Anda di halaman 1dari 15

MODUL PENGANTAR KEPENDUDUKAN

KONSEP DAN UKURAN


MORTALITAS

Tim Penyusun:

Nurut Hafiszah (E1D02007)

Unang Nurrohmat (E1D023015)

Kenia Permata (E1D023056)

Yohanes Kristensen (E1D023094)

Mutiara Siagian (E1D023104)

Yogi Isnaini (E1D023106)

Dosen Pembimbing: Rihan Ifebri, S.P, M. Si

PRODI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunia-Nya Modul Pengantar Ilmu Kependudukan, yang berjudul “Konsep dan Ukuran
Mortalitas” ini dapat terselesaikan. Modul ini diharapkan dapat digunakan untuk
meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam Pengantar Ilmu Kependudukan.

Modul ini membahas konsep dan definisi mortalitas, pengukuran mortalitas, analisis
mortalitas, contoh kasus dan cara penyelesainya. Modul ini diharapkan dapat membantu
mahasiswa dalam proses pembelajaran maupun dalam upaya meningkatkan pemahaman
terhadap proses demografis, konsep, dan ukuran mortalitas.

Dengan diterbitkannya modul ini, meskipun isinya telah dikembangkan dengan seoptimal
mungkin, namun tak dapat dipungkiri masih terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan.
Oleh karena itu kami selalu mengharapkan saran dan masukan dari para pembaca.
Selanjutnya, kepada para penulis, kami sampaikan banyak terima kasih dan penghargaan atas
kontribusi dan kerjasamanya. Akhirnya, semoga Tuhan selalu meridhoi usaha kita semua.
Aamiin.

Bengkulu, 20 Okteber 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Deskripsi Singkat.....................................................................................................1
C. Manfaat Modul........................................................................................................1
D. Tujuan Pembelajaran...............................................................................................1
E. Indikator Hasil Belajar.............................................................................................2
F. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok......................................................................2
G. Petunjuk Belajar......................................................................................................2

BAB II PENGUKURAN MORTALITAS..........................................................................3

A. Konsep dan Definisi Mortalitas...............................................................................3


B. Manfaat Analisis Mortalitas....................................................................................3
C. Sumber Data Mortalitas...........................................................................................3
D. Ukuran Mortalitas....................................................................................................4
E. Contoh Kasus dan Cara Penyesesaian.....................................................................6

BAB III ANALISIS MORTALITAS..................................................................................9

A. Pola dan Perbedaan Mortalitas................................................................................9


B. Determinan Mortalitas.............................................................................................9

BAB IV PENUTUP.............................................................................................................11

A. Kesimpulan..............................................................................................................11
B. Saran........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mortalitas atau kematian, Adalah komponen yang dapat mempengaruhi
perubahan penduduk di suatu wilayah. Selain mortalitas komponen yang dapat
mempengaruhi perubahan penduduk yaitu fertilitas (kelahiran) dan migrasi.
Data mortalitas sangat penting untuk diketahui baik jumlah ataupun faktor yang
mempengaruhinya. Selain itu, data mortalitas juga dapat sebagai acuan untuk
mengukur tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sebagai acuan pemerintah
dalam mengambil suatu kebijakan, seperti perencanaan pembangunan layanan
kesehatan, sekolah, fasilitas publik, dan fasilitas lain yang dibutuhkan sebagai upaya
untuk menurunkan angka mortalitas. Selain itu, data mortalitas juga dapat dijadikan
sebagai bahan evaluasi kebijakan program kependudukan pemerintah. Data mortalitas
nantinya dapat digunakan untuk menilai keberhasilan kebijakan pemerintah dan untuk
mengukur dampak pembangunan terhadap kependudukan. Pencapaian pembangunan
yang lebih baik di suatu negara, seperti tingkat kesehatan, pendidikan, dan
perekonomian yang lebih tinggi, cenderung memiliki tingkat kematian yang lebih
rendah. Atau sebaliknya negara-negara dengan tingkat kematian yang lebih rendah
cenderung mempunyai pencapaian pembangunan yang lebih baik.
Oleh karena itu, pentingnya data mortalitas untuk diketahui sebagai kajian
analisis berbagai persoalan bagi suatu negara. Pemahaman yang tepat mengenai
mortalitas merupakan salah satu faktor kunci untuk penyusunan kebijakan dan
pengambilan keputusan terkait mortalitas.

