Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH DASAR KEPENDUDUKAN

KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PENDUDUK SERTA KECENDERUNGAN


KOMPOSISI ATAU STRUKTUR PENDUDUK DI INDONESIA

DOSEN PENGAJAR : Fifi Nirmala, s.Si., M.kes


Disusun oleh :
Kelompok 1
Abdul Aziz Galani (J1A122001)
Adelia Agustin (J1A122002)
Agil Reski (J1A122003)
Ardinawati (J11A122008)
Audrey Wina Keisyiah Rachim ( J1A122012)
Dian Resita (J1A122021)
Galang (J1A122031)
Imelda Febriani (J1A122035)
Jastina Puri Ramadhani (J1A122040)
Lala Aulia (J1A122043)
Niken Patricia Ramadhani (J1A122054)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah.....................................................................................5
1.4 Manfaat Pembuatan Makalah...................................................................................5
2.1 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin.........................................6
2.2 Komposisi Penduduk Menurut Karakteristik Sosial dan Ekonomi...........................6
2.3 Distribusi penduduk dan kepadatan penduduk.......................................................11
2.4 Fungsi Komposisi penduduk...................................................................................18

2.5 Manfaat Komposisi Penduduk................................................................................19

BAB 3................................................................................................................................20
PENUTUP..........................................................................................................................20
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................20
3.2 Saran......................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................22
Kata Pengantar

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan YME dan dengan


rahmat dan karunianya, “Makalah Komposisi & Distribusi Penduduk Serta
Kecendrungan Komposisi/Struktur Penduduk di Indonesia” ini dapat kami buat
sebagai tugas Sebagai bahan pembelajaran kita semua dengan harapan dapat
diterima dan dipahami secara bersama.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhirnya dengan ini Kami meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam
penulisan atau penguraian makalah ini. Dengan harapan dapat diterima oleh
Bapak dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran

Kendari, 19 Oktober 2022

Kelompok I
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kata demografi pertama kali digunakan oleh Achille Guilard pada tahun
1885, dalam bukunya yang berjudul Elements de Statistique Humaine, ou
Demographie Comparee. Demografi berasal dari kata demos yang berarti
penduduk dan grafein yang berarti gambaran. Jadi demografi adalah ilmu
yang mempelajari penduduk atau manusia terutama tentang kelahiran,
kematian dan perpindahan penduduk yang terjadi. Demografi sendiri
sebenarnya melibatkan studi ilmiah tentang ukuran, penyebaran penduduk
secara geografi maupun spasial, komposisi penduduk, dan perubahan yang
terjadi dari waktu ke waktu. Pada tahun tersebut Achille Guilard mengatakan
bahwa demografi merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu dari
keadaan dan sikap manusia yang dapat diukur yaitu meliputi perubahan
secara umum, fisik dan kondisi moral.
David V. Glass mengatakan bahwa demografi terbatas pada studi
penduduk sebagai akibat pengaruh dari proses demografi yaitu fertilitas,
mortalitas dan migrasi. Pressat (1985) mengatakan bahwa demografi adalah
studi tentang populasi manusia dalam hubungannya dengan perubahan yang
terjadi akibat kelahiran, kematian, dan migrasi. Istilah ini juga digunakan
untuk mengacu kepada fenomena yang diamati. Sedangkan PBB (1958)
mendefinisikan bahwa demografi adalah studi ilmiah terhadap populasi
manusia, terutama terhadap jumlah, struktur, dan perkembangannya. Masalah
demografi lebih ditekankan pada perubahan dinamika kependudukan karena
pengaruh perubahan fertilitas, mortalitas dan migrasi.
Philip M.Hauser dan Dudley Duncan (1959) mendefinisikan bahwa
demografi adalah ilmu yang mempelajari jumlah, persebaran, teritorial dan
komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab
perubahan tersebut, yang biasanya timbul karena peristiwa kelahiran,
kematian dan migrasi (gerak teritorial) dan mobilitas status. Sementara it,
Donald J.Bogue (1973) mengatakan bahwa demografi adalah ilmu yang
mempelajari secara statistik dan matematik tentang besaran, komposisi dan
distribusi penduduk dan perubahan-perubahannya sepanjang masa melalui
bekerjanya lima komponen demografi yaitu kelahiran, kematian, perkawinan,
migrasi dan mobilitas sosial. Walaupun demografi mempertahankan analisis
deskriptif dan komparatif berkesinambungan terhadap tren yang ada, pada
setiap proses yang terjadi dan hasil yang ditimbulkan, tujuan utamanya
adalah untuk mengembangkan bagian dari teori untuk menjelaskan peristiwa
yang dibandingkan dan direncanakannya.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat dikatakan bahwa
demografi adalah studi tentang penduduk yang dilihat dari ukuran (jumlah),
struktur/komposisi, persebaran ke ruangan serta faktor-faktor yang
mempengaruhi jumlah, struktur dan persebaran penduduk yaitu fertilitas,
mortalitas dan migrasi di suatu wilayah tertentu. Dalam demografi terdapat
aspek kependudukan yang statis dan dinamis sifatnya. Aspek statis
ditunjukkan oleh komposisi penduduk misalnya. Komposisi penduduk
merupakan gambaran kondisi penduduk pada suatu titik tertentu, yaitu pada
saat dilaksanakan sensus atau survei. Sesudah tanggal atau hari tersebut,
komposisi penduduk akan berubah. Perubahan komposisi ini terjadi karena
perubahan kelahiran, kematian dan migrasi. Jadi dalam demografi juga
dipelajari aspek statis dan aspek dinamis, yang keduanya saling
mempengaruhi. Contoh, jumlah kelahiran akan mempengaruhi jumlah
penduduk muda di suatu wilayah tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


