Anda di halaman 1dari 41

DASAR KEPENDUDUKAN

“Statistik Keadaan Lingkungan dan Gizi”

OLEH:
KELOMPOK 7

Aliyah Fadhilah Putri 2011212057


Charina Qatrunnada P. 2011211035
Delfi Astriandini 2011212069
Delti Fitri Yeni 1911216004
Muhamad Farhan 2011211051
Mutiara Indah Pertiwi 1911216001
Neri Aziza 2011211041
Rilla Fahrunnisa 2011211017
Saliya Oryza Putri 2011212067

Dosen Pengampu:
Dr. Masrizal, Dt Mangguang AMK, SKM, M.Biomed
Fitriyani, SKM, MKKK

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,
penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Statistik
Keadaan Lingkungan dan Gizi”. Penulis dalam penyusunan makalah ini  sudah
berusaha menyusunnya secara maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang
terkait dalam pembuatan makalah ini.

            Terlepas dari hal tersebut, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan dari
makalah ini baik dari susunan kalimat maupun penulisannya. Oleh karena itu kami
menerima dengan ikhlas segala kritik maupun saran dari pembaca sehingga kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Apabila ada
kesalahan kami mohon maaf sebesar-besarnya dan apabila ada kelebihan itu semata-
mata datanya dari Allah SWT. Sekian dan terima kasih.

Padang, September 2020

Tim Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................i

Daftar Isi............................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan...........................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1

Bab Ii Pembahasan............................................................................................................2

A. Pengertian Statistik Dan Gambaran Klinik...........................................................2


B. Cara Penilaian Status Gizi ......................................................................................
C. Penilaian Status Gizi Anak .....................................................................................
D. Pemilihan Populasi Referensi..................................................................................

BAB III Penutup..................................................................................................................

Daftar Pustaka......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dizaman modern saat ini, banyak sekali ilmu pengetahuan yang telah
berkembang dengan metode yang terbaru, terutama dalam ilmu statistk.
Statistik merupakan ilmu yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan
data serta sifatsifat data. Adapun kegiatan statistik adalah pengumpulan data,
pengolahan data, penyajian data, menganalisis data, penariikan kesimpulan,
serta pembuatan keputusan yang didasarkan atas data yang diperoleh dari
fakta. Kegunaan data adalah memberikan informasi kepada yang
membutuhkan.
Antropometri merupakan suatu metode yang digunakan untuk menila
iukuran, proporsi, dan komposisi tubuh manusia. Standar Antropometri Anak
adalah kumpulan data tentang ukuran, proporsi, komposisi tubuh sebagai
rujukan untuk menilai status gizi dan tren pertumbuhan anak. 3. Anak adalah
anak dengan usia 0 (nol) bulan sampai dengan 18 (delapan belas) tahun.
Status gizi adalah keadaan fisiologis yang merupakan hasil
keseimbangan antara suplai dan penggunaan zat gizi oleh tubuh. Penilaian
status gizi dapat dilakukan salah satunya dengan penilaian antropometrik yang
membagi status gizi dikategorikan menjadi 4 (empat) yaitu status gizilebih,
baik, kurang dan buruk (Supariasa, 2002).

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah pengertian dari statistika keadaa linkungan dan gizi?
b. Bagaimanakah penilaian dan perubahan Antropometri ?
c. Bagaimanakah perubahan status gizi ?
d. Bagaimanakah penilaian Biokimia ?
C. Tujuan
1. Diketahuinya pengertian dari statistika keadaa linkungan dan gizi
2. Diketahuinya penilaian dan perubahan Antropometri
3. Diketahuinya perubahan status gizi
4. Diketahuinya penilaian Biokimia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Statistik dan Gambaran Klinik

1. Pengertian Statistik
Secara etimologi, statistik berasal dari bahasa romawi states, yang berarti negara,
negarawan.Secara umum, arti statistik di bedakan menjadi dua bagian besar, yaitu arti
secara sempit dan arti luas. Arti statistik secara sempit merupakan data ringkasan
berbentuk angka. Sedangkan dalam arti luas, statistik merupakan ilmu yang
mempelajari cara pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data, termasuk
cara pengambilan kesimpulan dengan memperhitungkan unsur ketidakpastian
berdasarkan konsep probabilitas.

Statistik merupakan ilmu yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan


data serta sifatsifat data. Adapun kegiatan statistik adalah pengumpulan data,
pengolahan data, penyajian data, menganalisis data, penariikan kesimpulan, serta
pembuatan keputusan yang didasarkan atas data yang diperoleh dari fakta. Kegunaan
data adalah memberikan informasi kepada yang membutuhkan.

2. Tujuan Statistik
1. Menyederhanakan data,sehingga data tersebut dapat menghasilkan informasi.
2. Menjawab masalah yang ada dalam masyarakat.
3. Membuktikan suatu dugaan yang belum terjadi melalui penelitian.
4. Membantu seseorang di dalam pengembangan daya kritik dalam suatu kegiatan
pengambilan keputusan dengan menggunakan cara-cara kuantitatif.

3. Manfaat statistik
Berikut ini adalah manfaat statistik:

1. Sebagai bahan perencanaan dalam bidang kesehatan masyarakat.


2. Menentukan masalah dan penyebab dari suatu masalah kesehatan.
3. Menentukan prioritas dari suatu program kesehatan.
4. Membantu para pengelola dan pelaksana program kesehatan, khususnya dalam
mengambil keputusan.
5. Memberikan gambaran status kesehatan masyarakat.
6. Sebagai perbandingan tingkat kesehatan masyarakat dengan melihat data yang
telah ada.
7. Menentukan kebutuhan-kebutuhan dalam bidang kesehatan.

