapat dipengaruhi oleh
factor-faktor yang dapat mendukung pertumbuhan tersebut ataupun menjadi
penghambat atau pembatas pertumbuhannya. Adapun factor-faktor tersebut adalah
sebagai berikut:
Menurut Caughley (1979), daya dukung dibagi menjadi dua tipe, yaitu daya
dukung ekologi dan daya dukung ekonomi. Daya dukung ekologi menjelaskan
ukuran herbivora dan populasi tanaman yang dapat dicapai secara alami apabila
keduanya dibiarkan berinteraksi tanpa ada intervensi manusia. Sementara itu, daya
dukung ekonomi menjelaskan suatu kesetimbangan yang ditimbulkan oleh
kelestarian pemanenan populasi herbivora. Daya dukung ekologis merupakan
landasan bagi optimalisasi habitat dalam menghasilkan produksi.
12
Daya Dukung Lingkungan memiliki beberapa karakteristik diantaranya:
a. Berdasarkan Perkembangan
b. Berdasarkan Sifat
Daya dukung suatu wilayah tidak bersifat statis (a fixed amount), tetapi
bervariasi sesuai dengan kondisi biogeofisik (ekologis) wilayah termaksud dan juga
kebutuhan (demand) manusia akan SDA dan JASLING/Jasa Lingkungan (goods and
services) dari wilayah tersebut. Daya dukung suatu wilayah dapat menurun akibat
kegiatan manusia maupun faktorfaktor alamiah (natural forces), contohnya bencana
alam. Adanya inovasi teknologi tidak meningkatkan daya dukung wilayah akan tetapi
berperan dalam meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya alam.
13
B. Faktor Pembatas Pertumbuhan Populasi
Berdasarkan hal tersebut, maka ada dua hukum yang berkenaan dengan
faktor lingkungan sebagai faktor pembatas bagi organisme , yaitu Hukum Minimum
Liebig dan Hukum Toleransi Shelford. Hukum Minimum Liebig menyatakan bahwa
pertumbuhan suatu tanaman akan ditentukan oleh unsur hara esensial yang berada
dalam jumlah minimum kritis, jadi pertumbuhan tanaman tidak ditentukan oleh unsur
hara esensial yang jumlahnya paling sedikit. Dengan demikian unsur hara ini
dikatakan sebagai faktor pembatas karena dapat membatasi pertumbuhan tanaman.
14
1. Hukum Minimum Libieg
a. Untuk dapat bertahan dan hidup di dalam keadaan tertentu, suatu organisme
harus memiliki bahan-bahan penting yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
berkembang biak.
b. Dalam keadaan mantap bahan penting yang tersedia dalam jumlah mendekati
minimum yang diperlukan akan cenderung merupakan pembatas.
c. Hukum Minimum Liebig dapat dipakai : Satu, hanya dalam keadaan yang tetap,
yaitu bila pemasukan dan pengeluaran energi adalah seimbang. Misalnya CO2
adalah faktor pembatas utama dalam danau dan oleh karena itu produktivitas
seimbang dengan kecepatan penyediaan CO2 yang berasal dari proses
pembusukan bahan organik dengan cahaya, nitrogen, fosfor dan unsur-unsur
utama lainnya.
15
Gambar 1: Ilustrasi Hukum Minimum Libieg
Besar populasi dan penyebaran suatu jenis dapat dikendalikan oleh faktor
yang melampaui batas toleransi maks/min atau mendekati batas toleransi,populasi
itu akan berada dalam keadaan tertekan (stress).
a. apabila melampaui batas itu yaitu lebih rendah dari batas toleransi min atau lebih
tinggi dari batas toleransi maks, maka makhluk hidup itu akan mati dan
populasinya akan punah dari sistem tersebut.”
b. Untuk menyatakan derajat toleransi sering dipakai istilah steno untuk sempit
dan euri untuk luas.
c. Cahaya, temperatur dan air secara ekologis merupakan faktor lingkungan yang
penting untuk daratan, sedangkan cahaya, temperatur dan kadar garam
merupakan faktor lingkungan yang penting untuk lautan.
