Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

“Populasi dan Sampel Penelitian”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian dan
Biostatistik

Dosen Pembimbing: Yulia Sari, SST., MKM.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
Kiky Icho Agustin P3.73.24.1.17.044
Melva Arviani P3.73.24.1.17.045
Nidaa Sakiinah P3.73.24.1.17.047
Vina Elviana P3.73.24.1.17.060

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat,
kesehatan serta hidayahnya kepada kita semua, sehingga makalah ”Populasi dan Sampel Penelitian” dapat
terselesaikan tepat waktu. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Metodologi Penelitian dan Biostatistik”

Dalam kesempatan ini kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu memberi bimbingan, ilmu,
dorongan, serta saran-saran kepada penyusun.

Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa isi maupun penyajian makalah ini jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang membacanya dan semoga
dapat menambahkan ilmu pengetahuan, jika ada kata-kata yang salah mohon di maafkan karena
kesempurnaan hanyalah milik Allah S.W.T semata.

Jakarta, Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
1.1 Kata Pengantar...............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Populasi, Sampel, Dan Distribusi Sampel........................................................................3
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Jumlah Sampel....................................................................8
2.3 Metode Pengambilan Sampel............................................................................................................9
2.4 Perhitungan Standar Error..............................................................................................................13
2.5 Penghitungan Besar Sampel............................................................................................................14
2.6 Desain Sampel.................................................................................................................................20
BAB III......................................................................................................................................................22
PENUTUP.................................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Kata Pengantar


Penelitian merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencari suatu kebenaran
atau memecahkan sebuah masalah yang terjadi di kalangan masyarakat. Kebenaran tersebut
diperoleh melalui metode ilmiah (Alfianika, 2018). Pada bidang penelitian istilah statistik
dibedakan dengan istilah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data berbentuk angka-
angka. Dalam hal ini, statistik diartikan sebagai suatu ilmu tentang pengumpulan,
penyusunan, penganalisisan, dan penafsiran data dalam bentuk angka (data kuantitatif) yang
bertujuan dalam pembuatan suatu keputusan yang lebih baik di dalam menghadapi
ketidakpastian (Ananda dan Fadhli, 2018). Suatu penelitian berhubungan dengan populasi,
sampel, dan distribusi. Penentuan populasi dan sampel penelitian menjadi sangat penting
karena hasil penelitian akan mengambil kesimpulan secara luas atau mengeneralisasikan
hasil penelitian. Ketepatan dan keakuratan dalam penentuan populasi dan sampel penelitian
dapat memberikan bobot dan kualitas hasil penelitian (Supardi, 2005).
Populasi adalah suatu kesatuan individu atau subjek pada wilayah dengan kualitas
tertentu yang akan diteliti, sedangkan sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan
subjek penelitian (mewakili populasi penelitian). Sampel yang diambil dengan benar dan
dapat dipertanggungjawabkan maka hasil penelitian dapat mewakili gambaran populasi
dalam penelitian. Dengan demikian, keakuratan hasil penelitian sampling sama dengan
penelitian populasi (Supardi, 2005). Berdasarkan pernyataan di atas, populasi dan sampel
dapat diartikan sebagai elemen ontologis penting dari statistik (Plumper and Neumayer).
Untuk distibusi, di dalam statistik deskriptif, peneliti mengusahakan data dapat disajikan
dengan bentuk yang lebih berguna, lebih mudah dipahami, dan lebih cepat dimengerti.
Semua itu akan dikumpulkan dan disusun lebih teratur dalam bentuk tabel yang disebut
sebagai distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi adalah suatu daftar yang membagi data yang
tersedia ke dalam beberapa kelas (Suparmi, 2014). Oleh karena itu, pada makalah ini akan
membahas mengenai populasi dan sampel penelitian.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan populasi, sampel, dan distribusi sampel?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi penetapan jumlah sampel?
3. Bagaimana metode pengambilan sampel secara non random dan random?
4. Apakah yang dimaksud dengan distribusi sampel dan perhitungan standar error?
5. Bagaimana cara dalam menghitung besar sampel?
6. Apakah yang dimaksud dengan desain sampel?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian populasi, sampel, dan distribusi sampel
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi penetapan jumlah sampel
3. Mengetahui metode pengambilan sampel secara non random dan random
4. Mengetahui pengertian distribusi sampel dan perhitungan standar error
5. Mengetahui cara dalam menghitung besar sampel
6. Mengetahui pengertian desain sampel

6.3

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Populasi, Sampel, Dan Distribusi Sampel

1. Populasi

Populasi diartikan sebagai kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis
dan dapat dibedakan menjadi obyek penelitian.Kerlinger (2004) dalam Susilana (2010),
populasi adalah semua anggota kelompok orang, kejadian, atau objek yang telah dirumuskan
secara jelas.Margono (2004) dalam Susilana (2010) yang menyebutkan bahwa populasi
merupakan keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan,
tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang
memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian.Dalam hal ini, populasi menyajikan
data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang
ditentukan.Untuk itu, populasi berhubungan dengan data dan bukan manusianya.Apabila
setiap manusia memberikan suatu data sehingga banyaknya atau ukuran populasi akan sama
dengan banyaknya manusia.Sebagai contoh, tenaga kesehatan akan mengukur kadar gula
darah seseorang sehingga populasi yang dibutuhkan adalah seluruh darah yang terdapat di
dalam tubuh orang tersebut (Supardi, 2005).