B. Deskripsi Singkat
Modul ini membahas tentang konsep, definisi, sumber data, ukuran, analisis,
contoh kasus, dan cara penyelesaian mortalitas.

C. Manfaat Modul
Modul memiliki banyak manfaat bagi siswa ataupun mahasiswa, diantaranya
sebagai berikut;
1. Sebagai bahan ajar
2. Dapat memotivasi mahasiswa
3. Sebagai bahan rujukan mahasiswa
4. Dapat bermanfaat sebagai alat evaluasi

D. Tujuan Pembelajaran
Mortalitas adalah komponen pertumbuhan penduduk yang bersifat mengurangi
jumlah penduduk dan data mortalitas dapat diperoleh dari hasil sistem registrasi vital,
sensus penduduk, survey penduduk, survei kesehatan, dan administrasi rumah sakit
serta ukuran- ukuran mortalitas meliputi angka kematian kasar, angka kematian
menurut umur, angka kematian perinatal, angka kematian neonatal, angka kematian
paskaneonatal, angka kematian bayi, angka kematian anak, angka kematian anak usia
bawah lima tahun (balita), harapan hidup saat lahir, dan rasio kematian maternal.

E. Indikator Hasil Belajar


Setelah mempelajari materi ini peserta dapat:
1. menjelaskan konsep mortalitas;
2. menjelaskan definisi konsep mortalitas;
3. menjelaskan sumber data mortalitas;
4. menjelaskan ukuran-ukuran mortalitas;
5. menjelaskan tingkat, tren, pola, dan perbedaan mortalitas;
6. menjelaskan determinan mortalitas;
7. menjelaskan isu-isu terkini mortalitas.

F. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


1. Pengukuran mortalitasa.
a) Konsep dan definisi mortalitas..
b) Sumber data mortalitasc.
c) Ukuran-ukuran mortalitas
2. Analisis mortalitasa.
a) Tingkat dan tren mortalitasb.
b) Pola dan perbedaan mortalitasc.
c) Determinan mortalitas.

G. Petunjuk Belajar
Agar peserta pelatihan mudah memahami seluruh materi dalam modul ini,
makastrategi belajar yang sebaiknya dilakukan adalah:
1. Bacalah dengan seksama indikator hasil belajar setiap bab karena indikator hasil
belajar merupakan tolak ukur keberhasilan dalam belajar.
2. Bacalah materi yang diberikan secara berurutan dengan seksama.
3. Untuk memperkaya pengetahuan carilah informasi dari sumber-sumber lain yang
relevan.
4. Pahami contoh soal dengan seksama agar lebih mudah saat mengerjakan soal
mengenai materi mortalitas.
BAB II

PENGUKURAN MORTALITAS

A. Konsep dan Definisi Mortalitas


Dalam pengukuran mortalitas mati (death) adalah keadaan menghilangnya
semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah
kelahiran hidup. Sementara itu, sehat adalah suatu kondisi fisik, mental dan sosial
yang lengkap dan tidaksekadar kondisi dimana penyakit dan badan lemah absen (a
state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence
of disease and infirmity). Artinya, seseorang dinyatakan sehat jika sehat jiwa, raga,
dan sosial.
Mortalitas adalah komponen pertumbuhan penduduk yang bersifat
mengurangi jumlah penduduk. Data mortalitas dapat diperoleh dari hasil sistem
registrasi vital, sensus penduduk, survey penduduk, survei kesehatan, dan administrasi
rumah sakit.