16
Di dalam hukum toleransi Shelford dikatakan bahwa besar populasi dan
penyebaran suatu jenis makhluk hidup dapat dikendalikan dengan faktor yang
melampaui batas toleransi maksimum atau minimum dan mendekati batas toleransi
maka populasi atau makhluk hidup itu akan berada dalam keadaan tertekan (stress),
sehingga apabila melampaui batas itu yaitu lebih rendah dari batas toleransi
minimum atau lebih tinggi dari batas toleransi maksimum, maka makhluk hidup itu
akan mati dan populasinya akan punah dari sistem tersebut.
Konsep Gabungan
17
e. Hubungan antara komunitas makhluk hidup dengan lingkungannya
bersifat holocoenotik Artinya tidak ada dinding pemisah antara faktor2
lingkungan dan dengan organisme di dalamnya Eksosisem sebagai satu
keseluruhan, sulit untuk memisahkan satu faktor/organisme di alam tanpa
mengganggu komponen ekosistem lain
1. Tempratur/suhu
Cahaya adalah sumber energi, tetapi juga suatu pembatas pada kedua tingkat
maksimum dan minimum. Oleh karena itu cahaya sebagai faktor pembatas dan
pengontrol. Intensitas cahaya mengontrol seluruh ekosistem melalui pengaruhnya
pada produksi hidup pada temperatur yang rendah sekali. Sedangkan beberapa
microorganisme, terutama bakteri dan algae dapat hidup dan berkembang pada
musim-musim semi yang panas kira-kira 88C Organisme yang hidup di air umumnya
mempunyai batas toleransi lebih sempit trhdp suhu daripada hewan yang hidup di
darat, sehingga temperatur penting dan sering kali merupakan faktor pembatas.
Semua proses-proses kimia dalam metabolisme seperti difusi,pembentukan dinding
sel tergantung pada suhu. Kalau temperatur melampaui minimum, pernafasan dapat
berhenti dan menyebabkan kematian. Pengaruh temperatur di dalam metabolisme,
tidak hanya tentang lajunya tetapi juga mengenai produk yang dihasilkannya.
Pengaruh temperatur tampak juga pada perkecambahan dan susunan jenis vegetasi.
2. Cahaya
Cahaya adalah sumber energi, tetapi juga suatu pembatas pada kedua
tingkat maksimum dan minimum. Oleh karena itu cahaya sebagai faktor pembatas
dan pengontrol. Intensitas cahaya mengontrol seluruh ekosistem melalui
pengaruhnya pada produksi primer . Berdasarkan kebutuhan cahaya dikenal:
a. tumbuhan perlu cahaya penuh (light demanding)
b. tumbuhan yang toleran dan setengah toleran.
3. Air
Air untuk fungsi fisiologis perlu bagi semua protoplasma. Dari sudut ekologis
terutama sebagai faktor pembatas curah hujan sebagian besar ditentukan oleh
geografi dan pola gerakan udara yang besar atau sistem iklim. Penyebaran curah
hujan sepanjang tahun merupakan faktor pembatas yang sangat penting untuk
organisme.
18
2.3. Dinamika Pertumbuhan Populasi
Dinamika populasi adalah naik turunnya jumlah populasi dalam suatu populasi
itu sendiri. Penyebab naik turunnya jumlah populasi dipengaruhi oleh Natalitas
(kelahiran), Mortalitas (kematian), dan imigrasi atau perpindahan (Anonim, 2013).
a. Natalitas
2. fekunditas tingkat kinerja potensial populasi itu untuk menghasilkan individu baru.
Dalam ekologi dikenal dua macam natalitas yaitu:
b. Mortalitas
19
1. Emigrasi : perpindahan keluar dari area suatu populasi.
2. Imigrasi : perpindahan masuk ke dalam suatu area populasi
dan mengakibatkan meningkatkan kerapatan
3. Migrasi : menyangkut perpindahan (gerakan) periodik berangkat dan
kembali dari populasi.