4. Statistik kesehatan
Statistik kesehatan merupakan aplikasi metode statistik terhadap masalah-
masalah di bidang kesehatan. Jadi statistik keshatan bukan merupakan ilmu dasar
(basic science), tetapi lebih tepat disebut sebagai ilmu terapan (applied
science).Aplikasi statistik dalam bidang kesehatan mempunyai ruang lingkup yang
semakin luas, tidak hanya pada masalah medis saja, tetapi mencakup bidang keluarga
berencana, demografi, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, serta peristiwa penting
dalam kehidupan masyarakat sehari-hari atau disebut vital event seperti kelahiran,
kematian, perkawinan, kesakitan, umur harapan hidup, fertilitas, dan lain-lainnya.

5. AplikasiAplikasi Statistik dalam Bidang Kesehatan


Berikut ini adalah aplikasi statistik dalam bidang kesehatan:

a) Mengukur peristiwa-peristiwa yang penting atau vital event yang terjadi dalam
masyarakat.
b) Mengukur status kesehatan masyarakat dan mengetagui masalah kesehatan
yang terdapat dalam berbagai kelompok masyarakat.
c) Membandingkan status kesehatan masyarakat di suatu tempat dengan tempat
lain atau status kesehatan masyarakat sekarang dengan masa lampau.
d) Meramalkan status kesehatan masyarakat di masa yang akan datang.
e) Evaluasi tentang perjalanan,keberhasilan,dan kegagalan dari suatu program
kesehatan atau pelayanan kesehatan yang sedang di jalankan.

6. VitalVital statistics (statistik vital)


Vital Statistik adalah pengukuran status gizi dengan menganalisis data
beberapa statistik seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan
kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan
gizi.Salah satu cara untuk mengetahui gambaran keadaan gizi di suatu wilayah adalah
dengan cara menganalisis statistik kesehatan.

Dengan menggunakan statistik kesehatan, dapat dipertimbangkan penggunaannya


sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.
Beberapa statistik vital yang berhubungan dengan keadaan kesehatan dan gizi antara
lain adalah angka kesakitan, angka kematian, pelayanan kesehatan, dan penyakit
infeksi yang berhubungan dengan gizi.

7. Pengertian Status Gizi


Menurut (Supariasa, Bakri, dan Fajar, 2016) status gizi adalah ekspresi dari
keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari
nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Status gizi dapat pula diartikan suatu
ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari makanan yang
dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh.

8. Faktor yang mempengaruhi status gizi


Menurut Call dan Levinson bahwa status gizi dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu konsumsi makanan dan tingkat kesehatan, terutama adanya penyakit infeksi,
kedua faktor ini adalah penyebab langsung.

Penyakit infeksi adalah sebuah penyakit yang di sebabkan oleh sebuah agen
biologis seperti virus, bakteri atau parasit, bukan di sebabkan oleh faktor fisik
seperti luka bakar atau keracunan.status gizi seseorang selain di pengaruhi oleh
jumlah asupan makan yang di konsumsi juga terkait dengan penyakit infeksi,
seseorang yang baik dalam mengonsumsi makanan apabila sering mengalami
diare atau demam maka rentan terkena gizi kurang.

Sedangkan faktor tidak langsung yang mempengaruhi pola konsumsi


konsumsi adalah zat gizi dalam makanan, ada tidaknya program pemberian
makan di luar keluarga, kebiasaan makan, dan faktor tidak langsung yang
mempengaruhi penyakit infeksi adalah daya beli keluarga, kebiasaan makan,
pemeliharaan kesehatan, lingkungan fisik dan sosial. (Supariasa, Bakri, dan Fajar,
2016)

B. Cara Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat penilaian yaitu:
biokimia, biofisik, klinis dan antropometri.
1) Penilaian Status Gizi Secara Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan specimen
yang diuji secara laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan
tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan
juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan
akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis
yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak
menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
2) Penilaian Status Gizi Secara Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai
status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang
terjadi yang dihubungkan denganketidak cukupan zat gizi. Hal ini dapat
dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues)seperti kulit, mata,
rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan
permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Metode ini digunakan untuk survey klinis secara cepat (rapid clinical
surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda
klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu
pula digunakan untukmengetahui tingkat status giziseseorang dengan
melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau
riwayat penyakit.
3) Penilaian Status Gizi Secara BiofisikPenentuan status gizi secara biofisik
adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi
(khususnya jaringan)dan melihat perubahan struktur dari jaringan.
Metode ini digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja
epidmik. (epidemic of night blindness). Cara yang digunakan adalah tes
adaptasi gelap.
4) Penilaian Status Gizi Secara Antropometri

Antropometri merupakan ilmu gizi yang berkaitan dengan pertumbuhan


manusia. Adapun antropometri gizi merupakan unsur tubuh dari tingkat gizi maupun
tingkat umur dan macam-macam pengukuran dimensi. Menurut (Supariasa et al.,
2014)antropometri sebagai salah satu cara untuk menilai status gizi memliki
keunggulan yaitu memiliki prosedur sederhana, hasil pengukuran tepat dan akurat,
dapat mengevaluasi status gizi periode tertentu.

Antropometri adalah suatu metode yang digunakan untuk menilai ukuran,


proporsi, dan komposisi tubuh manusia.Standar Antropometri Anak adalah kumpulan
data tentang ukuran, proporsi, komposisi tubuh sebagai rujukan untuk menilai status
gizi dan tren pertumbuhan anak. 3.Anak adalah anak dengan usia 0 (nol) bulan sampai
dengan 18 (delapan belas) tahun.
Standar Antropometri Anak didasarkan pada parameter berat badan dan
panjang/tinggi badan yang terdiri atas 4 (empat) indeks, meliputi:
a) Berat Badan menurut Umur (BB/U)
b) Panjang/Tinggi Badan menurut Umur (PB/U atau TB/U)
c) Berat Badan menurut Panjang/Tinggi Badan (BB/PB atau BB/TB)

d) Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U).