1 Bagaimana komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin?
2 Bagaimana komposisi penduduk menurut karakteristik sosial dan
ekonomi?
3 Seperti apa kondisi distribusi penduduk di Indonesia?
4 Bagaimana kecenderungan komposisi/struktur penduduk di Indonesia?

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah


a. Untuk mengetahui komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.
b. Untuk mengetahui komposisi penduduk menurut karakteristik sosial dan
ekonomi.
c. Untuk mengetahui bagaimana kondisi distribusi di Indonesia.
d. Dan untuk mengetahui apa saja kecenderungan komposisi/struktur
penduduk di Indonesia.

1.4 Manfaat Pembuatan Makalah


a. Bagi Penulis
Dapat menjadi referensi pembelajaran baik bagi diri sendiri maupun buat
referensi modul pengajaran buat ibu dosen.
b. Bagi Pembaca
Dapat menambah pengetahuan pembaca untuk mengetahui lebih lanjut
tentang komposisi dan struktur penduduk serta kecenderungan komposisi/
struktur penduduk Indonesia.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Sumber data yang telah dibicarakan sebelumnya seperti registrasi


penduduk, survai, maupunsensus, yang masih dalam bentuk data mentah dan
harus diolah agar didapatkan informasi sesuai dengan yang dibutuhkan. Data
yang diperoleh dari sumber data tersebut harus diolah (disederhanakan)
kemudian diinterpretasikan yang disebut sebagai kegiatan analisis data. Data
yang diolah, kemudian diinterpretasikan yang akan menghasilkan sebuah
informasi yang dapat digunakan untuk mengambil kebijakan. Penyederhanaan
data dilakukan dengan menggunakan statistik, hasildari data sampel disebut
statistik, dan data dari populasi disebut parameter. Salah satu penyederhanaan
data di bidang kependudukan adalah komposisi menurut umur dan jenis
kelamin. Komposisi penduduk menggambarkan susunan penduduk yang
dibuat berdasarkan pengelompokkan penduduk menurut karakteristik yang
sama. Berbagai komposisi penduduk dapat dibuat oleh peneliti, seperti
komposisi penduduk menurut umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, daerah
tempat tinggal, status perkawinan, lapangan pekerjaan, jenis pekerjaan, status
pekerjaan, bahasa, dsbnya.

a. Umur Median (/Wed/an-Age)


Umur median adalah umur yang membagi penduduk menjadi dua bagian
dengan jumlah yangsama, yaitu bagian yang pertama lebih muda dan bagian
yang kedua lebih tua dari umur median. Kegunaan dari umur median adalah
untuk mengukur tingkat pemusatan penduduk pada kelompok-kelompok
umur tertentu. Berdasarkan umur median ini, penduduk disuatu daerah
dikategorikan :
 Penduduk muda, jika umur median kurang dari 20 tahun

 Penduduk intermediate, jika umur median antara 20-30 tahun

 Penduduk tua, jika umur median lebih dari 30 tahun

untuk menghitung umur median adalah dengan menggunakan rumus ;


1Md = Batas bawah kelompok umur yang mengandung N/2

N = Jumlah penduduk total

fx = Jumlah penduduk kumulatif sanpai dengan kelompok umur yang men


gandung N/2

fMd = penduduk pada kelompok umur dimana terdapat nilai N/2

i = Kelas Interval umur

Contoh Perhitungan:

Interpretasi:
Bahwa umur median penduduk Kota "A" pada tahun 2009 adalah 32 tahun, yang
berarti bahwa setengah dari penduduk Kota "A" pada tahun 2009 berusia di
bawah 32 tahun dan setengahnya lag! berusia lebih tua dari 32 tahun. Umur
median ini terletak diantara 30-40 tahun, sehingga penduduk Kota "A"
dikategorikansebagai penduduk tua.
b. Rasio Jenis Kelamin
Rasio jenis kelamin adalah suatu angka yang menunjukkan
perbandingan banyaknya jumlah penduduk laki-laki dan banyaknya jumlah
penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya
dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan.
Besar kecilnya rasio jenis kelamin ini dipengaruhi oleh:
 Rasio jenis kelamin waktu lahir(sex rat/o at b/rth), biasanya perbandingan
antara bayi laki-laki dan perempuan pada waktu lahir berkisar antara 103-
105 bagi laki-laki per 100 bayi perempuan.
 Pola mortalitas antara penduduk laki-laki dan perempuan

 Polamigrasi antara penduduk lakMaki dan perempuan

Informasi tentang rasio jenis kelamin dapat disajikan menurut kelompok umur
rnaupun wilayah dalam bentuk tabel maupun grafik. Infomasi tni dapat berguna
untuk perencanaan pembangunan berwawasan gender. Rasio jenis keiamin
dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