Distribusi individu dalam populasi, sering kali disebut sebagai dispersi atau
pola penjarakan (pola penyebaran) secara umum dapat di bedakan atas 3 pola
utama yaitu:
a. Acak (Random) Pada pola sebaran ini peluang suatu individu untuk menempati
sesuatu situs dalam area yang di tempati adalah sama, yang memberikan indikasi
bahwa kondisi lingkungan bersifat seragam. Keacakan berarti pula bahwa
kehadiran individu lainnya. Dalam sebaran statistik, sebaran acak ini ditunjukkan
oleh varians yang sama dengan rata-rata
b. Teratur (Seragam, unity): Pola sebaran ini terjadi apabila diantara individu-
individu dalam populasi terjadi persaingan yang keras atau ada antagonisme
positif oleh adanya teritori-teritori terjadi penjarakan yang kurang lebih merata.
Pola sebaran teratur ini relatif jarang terdapat di alam. Lewat pendekatan statistik,
pola sebaran teratur ini di tunjukkan oleh varians yang lebih kecil dari rata-rata
20
Terdapat dua macam bentuk pertumbuhan populasi, yakni bentuk
pertumbuhan eksponensial ( dengan bentuk kurva J) dan bentuk pertumbuhan
sigmoid (dengan bentuk kurva S).
A.Pertumbuhuhan Eksponensial
Pertumbuhan populasi bentuk eksponensial ini terjadi jika populasi ada dalam
sesuatu lingkungan ideal baik, yaitu ketersediaan makanan, ruang dan kondisi
lingkungan lainnya tidak beroperasi membatasi, tanpa ada persaingan dan lain
sebagainya. Pada pertumbuhan populasi yang demikian kerapatan bertambah
dengan cepat secara eksponensial dan kemudian berhenti mendadak saat berbagai
faktor pembatas mulai berlaku mendadak.Pertumbuhan eksponensial ditunjukkan
dengan kurva berbentuk huruf J.
Keterangan :
21
B. Pertumbuhan Sigmoid
Keterangan:
22
berjumlah 50 ekor dengan area yang cukup luas sehingga banyak terdapat sumber
makanan. Kemudian serigala tersebut mengalami pertumbuhan yang sangat pesat
menjadi 90 ekor dan mendekati 100 ekor. Hal ini menyebabkan bahan makanan
menjadi berkurang akibatnya pertumbuhan serigala menjadi lambat dan perlahan
semakin sedikit yang dapat bertahan hidup. Jika digambarkan dalam bentuk gravik
maka dapat membentuk kurva “s”yang disebut dengan kurva logistic/sigmoid. Hal ini
menggambarkan bahwa pertumbuhan logistic / sigmoid ketersediaan makanan
tergantung pada tingkat kepadatan populasi.
23
Dari perspektif ekologi, muncul dan menghilangnya suatu spesies pada suatu
lingkungan hidup mengikuti beberapa keteraturan, yang dikenal dengan hukum
minimum (minimum law [Liebig, 1840]). Hukum minimum mengacu kepada perilaku
hidup tumbuhan yang perkembagannya dibatasi oleh konsentrasi unsur hara di
bawah nilai terkecil yang diperlukan untuk reaksi sintesis. Meski unsur lainnya
berlimpah, pertumbuhan tanaman akan tetap terhenti bila unsur hara minimum itu
tidak mendapat pasokan tambahan. Dari hukum minimum ini kemudian berkembang
istilah faktor pembatas (limiting factor), yaitu faktor ekologis lainnya yang
menghambat perkembangan suatu jenis makhluk hidup karena kuantitasnya
terlampau sedikit atau di bawah minimum yang diperlukan, atau karena terlalu
banyak sehingga melebihi batas toleransi maksimum yang diperlukan.