Fungsi antropometri sebagai parameter untuk menilai status gizi secara garis besar
ada 2, 1. untuk 1. Menilai status pertumbuhan dan untuk menilai status gizi pada
populasi tertentu.
Antropometri sebagai penilaian status pertumbuhan, digunakan untuk menilai
pertambahan ukuran tubuh dari waktu ke waktu. Pertumbuhan tubuh akan
berkembang dan bertambah setiap waktu tergantung asupan gizi yang dikonsumsi.
Ukuran tubuh yang dapat dinilai untuk mengukur pertumbuhan di antaranya adalah
berat badan, panjang/tinggi badan, lingkar kepala yang dilakukan teratur setiap
periode tertentu.
2. Untuk penilaian status gizi pada waktu tertentu.
Kegiatan penilaian status gizi di sini dilakukan dalam kurun waktu yang
panjang, misalnya setiap 1 tahun atau 5 tahun sekali atau hanya dilakukan pada 1 kali
periode saja dan dilakukan pada populasi. Tujuan penilaianstatus gizi di siniadalah
untuk mengetahui prevalensi status gizi pada waktu tertentu atau dapat juga dilakukan
untuk mengetahui perkembangan prevalensi status gizi pada populasi dari waktu ke
waktu. Biasanya hasilnya dibandingkan dengan daerah lagi untuk mengetahui apakah
prevalensi status gizinya lebih baik atau tidak. Contohnya adalah kegiatan
Pemantauan Status Gizi (PSG) yang dilakukan setiap tahun oleh Kementerian
Kesehatan RI dan Dinas Kesehatan. Hasil kegiatan PSG ini dapat mengetahui
prevalensi status gizi dari setiap daerah.
Fungsi Antropometri untuk Peenilaian Status Gizi

Adapun kelemahan antropomentri yaitu metode ini sensitif, kesalahan dalam


pengukuran dapat mempengaruhi akurasi, dan kesulitan pengukuran. Antropometri
menilai status gizi balita dari beberapa jenis ukuran, yaitu panjang atau tinggi badan,
lingkar kepala, berat badan, lingkar dadaserta lingkar lengan atas.
Standar Antropometri Anak wajib digunakan sebagai acuan bagi tenaga
kesehatan, pengelola program, dan para pemangku kepentingan terkait untuk
penilaian:
a.status gizi anak
b.tren pertumbuhan anak.
Penilaian status gizi anak dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran
berat badan dan panjang/tinggi badan dengan Standar Antropometri Anak yang
menggunakan:
a) Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) anak usia 0 (nol) sampai dengan
60 (enam puluh) bulan
b) indeks Panjang Badan atau Tinggi Badan menurut Umur (PB/U atau TB/U)
anak usia 0 (nol) sampai dengan 60 (enam puluh) bulan
c) indeks Berat Badan menurut Panjang Badan atau Tinggi Badan (BB/PB atau
BB/TB) anak usia 0 (nol) sampai dengan 60 (enam puluh) bulan
d) Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) anak usia 0 (nol) sampai dengan
60 (enam puluh) bulan
e) Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) anak usia lebih dari 5 (lima)
tahun sampai dengan 18 (delapan belas) tahun.
Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) anak usia 0 (nol) sampai
dengan 60 (enam puluh) digunakan untuk menentukan kategori:
a) berat badan sangat kurang (severely underweight)
b) berat badan kurang (underweight)
c) berat badan normal
d) risiko berat badan lebih.

C. PENILAIAN STATUS GIZI ANAK

Parameter antropometri adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, misalnya


berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, dan
lainnya. Hasil ukur antropometri dapat digunakan sebagai indikator status gizi, jika
dibandingkan atau dirujukkan dengan standar pertumbuhan pada umur tertentu atau
pada ukuran tubuh yang lain, misalnya tinggi badan.

Standar Antropometri Anak digunakan untuk menilai atau menentukan status


gizi anak. Penilaian status gizi Anak dilakukan dengan membandingkan hasil
pengukuran berat badan dan panjang/tinggi badan dengan Standar Antropometri
Anak. Klasifikasi penilaian status gizi berdasarkan Indeks Antropometri sesuai
dengan kategori status gizi pada WHO Child Growth Standards untuk anak usia 0-
5 tahun dan The WHO Reference 2007 untuk anak 5-18 tahun.

. Contoh seorang anak laki-laki mempunyai berat badan 8 kg dan panjang badannya
71,5 cm, anak tersebut berumur 12 bulan. Jika dirujukkan menurut standar
pertumbuhan WHO, 2005 anak laki-laki umur 12 bulan berat optimalnya 9,6 kg, dan
panjangnya 75,7 cm. Karena berat dan panjangnya tidak mencapai optimal, maka
status gizi anak laki-laki tersebut termasuk dalam kategori kurang berat dan kurang
panjang.

Umur yang digunakan pada standar ini merupakan umur yang dihitung
dalam bulan penuh, sebagai contoh bila umur anak 2 bulan 29 hari maka dihitung
sebagai umur 2 bulan. Indeks Panjang Badan (PB) digunakan pada anak umur 0-24
bulan yang diukur dengan posisi terlentang. Bila anak umur 0-24 bulan diukur
dengan posisi berdiri, maka hasil pengukurannya dikoreksi dengan menambahkan
0,7 cm. Sementara untuk indeks Tinggi Badan (TB) digunakan pada anak umur di
atas 24 bulan yang diukur dengan posisi berdiri. Bila anak umur di atas 24 bulan
diukur dengan posisi terlentang, maka hasil pengukurannya dikoreksi dengan
mengurangkan 0,7 cm.