B. Manfaat Analisis Mortalitas


Analisis mortalitas bermanfaat untuk sebagai berikut;
1. Analisis status demografi saat ini dari suatu populasi serta konsekuensinya pada
pertumbuhan penduduk.
2. Memenuhi kebutuhan administrasi kesehatan, penelitian, pembangunan,
pelaksanaan, dan evaluasi program-program kesehatan masyarakat.
3. Memenuhi kebutuhan akan informasi tentang perubahan penduduk dengan
kegiatan-kegiatan profesional dan komersial.
4. Pembuatan analisis perubahan penduduk pada masa lampau yang dibutuhkan
untuk proyeksi penduduk dan karakteristik demografi lainnya. Penentuan
program-program pengendalian penyakit untuk perbaikan kesehatan masyarakat.
5. Memenuhi kebutuhan individu-individu akan dokumen kematian.

C. Sumber Data Mortalitas


Sumber data utama mortalitas adalah registrasi vital,sensus penduduk (SP) dan
survei penduduk. Sistem registrasi vital merupakan sumber datamortalitas yang ideal
jika kejadian kematian segera dilaporkan. Akan tetapi, terdapatpermasalahan data
kematian yang bersumber dari sistem registasi vital. Pertama adalah yang berkaitan
dengan ketepatan definisi mati. Di negara- negara berkembang, termasukIndonesia,
sebagai contoh, kematian bayi segera setelah lahir dianggap “lahir mati” dan “lahir
mati” dilaporkan sebagai “mati.” Kedua adalah yang berkaitan dengan
kelengkapansistem registrasi, dimana tidak semua daerah dicakup dan tidak semua
kejadian dilaporkan. Ketiga adalah yang berkaitan dengan tabulasi kematian menurut
waktu/tempat pencatatan,bukan waktu/tempat kejadian.
Sumber data mortalitas yang sering digunakan di Indonesia dihitung
berdasarkan hasil SP1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010, SUPAS 1976, 1985, 1995,
2005, dan 2015, SurveiPrevalensi Kontrasepsi (SPI) 1987 dan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) 1991, 1994, 1997, 2002–2003, 2007, 2012, dan 2017.
Sumber data mortalitas lainnya adalah Survei Sosial Ekonomi Nasional,
Survei KesehatanRumah Tangga (SKRT) 1972, 1980, 1985/1986, 1992, 1995 dan
2004, Survei Kesehatan Nasional 2001, serta Riset Kesehatan Dasar 2007, 2010,
2013, dan 2018.

D. Ukuran Mortalitas
Ukuran mortalitas yang dibahas pada bagian ini meliputi;
1. Angka kematian kasar (crude death rate/CDR)
Adalah banyaknya banyaknya kematian pada suatu periode per 1.000 penduduk
sebagai berikut.

D
CDR= ×1.000
P

D= Banyak Kematian Pada Periode Tertentu

P= Banyak Penduduk

2. Angka kematian menurut umur (age specific death rate/ASDR)


Adalah banyaknya kematian pada penduduk kelompok umur tertentu pada suatu
periodeper 1.000 penduduk pada kelompok umur yang sama pada pertengahan
periode yang sama.Rumus ASDR adalah sebagai berikut.

Di
ASDRi= ×1.000
Pi

Di= Banyak kematian pada kelompok umur i


Pi= Banyak penduduk pada kelompok umur i

3. Angka kematian perinatal (perinatal mortality rate/PMR)


Adalah banyaknya kelahiran mati (kematian janin setelah kehamilan tujuh bulan
atau lebih)dan kematian neonatal dini bayi usia 0-6 hari pada suatu periode per
1.000 kelahiran mati dan kelahiran hidup pada periode yang sama. Rumus untuk
menghitung PMR adalahsebagai berikut.

SB+ ND
PMR= ×1.000
SB+ LB

4. Angka kematian noenatal (neonatal death rate/NNDR).


Adalah banyaknya kematian bayi usia 0–27 bulan pada suatu periode per 1.000
kelahiran hidup pada periode yang sama. Rumus untuk menghitung NNDR adalah
sebagai berikut.
D 0−72
NNDR= ×1.000
LB

D0= Banyak kematian neonatal usia 0–27 hari


LB= Banyak kelahiran hidup.