Dalam suatu ekosistem yang berpenghuni padat terjadi pula kompetisi antar
individu maupun antarspesies untuk tetap bertahan hidup. Di samping itu, dalam
ekosistem yang lebih kompleks terdapat pula predation dan parasitisme yang dari
satu pihak merupakan suatu bentuk kompetisi dan di lain pihak merupakan kontrol
tidak langsung ekosistem terhadap populasi penghuninya. Dengan mekanisme-
mekanisme yang terjadi pada suatu ekosistem, maka individu atau spesies di
dalamnya selalu berusaha untuk bertahan dan beradaptasi terhadap perubahan,
yang secara alami hanya akan menyisakan makhluk yang paling sesuai dengan
lingkungannya (survival for the fittest).
Saat ini ancaman kepunahan terhadap spesies tidak hanya akibat adanya
evolusi bumi. Berbagai factor dapat mengancam keberadaan suatu spesies. Berikut
adalah ancaman kepunahan populasi spesies.
24
A. Pemanasan Global
Para ahli memperkirakan 60% habitat di lintang utara akan terpengaruh oleh
pemanasan global. Habitat di seluruh Amerika Serikat, dari hutan spruce dan fir di
Maine sampai rawa mangrove di pantai Florida secara dramatis akan berubah.
Banyak pengamat telah mengumpulkan bukti bahwa pemanasan global adalah nyata
dan tidak hanya mempengaruhi aktivitas manusia, tetapi juga menimbulkan
pengaruh pada spesies dan habitat. Menurut Natural Resources Defense Council:
a. Hutan sub-alpine telah menyerbu padang rumput pada elevasi yang lebih tinggi di
dalam Taman Nasional Olimpic.
B. Konversi Habitat
25
habitat untuk beragam spesies dan mematikan kemampuan ekosistem untuk
berfungsi. Pesatnya pembangunan di berbagai bidang juga menyebabkan habitat
hilang dan pada akhirnya biodiversitas juga mengalami kepunahan. Pembangunan
juga menghasilkan polusi air dan udara yang akan menyebabkan degradasi
lingkungan dan lebih jauh akan menurunkan biodiversitas. Pada akhirnya, polusi
akan mengurangi kemampuan spesies dan ekosistem untuk memberikan pelayanan
ekologis.
Tumbuhan dan hewan yang tidak asli mendiami suatu ekosistem dapat
menyebabkan permasalahan terhadap spesies asli dan habitatnya. Spesies eksotik
ini sering kali berkompetisi dengan spesies asli untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya akan pakan, tempat, dan air pada suatu habitat. Jika spesies asli kalah
dalam persaingan ini, mereka harus pindah ke habitat lain yang belum tentu sesuai
atau harus menghadapi kepunahan lokal jika tetap berada dalam habitatnya. Spesies
eksotik juga sering memangsa spesies asli atau dapat menyebabkan kerusakan
habitat. Sebagai contoh, ular cokelat telah membasmi seluruh burung di remis zebra
memangsa dan menggeser tempat tinggal remis lokal. Pengaruh spesies eksotik
pada pertanian, perikanan, dan aspek lainnya pada perekonomian kita diperkirakan
mencapai milyaran dolar setiap tahunnya; sedangkan pengaruh pada biodiversitas
jelas tak terukur.
- Pembalakan skala industri, untuk produk kayu telah merusak atau memfragmentasi
jutaan hektar hutan setiap tahunnya pada berbagai habitat yang memiliki banyak
spesies unik, seperti woodpecker cockaded merah yang hidup di hutan pinus yang
dieksploitasi secara besar-besaran di Amerika bagian tenggara.
26
- Perburuan berlebihan (over-hunting) dan perdagangan liar untuk spesiesspesies
terancam punah telah menjadi ancaman utama untuk kelangsungan hidupnya.
Sebagai contoh kura-kura kotak di Amerika Serikat secara illegal dikoleksi dan
diekspor sebagai binatang piaraan, dan mereka mengalami banyak kematian setiap
tahunnya. Spesies ini bereproduksi sangat lambat, dan beberapa populasi,
pengambilan di alam telah menyebabkan penurunan angka penetasan dan
kematian sebelum mencapai dewasa.