1. Indeks Standar Antropometri Anak

Standar Antropometri Anak didasarkan pada parameter berat badan dan


panjang/tinggi badan yang terdiri atas 4 (empat) indeks, meliputi:

a)Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U)

Indeks BB/U ini menggambarkan berat badan relatif dibandingkan


dengan umur anak. Indeks ini digunakan untuk menilai anak dengan
berat badan kurang (underweight) atau sangat kurang (severely
underweight), tetapi tidak dapat digunakan untuk mengklasifikasikan
anak gemuk atau sangat gemuk. Penting diketahui bahwa seorang anak
dengan BB/U rendah, kemungkinan mengalami masalah pertumbuhan,
sehingga perlu dikonfirmasi dengan indeks BB/PB atau BB/TB atau
IMT/U sebelum diintervensi.

b) Indeks Panjang Badan menurut Umur atau Tinggi Badan menurut

Umur (PB/U atau TB/U)

Indeks PB/U atau TB/U menggambarkan pertumbuhan panjang atau


tinggi badan anak berdasarkan umurnya. Indeks ini dapat
mengidentifikasi anak-anak yang pendek (stunted) atau sangat pendek
(severely stunted), yang disebabkan oleh gizi kurang dalam waktu lama
atau sering sakit.

Anak-anak yang tergolong tinggi menurut umurnya juga dapat


diidentifikasi. Anak-anak dengan tinggi badan di atas normal (tinggi
sekali) biasanya disebabkan oleh gangguan endokrin, namun hal ini
jarang terjadi di Indonesia.

c) Indeks Berat Badan menurut Panjang Badan/Tinggi Badan (BB/PB


atau BB/TB)

Indeks BB/PB atau BB/TB ini menggambarkan apakah berat badan


anak sesuai terhadap pertumbuhan panjang/tinggi badannya. Indeks ini
dapat digunakan untuk mengidentifikasi anak gizi kurang (wasted), gizi
buruk (severely wasted) serta anak yang memiliki risiko gizi lebih
(possible risk of overweight). Kondisi gizi buruk biasanya disebabkan
oleh penyakit dan kekurangan asupan gizi yang baru saja terjadi (akut)
maupun yang telah lama terjadi (kronis).

d) Indeks Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U)

Indeks IMT/U digunakan untuk menentukan kategori gizi buruk, gizi


kurang, gizi baik, berisiko gizi lebih, gizi lebih dan obesitas. Grafik
IMT/U dan grafik BB/PB atau BB/TB cenderung menunjukkan hasil
yang sama. Namun indeks IMT/U lebih sensitif untuk penapisan anak
gizi lebih dan obesitas. Anak dengan ambang batas IMT/U >+1SD
berisiko gizi lebih sehingga perlu ditangani lebih lanjut untuk
mencegah terjadinya gizi lebih dan obesitas.

Interpretasi dengan menggunakan indeks IMT/U untuk

identifikasi masalah gizi lebih, kategori berisiko gizi lebih (possible risk of
overweight) digunakan dalam penilaian tingkat individu. Kategori tersebut tidak
termasuk dalam klasifikasi untuk hasil survei dan cakupan program.

2. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak

Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas

(Z-Score)
Berat badan sangat kurang <-3 SD
(severely underweight)
Berat Badan menurut
Umur
Berat badan kurang - 3 SD sd <- 2 SD
(BB/U) anak usia 0
(underweight)
- 60 bulan Berat badan normal -2 SD sd +1 SD
Risiko Berat badan lebih1 > +1 SD
Panjang Badan atau Sangat pendek (severely stunted) <-3 SD
Tinggi Badan menurut
Umur Pendek (stunted) - 3 SD sd <- 2 SD
Normal -2 SD sd +3 SD
(PB/U atau TB/U) anak
usia 0 - 60 bulan Tinggi2 > +3 SD

Gizi buruk (severely wasted) <-3 SD


Berat Badan menurut
Panjang Gizi kurang (wasted) - 3 SD sd <- 2 SD

Badan atau Tinggi Gizi baik (normal) -2 SD sd +1 SD


Berisiko gizi lebih > + 1 SD sd + 2 SD
Badan (BB/PB atau
(possible risk of
BB/TB) anak usia overweight)
Gizi lebih (overweight) > + 2 SD sd + 3 SD
0 - 60 bulan
Obesitas (obese) > + 3 SD
Gizi buruk (severely wasted)3 <-3 SD

Indeks Massa
Gizi kurang (wasted)3 - 3 SD sd <- 2 SD
Tubuh menurut
Gizi baik (normal) -2 SD sd +1 SD
Umur (IMT/U) Berisiko gizi lebih > + 1 SD sd + 2 SD
(possible risk of
anak usia
overweight)
0 - 60 bulan Gizi lebih (overweight) > + 2 SD sd +3 SD
Obesitas (obese) > + 3 SD
Indeks Massa Tubuh Gizi buruk (severely thinness) <-3 SD
menurut
Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas

(Z-Score)
Umur (IMT/U) anak Gizi kurang (thinness) - 3 SD sd <- 2 SD
usia 5 - 18 tahun Gizi baik (normal) -2 SD sd +1 SD
Gizi lebih (overweight) + 1 SD sd +2 SD
Obesitas (obese) > + 2 SD
Keterangan:

e) Anak yang termasuk pada kategori ini mungkin memiliki masalah


pertumbuhan, perlu dikonfirmasi dengan BB/TB atau IMT/U

f) Anak pada kategori ini termasuk sangat tinggi dan biasanya tidak menjadi
masalah kecuali kemungkinan adanya gangguan endokrin seperti tumor
yang memproduksi hormon pertumbuhan. Rujuk ke dokter spesialis anak
jika diduga mengalami gangguan endokrin (misalnya anak yang sangat
tinggi menurut umurnya sedangkan tinggi orang tua normal).

g) Walaupun interpretasi IMT/U mencantumkan gizi buruk dan gizi kurang,


kriteria diagnosis gizi buruk dan gizi kurang menurut pedoman
Tatalaksana Anak Gizi Buruk menggunakan Indeks Berat Badan menurut
Panjang Badan atau Tinggi Badan (BB/PB atau BB/TB).