2.2 Komposisi Penduduk Menurut Karakteristik Sosial dan Ekonomi


2.2.1 Komposisi Penduduk Menurut Karakteristik Sosial
Berdasarkan karakteristik sosial penduduk, komposisi penduduk dapat
dikelompokkan menurut tingkat pendidikan dan status perkawinan.
Pengelompokan penduduk menurut karakteristik pendididkan dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
1) Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan.
2) Komposisi penduduk menurut status sekolah..
3) Komposisi penduduk menurut kemampuan membaca dan menulis.
4) Komposisi Penduduk menurut Status Perkawinan
1) Komposisi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan diukur dari jumlah penduduk umur 10 tahun ke atas
menurut status tamat sekolah. Tamat sekolah didefinisikan sebagai telah
selesainya seseorang mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi suatu jenjang
sekolah sampai akhir dengan mendapatkan tanda tamat belajar atau ijazah,
baik dari sekolah negeri ataupun swasta. Jika seseorang belum mengikuti
pelajaran pada kelas tertinggi tetapi ia mengikuti ujian dan lulus, maka ia
dianggap "tamat". Jika seseorang telah lulus kelas 3 SMP dan mendapatkan
tanda tamat belajar. maka tingkat pendidikannya adalah SMP. Jika seseorang
telah lulus SMP dan mengikuti pelajaran kelas 2 SMA lalu putus sekolah atau
saat pencacahan masih sekolah, maka orang tersebut dicatat mempunyai
jenjang pendidikan yang ditamatkan adalah SMP. namun jenjang pendidikan
tertinggi yang diduduki adalah SMA. Persentase penduduk Indonesia menurut
tingkat pendidikan yang ditamatkan ditunjukkan pada tabel dibawah ini.
Persentase Penduduk Umur 10 Tahun ke Atas menurut Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan, Tipe Daerah dan Jenis kelamin, Tahun 2018

Dari tabel diatas terlihat bahwa kualitas penduduk Indonesia menurut


tingkat pendidikan formalnya untuk perempuan lebih rendah daripada
persentase untuk laki-laki yakni terlihat pada jenjang pendidikan dasar,
menengah dan atas. Hal ini terjadi baik di perkotaan maupun di perdesaan.
Akan tetapi, untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi, persentase yang
menamatkan sekolah lebih tinggi untuk perempuan dibandingkan untuk laki-
laki (pada jenjang Diploma 1 s.d. Universitas). Untuk status tidak bersekolah
lagi merupakan penduduk yang pernah terdaftar dan aktif mengikuti
pendidikan baik di suatu jenjang pendidikan formal maupun non formal (Paket
A/B/C), tetapi pada saat pencacahan tidak lagi terdaftar dan tidak lagi aktif.
Dapat terlihat bahwa status penduduk yang tidak bersekolah lagi sangat tinggi
yakni mencapai 75%, dimana persentase penduduk laki-laki lebih tinggi
daripada persentase penduduk perempuan baik di perkotaan maupun di
perdesaan.
2) Komposisi Penduduk menurut Status Sekolah
Status sekolah dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu tidak belum
pernah sekolah, masih sekolah, dan tidak sekolah lagi. Masih bersekolah
adalah status pendidikan dari mereka yang sedang mengikuti pendidikan
dasar. menengah, dan tinggi. Pengelompokan ini memungkinkan
pengembangan ukuran angka partisipasi kasar (gross enrolment ratio) dan
angka partisipasi murni (net enrolment ratio). Tidak bersekolah lagi adalah
status pendidikan dari mereka yang pernah mengikuti pendidikan dasar,
menengah atau tinggi tetapi pada saat pencacahan tidak sekolah lagi.

3) Komposisi Penduduk menurut Kemampuan Membaca dan Menulis


Penduduk dikatakan dapat membaca dan menulis jika mereka dapat
membaca dan menulis surat atau kalimat sederhana; membaca dan menulis
huruf Braille; orang cacatyang pernah bisa membaca dan menulis. Pada sensus
atau survei yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) ditetapkan
bahwa mereka yang dapat membaca dan menulis latin atau tulisan lainnya
dianggap sebagai melek huruf. Sementara itu mereka yang tergolong sebagai
buta huruf adalah mereka tidak bisa membaca dan menulis atau bisa
membaca, tetapi tidak bisa menulis.
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Melek Huruf
menurut Provinsi, DaerahTempat Tinggal, dan Jenis Kelamin, Tahun 2018

Hasil Susenas 2018 menunjukkan bahwa hampir 96% penduduk Indonesia


usia 15 tahun ke atas dapat membaca dan menulis. Angka melek huruf (AMH)
lebih tinggi diperkotaan daripada di perdesaan, yang menunjukkan akses
terhadap pendidikan lebih tinggi diperkotaan. Selain itu, terdapat
ketidaksetaraan gender dalam pendidikan di mana AMH lebih tinggi untuk
laki-laki daripada untuk
perempuan, terutama di perdesaan. Secara matematis, rumus untuk
menghitung AMH dapat dituliskan sebagai berikut:

dimana
AMH : Angka melek huruf
P15 : Penduduk umur 15 tahun ke atas
k : konstanta, biasanya 100
Sebagai contoh, penduduk Indonesia umur 15 tahun ke atas
berjumlah 198.126.553 orang, sedangkan penduduk umur 15 tahun ke atas
yang melek huruf berjumlah 189.525.086 orang. Dengan demikian, angka
melek huruf penduduk Indonesia pada tahun 2018 adalah sebagai berikut.