Sebuah populasi dengan jumlah individu tertentu disebut sebagai populasi finit,
sedangkan jumlah individu dalam kelompok tidak mempunyai jumlah yang tetap atau
jumlahnya tidak terhingga disebut populasi infinit.Berikut ini gambaran populasi finit, seperti
jumlah petani dalam sebuah desa, sedangkan jumlah pelemparan mata dadu yang terus-
menerus sebagai contoh dari populasi infinit.Menurut Heridiansyah (2012), Populasi dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu:

3
a. Populasi tak terhingga, populasi yang tidak dapat ditemukan batas-batasnya atau tidak
terhitung jumlahnyasehingga tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah secara
kuantitatif
b. Populasi terhingga, suatu populasi yang populasi yang memiliki batas kuantitatif secara
jelas karena memilki karakteristik yang terbatas. Hal ini memudahkan peneliti untuk
menghitung jumlahnya.

Selain itu, menurut Margono (2004) dalam Rinaldi dan Mujianto (2017), populasi dapat
dibedakan ke dalam hal berikut ini:

a. Populasi teoritis
Sejumlah populasi yangmemiliki batasan yang ditetapkan secara kualitatif. Untuk
memaksimalkan hasil penelitian diberlakukan bagi populasi yang lebih luas sehingga
ditetapkan terdiri dari guru dengan umur 25 tahun sampai 40 tahun, program s1, jalur
skripsi, dan lain-lain
b. Populasi yang tersedia
Sejumlah populasi yang secara kuantitatf dapat dinyatakan dengan tegas. Sebagai
contoh, jumlah guru di kota Bandung terdiri dari guru yang memiliki karakteristik yang
telah ditetapkan dalam populasi teoretis.

Menurut Margono (2004) dalamRinaldidan Mujianto (2017), berikut adalah sifat


persoalan populasi penelitian yaitu:

a. Populasi yang bersifat homogen


Unsur-unsur dalam populasi yang memiliki sifat sama sehingga jumlahnya tidak
menjadi persoalan secara kuantitatif. Sebagai contoh, tenaga kesehatan akan mengetes
kadar gula darah seseorang dengan cukup mengambil setetes darah orang tersebut untuk
diteliti kadar gula darahnya. Hal ini dapat dilakukan sebab darah manusia bersifat
homogen sehingga tidak perlu pengambilan darah satu botol dan hanya satu tetes darah
akan menunjukkan hasil yang sama.
b. Populasi yang bersifat hoterogen

4
Unsur-unsur dalam populasi yang memiliki sifat bervariasi sehingga tidak
ditetapkan batasan baik kualitatif atau kuantitatif.Populasi yang heterogen dapat ditemui
dalam penelitian di bidang sosial yang mempunyai objek manusia atau beberapa gejala
pada kehidupan manusia.

2. Sampel
Dalam mengadakan penelitian, peneliti diperbolehkan untuk meneliti seluruh populasi,
tetapi boleh hanya meneliti sebagian dari populasi (sampel).Menurut Suharsimi (2002) dalam
Heridiansyah (2012), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.Menurut
Sugiyono (2004) dalam Heridiansyah (2012), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu.Secara statistika dinyatakan bahwa ukuran
sampel yang semakin besar diharapkan akan memberikan hasil yang semakin baik. Dengan
sampel yang besar, mean dan standar deviasi yang diperoleh mempunyai probabilitas yang
tinggi untuk menyerupai mean dan standar deviasi populasi. Hal ini karena terdapat
keterkaitan terhadap jumlah sampel dengan pengujian hipotesis statistika.Namun, tidak
menutup kemungkinan untuk menggunakan sampel yang kecil apabila dipilih secara acak
dapat mencerminkan pula populasi dengan akurat (Alwi, 2015).
Dalam suatu penelitian tidak mungkin semua populasi diteliti kerana penarikan sampel
lebih memudahkan beberapa hal. Berikut adalah alasan penarikan sampel, yaitu:
a. Memeriksa seluruh populasi akan memerlukan waktu yang lama
b. Tidak semua unit populasi yang homogen diperiksa karena akan membuang waktu. Hal
ini disebabkan variable yang diteliti akan terwakili oleh sebagian populasi tersebut
c. Penarikan sampel menghemat biaya dan waktu
d. Meneliti yang sedikit (sampel) dipastikan akan lebih teliti jika dibandingkan dengan
meneliti jumlah yang banyak (populasi)
e. Terdapat penelitian yang dilakukan pada objek penelitian tersebut harus dihancurkan
(destruktif), seperti pengambilan darah yang menjadi objek penelitian tidak
memungkinkan untuk digunakan kembali
Berdasarkan beberapa alasan di atas, dalam suatu penelitian, pengambilan sampel
harus dapat menggambarkan populasi atau karakter yang akan peneliti ukur di dalam sampel