3. Tabel Standar Antropometri dan Grafik Pertumbuhan


Anak

Penentuan status gizi anak merujuk pada tabel Standar Antropometri


Anak dan grafik pertumbuhan anak, namun grafik lebih menggambarkan
kecenderungan pertumbuhan anak. Baik tabel maupun grafik menggunakan
ambang batas yang sama.
Untuk menentukan status gizi anak, baik menggunakan tabel maupun
grafik perlu memperhatikan keempat indeks standar antropometri secara
bersamaan sehingga dapat menentukan masalah pertumbuhan, untuk
dilakukan tindakan pencegahan dan tata laksana lebih lanjut. Tabel dapat
dilihat di PMK RI No 2 Tahun 2020

D. PEMILIHAN POPULASI REFERENSI


Populasi adalah kumpulan individu yang mempunyai karakteristik yang akan dihitung
atau diukur.

Populasi Berdasarkan Jenisnya

a. Populasi terbatas
Populasi terbatas adalah mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara
kuantitif sehingga dapat dihitung jumlahnya.
b. Populasi tak Terbatas
Populasi tak terbatas yaitu sumber datanya tidak dapat ditentukan batas-batasnya
sehingga relatif tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah. Populasi tak
terbatas dapat diubah menjadi populasi terhinggadengan cara membatasi wilayah
atau membatasi waktu.

Populasi Berdasarkan Sifatnya

a. Populasi homogen
Sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama dan tidak perlu
mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.
Contoh: populasi pasien rawat jalan dengan jenis asuransi yaitu BPJS Kesehatan
kelas 3 di RS A pada tahun 2017.
b. Populasi heterogen
Sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang berbeda
(bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas - batasnya secara kualitatif dan
kuantitatif.
Contoh: populasi pasien pasien rawat inap di RS A pada tahun 2017.

Populasi Berdasarkan Kelompoknya

a. Populasi Umum
Populasi umum adalah dimana sumber datanya seluruh objek pada lokasi
penelitian
Contoh: Populasi umum adalah seluruh pasien rawat jalan Rumah Sakit X
b. Populasi Target
Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran dalam mengeneralisasi
sebagai kesimpulan sebuah penelitian.
Contoh: Populasi targetnya adalah seluruh pasien rawat jalan dengan kepesertaan
BPJS di Rumah Sakit X.

Sampel adalah perwakilan dari populasi.

Cara pemilihan sampel dapat dilalakukan dengan :

a. Random (acak)
yaitu setiap anggota populasi diberi kesempatan untuk menjadi sampel.
Pemilihan sampel acak memiliki beberapa cara, yaitu:
 Simple Random Sampling
Pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
 Proportionate Stratified Random Sampling
Digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau
berlapis-lapis.
 Disproportionate Stratified Random Sampling
Digunakan untuk menentukan jumlah sampel bial populasinya berstrata
tetapi kurang proporsional.
 Cluste Sampling (Area Sampling)
Digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu,
melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster.
b. Nonrandom (Non Acak)
Yaitu hanya anggota-anggota tertentu saja yang menjadi anggota sampel.
Pemilihan sampel non acak memiliki beberapa cara, yaitu:
 Sampling sistematis
Teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi
yang telah diberi nomor urut.
 Sampling Kuota
Teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-
ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
 Sampling Aksidental
Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data.
 Sampling Purposive
Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, didasarkan
ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat
dengan ciri-ciri populasi yang diketahui sebelumnya.
 Sampling jenuh
teknik pertemuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel

 Snowball Sampling
Teknik penentuan sampel yang mula-mulanya jumlahnya kecil,
kemudia sampel ini disuruh memilih teman-temannya umtuk dijadikan
sampel.

PENILAIAN STATUS GIZI

Beberapa Metode Penilaian Status Gizi Menilai status gizi dapat dilakukan melalui
beberapa metode pengukuran, tergantung pada jenis kekurangan gizi. Hasil penilaian
status gizi dapat menggambarkan berbagai tingkat kekurangan gizi, misalnya status
gizi yang berhubungan dengan tingkat kesehatan, atau berhubungan dengan penyakit
tertentu. Menilai persediaan gizi tubuh dapat diukur melalui beberapa metode
penilaian, seperti pada Tabel berikut.

Tingkat Kekurangan Gizi Metode yang digunakan

Asupan zat gizi tidak cukup. Survei konsumsi pangan


Penurunan persediaan gizi dalam jaringan. Biokimia

Penurunan persediaan gizi dalam cairan tubuh Biokimia

Penurunan fungsi jaringan Antropometri atau biokimia

Berkurangnya aktivitas enzim yang dipengaruhi zat Biokimia atau teknik molekuler
gizi, terutama protein.

Perubahan fungsi Kebiasaan atau physiological

Gejala klinik Klinik

Tanda-tanda anatomi Klinik


Gambaran cara penilaian status gizi seperti di atas, kemudian Gibson
mengelompokkan menjadi lima metode, yaitu antropometri, laboratorium, klinis,
survei konsumsi pangan dan faktor ekologi (Gibson R., 2005; Brown, 2005).

1. PSG LANGSUNG
A. Metode Antropometri
Dalam menilai status gizi dengan metode antropometri adalah menjadikan
ukuran tubuh manusia sebagai metode untuk menentukan status gizi.

B. Metode Laboratorium
Penentuan status gizi dengan metode laboratorium adalah salah satu metode
yang dilakukan secara langsung pada tubuh atau bagian tubuh.

C. Metode Klinis
Mengukur status gizi dengan melakukan pemeriksaan bagian-bagian tubuh
dengan tujuan untuk mengetahui gejala akibat kekurangan atau kelebihan gizi

2. PSG TIDAK LANGSUNG

A. Metode Pengukuran Konsumsi Pangan


Pengukuran konsumsi makanan sering juga disebut survei konsumsi pangan,
merupakan salah satu metode pengukuran status gizi. Asupan makan yang
kurang akan mengakibatkan status gizi kurang. Sebaliknya, asupan makan
yang lebih akan mengakibatkan status gizi lebih.