Hal ini berarti, terdapat 96% penduduk Indonesia kelompok umur 15 tahun ke
atas yang melek huruf.

4) Komposisi Penduduk menurut Status Perkawinan


Umumnya, status perkawinan penduduk meliputi belum kawin, kawin,
cerai dan janda atau duda. Studi demograf juga mengenal istilah "consensual
union" yakni suatubentuk hubungan antara laki-laki dan perempuan yang
bersifat stabil, jangka panjang yang mirip dengan sebuah perkawinan, tetapi
tanpa suatu ikatan hukum yang pasti (hidup bersama).
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas menurut Status
Perkawinan, Daerah Tempat
Tinggal, dan Jenis Kelamin, Tahun 2018

Pada tabel diatas disajikan komposisi penduduk menurut status


perkawinan pada penduduk Indonesia umur 10 tahun ke atas. Dari komposisi
itu terlihat bahwa persentase penduduk belum kawin di perkotaan lebih tinggi
daripada di pedesaan. Hal ini terlihat, baik untuk penduduk laki-laki maupun
perempuan. Lalu untuk komposisi penduduk berstatus kawin baik untuk
penduduk laki-laki maupun perempuan di perdesaan lebih tinggi daripada di
perkotaan. Di samping itu, terlihat pula persentase penduduk yang berstatus
cerai hidup lebih tinggi di perkotaan dibandingkan di perdesaan, baik untuk
penduduk laki-laki maupun perempuan. Persentase pendudukdengan status
cerai mati lebih besarpada perempuan daripada laki-laki. Hal ini terjadi, baik
di perkotaan maupun di pedesaan.

2.2.2 Komposisi Penduduk Menurut Karakteristik Ekonomi


Menurut karekteristik ekonomi, penduduk dapat dikelompokkan
berdasarkan lapangan usaha, jenis pekerjaan, dan status pekerjaan. Menurut
kegiatan dalam seminggu yang lalu, penduduk berumur 15 tahun ke atas
dapat dikelompokkan menjadi bekerja, mencari pekerjaan/pengangguran,
sekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya. Penduduk yang bekerja atau
mempunyai pekerjaan adalah mereka yang selama seminggu sebelum
pencacahan melakukan pekerjaan atau bekerja untuk memperoleh atau
membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan selama paling sedikit
satu jam dalam seminggu yang lalu dan tidak boleh terputus (BPS, 2001).

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama dan Jenis
Kelamin, Tahun 2019

Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakemas), Agustus 2019


menunjukkan bahwa sekitar 48% penduduk Indonesia usia 15 tahun ke atas
bekerja. Angka ini lebih tinggi pada laki-lali dibandingkan pada perempuan.
Sementara itu, untuk penduduk Indonesia yang berstatus sekolah sekitar 16%.
Disini terlihat bahwa persentase pendidikan lebih tinggi untuk laki-laki
daripada untuk perempuan. Sementara itu untuk mengurus rumah tangga
persentase perempuan lebih tinggi daripada laki-laki yakni sebesar 36%.
2.3 Distribusi penduduk dan kepadatan penduduk
Distribusi penduduk juga dapat dilihat menurut daerah tempat tinggal,
seperti menurut kabupaten/kota. Kemudian dibandingkan dengan luas
wilayah di masing-masing kabupaten/kota tersebut sehingga akan diperoleh
data tentang kepadatan penduduk menurut daerah tempat tinggal. Kepadatan
penduduk dapat mencerminkan banyak hal di tempat tersebut. Kepadatan
penduduk dapat mencerminkan kelahiran yang tinggi, migrasi penduduk yang
tinggi, dan juga kondisi kematian di daerah tersebut. Perkembangan
penduduk di wilayah tertentu akan menentukan tingkat kepadatan penduduk
di wilayah tersebut.

Sumber: Hasil Sensus Penduduk Tahun 1990, 2000, 2010

Tabel 2.1: Tingkat Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Tahun 1990-


2010 di Provinsi Bali.