5
sama dengan karakter populasi. Menurut Rinaldi dan Mujianto (2017), sampel yang ideal
adalah yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Menghasilkan gambaran karakter populasi yang tepat
b. Menentukan ketepatan hasil penelitian dengan menentukan simpangan baku dari tafsiran
yang diperoleh
c. Sederhana dan mudah untuk dilaksanakan
d. Memberikan keterangan semaksimal mungkin dengan biaya seminimal mungkin
3. Distribusi Sampling
Distribusi sampling merupakan kumpulan nilai-nilai statistika sejenis yang disusun
dalam suatu daftar sehingga terdapat hubungan antara nilai statistika dan frekuensi statistika.
Distribusi sampling akan menggambarkan distribusi dari populasi tersebut. Distribusi ini
bergantung pada ukuran populasi, ukuran sampel, dan metode pemilihan sampel.Menurut
Sudjana (2001), Distribusi sampling terbagi menjadi 4, yaitu:
a. Distribusi Sampling Rata-rata
Sebuah distribusi akan didasarkan pada rata-rata dari smapling yang telah diambil.
Rata-rata ini akan dikumpulkan dan ditentukan distribusinya. Beberapa rumus yang
digunakan dalam distribusi rata-rata adalah sebagai berikut:

b. Distribusi Sampling Proporsi


Suatu distribusi yang berdasarkan proporsi dari suatu sampling yang
diambil.Distribusi sampling proporsi merupakan kumpulan semua perbandingan sampel
untuk suatu peristiwa. Berikut ini beberapa rumus yang digunakan dalam distribusi
sampling, yaitu:

6
c. Distribusi Sampling Selisih Rata-rata

Pada distibusi sampling selisih rata-rata tidak hanya menggunakan satu


populasi.Namun, beberapa populasi dapat digunakan sebagai sampel. Sampel dari
masing-masing populasi tersebut akan dicari rata-rata dan ditentukan selisihnya. Apbaila
pada suatu sampel yang diambil merupakan sampel besar baik n1 dan n2 yang keduanya
lebid dari 30 maka distribusi tersebut akan mendekati sebuah distribusi normal. Untuk
mengubah distribusi sampling selisih rata-rata ke distribusi normal dapat menggunakan
rumus,seperti:

d. Distribusi Sampling Selisih Proporsi

Pada distribusi sampling selisih proporsi suatu sampel akan diambil dari sebuah
populasi dimana kejadian ini populasi akan lebih dari satu. Setelah itu, sampel yang
diambil dari setiap populasi akan dilakukan proporsi dan dilakukan selisih abtar populasi.
Berikut beberapa rumus yang digunakan dalam suatu distribusi sampling selisih proporsi
adalah sebagai berikut:

7
Distribusi sampling selisih proporsi akan mendekati distribusi normal apabila
ukuran-ukuran sampel cukup besar (n1, n2>30) sehingga untuk merubahnya menjadi
bentuk normal standar diperlukan rumus, seperti:

2.2 Faktor Yang


Mempengaruhi Penetapan Jumlah Sampel
Menurut Sutopo (2013), Berikut ini faktor yang mempengaruhi ukuran atau jumlah
sampel adalah:

1. Derajat keseragaman dari populasi


Semakin seragam populasi berhubungan pada sampel yang diambil akan semakin
kecil. Apabila populasi tersebut seragam sempurna sehingga cukup refresentatif hanya
satu satuan elementer saja dari seluruh populasi untuk diteliti.Sebaliknya, apabila
populasi secara sempurna tidak seraggam maka dibutuhkan pencacahan lengkap yang
dapat memberikan gambarab dengan refresentatif.
2. Presisi yang dikehendaki dalam penelitian
Semakin tinggi tingkat presisi yang dikehendaki membuat ukuran sampel yang
harus diambil semakin besar.Sampel yang besar cenderung memberikan pendugaan yang
lebih mendekati pada nilai sesungguhnya.Sebaliknya, semakin rendah tingkat presisi
yang dikehendaki meka semakin kecil ukuran sampel yang diperlukan.Berdasarkan

8
pernyataan tersebut, ukuran sampel memiliki hubungan yang negatif terhadap tingkat
kesalahan.Pada sampel dengan ukuran besar dapat memperkecil tingkat kesalahan yang
terjadi. Kurva menunjukkan kejadian ini adalah sebagai berikut:

3. Rencana analisa
Beberapa kesempatan pada sampel berukuran besar telah mencukupi dan sesuai
dengan presisi yang dikehendaki.Namun, apabila dikaitkan dengan kebutuhan analisa
maka jumlah sampel tersebut kurang mencukupi.Sebagai contoh, peneliti ingin
menghubungkan tingkat pendidikan responden dengan pemakaian alat kontrasepsi.Dalam
hal ini, peneliti mengelompokkan tingak pendidikan meliputi tidak sekolah, amat SD,
tamatSMP, dan tamat SMA, dll. Peneliti tidak cukup dengan mengambil 100 responden
karena akan terdapat sel-sel dalam table yang kosong. Hal yang sama pun dapat terjadi
jika menggunakan metode statistic yang rumit.
4. Tenaga, biaya, dan waktu
Apabila peneliti menginginkan presisi yang tinggi maka jumlah sampel harus besar.
Namun, dana, tenaga, dan waktu terbatas membuat sampel tidak dapat diambil dalam
jumlah besar dan mengakibatkan presisi akan menurun. Oleh karena itu, seorang peneliti
harus mampu memperkirakan besar sampel yang diambil sehingga presisi dianggap
cukup untuk menjamin tingkat kebenaran hasil penelitian.