5. Angka kematian bayi paskabaru lahir (post-neonatal death rate/PNDR)


Banyaknya kematian bayi usia 1–11 bulan pada suatu periode per 1.000 kelahiran
hiduppada periode yang sama. Rumus untuk menghitung PNDR adalah sebagai
berikut.
D 1−11b
PNDR= ×1.000
LB

D1-11b= Banyak kematian bayi usia 1–11 bulan


LB= Banyak kelahiran hidup.

6. Angka kematian bayi (infant mortality rate/IMR)


Banyaknya kematian bayi (usia kurang dari satu tahun (0-11 bulan)) pada suatu
periode per 1.000 kelahiran hidup padapertengahan periode yang sama. Rumus
untuk menghitungIMR adalah sebagai berikut.

D 0−11b
IMR= ×1.000
LB

D0-11b= Banyak kematian bayi usia 0–11 bulan


LB= Banyak kelahiran hidup.

7. Angka kematian balita (Under Five Mortalaty Rate/UFMR)


Angka kematian balita adalah Jumlah kematian balita yang dicatat selama 1 tahun
per 1000 penduduk balita pada tahun yang sama. Manfaatnya adalah untuk
mengukur status kesehatan bayi.
Jumla h kematian balita dalan 1 tah un
UFMR= ×1000
Jumla h penduduk balita pada tah un yang sama

8. Rasio kematian Ibu (Maternal Mortality Rate)


Angka kematian ibu jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi
kehamilan, persalinan dan masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama. Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan :
 Sosial ekonomi
 Kesehatan ibu sebelum hamil, bersalin dan nifas
 Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
 Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas.
Jumla h kematianibu h amil , persalinan , dan nifas dalam 1 ta h un
MMR= × 1000
Jumla h kela hiran h id up dita hun yang sama

E. Contoh Kasus dan Cara Penyelesain


1. Angka kematian kasar (crude death rate/CDR)
Pada tahun 2015, jumlah penduduk di suatu wilayah adalah 500.000 jiwa. Setelah
setahun berlalu diketahui terdapat kematian sejumlah 1000 orang. Berapakah
angka kematian kasarnya?
Jawab:
Diketahui: Jumlah kematian = 1.000 orang
Jumlah penduduk = 500.000 orang

Penyelesaian:
1.000
CDR= ×1.000=2
500.000

2. Angka kematian menurut umur (age specific death rate/ASDR)


Berapakah angka kematian menurut umur jika diketahui jumlah penduduk berusia
20 – 30 tahun pada pertengahan tahun 1999 sebanyak 20.000 dengan jumlah
kematian sebanyak 400 orang per tahun?
Jawaban:
Diketahui: Di= 400
Pi= 20.000
Penyelesaian:
Di
ASDRi= ×1.000
Pi
400
ASDRi= ×1.000=20
20.000

3. Angka kematian perinatal (perinatal mortality rate/PMR)


Hasil sensus penduduk Jepang tahun 1990, dilaporkan jumlah kematian janin
umur 28 minggu samoai dengan 7 hari post partum sebanyak 7.001 orang, jika
jumlah kelahiran hidup .1.227.900 orang. Berapakah PMR tahun 1990?
SB+ ND
PMR= ×1.000
SB+ LB
7001
PMR= ×1.000 =5,7 per 1000 kelahiran
1.227 .900

4. Angka kematian noenatal (neonatal death rate/NNDR).


D0-27b dalah banyak kematian noenatal usia 0-27 hari dan LB adalah banayk
kelahiran hidup. Sebagai contoh, di Indonesia, pada periode 2013-2017, terdapat
72.301 kematian neonatal usia 0-27 hari dan 4.515.800 kelahiran hidup. NNDR
Indonesia pada periode 2013-2017 adalah:
D 0−72
NNDR= ×1.000
LB
72.301
NNDR= ×1.000=16
4.515.800

5. Angka kematian bayi paskabaru lahir (post-neonatal death rate/PNDR)


di Indonesia, pada periode 2013-2017, terdapat 36.150 kematian bayi usia 1-11
bulan dan 4.515.800 kelahiran hidup. IMR Indonesia. pada periode 2013-2017
adalah:
D 1−11b
PNDR= ×1.000
LB
36.150
PNDR= ×1.000 =8
4,515.800
Artinya, dari 1.000 bayi lahir hidup di Indonesia yang berhasil mencapai usia satu
bulan, 8 tidak dapat mencapai usia satu tahun.