Selain itu juga dibahas tentang perkembangan kondisi kependudukan di


Bali, yang dapat mencerminkan perkembangan berbagai kondisi kependuduk
yang terjadi pada periode waktu tertentu. Satu perkembangan parameter
kependudukan tertentu dapat mencerminkan terjadinya banyak hal, seperti
perkembangan tingkat pertumbuhan penduduk akan dapat mencerminkan
perkembangan komponen demografi yang terjadi selama periode tertentu.
Berbagai kombinasi antara fertilitas, mortalitas, dan migrasi penduduk akan
mempengaruhi komposisi atau struktur penduduk di suatu daerah tertentu.
Jika tingkat kelahiran meningkat dengan pesat maka akibatnya komposisi
penduduk menurut umur akan tinggi jumlah maupun persentasenya pada
kelompok umur muda misalnya 0-4 tahun. Demikian sebaliknya, jika
fertilitas rendah maka komposisi penduduk umur muda juga akan rendah. Hal
ini berarti fertilitas akan mempengaruhi komposisi penduduk menurut
kelompok umur. Sama halnya dengan pengaruh fertilitas terhadap komposisi
penduduk menurut kelompok umur, mortalitas juga memberikan dampak,
namun dalam posisi yang berlawanan. Jika fertilitas memberikan dampak
penambahan pada komposisi penduduk, namun mortalitas akan memberikan
dampak yang negatif atau pengurangan pada komposisi kelompok umur
tertentu dimana mortalitas tersebut terjadi. Disisi lain migrasi memberi
dampak yang dapat bersifat positif maupun negatif. Jika dalam kelompok
umur tertentu migrasi masuk lebih sedikit daripada migrasi keluar, maka
komposisi penduduk pada kelompok umur tersebut akan berkurang, demikian
sebaliknya. Dengan demikian ketiga komponen demografi akan memberikan
hasil akhir yang berbeda antara satu kelompok umur dengan kelompok umur
yang lainnya, tergantung dari hasil akhir ketiga komponen demografi
tersebut. Hasil akhir ini juga akan menentukan tingkat pertumbuhan
penduduk di daerah yang bersangkutan.

Perubahan tingkat pertumbuhan penduduk dari waktu ke waktu dengan


sumber data terutama berdasarkan data Sensus Penduduk dapat dilihat
perkembangan tingkat pertumbuhan penduduk di Provinsi Bali sebagai
contoh kasus data pertumbuhan penduduk. Data tersebut menunjukkan
perkembangan tingkat pertumbuhan penduduk dalam 4 periode waktu yang
nilainya berfluktuasi dan pada akhir-akhir ini cenderung mengalami kenaikan.
Tingkat pertumbuhan penduduk berdasarkan data sensus penduduk menurun
dari tahun 1971 sampai tahun 1990, namun mulai mengalami kenaikan pada
tahun 2000 kemudian meningkatkat lagi sampai data terakhir yaitu sensus
penduduk tahun 2010 tingkat pertumbuhan penduduk di Provinsi Bali
meningkat kembali dengan pesat.

Tingkat pertumbuhan penduduk dan dampaknya terhadap komposisi


penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di setiap periode waktu
terutama sepuluh tahunan berdasarkan data Sensus Penduduk dapat dilihat
dalam gambar piramida penduduk, seperti yang telah dijelaskan dan
digambarkan dalam bentuk gambar piramida penduduk. Walaupun program
KB telah dilaksanakan di seluruh wilayah kabupaten/kota yang ada di
Provinsi Bali, namun hasil yang diperoleh dan ditunjukkan oleh tingkat
pertumbuhan penduduk akan berbeda antar kabupaten/kota seperti terlihat
dalam Tabel 2.2.

Tabel 2.2: Laju Pertumbuhan Penduduk Per Tahun Menurut Kabupaten/KotaDi


Provinsi Bali

Sumber: BPS, Hasil Sensus Penduduk tahun 1971-2010

Data dalam Tabel 4.2 menunjukkan bahwa terjadi perbedaan yang cukup
signifikan antar satu kabupaten/kota dengan kabupaten/kota lainnya pada
tingkat pertumbuhan penduduk yang terjadi dari periode awal sensus
penduduk setelah kemerdekaan dengan sensus penduduk yang terakhir pada
tahun 2010. Data pada Tabel 4.2 menunjukkan secara umum terjadi
penurunan tingkat pertumbuhan penduduk di Provinsi Bali dari waktu ke
waktu dari mulai tahun 1971 sampai dengan tahun 2000, dan setelah tahun
2010 tingkat pertumbuhan penduduk mengalami kenaikan. Dilihat menurut
kabupaten/kota polanya sama dengan tingkat pertumbuhan penduduk di
Provinsi Bali dimana seluruh kabupaten/kota mengalami penurunan dari
tahun 1971 sampai tahun 2000, namun tahun 2010 semua kabupaten/kota
mengalami kenaikan pertumbuhan penduduk. Dengan demikian pola tingkat
pertumbuhan penduduk Provinsi Bali sama dengan pola tingkat pertumbuhan
penduduk menurut kabupaten/kota dimana mengalami penurunan sampai
dengan tahun 2000, dan semua kabupaten/kota termasuk provinsi mengalami
kenaikan pada tahun sensus terakhir.

Jika diperhatikan Tabel 4.2 terlihat tingkat pertumbuhan Kabupaten


Badung paling tinggi di antara kabupaten/kota lainnya. Bahkan tahun 2010
berdasarkan data sensus penduduk yang terakhir pertumbuhan penduduk
Kabupaten Badung sekitar 2 kali lipat dibandingkan dengan periode sensus
penduduk sebelumnya. Kabupaten Badung pada periode terakhir memiliki
tingat pertumbuhan penduduk yang paling tinggi yang lebih tinggi 2 kali lipat
dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan penduduk Provinsi Bali. Tingkat
pertumbuhan penduduk Kabupaten Klungkung selama beberapa periode
mengalami tingkat pertumbuhan penduduk yang paling rendah. Tingkat
pertumbuhan penduduk di suatu daerah jelas merupakan hasil akhir dari 3
peristiwa vital yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk. Untuk
Kabupaten Klungkung maupun kabupaten lainnya di Provinsi Bali tingkat
kelahiran maupun tingkat kematian tidak berbeda terlalu jauh antar
kabupaten, namun peran dari peristiwa migrasi menjadi penentu yang utama
pada tingkat pertumbuhan penduduk di setiap kabupaten/kota di Provinsi
Bali.