B. Faktor Ekologi
ekologi yang berkaitan dengan gizi adalah keadaan lingkungan manusia yang
memungkinkan manusia tumbuh optimal dan mempengaruhi status gizi
seseorang.
1. Ekologi Lingkungan
Faktor ekologi lingkungan yang berhubungan dengan status gizi di
antaranya meliputi keadaan infeksi, pengaruh budaya, keadaan sosial
ekonomi dan produksi pangan
2. Data Vital Statistik
data vital statistik yang berhubungan dengan keadaan gizi dan kesehatan,
antara lain adalah angka kesakitan, angka kematian, pelayanan kesehatan
dan penyakit infeksi.

E. Pengukuran Antropometri

Penilaian pertumbuhan Penilaian massa bebas Penilaian massa lemak


lemak
Lingkar kepala Lingkar lengan atas Triceps skinfold
Berat badan Mid-upper-arm muscle Biseps skinfold
circumference (MUAMA)
Tinggi/peninggi badan Mid-upper-arm muscle (MUAMA) Sibscapular skinfold
Perubahan berat badan Suprailiac skinfold
Rasio berat/tinggi Mid-upper-arm fat area
Tinggi lutut Rasio lingkar pinggang panggul
Lebar siku

Jenis Parameter Antropometri

 Sebagai indikator status gizi, antropometri dapat


dilakukan dengan mengukur beberapa parameter

 Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia

 Jenis parameter antropometri:


1. Umur

2. Berat Badan

3. Tinggi Badan

4. Lingkar Lengan Atas

5. Lingkar Kepala

6. Lingkar Dada

7. Lingkar lutut

8. Jaringan lunak

1. Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan
umur >> interpretasi status gizi salah

Batasan umur yang digunakan::

B. Tahun umur penuh


(completed year) Contoh: 6
tahun 2 bulan, dihitung 6
tahun
5 tahun 11 bulan, dihitung 5 tahun

C. Bulan usia penuh (completed month): untuk anak umur 0-2 tahun
digunakan
Contoh: 3 bulan 7 hari, dihitung 3 bulan
2 bulan 26 hari, dihitung 2 bulan

Untuk melengkapi data umur dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:


1. Meminta surat kelahiran, kartu keluarga atau catatan lain yang
dibuat oleh orang tuanya. Jika tidak ada, bila memungkinkan
catatan pamong desa
2. Jika diketahui kalender lokal seperti bulan Arab atau bulan lokal
(Sunda, Jawa dll), cocokan dengan kalender nasional
3. Jika tetap tidak ingat, dapat berdasarkan daya ingat ortu, atau berdasar
kejadian penting (lebaran, tahun baru, puasa, pemilihan kades, pemilu,
banjir, gunung meletus dll)
4. Membandingkan anak yang belum diketahui umurnya dengan anak
kerabat/ tetangga yang diketahui pasti tanggal lahirnya.

5. Jika hanya bulan dan tahunnya yang diketahui, tanggal tidak diketahui, maka

ditentukan tanggal 15 bulan ybs

2.Berat badan

 Merupakan ukuran antropometri terpenting dan paling sering


digunakan pada bayi baru lahir (neonatus)
 Digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR
 Pada masa bayi-balita berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju
pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis
(dehidrasi, asites, edema, atau adanya tumor). Dapat digunakan sebagai
dasar perhitungan dosis obat dan makanan
 Menggambarkan jumlah protein, lemak, air dan mineral pada
tulang
 Pada remaja, lemak cenderung meningkat dan protein
otot menurun
 Pada klien edema dan asites, terjadi penambahan cairan dalam
tubuh
 Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan
otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi

Alasan mengapa pengukuran berat badan merupakan pilihan utama:


1. Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu
singkat karena perubahan konsumsi makanan dan kesehatan
2. Memberikan gambaran status gizi sekarang, jika dilakukan
periodik memberikan gambaran pertumbuhan
3. Umum dan luas dipakai di Indonesia
4. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh
keterampilan pengukur
5. Digunakan dalam KMS
6. BB/TB merupakan indeks yang tidak tergantung umur

7. Alat ukur dapat diperoleh di pedesaan dengan ketelitian


tinggi: dacin
3. Tinggi badan

 Tinggi Badan merupakan antropometri yang menggambarkan


keadaan pertumbuhan skeletal
 Pada keadaa normal, TB tumbuh seiring dengan
pertambahan umur
 Pertumbuhan TB tidak seperti BB, relatif kurang sensitif pada masalah
kekurangan gizi dalam waktu singkat. Pengaruh defisiensi zat gizi
terhadap TB akan nampak dalam waktu yang relatif lama
 Tinggi badan merupakan parameter paling penting bagi keadaan yang
telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat
 Merupakan ukuran kedua yang penting, karena dengan
menghubungkan BB terhadap TB (quac stick) faktor umur dapat
dikesampingkan
 Alat ukur :
- Alat Pengukur Panjang Badan Bayi : untuk bayi atau anak
yang belum dapat berdiri.
- Microtoise: untuk anak yang sudah dapat berdir
4.Lingkar lengan atas

 Merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah,
murah dan cepat. Tidak memerlukan data umur yang terkadang susah
diperoleh
 Memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak
bawah kulit
 Lila mencerminkan cadangan energi, sehingga dapat mencerminkan:
1. Status KEP pada balita
2. KEK pada ibu WUS dan ibu hamil: risiko bayi BBLR

 Alat: suatu pita pengukur dari fiber glass atau sejenis kertas tertentu berlapis
plastik.
 Ambang batas (Cut of Points):
LLA WUS dengan risiko KEK di Indonesia < 23.5 cm Pada bayi 0-30 hari : ≥9.5
cm