E. Degradasi Lingkungan
Istilah Biologi Konservasi merujuk pada ilmu (sains) dan kadang-kadang juga
digunakan dalam aplikasinya. Dalam istilah yang sederhana, Biologi Konservasi
sebagai studi ilmiah tentang fenomena yang mempengaruhi pemeliharaan,
kehilangan, dan pemulihan diversitas biologis.
27
Burung (seluruh dunia): 42 spesies dan 44 subspesies
Mamalia (seluruh dunia): 73 spesies dan 30 subspesies
Amfibi (seluruh dunia): 122 spesies (sejak 1980)
Di Amerika Serikat, tempat penelitian yang dilakukan lebih intensif daripada
negara
lainnya, 631 spesies diketahui telah punah sejak 1642.
Kesadaran akan tingginya laju kepunahan makhluk hidup di Bumi ini yang
terutama disebabkan karena aktivitas manusia, maka diperlukan berbagai upaya
atau langkah-langkah strategis dan sistematis untuk menurunkan laju kepunahan di
atas bahkan jika memungkinkan sampai pada tingkat 0% untuk kesejahteraan umat
manusia di Bumi ini baik generasi sekarang maupun generasi mendatang. Upaya itu
dikenal sebagai Konservasi dan cabang Biologi yang mendasari upaya konservasi
tersebut disebut dengan Biologi Konservasi. Dengan demikian Biologi Konservasi
adalah disiplin ilmu yang dikembangkan untuk usaha pelestarian biodiversitas yang
merupakan gabungan dari berbagai macam ilmu untuk membahas krisis
biodiversitas, atau ilmu multidisiplin yang dikembangkan sebagai tanggapan untuk
menghadapi krisis biodiversitas. Berdasarkan lokasi/tempatnya, konservasi
dibedakan menjadi konservasi in-situ atau konservasi yang dilakukan di habitat
alaminya dan konservasi ex-situ atau konservasi yang dilakukan di luar habitat
alaminya; sedangkan berdasarkan tingkat atau level organismenya, dibedakan
antara konservasi tingkat spesies/populasi dan konservasi tingkat
komunitas/ekosistem.
28
tidak bisa dilepaskan dari upaya konservasi sebagian atau seluruh spesies yang
menempati habitat tertentu (konservasi komunitas) serta dengan konservasi factor
fisiko-kimiawi dan non-abiotik lainnya (konservasi ekosistem), walaupun strategi
yang digunakan sering kali didasarkan pada spesies tunggal, seperti kegiatan
introduksi, reintroduksi, maupun relokasi. Mengingat kondisi saat ini, kegiatan
konservasi eks-situ lebih banyak dilaksanakan di kawasan konservasi atau kawasan
asli lainnya yang biasanya akan direkomendasikan untuk dijadikan kawasan
perlindungan.
B. Akuarium
29
Dalam menghadapi satwa perairan punah pada dewasa ini para ahli mamalia
beserta ahli terumbu karang mulai megembangkan program konservasi spesies
terancam punah didalam akuarium. Pada saat ini setidaknya terdapat 60.000 ekor
ikan yang dipeliharadalam akuarium berasal dari alam terutama spesies yang hampir
punah kemajuan teknologi telah bayak membantu dalam pensuksesan konservasi
ini. Telah banyak teknik dalam penangkaran salah satunya mengembangkan
pemulihan populasi (re stocking) , namun untuk spesies avertebtebrata masih terus
dikembangkan. Para petugas akuarium sendiri banyak mendapatkan bantuan dari
paya nelayan yang kadang menemukan ikan paus yang terdapampar, namun
tantangngan masa depan adalah menyeimbangkan kebutuhan produksi makanan
manusia hasil akuakultur dengan perlindungan keanekaragaman hayati perairan dari
ancaman yang terus meningkat akibat kegiatan manusia sendiri. (Brooks, dkk. 2003).