2.3 Metode Pengambilan Sampel


1. Random Sampling atau probability sampling
9
Menurut sugiyono (2011), Random sampling/probability sampling adalah cara
pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama pada setiap elemen
populasi untuk dijadikan sebuah sampel. Teknik random sampling/probability sampling
memiliki 5 pemilihan sampel, diantaranya:
a. Simple random sampling atau sampel acak sederhana
Simple random sampling atau sampel acak sederhana merupakan teknik pengambilan
sampel yang memberikan kesempatan yang sama kepada populasi untuk dijadikan
sampel. Syarat untuk dapat melakukan teknik random sampling yaitu:

1) anggota populasi tidak memiliki strata sehingga relatif homogen.

2) adanya kerangka sampel, yaitu merupakan daftar elemen-elemen populasi yang


dijadikan dasar untuk pengambilan sampel.

b. Stratified random sampling atau sampel acak distratifikasikan

Teknik ini merupakan teknik pengambilan secara acak dua lapis. Hal ini dilakukan
jika populasi terdiri atas beberapa tingkatan dan agar sampelnya juga mencerminkan
tingkatan-tingkatan yang diinginkan, maka responden akan diambil secara acak dari
setiap tingkatan tersebut.
c. Cluster sampling atau sample gugus

Cluster sampling merupakan teknik pengambilan sample secara acak dan


berkelompok, anggota sampel dalam teknik ini terdiri dari beberapa kelompok, kemudian
dari setiap kelompok diambil kelompok kecil yang memiliki kesamaan.
d. Systematic sampling atau sampel sistematis
Systematic sampling merupakan cara pengambilan sampel yang mana sampel
pertamanya ditentukan secara acak, sedangkan sampel berikutnya diambil berdasarkan
satu interval tertentu.

e. Area sampling atau sampel wilayah


10
Teknik ini dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi dimana populasi
penelitiannya tersebar di berbagai wilayah.

Hampir sama dengan Sugiyono (2011), Nugraha (2005) juga mengatakan bahwa
yang termasuk dalam Random Sampling antara lain:

a. Simple random sampling (Satuan sampling dipilih secara acak)


Peluang untuk terpilih harus diketahui besarnya, dan untuk setiap satuan sampling
besarnya harus sama. Misalnya ada sebuah penelitian mengenai “Tingkat kesadaran
untuk mencuci tangan di pendidikan dasar di Jakarta”, sampelnya adalah seluruh siswa
SD dan SMP yang ada di Jakarta. Dari seluruh SD dan SMP tersebut dilakukan pemilihan
secara random tanpa melakukan pengelompokkan terlebih dahulu, dengan demikian
peluang masing-masing SD maupun SMP untuk terpilih sebagai sampel adalah sama.
b. Stratified random sampling (populasi dibagi ke dalam sub populasi)

Teknik ini bertujuan untuk membentuk sub populasi yang didalam populasi agar
satuan-satuan sampling tersebut memiliki nilai variabel yang tidak terlalu bervariasi
(relatif homogen). Selanjutnya dari setiap sub populasi akan dipilih sampel melalui
proses simple random sampling. Misalnya dalam penelitian yang sama seperti di atas,
semua sekolah baik SD maupun SMP di Jakarta diklasifikasikan atau distratifikasi
terlebih dahulu ke dalam sekolah yang angka kesehatan siswanya tinggi, sedang, dan
rendah. Kemudian dari masing-masing tingkatan dipilih dengan teknik simple random
sampling.

c. Cluster random sampling (Populasi dibagi ke dalam satuan-satuan)

Disini sampling yang besar disebut cluster. Berbeda dengan pembentukan populasi,
satuan sampling yang ada dalam tiap kluster harus relatif heterogen. Pemilihan dilakukan
beberapa tingkat:

11
(1) memilih kluster dengan cara simple random sampling.

(2) memilih satuan sampling dalam kluster.