Balita dengan KEP <12.5 cm


5.Lingkar kepala

 Lingkar kepala adalah standar


prosedur dalam ilmu kedokteran
anak secara praktis, biasanya
untuk memeriksa keadaan
patologi dari besarnya kepala
atau peningkatan ukuran kepala
 Contoh: hidrosefalus dan mikrosefalus

 Lingkar kepala
dihubungkan dengan
ukuran otak dan tulang
tengkorak

 Ukuran otak meningkat


secara cepat selama tahun
pertama, tetapi besar
lingkar kepala tidak
menggambarkan keadaan
kesehatan dan gizi
 Bagaimanapun ukuran otak dan
lapisan tulang kepala dan
tengkorak dapat bervariasi sesuai
dengan keadaan gizi
 Dalam antropometri gizi rasio
Lika dan Lida cukup berarti dan
menentukan KEP pada anak. Lika
juga digunakan sebagai informasi
tambahan daam pengukuran umur

6. Lingkar dada

1.Biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun, karena pertumbuhan lingkar dada pesat
sampai anak berumur 3 tahun
2.Rasio lingkar dada dan kepala dapat digunakan sebagai indikator KEP pada
balita
3.Pada umur 6 bulan lingkar dada dan kepala sama. Setelah umur ini lingkar
kepala tumbuh lebih lambat daripada lingkar dada
4.Pada anak yang KEP terjadi pertumbuhan lingkar dada yang lambat → rasio
lingkar dada dan kepala < 1

7.Lingkar lutut

 Data tinggi badan lansia dapat menggunakan formula


atau nomogram bagi orang yang berusia >59 tahun

 Formula (Gibson, RS; 1993)

Pria : (2.02 x tinggi lutut (cm) ) – (0.04 x umur (tahun) ) + 64.19


Wanita : (1.83 x tinggi lutut (cm)) – (0.24 x umur (tahun)) + 84.88

8.Jaringan lunak

 Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang bervariasi


 Antropometri dapat dilakukan pada jaringan tersebut untuk menilai status gizi di
masyarakat
 Lemak subkutan (subcutaneous fat)Penilaian komposisi tubuh termasuk untuk
mendapatkan informasi mengenai jumlah dan distribusi lemak dapat dilakukan
dengan beberapa metode, dari yang paling sulit hingga yang paling mudah

Metode yang digunakan untuk menilai komposisi tubuh (jumlah dan distribusi lemak sub-
kutan):
1. Ultrasonik
2. Densitometri (melalui penempatan air pada
densitometer atau underwater weighting)
3. Teknik Isotop Dilution
4. Metoda Radiological
5. Total Electrical Body Conduction (TOBEC)
6. Antropometri (pengukuran berbagai tebal lemak
menggunakan kaliper: skin-fold calipers)

 Metode yang paling sering dan praktis digunakan di lapangan:


Antropometri fisik
 Standar atau jangkauan jepitan 20-40 mm2, ketelitian 0.1 mm, tekanan konstan 10
g/ mm2
 Jenis alat yang sering digunakan Harpenden Calipers, alat ini memungkinkan
jarum diputar ke titik nol apabila terlihat penyimpangan

 Beberapa pengukuran tebal lemak dengan menggunakan


kaliper:
1. Pengukuran triceps
2. Pengukuran bisep
3. Pengukuran suprailiak
4. Pengukuran subskapular
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Arti statistik secara sempit merupakan data ringkasan berbentuk angka.
Sedangkan dalam arti luas, statistik merupakan ilmu yang mempelajari cara
pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data, termasuk cara pengambilan
kesimpulan dengan memperhitungkan unsur ketidakpastian berdasarkan konsep
probabilitas.
Statistik merupakan ilmu yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan
data serta sifatsifat data. Adapun kegiatan statistik adalah pengumpulan data,
pengolahan data, penyajian data, menganalisis data, penariikan kesimpulan, serta
pembuatan keputusan yang didasarkan atas data yang diperolehdari fakta. Kegunaan
data adalah memberikan informasi kepada yang membutuhkan.
Status gizi memiliki pengaruh yang sangat besar dalam mewujudkan sumber
daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang. Status gizi berhubungan
dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia dini tergantung
pada asupan zat gizi yang diterima (Depkes RI,2002). Penentuan status gizi anak
merujuk pada tabel Standar Antropometri Anak dan grafik pertumbuhan anak, namun
grafik lebih menggambarkan kecenderungan pertumbuhan anak. Baik tabel maupun
grafik menggunakan ambang batas yang sama, sedangkan untuk menenukan status
gizi orang dewasa dengan rumus dan standar yang elah ditetapkan yaitu IMT (Indeks
Massa Tubuh)
B. Saran
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam apa yang
penulis tulis, baca, dan pahami. Oleh karena itu untuk menjadikan makalah yang
penulis sajikan ini lebih baik, penulis memerlukan kritik dan saran dari para pembaca
yang budiman sebagai salah satu tanggung jawab ilmiah penulis. Semoga apa yang
penulis tulis bermanfaat bagi sumua pihak yang membutuhkan. Amin.
DAFTAR PUSTAKA

Adhani, Harzia. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika.

Chandra, Budiman. 1995. Pengantar Statistik Kesehatan. Jakarta: EGC.

Mubarak dan Chayatin. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Teori dan Aplikasi. Jakarta:

SalembaMedika.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2008. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta:


Rineka Cipta.

Handayani, Fitri. 2019. Penerapan Learning Vector Quatization 3 (LVQ 3) Dalam


Klasifikasi Status Gizi Balita Berdasarkan Indeks Antropometri Dan Faktor
Mempengaruhi Gizi. Riau:

Skripsi thesis.

Buku Ilmu Kesehatan Masyarakat cetakan kelima: tahun 2010.