6. Angka kematian bayi (infant mortality rate/IMR)

Total kematian bayi berusia <1 di Jakarta Timun tahun 2003 sebanyak 12.038.254 orang
dan jumlah seluruh kelahiran hidup tahun 2003 sebanyak 148.455.000 orang. Berapa IMR
tahun 2003?

D 0−11b
IMR= ×1.000
LB

12.038 .254
IMR= ×1.000=81,09
148.455 .00

7. Angka kematian balita (Under Five Mortalaty Rate/UFMR)


Jumlah kematian anak yang berusia <5 tahun akibat diare di rumah sakit X,
dilaporkan sebanyak 59 orang jumlah anak yang berusia <5 tahun pada tahun yang
sama sebanyak 502 orang. Berapa UFMR penyakit tersebut?
Jawab:
Diketahui: Juml a h kematian balita ≤ 5ta h un= 59 orang
Jumla h penduduk balita pada ta h un yang sama= 502 orang
Penyelesaian:
Jumla h kematian balita dalan 1ta hun
UFMR= × 1000
Juml a h penduduk balita pada ta h un yang sama
59
UFMR= ×1000=117 ,5
502

8. Rasio kematian Ibu (Maternal Mortality Rate)


Tahun 2000 jumlah kematian ibu karena kehamilan dab atau melahirkan= 250
jiwa. Jumlah kelahiran hidup selama tahun 2000 = 81.376 jiwa.
Jawab:
Diketahui:
Jumla h kematianibu h amil , persalinan , dan nifas dalam1 tah un=250 Jiwa

Jumla h kelah iran h idup di tah un yang sama=81.3 76 Jiwa

Penyelesaian:

Jumla h kematianibu h amil , persalinan , dan nifas dalam 1 tah un


MMR= × 1000
Jumla h kela hiran h idup dita hun yang sama

250
MMR= ×1000
81.376

¿307 per 100.000 kelahiran hidup.


BAB III

ANALISIS MORTALITAS

A. Pola, dan Perbedaan Mortalitas


Pola dan perbedaan mortalitas merujuk pada pola kematian dan perbedaannya di
antara berbagai kelompok populasi atau dalam konteks waktu tertentu. Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi pola dan perbedaan mortalitas meliputi:
 Usia: Pola mortalitas bervariasi dengan usia. Bayi dan anak-anak memiliki
pola mortalitas yang berbeda dibandingkan dengan orang dewasa atau lansia.
 Jenis kelamin: Kadang-kadang, terdapat perbedaan dalam tingkat mortalitas
antara pria dan wanita. Ini dapat dipengaruhi oleh faktor biologis dan
perilaku.
 Faktor risiko: Faktor-faktor seperti merokok, konsumsi alkohol, pola makan,
dan aktivitas fisik dapat memengaruhi tingkat mortalitas.
 Lokasi geografis: Pola mortalitas dapat bervariasi di berbagai wilayah
geografis, terutama karena perbedaan dalam akses ke perawatan kesehatan
dan faktor lingkungan.
 Perkembangan medis: Perkembangan dalam perawatan medis dan vaksinasi
dapat memengaruhi tingkat mortalitas dari penyakit tertentu.
 Faktor sosial ekonomi: Tingkat pendapatan, pendidikan, dan status sosial juga
dapat memengaruhi mortalitas.