Jika pemilihan dilakukan lebih dari 2 kali disebut multi-stage cluster sampling.
Misalnya dalam penelitian yang sama seperti di atas, karena Jakarta sangat luas, maka
dipilihlah kota tertentu sebagai sampel klaster ke-1 secara random. Kemudian dari setiap
kota terpilih akan dilakukan pemilihan lagi, yaitu di kecamatan-kecamatan tertentu
dengan cara random untuk dijadikan sampel klaster ke-2. Selanjutnya dari masing-
masing kecamatan dilakukan pemilihan sekolah yang juga dilakukan secara random.
2. Nonrandom sampling atau nonprobability sampling
Menurut Darmawan (2014), Nonrandom sampling atau nonprobability sampling
adalah setiap elemen populasi yang tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk
dijadikan sampel.

a. Simple Sampling , yaitu anggota sampel (responden) yang terpilih adalah seadanya.

b. Convenience sampling atau sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan,


yaitu teknik penemuan sampel hanya berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi
yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi responden dapat dijadikan sampel.

c. Purposive sampling, yaitu responden yang terpilih menjadi anggota atas dasar
pertimbangan peneliti sendiri.

d. Judgment sampling, pada jenis ini sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa
dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya.

e. Quota sampling, merupakan metode penerapan sampel dengan menentukan quota


terlebih dahulu pada masing-masing kelompok, sebelum quota tersebut terpenuhi,
penelitian belum dianggap selesai.

12
f. Snowball sampling, cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang
populasi penelitiannya.

Menurut Nugraha (2005), non random sampling yaitu melakukan pemilihan satuan
sampling tetapi tidak melibatkan unsur peluang, sehingga tidak diketahui besarnya
peluang sesuatu unit sampling terpilih ke dalam sampel. Sampling tipe ini tidak boleh
dipakai untuk menggeneralisasi hasil penelitian terhadap populasi, karena dalam
penarikan, sampel sama sekali tidak ada unsur probabilitas. Dalam analisis selanjutnya
hanya diperkenankan menggunakan analisis statistika deskriptif, dan tidak boleh
memakai alat analisis statistika inferensial, baik yang termasuk kelompok statistika
parametrik maupun non parametrik, sebab statistika inferensial pada prinsipnya juga
harus melibatkan unsur probabilitas ketika kita melakukan pengambilan sampel.

Menurut Nugraha (2005), yang termasuk sampling non probabilitas antara lain:

a. Haphazard sampling
Haphazard sampling merupakan satuan sampling dipilih sembarangan atau
seadanya, tanpa perhitungan apapun. Misalnya ketika kita akan melakukan penelitian
mengenai kompetensi mahasiswa di sebuah perguruan tinggi, pertanyaan dapat diajukan
kepada siapapun mahasiswa dari perguruan tinggi tersebut (sebagai sampel) yang
kebetulan datang pada saat kita berada di sana untuk melakukan penelitian.
b. Snowball sampling
Snowball sampling merupakan satuan sampling yang dipilih atau ditentukan
berdasarkan informasi dari responden sebelumnya. Misalnya ada penelitian yang
bertujuan untuk mencari cara yang efektif dalam mensosialisasikan program-program
kemahasiswaan. Sampel pertama bisa dipilih ketua bem, kepada dia kita bertanya, siapa
lagi (sebagai sampel ke-2) yang kira-kira bisa diwawancara untuk diambil pendapatnya,
dan seterusnya hingga informasi dianggap memadai.
c. Purposive sampling
Purposive sampling disebut juga judgment sampling yaitu satuan sampling yang
dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan

13
sampling yang memiliki karakteristik yang dikehendaki. Misalnya dalam sebuah
penelitian pengelolaan pendidikan yang bertujuan untuk melihat daya saing mahasiswa
dalam perguruan tinggi, maka untuk tahap awal akan lebih baik sampel dipilih dari
perguruan tinggi yang memiliki nilai akhir kelulusan yang baik, populer di masyarakat,
serta kelulusan mahasiswa masuk seleksi CPNS cukup tinggi.

2.4 Perhitungan Standar Error


Standar of error atau biasa disebut dengan standar deviasi dari rata-rata (Sudjana,
2001). Standar of error berkaitan dengan sampel yang disebut juga Standar Error of Mean
(SE) yang menunjukkan seberapa jauh perbedaan Mean sampel dengan Mean populasi.
SE dihitung dengan membagi Standar Deviasi (SD) sampel (s) dengan akar kuadrat total
sampel (N) :

Keterangan :

SE : Standar Error

S : Standar Deviasi

n : Jumlah Sampel

2.5 Penghitungan Besar Sampel


Menurut Amirullah (2015), ukuran atau Besaran sampel (sample size) adalah
banyaknya individu, subyek atau elemen dari populasi yang diambil sebagai sampel. Jika
ukuran sampel yang di ambil terlalu besar atau terlalu kecil maka akan menjadi masalah
dalam penelitian itu. Oleh karena itu, ukuran sampel harus betul-betul diperhatikan oleh
peneliti dalam melakukan penelitiannya.

Berikut ini disajikan pendapat beberapa ahli tentang ukuran sampel;

1. Gay & Diehl

Mereka berpendapat bahwa sampel haruslah sebesar-besarnya. Pendapat ini


mengasumsikan bahwa semakin banyak sampel yang diambil, maka akan semakin

14
representatif, dan hasilnya dapat di generalisir. Namun, ukuran sampel yang dapat
diterima akan sangat bergantung pada jenis penelitiannya;

a) apabila penelitiannya bersifat deskriptif, maka sampel minimunnya adalah 10% dari
populasi,

b) penelitian yang bersifat korelasional, sampel minimunnya 30 subyek,

c) penelitian kausal-perbandingan, sampelnya sebanyak 30 subyek per group

d) penelitian eksperimental, sampel minimunnya adalah 15 subyek per group.