Almatsier, S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi (pertama ed.). Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Aritonang, I. 2010. Menilai Status Gizi untuk Mencapai Sehat Optimal. Yogyakarta: Grafina

Mediacipta CV.

Gibson, R.S. 2005. Principles of Nutritional Assessment. Oxford University Press: New
York.

Jelliffe, D.B. 1989. Community Nutritional Assessment. New York: Oxford University Press.
Notoatmodjo, S. 1988. Metodologi Penelitian Kesehatan. Depok: Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia.

Hasan, M.Iqbal. 2011. Pokok-Pokok Materi Statistika 1 (Statistik Deskriptif). Jakarta: PT


Bumi

Aksara.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Somantri, Akting dan Sambas Ali Muhidin. 2006. Aplikasi Statistika dalam Penelitian.

Bandung: Pustaka Ceria.

Netty, Thamaria. 2017. Penilaian Status Gizi. Kemenkes RI. Edisi 2017.

Km, S. (2008). Pengukuran Status Gizi dengan Antropometri Gizi Pendahuluan.

Neliti. 2017. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional.


Soal – Soal Statistika Keadaan Lingkungan Dan Gizi

1. Keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan gizi dengan


kebutuhan zat gizi oleh tubuh disebut ....
a. Penilaian status gizi
b. Status gizi
c. Indikator status gizi
d. Zat gizi
e. Nutrition

2. Yang bukan aplikasi dari statistika kesehatan adalah...


a. Membandingkan status kesehatan masyarakat
b. Meramalkan status kesehatan
c. Menjadi evaluasi program kesehatan
d. Mengukur umur harapan hidup
e. Menghitung pendapatan masyarakat

3. Banyaknya gejala nutrisi yang kurang spesifik dan kemungkinan akan


terjadinya malnutrisi yang lebih parah terhadap pasien, dalam penilaian
status gizi sebaiknya menggunakan....
a. Metode klinik
b. Metode Antropometri
c. Metode Biokimia
d. Metode Vital Statistic
e. Metode Biofisik

4. Penilaian gisi secara Biofisik untuk buta senja epidmik menggunakan


cara....
a. Tes adaptasi senja
b. Tes adaptasi terang
c. Tes adaptasi gelap
d. Tes adaptasi cahaya
e. Tes adaptasi laser

5. Apa yang dimaksud dengan antropometri?


a. Pengukuran ukuran tubuh manusia
b. Pengukuran perkembangan manusia
c. Pengukuran berat badan dan tinggi badan pada anak
d. Pengukuran pengetahuan pada manusia
e. Pengukuran IQ pada manusia.

6. Pengukuran status gizi dengan antropometri mempunyai beberapa


keunggulan di antaranya adalah ....
a. Hasilnya lebih spesifik
b. Pengukur harus tenaga ahli
c. Prosedur sederhana dan aman
d. Hasil ukuran bersifat subyektif
e. Sulit diamati

7. Faktor di luar gizi tidak mempengarah salah satu parameter ukuran status
gizi dengan metode....
a. klinis
b.antropometri
b. biokimia
c. vital statistic
d. survei konsumsi pangan

8. Kelemahan dari antropometri untuk pengukuran status gizi antara lain ....
a. Faktor di luar gizi dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas
b. Tidak dapat mendeteksi riwayat gizi yang lalu
c. Tidak dapat digunakan untuk skrining
d. Prosedur sederhana dan aman
e. Hasil ukuran kurang tepat

9. Terdapat 2 fungsi antropometri dalam menilai status gizi adalah....


a. menilai pertumbuhan dan perkembangan
b. menilai prevalensi status gizi dan perkembangan
c. monitoring pertumbuhan dan status gizi populasi
d. monitoring perkembangan dan status gizi populasi
e. monitoring perkembangan dan pertumbuhan

Perhatikan kasus berikut untuk menjawab no. 10 dan 11 !

Seorang anak perempuan umur 39 bulan, datang ke posyandu untuk dilakukan


pemeriksaan status gizi. Hasil pemeriksaan didapatkan TB : 102cm, BB :
16kg.

10. Berakah nilai Z score pada kasus tersebut?


a. 0.5
b. 0.7
c. 0.8
d. 1
e. 1,8
Umur (bulan) Berat Badan (Kg)

-3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD

37 9.7 10.9 12.4 14.0 16.0 18.4 21.3

38 9.8 11.1 12.5 14.2 16.3 18.7 21.6

39 9.9 11.2 12.7 14.4 16.5 19.0 22.0

Z-score                        = 

1,6−14,4
Z-score = = 0.8
16,5−14,4

11. Pada kasus di atas status gizi yang dialami adalah....


a. Gizi buruk
b. Gizi kurang
c. Gizi baik
d. Gizi lebih
e. Obesitas

12. Pengukuran antrometri meliputi ?


a. berat badan , tinggi badan ,lingkar kepala , lingkar pinggang
b. berat badan , tinggi badan , lingkar kepala , lingkar lengan atas
c. berat badan , lingkar dada , lingkar kepala , lingkar pinggang
d. tinggi bdan dan berat badan
e. Lingkar paha , lingkar dada, linggar pinggang
13. Metode menilai status gizi dengan cara melakukan pengukuran kadar
hemoglobin, termasuk dalam metode

a. Antropometri
b.Laboratorium
b. Klinis
c. Pengukuran konsumsi pangan
d. Faktor ekologi

14. Adik andi berumur 10 tahun 11 bulan, berapa umur adik andi dalam
penentuan status gizi parameter antropologi dalam tahun umur penuh....
a.10 tahun
b.10 tahun 10 bulan
c.11 tahun
d.11 tahun 11 bulan
e.12 tahun
15. Berapa rasio lingkar dada dan lingkar kepala yang menggambarkan anak
terjadi KEP ?
a. <0.5
b. <1,0
c. <1,5
d. <2,5
e. > 1,0

Anda mungkin juga menyukai