Pada periode 1971-1990 tidak terlihat ada tingkat pertumbuhan penduduk


untuk Kota Denpasar, hal ini disebabkan pada periode tersebut Kota Denpasar
masih tergabung dengan Kabupaten Badung. Sebagai sebuah kota yang
merupakan Ibu Kota Provinsi Bali sehingga menjadi pusat pemerintahan,
pusat pendidikan, pusat kesehatan, sehingga sangat menarik untuk didatangi
yang mengakibatkan migrasi masuk sangat tinggi ke Kota Denpasar dan
migrasi keluarnya yang relatif rendah. Dengan demikian terlihat tingkat
pertumbuhan penduduk di Kota Denpasar sangat tinggi pada kedua periode
tersebut yang dalam katagori meledak. Malahan pada tahun 1990-2000
tingkat pertumbuhan penduduk Kota Denpasar paling tinggi di antara
kabupaten/kota lainnya di Kota Denpasar. Demikian pula pada tahu 2010
tingkat pertumbuhan penduduk Kota Denpasar meningkat dibandingkan
periode sebelumnya dan merupakan tingkat pertumbuhan tertinggi kedua
setelah Kabupaten Badung. Untuk melihat bagaimana peran dari masing-
masing komponen vital dalam menentukan perkembangan tingkat
pertumbuhan kabupaten/kota di Provinsi Bali. Perkembangan peristiwa vital
di Provinsi Bali dapat dilihat dalam Tabel 2.3 berikut.

Tabel 2.3: Perkembangan TFR, IMR, dan Migrasi Netto Tahun 1970-2010.

Sumber: BPS, Hasil Sesus Penduduk Tahum 1971-2010, dan SDKI 2007, 2012

Data dalam Tabel 4.3 menunjukkan bahwa Total Fertility Rate (TFR) di
Provinsi Bali menurun mulai tahun 1980. Berdasarkan hasil sensus penduduk
tahun 1980 TFR di Provinsi Bali hampir mencapai 6 anak per wanita dan
terus mengalami penurunan sampai hasil sensus penduduk tahun 2010.
Dengan demikian unsur kelahiran jika dikaitkan dengan tingkat pertumbuhan
penduduk akan bersifat mengurangi atau menurunkan. Demikian juga tingkat
kematian/mortalitas yang dicerminkan oleh Infant Mortality Rate (IMR) atau
tingkat kematian bayi juga mengalami pola atau kecenderungan yang
menurun dan memberi dampak yang berkebalikan dengan fertilitas/kelahiran.
Di sisi lain peran migrasi sudah berbalik mulai tahun 1990 dimana migrasi
neto menjadi positif yang sebelumnya masih memberikan pengaruh negatif
terhadap pertumbuhan penduduk. Pada sensus penduduk tahun 1980 terjadi
migrasi neto negatifdimana migrasi masuk ke Provinsi Bali lebih sedikit
dibandingkan dengan migrasi yang keluar dari Provinsi Bali. Migrasi neto
yang negatif pada tahun ini bersamaan dengan fertilitas yang menurun
memberikan peran yang signifikan dalam penurunan tingkat pertumbuhan
penduduk pada periode tersebut. Namun demikian mulai sensus penduduk
tahun 1990 migrasi neto ke Provinsi Bali sudah bersifat negatif dimana
jumlah migrasi yang keluar lebih sedikit dibandingkan dengan migrasi masuk
ke Provinsi Bali, dimana kondisi ini akan memberi dampak positif terhadap
tingkat pertumbuhan penduduk di Provinsi Bali. Namun demikian karena
penurunan fertilitas masih jauh lebih banyak dibandingkan dengan kenaikan
akibat migrasi neto yang positif, demikian juga penurunan mortalitas, maka
tingkat pertumbuhan penduduk tetap mengalami penurunan pada tahun 1990.

Setelah tahun 1990 yaitu pada saat sensus penduduk tahun 2000, terjadi
migrasi neto positif yang bertambah banyak, dan diikuti oleh penurunan
mortalitas menyebabkan hasil akhir tingkat pertumbuhan penduduk di
Provinsi Bali tahun 2000 meningkat dibandingkan dengan periode
sebelumnya. Demikian pula pada saat sensus penduduk yang terakhir yaitu
tahun 2010, terlihat migrasi neto positif bertambah banyak dan hampir 3 kali
lipat dibandingkan migrasi neto positif periode sensus penduduk sebelumnya,
dan dengan diikuti oleh menurunnya mortalitas penduduk, serta penurunan
fertilitas yang tidak sebesar peningkatan migrasi neto positif mengakibatkan
tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2010 meningkat dengan pesat
dibandingkan dengan periode sensus penduduk sebelumnya. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan dengan pesat tingkat
pertumbuhan penduduk pada tahun 2000 dan tahun 2010 lebih banyak
disebabkan oleh persoalan migrasi masuk yang terus bertambah banyak dari
waktu ke waktu.