2. Roscoe

Pada hal ini dalam memberikan panduan untuk menentukan ukuran sampel :

a. Pada setiap penelitian, ukuran sampel harus berkisar antara 30 dan 500

b. Apabila faktor yang digunakan dalam penelitian itu banyak, maka ukuran sampel
minimal 10 kali atau lebih dari jumlah faktor.

c. Jika sampel akan dipecah-pecah menjadi beberapa bagian, maka ukuran sampel
minimum 30 untuk tiap bagian yang diperlukan.

3. Slovin

Menentukan ukuran sampel dari suatu populasi dengan rumus sebagai berikut:

N
n
1 + N (e)2
=
n = jumlah sampel

N = ukuran populasi

e = batas kesalahan

4. Fraenkel & Wallen

Mereka menyarankan bahwa besar sampel minimum untuk:

a. Penelitian deskriptif sebanyak 100.

b. Penelitian korelasional sebanyak 50.

c. Penelitian kausal-perbandingan 30 / group.

d. Penelitian eksperimental sebanyak 30/15.

15
5. Malhotra

Pada besarnya jumlah sampel yang diambil dapat ditentukan dengan cara
mengalikan jumlah variabel dengan 5, atau 5 X jumlah variabel. Jika variabel yang
diamati berjumlah 20, maka sampel minimalnya adalah 200 (5 X 20).

Maka dalam faktor-faktor kualitatif yang penting dipertimbangkan dalam penentuan


ukuran sampel adalah:

a. Pentingnya keputusan.

b. Sifat dari penelitian.

c. Jumlah variable

d. Sifat dari analisa.

e. Ukuran sample dalam penelitian sejenis

f. Tingkat luasnya akibat.

g. Tingkat penyelesaian.

h. Keterbatasan sumber

Keputusan tentang ukuran yang digunakan juga ditentukan oleh


pertimbanganpertimbangan keterbatasan sumber daya yang tersedia, misalnya masalah
biaya dan waktu yang terbatas. Keterbatasan yang lain termasuk ketersediaan personel
yang berkualitas untuk mengumpulkan data. Faktor terpenting dalam menentukan ukuran
sampel yang dibutuhkan untuk mengestimasi sebuah parameter populasi adalah ukuran
dari varians populasi. Semakin besar dispersi atau varians dalam populasi, semakin besar
pula jumlah sampel yang diperlukan untuk menghasilkan ketepatan estimasi.

Menurut Susiliana (2015), dalam menentukan jumlah sampel yang diambil, berikut
beberapa formula yang ditawarkan oleh para ahli.

1. Penentuan jumlah sampel menurut pendapat Hadari Nawawi

Nawawi (Margono, 2004: 123) memberikan cara untuk memperoleh jumlah sampel
minimal yang harus diselidiki dengan menggunakan rumus:

Keterangan: n = Jumlah sampel ≥ = Sama dengan atau lebih besar

p = Proporsi populasi persentase kelompok pertama

16
q = Proporsi sisa di dalam populasi

a = Derajat koefisien konfidensi pada 99% dan 95%

b = Persentase perkiraan kemungkinan membuat kekeliruan dalam menentukan


ukuran sampel.

Contoh:

Jika diketahui jumlah populasi guru SMA lulusan D3 di Jateng adalah 400.000
orang. Di antara mereka yang tinggal di daerah pedesaan (luar kota) sebanyak 50.000
orang. Berapa sampel yang perlu diselidiki dalam rangka mengungkapkan hambatan
penamaan disiplin sekolah di wilayah masingmasing.

Perhitungan:

Dimasukkan ke dalam rumus sebagai berikut:

Apabila proporsi di dalam populasi yang tersedia tidak diketahui maka variasi p dan
q dapat mengganti dengan harga maksimum, yakni (0,50 × 0,50 = 0,25). Ukuran sampel
yang harus diselidiki:

2. Penentuan jumlah sampel dengan menggunakan Tabel Krejcie


Salah satu teknik untuk menghitung jumlah sampel minimal yang harus dijadikan
sasaran penelitian adalah dengan menggunakan tabel Krejcie. Krecjie dalam melakukan
perhitungan ukuran sampel didasarkan atas kesalahan 5%. Jadi sampel yang diperoleh itu
mempunyai kepercayaan 95% terhadap populasi. Tabel Krecjie ditunjukkan dalam tabel
di bawah ini. Dari tabel itu terlihat bila jumlah populasi 100 maka sampelnya 80, bila
populasi 1000 maka sampelnya 278, bila populasinya 10.000 maka sampelnya maka
sampelnya 370, dan bila jumlah populasi 100.000 maka jumlah sampelnya 384. Dengan

17
demikian makin besar populasi makin kecil prosentase sampel. Oleh karena itu tidak
tepat bila ukuran populasinya berbeda prosentase sampelnya sama, misalnya 10%.