B. Determinan Mortalitas
Determinan mortalitas adalah faktor-faktor yang memengaruhi tingkat
kematian dalam suatu populasi atau kelompok tertentu. Faktor-faktor ini bisa sangat
bervariasi tergantung pada situasi dan populasi yang diteliti. Beberapa faktor umum
yang dapat memengaruhi tingkat mortalitas meliputi:
 Usia: Mortalitas biasanya lebih tinggi pada kelompok usia yang lebih tua
karena risiko penyakit dan kondisi kesehatan yang lebih tinggi.
 Jenis kelamin: Mortalitas dapat berbeda antara pria dan wanita karena
perbedaan biologis dan perilaku yang memengaruhi kesehatan.
 Faktor gaya hidup: Merokok, konsumsi alkohol berlebihan, kurangnya
aktivitas fisik, dan pola makan yang buruk dapat meningkatkan risiko
kematian.
 Akses ke perawatan kesehatan: Ketersediaan dan aksesibilitas layanan
kesehatan berpengaruh pada mortalitas. Daerah dengan akses terbatas
mungkin memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi.
 Faktor genetik dan keturunan: Riwayat keluarga dan faktor genetik dapat
memainkan peran dalam risiko kematian akibat penyakit tertentu.
 Lingkungan: Kualitas udara, polusi, akses ke air bersih, dan lingkungan fisik
lainnya dapat mempengaruhi mortalitas.
 Faktor sosial ekonomi: Tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, dan
ketidaksetaraan dalam masyarakat dapat berdampak pada mortalitas.
 Penyakit dan epidemi: Wabah penyakit tertentu atau penyebaran penyakit
menular juga dapat menjadi faktor determinan mortalitas.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Data mortalitas merupakan acuan untuk mengukur tingkat kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat, sebagai acuan pemerintah dalam mengambil suatu
kebijakan, seperti perencanaan pembangunan layanan kesehatan, sekolah, fasilitas
publik, dan fasilitas lain yang dibutuhkan sebagai upaya untuk menurunkan angka
mortalitas.

Tujuan Pembelajaran Mortalitas adalah komponen pertumbuhan penduduk yang


bersifat mengurangi jumlah penduduk dan data mortalitas dapat diperoleh dari hasil
sistem registrasi vital, sensus penduduk, survey penduduk, survei kesehatan, dan
administrasi rumah sakit serta ukuran- ukuran mortalitas meliputi angka kematian
kasar, angka kematian menurut umur, angka kematian perinatal, angka kematian
neonatal, angka kematian paskaneonatal, angka kematian bayi, angka kematian anak,
angka kematian anak usia bawah lima tahun (balita), harapan hidup saat lahir, dan
rasio kematian maternal.
B. Saran
Sebaiknya komponen sumber daya penambahan personil berpendidikan sistem informasi atau
rekam medis, pelatihan dan seminar sistem pengolah data mortalitas, pembuatan deskripsi
tugas tertulis sistem pengolah data mortalitas, pengadaan ruang dan komputer khusus sistem
pengolah data mortalitas,. Komponen indikator sebaiknya ditambahkan basis data dokter,
tindakan, dan penyebab kematian. Komponen sumber data sebaiknya data di komputer
disesuaikan dengan data di register rawat inap. Komponen manajemen data sebaiknya analisis
data dilakukan semua sistem pengolah data mortalitas. Komponen produk data sebaiknya 5
petugas teliti melengkapi data pada sistem. Penyebaran dan penggunaan sebaiknya dirancang
sistem pengolah data mortalitas berbasis web dan terintegrasi ke pihak eksternal DKK dan
Dispendukcapil.
DAFTAR PUSTAKA

Hatta, GR. (2012). Pedoman Informasi Kesehatan Di Sarana Pelayanan Kesehatan . Jakarta: UI Press.

Indonesia, L. D. (2010). Dasar-dasar Demografi. Edisi 2. S.M. Adioetomo dan O.B. Samosir. Depok
Indonesia (GR., 2012).

Samosir, Omas Bulan dan Fredy TJekden. (2010). Maternal and Child Health Services Utilization and
Infant Survival in Indonesia. Jurnal of Population.

Statistik, B. P. (2011). Angka Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup Penduduk . Jakarta, Indonesia.

Sudra, R. (2010). Rekam Medis. Jakarta: Universitas Terbuka.

Utomo, B. (2015). Molaritas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Zakaria. (2005). Pengmbangan Sistem Informasi Audit Maternal Dan Perinatal Berbasis Jaringan
Untuk Mendukung Pemantauan Kematian Ibu Dan Bayi Di Dinas Kesehatan Kabupaten
Buton. Tesis MIKM UNDIP.

Anda mungkin juga menyukai