C. Kebun Raya
Kebun raya memainkan peran penting dalam riset dan pemberian pelatihan,
terutama konservasi tumbuhan dan holtikultur. Banyak kebun raya sedang
meningkatkan upaya pembudidayaan spesies langka dan terancam punah. Kebun
raya terbesar didunia dimiliki oleh kerajaan inggris di kew diperkirakan terdapat
25.000 spesies yang dibudidayakan, atau 10% dari jumlah didunia, 2.700
diantaranya sedang dalam keadaan genting. Spesime sendiri dalam kebun raya
merupakan sumber terbaik dalam menggali sebaran tumbuhan dan kebutuhan
habitatnya. Diindonesia sendiri sejumlah kebunraya mewakili berbagai flora hutan
humida dataran tinggi(Darnaeda dan Rifai 1997).
D. Bank Benih
30
sedang beralih meninggalkan benih yang tradisional demi mendapatka variasi yang
lebih unggul. Namun disatu sisi bank benih memilki kendala tersendiri mengenai hal
kepemilikan oleh karena hal tersebut perlunya adanya peraturan khusus. Sebagai
salatu upayanya dilakukan negosiasi dan kesepakatan menggunakan kerangkan
Convention on Biological Diversity (CBD) (Holt, 2003).
31
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Populasi adalah sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama (spesies)
yang hidup menempati ruang yang sama pada waktu tertentu. Besar dan kecilnya
peningkatan anggota suatu populasi dalam kurun waktu tertentu adalah
menunjukkan laju pertumbuhan dari populasi tersebut. Dalam fase pertumbuhan
suatu populasi dapat dipengaruhi oleh factor-faktor yang dapat mendukung
pertumbuhan tersebut ataupun menjadi penghambat atau pembatas
pertumbuhannya. Keberadaan spesies pada suatu populasi sangat rentan terhadap
kepunahan yang disebabkan oleh pemanasan global, degradasi lingkungan, konversi
habitat, ekslpoitasi, dan lain-lain. Upaya untuk melindungi populasi suatu spesies
dapat dilakukan dengan melalui konservasi baik secara in situ maupun eksitu.
3.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah agar makalah ini dapat dijadikan
sebagai bahan dan acuan untuk lebih memahami tentang keberadaan populasi
dimuka bumi, ancaman yang dapat mempengaruhi kepunahan serta upaya-upaya
yang bermanfaat terhadap kelestarian spesies dalam suatu populasi.
32
DAFTAR PUSTAKA
Griffiths, M., and Schaick, C.P.V. 1993. Camera-trapping : A New Tool For The Study
Of Alusive Rain Forest Animals. Tropical Biodiversity 1:131-135.
Holt, W.V., A.R. Pickard, J.C. Rodger, D.E. Wildt, M.L. Gosling, G. Cowlishaw, dkk
(eds). 2003. Reproductive Science and Integrated Conservation.
Conservation Biology Series, No. 8. Cambrigde University Press, New York.
Perkembangan-perkembangan baru dalam teknologi biologi-reproduksi telah
berkontribusi terhadap berbagai program penangkaran konservasi.
PP No. 68/1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam.
Sajuthi, D., T.L. Yusuf, I. Mansjoer, R.P.A. Lelana, & I.H. Suparto. 1997. Kursus
Singkat Penanganan Satwa Primata Sebagai Hewan Laboratorium. PSSP
IPB. Bogor.
33
Sujatnika, P. Jepson, T.R. Soehartono, M.J. Crosby, & A. Mardiastuti. 1995.
Melestarikan Keanekaragaman Hayati: Pendekatan Daerah Burung
Endemik. Departemen Kehutanan & Birdlife. Bogor.
Tim Dosen. 2008. Dasar-Dasar Ekologi Hewan. Medan : FMIPA UNIMED Zulkifli,
hilda. 1996. Biologi Lingkungan. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
34