Contoh penghitungan: Penelitian akan dilakukan terhadap iklim kerja suatu


organisasi. Sumber data yang digunakan adalah para pegawai yang ada pada organisasi
tersebut (populasi). Jumlah pegawainya 1000 terdiri atas lulusan S1 = 50 orang, Sarjana
muda = 300, SMK = 100, SD = 50 (poplasi berstrata). Jumlah populasi = 1000. Bila
kesalahan 5%, maka jumlah sampelnya = 278. Karena populasi berstrata, maka
sampelnya juga berstrata. Stratanya menurut tingkat pendidikan. Dengan demikian
masing-masing sampel untuk tingkat pendidikan harus proporsional sesuai dengan
populasi. Jadi jumlah sampel untuk:

Jadi jumlah sampelnya = 14 + 83 + 139 + 28 + 14 = 278

Pada perhitungan yang terdapat koma dibulatkan ke atas sehingga jumlah


sampelnya lebih 278 yaitu 280. Hal ini lebih aman daripada kurang dari 278.

18
3. Penentuan jumlah sampel dengan menggunakan Nomogram Harry King
Harry King menghitung sampel tidak hanya didasarkan atas kesalahan 5% saja,
tetapi bervariasi sampai 15%. Tetapi jumlah populasi paling tinggi hanya 2000.
Nomogram ini ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Dari gambar tersebut diberikan
pula contoh bila populasi 200, kepercayaan sampel dalam mewakili populasi 95%, maka
jumlah sampelnya sekitar 58% dari populasi. Jadi 0,58 × 200 = 116. Bila populasi 800,
kepercayaan sampel 90% atau kesalahan 10%, maka jumlah sampel = 7,5% dari populasi.
Jadi 0,075 × 800 = 60. terlihat di sini semakin besar kesalahan akan semakin kecil jumlah
sampel.

Gambar Nomogram Harry King di bawah ini.

Contoh: misal populasi berjumlah 200. Bila dikehendaki kepercayaan sampel


terhadap populasi 95% atau tingkat kesalahan 5%, maka jumlah sampel yang diambil
0,58 × 200 = 16 orang. (Tarik dari angka 200 melewati taraf kesalahan 5%, maka akan
ditemukan titik di atas angka 60. Titik itu kurang lebih 58).

4. Penghitungan Jumlah Sampel dengan rumus.


Bila ukuran sampel lebih dari 100.000, maka peneliti tidak bisa melihat tabel lagi,
oleh karena itu, peneliti harus dapat menghitung sendiri. Ada dua rumus yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2001: 66-68) yaitu yang tidak diketahui simpangan
bakunya dan yang kedua yang diketahui simpangan bakunya.

Contoh 1: Misal seorang peneliti ingin mengetahui produktivitas kerja pegawai di


lembaga A. Peneliti berhipotesis bahwa produktivitas kerja pegawai di lembaga A paling
sedikit 70% dari tolok ukur ideal yang ditetapkan. Untuk itu diperlukan ukuran sampel
sebagai sumber datanya. Untuk menghitungkan ukuran sampel diperlukan rumus sebagai
berikut:

19
Keterangan: n = Ukuran sampel yang diperlukan p = Prosentase hipotesis (Ho)
dinyatakan dalam peluang yang besarnya = 0,50 q = 1 – 0,50 = 0,50 σp = Perbedaan
antara yang ditaksir pada hipotesis kerja (Ha) dengan hipotesis nol (Ho), dibagi dengan Z
pada tingkat kepercayaan tertentu.

Misalnya diketahui kepercayaan 68%, Z = 1; 95%, Z =1,96; 99%, Z = 2,58. Untuk contoh
di atas missal taraf kepercayaan 95% berarti Z = 1,96 maka:

Atau 25 orang. Jadi paling sedikit diperlukan 25 orang sebagai sumber data.

Misalnya taraf kepercayaan yang dikehendaki 99% maka harga Z = 2,58, maka sampel
yang diperlukan adalah:

Jadi diperlukan paling sedikit 42 orang.

2.6 Desain Sampel


Menurut Kuncoro (2014), dalam melakukan Disain Sampel memiliki beberapa
pertimbangan yang harus difikirkan sebelumnya, seperti halnya biaya, akurasi, waktu,
penerimaan hasil serta kemampuan generalisas maka proses desain sampling meliputi 5
langkah, yaitu:

a. Mendefinisikan populasi target

Mendefinisikan populasi target adalah sekumpulan elemen-elemen atau obyek yang


memiiki informasi yang dicari oleh peneliti dan akan digunakan dalam membuat
kesimpulan. Populasi target harus didefinisikan secara tepat. Dalam mendefinisikan

20
populasi target mencakup terjemahan dari definisi problem ke dalam pernyataan yang
tepat yang akan dan tidak akan dimasukan dalam sample.