Tingkat fertilitas yang merupakan salah satu komponen peristiwa vital


yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan penduduk, juga dipengaruhi oleh
variasi penggunaan kontrasepsi yang dipakai oleh Pasangan Usia Subur
(PUS). Jika PUS menggunakan alat kontrasepsi yang mantap seperti IUD,
Implant, MOP, maupun MOW akan meningkatkan kemungkinan fertilitas
akan dapat dikendalikan dibandingkan dengan metode kontrasepsi lainnya
yang tergolong tidak mantap seperti Pil, kondom, dan suntik. Data
menunjukkan seperti dalam Tabel 2.4 kiranya mendukung kondisi tingkat
pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat dari waktu ke waktu di
Provinsi Bali.

Tabel 2.4: Distribusi Responden Menurut Cara Modern Tahun 1994-2012

Su
mber: BPS, SDKI Tahun 1984-2012

Data Tabel 2.4 menunjukkan bahwa jenis alat kontrasepsi yang dapat
digunakan oleh PUS dapat dibedakan menjadi 2 cara yaitu cara modern dan
cara tradisonal. Cara tradisonal yang dapat digunakan oleh PUS tingkat
efektivitasnya lebih rendah dibandingkan dengan cara modern dalam
mengendalikan tingkat kelahiran. Dalam cara modern juga ada perbedaan
efektivitas dalam usaha mengendalikan kelahiran. Data juga menunjukkan
bahwa IUD sebagai salah satu alat kontrasepsi yang mantap mengalami
penurunan persentase penggunaan yang terus menerus dari tahun 1994
sampai dengan tahun 2012. Penurunan persentase tersebut bener-bener terjadi
secara terus menerus yang dapat mencerminkan bahwa alat kontrasepsi yang
digunakan oleh PUS semakin menurun persentase efektivitasnya sehingga
meningkatkan kemungkinan PUS tidak terlindungi dari kemungkinan
kehamilannya. Akibat selanjutnya dapat menyebabkan kehamilan yang tidak
diinginkan yang tentunya tidak diharapkan terjadi oleh pengelola program
KB. Dampak kehamilan atau kelahiran yang tidak diinginkan dapat
memberikan dampak sosial maupun psikologis yang tidak diinginkan yang
mungkin terjadi baik pada anak yang dikandung maupun pada orang tuanya
yang mengandung.

Data dalam Tabel 4.4 juga menunjukkan bahwa alat kontrasepsi yang
tergolong tidak mantap seperti pil, kondom, dan suntikan digunakan semakin
banyak dari waktu ke waktu. Kondisi ini juga mengkhawatirkan karena PUS
yang menggunakan alat tersebut memiliki resiko untuk tidak terlindungi dari
kehamilan akibat berbagai kemungkinan kegagalan dalam penggunaan
kontrasepsi tersebut. Misalnya penggunaan kondom yang tetap ada
kemungkinan kebocoran yang tentu perlindungan terhadap kehamilan akan
hilang. Demikian juga kemungkinan lupa dalam meminum pil dapat
menyebabkan PUS juga tidak terlindungi dari kemungkinan kehamilan.
Demikian juga penggunaan alat kontrasepsi suntik ada kemungkinanlupa
dalam melakukan suntik ulang dalan jangka waktu tertentu. Kelemahan-
kelemahan yang ada pada alat kontrasepsi yang tidak mantap tersebut jika
digunakan semakin banyak oleh PUS, maka dapat disimpulkan semakin
banyak PUS yang tidak terlindungi dari kemungkinan kehamilan. Kondisi ini
pada akhirnya akan dapat meningkatkan tingkat kelahiran, yang juga
memberi kontribusi pada peningkatan pertumbuhan penduduk, seperti terlihat
dalam Tabel 2.5.
Tabel 2.5: Perkembangan Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 1961-
2010 di Provinsi Bali

Sumber: BPS, Hasil Sensus Penduduk Tahun 1971- 2010

2.4 Fungsi Komposisi Penduduk

Berikut ini adalah beberapa fungsi dari komposisi penduduk:

a) Untuk mengetahui gambaran penduduk di suatu daerah dalam berbagai


kriteria.
b) Memudahkan pemerintah merancang strategi dan kebijakan untuk
pembangunan suatu negeri.
c) Memudahkan pemerintah mengklasifikasikan penduduk sebagai arah
pencapaian pembangunan nasional.
d) Untuk mengetahui potensi sumber daya manusia suatu daerah,
berdasarkan umur, jenis kelamin, status pendidikan, maupun pekerjaan.