b. Menentukan kerangka sample

Kerangka sampling Menentukan kerangka sample adalah elemen-elemen yang


representatif dari target populasi yang terdiri dari daftar elemen yang ditentukan untuk
mengidentifikasikan populasi target.

c. Seleksi teknik sampling

Seleksi teknik sampling meliputi beberapa keputusan yang sifatnya sangat luas.
Peneliti harus memutuskan antara menggunakan pendekatan Bayesian atau pendekatan
tradisional sampling, untuk sample dengan atau tanpa repleacement, dan menggunakan
nonprobability atau probability sampling.

d. Menentukan ukuran sample

Ukuran sample berkenaan dengan jumlah elemen yang dimasukan dalam penelitian.
Pembentukan ukuran sample adalah kompleks dan meliputi beberapa pertimbangan
kualitatif dan kuantitatif.

e. Pelaksanaan proses sampling

Proses pelaksanaan sampling menggunakan spesifikasi yang rinci tentang


bagaimana keputusan desain sampling berkenaan dengan populasi, unit sampling, teknik
sampling, dan ukuran sample untuk diimplementasikan

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

• Penelitian merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencari suatu kebenaran
atau memecahkan sebuah masalah yang terjadi di kalangan masyarakat.

• Populasi diartikan sebagai kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis
dan dapat dibedakan menjadi obyek penelitian. Populasi terbagi menjadi populasi tak
terhingga dan populasi terhingga.

• Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

• Distribusi sampling merupakan kumpulan nilai-nilai statistika sejenis yang disusun


dalam suatu daftar sehingga terdapat hubungan antara nilai statistika dan frekuensi
statistika. Distribusi sampling terdiri dari, Distribusi Sampling Rata-rata, Distribusi
Sampling Proporsi, Distribusi Sampling Selisih Rata-rata, dan Distribusi Sampling
Selisih Proporsi.

• Terdapat beberapa metode dalam pengambilan sampel, yaitu Random Sampling atau
probability sampling, Simple random sampling atau sampel acak sederhana, Stratified
random sampling atau sampel acak distratifikasikan, Cluster sampling atau sample
gugus, Systematic sampling atau sampel sistematis, dan Area sampling atau sampel
wilayah.

• Standar of error berkaitan dengan sampel yang disebut juga Standar Error of Mean
(SE) yang menunjukkan seberapa jauh perbedaan Mean sampel dengan Mean

22
populasi.

• Ukuran atau Besaran sampel (sample size) adalah banyaknya individu, subyek atau
elemen dari populasi yang diambil sebagai sampel.

3.2 Saran
Penulis memahami bahwa masih terdapat kekurangan dalam pembuatan makaah ini.
Dengan adanya makalah ini, semoga dapat memberikan informasi yang positif bagi pembaca dan
mahasiswa dalam melalukan penelitian. Jika terdapat materi yang kurang memuaskan, kritik dan
saran dari pembaca sangat kami butuhkan untuk memperbaiki makalah kedepannya

23
DAFTAR PUSTAKA
Alfianika, Ninit. 2018. Buku Ajar Metode Penelitian Pengajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta:
Deepublish

Alwi, Idrus. 2015. Kriteria Empirik dalam Menentukan Ukuran Sampel pada Pengujian
Hipotesis Statistika dan Analisis Butir. Vol.2 (2)

Amirullah.2015. Populasi Dan Sampel (pemahaman, jenis dan teknik).

Ananda, Rusydi dan Fadhli, Muhammad. 2018. Statistik Pendidikan Teori dan Praktik dalam
Pendidikan. Medan: Widya Puspita

Darmawan D. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Pt. Ramaja Posdakarya.

Heridiansyah , Jefri. 2012. Pengaruh Advertising Terhadap Pembentukan Brand Awareness


serta Dampaknya pada Keputusan Pembelian Produk Kecap Pedas ABC. Vol. 4 (2)

Kuncoro,Mudrajad.2014.Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi.Jakarta.Erlangga

Nugraha S. 2005. Diklat Metodologi Penelitian Social. Bogor.

Plumper, Thomas and Neumayer, Eric. Population and Sample Uncertainty. UK: Department of
Geography and Environment

Rinaldi, S. Faisal dan Mujianto, Bagya.2017. Metode Penelitian dan Statistika. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Sudjana. 2001. Metode Statistika. Bandung: Tarsio

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Supardi. 2005. Metode Penelitian Ekonomi & Bisnis. Yogyakarta: UII

Suparmi, Charistina. 2014. Statistika Ekonomi

24
Susilana, Rudi. 2010. Modul 6 Populasi dan Sampel http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-
MODES/PENELITIAN_PENDIDIKAN/BBM_6.pdf Diakses pada 24 Maret 2020

Susilana,Rudi.2015.Modul Populasi dan Sampel

Sutopo.2013. Penentuan Jumlah Sampel dalam Penelitianhttp://ejurnal.stiedharmaputra-


smg.ac.id/index.php/JEMA/article/download/156/128Diakses pada 24 Maret 2020 pukul
07.00 WIB

25

Anda mungkin juga menyukai