Contoh dari fungsi komposisi penduduk sendiri adalah sebagai berikut:


Dengan mengetahui jumlah penduduk usia 7 –12 tahun maka pemerintah
dapat memperkirakan berapa kebutuhan sekolah dasar yang harus disediakan
mengingat usia tersebut adalah usia sekolah dasar.
2.5 Manfaat Komposisi Penduduk

Berikut adalah beberapa manfaat yang didapatkan setelah


mengkomposisikan penduduk adalah:

1. Untuk mengklasfikasikan penduduk dengan berbagai kriteria.


2. Sebagai arah dalam pencapaian pembangunan nasional.
3. Sebagai tolok ukur penilaian struktur ekonomi,sosial,budaya,pertahanan
dan keamanan suatu bangsa atau negara
4. Supaya mengetahui bagaimana potensi sumber daya manusia (aspek
pendidikan)
5. Berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat digunakan untuk mengetahui
angka ketergantungan
6. Bisa mengetahui tingkat kepadatan penduduk.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komposisi penduduk menggambarkan pengelompokan penduduk
atas dasarkriteria tertentu. Ada bermacam-macam komposisi penduduk di
lihat dari berbagaiaspek antara lain: aspek biologis, aspek social, ekonomi,
aspek georafis.Pengelompokkan penduduk atau komposisi penduduk dapat
di gunakan untuk dasar pengambilan kebijakan dan pembuatan program
dalam mengatasi masalah-masalah di bidang kepandudukan. Berdasarkan
beber pa definisi di atas, moka dapat dikatakan bahwa demografi adalah
studi tentang penduduk yang dilihat dari ukuran (jumlah),
struktur/komposisi, persebaran ke ruangan serta faktor-faktor yang
mempengaruhi jumlah, struktur dan persebaran penduduk yaitu fertitas,
mortalitas dan migrasi di suatu wilayah tertentu. Dalam demografi terdapat
aspek kependudukan yang statis dan dinamis sifatnya.

Karakteristik penduduk menurut umur dan jenis kelamin berguna


dalam membantu menyusun perencanaan pemenuhan kebutuhan dasar
bagi penduduk sesuai dengan kebutuhan kelompok umur masing-masing.
Baik kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, pekerjaan
dan sebagainya. Setiap kelompok umur memiliki kebutuhan yang berbeda-
beda, misalnya kelompok bayi dan baita, mereka lebih membutuhkan
asupan gizi yang baik dan perawatan kesehatan. Bagi penduduk
perempuan remaja misalnya, mempunyai kebutuhan untuk meningkatkan
status kesehatan agar ketika memasuki usia perkawinan tidak terkena
anemia, sedangkan kelompok penduduk usia lanjut juga membutuhkan
pelayanan berkaitan dengan kesehatan dan lain-lain.

Selain itu juga dibahas tentang perkembangan kondisi


kependudukan di Bali, tingkat kelahiran meningkat dengan pesat maka
akibatnya komposisi penduduk menurut umur akan tinggi jumlah maupun
persentasenya pada kelompok umur muda misalnya 0-4 tahun. Tingkat
pertumbuhan penduduk berdasarkan data sensus penduduk menurun dari
tahun 1971 sampai tahun 1990, namun mulai mengalami kenaikan pada
tahun 2000 kemudian meningkatkat lagi sampai data terakhir yaitu sensus
penduduk tahun 2010 tingkat pertumbuhan penduduk di Provinsi Bali
meningkat kembali dengan pesat. Namun demikian mulai sensus
penduduk tahun 1990 migrasi neto ke Provinsi Bali sudah bersifat negatif
dimana jurich migrasi yang keluar lebih sedikit dibandingkan dengan
migrasi masuk ke Provinsi Bali, Namun demikian karena penurunan
fertilitas masih jauh lebih banyak dibandingkan dengan kenaikan akibat
migrasi neto yang positif, demikian juga penurunan mortalitas, maka
tingkat pertumbuhan penduduk tetap mengalami penurunan pada tahun
1990. Data menunjukkan seperti dalam Tabel 4, 4 kiranya mendukung
kondisi tingkat pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat dari
waktu ke waktu di Provinsi Bali. menunjukkan bahwa jenis alat
kontrasepsi yang dapat digunakan oleh PUS dapat dibedakan menjadi 2
cara yaitu cara modem dan cara tradisonal. Cara tradisona yang dapat
digunakan oleh PUS tingkat efektivitasnya lebih rendah dibandingkan
dengan cara modem dalam mengendalikan tingkat kelahiran.

Adapun allat kontrasepsi yang digunakan oleh PUS semakin


menurun persentase efektivitasnya sehingga meningkatkan kemungkinan
PUS tidak terlindungi dari kemungkinan kehamilannya. Dampak
kehamilan atau kelahiran yang tidak dinginkan dapat memberikan dampak
sosial maupun psikologis yang tidak dinginkankondisi ini pada akhimya
akan dapat meningkatkan tingkat kelahiran, yang juga memberi kontribusi
pada peningkatan pertumbuhan penduduk.

3.2 Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca. Dalam penulisan ini kami sadari masih
banyak kekurangan, saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan untuk menyempurnakan makalah kami ini.
DAFTAR PUSTAKA

Agung,M.(2019).Pengantar Kependudukan. Denpasar: Cv Sastra Utama.

Badan Pusat Statistik. Proyeksi Penduduk Indonesia dan Provinsi,2000-2025.

Badan Pusat Statistik. Hasil Sementasa Sensus Penduduk, 2010

https://id.scribd.com/document/562292449/Kelompok-04-Komposisi-dan-
Distribusi-Penduduk

Anda mungkin juga menyukai