Anda di halaman 1dari 30

STANDAR KOPETENSI PEREKAM MEDIS & INFORMASI

KESEHATAN : APLIKASI STATISTIK KESEHATAN,


EPIDEMIOLOGI DASAR, DAN BIOMEDIK

AKADEMI PEREKAM MEDIS & INFORMASI KESEHATAN

BHUMI HUSADA JAKARTA

Disusun Oleh :

Yayang Maryadi ( 20016 )

Nugroho Imam
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….. ii

BAB I         PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang ……………………………………………………………….. 1

BAB II        PEMBAHASAN

2.1     Pengertian Statistik …………………………………………………………. 3

2.2     Ruang Lingkup Statistik …………………………………………………….. 4

2.3     Tujuan Statistik ………………………………………………………………. 4

2.4     Manfaat Statistik ……………………………………………………………... 4

2.5     Sumber Data Statistik di Indonesia …………………………………..……….          5

2.6     Aplikasi Statistik dalam Bidang Kesehatan ………………………………….. 6

2.7     Data …………………………………………………………...……………….         6

2.8     Populasi dan Sampel …………………………………...……………………..          7

2.9     Ukuran-Ukuran dalam Statistik ……………………………………………….         8

BAB III       KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI

3.1    Pendahuluan ……………………..………………………………...…………..         9

3.2    Definisi Epidemiologi ……………………..…………………………………..         9

3.3    Tujuan Epidemiologi …………………..…..…………………………………..         9


3.4    Peran Epidemiologi Dalam Kesehatan Masyarakat ……..……………………..         9

3.5    Ruang Lingkup Epidemiologi .……………..…………………………………..         9

3.6   Metode Epidemiologi …...…………………..…………………………………..        


9

3.7   Konsep Analisa Epidemiologi Deskriptif ………..……………………………..         9

3.8   Karakteristik person -place-time .…………….…..……………………………..         9

3.9    Epidemiologi Penyakit Menular ……….…..…………………………………..         9

3.10  Spektrum Penyakit Menular ………………….………………………………..         9

3.11   Teori Terjadinya Penyakit ……….....……..…………………………………..         9

3.12   Kesimpulan ……………….…….....……..…………………………………..         9

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………..       10


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Statistik secara umum dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang


pengembagan dan aplikasi metode pengumpulan, pengolahan, penyajian, analisa/intrepretasi
data numeric, sehingga kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat diperhitungkan secara
numeric.

Statistik erat kaitannya dengan Pemerintahan, industri, Rumah Sakit, Perusahaan


Swasta dan lain sebagainya, sebagai perencanaan dan penyusunan program-program yang
didasari atas fakta di lapangan, dengan kata lain harus berdasarkan data real. Dari data
tersebut kemudian diolah sehingga menghasilkan informasi yang dijadikan dasar untuk
mengambil keputusan. Data tersebut berbentuk angka, yang biasanya digunakan untuk 
penelitian terhadap sifat/karakteristik yang diteliti. misalnya jumlah karyawan BKKBN,
jumlah akseptor KB, Jumlah peserta KB aktif di desa / kelurahan, jumlah kelompok
penimbangan yang melapor pada bulan tertentu, dan lain sebagainya.
Seiring dengan perkembangan yang pada mulanya statistik hanya menyangkut unsur-
unsur negara. Namun, sekarang statistik telah diperlukan oleh seluruh aspek kehidupan tidak
terkecuali bagi aspek kesehatan yang kita kenal dengan statistik kesehatan. Secara lebih
terinci statistik kesehatan adalah suatu cabang dari statistik yang berurusan dengan cara-cara
pengumpulan, kompilasi, pengolahan dan interpretasi fakta-fakta numerik sehubungan
dengan sehat dan sakit, kelahiran, kematian, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan itu
pada populasi manusia berdasarkan propabilita. Apabila kegiatan pencatatan ini ditujukan
khusus pada kejadian-kejadian kehidupan manusia tertentu, yakni kelahiran, kematian,
perkawinan dan perceraian, disebut statistik vital (vital statistic), atau sering juga disebut
statistik kehidupan (bio statistic).

Dewasa ini, sebagian besar masyarakat di Indonesia kurang sadar dengan adanya
program KB (Keluarga Berencana) .Masalah ini  sering ditemukan pada masyarakat yang
primitif , yang kental akan adat istiadat setempat. Mereka menganggap bahwa banyak anak
itu akan mendatangkan banyak rezeki. Kurang kesadaran dari mereka yang membuat
sebagian besar penduduk bangsa ini terancam oleh kemiskinan. Dan kemiskinan juga yang
menyebabkan mereka sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ,akibatnya terjadilah
ledakan pada meningkatnya angka fertilitas, mortalitas dan migrasi.

Dalam statiska kesehatan ini suatu permasalahan dapat dimonitoring dan dievaluasi
melalui data yang dapat dipercaya dan tepat waktu, serta diharapkan seluruh kegiatan
pengolahan data akan menghasilkan informasi, memberikan bobot untuk melakukan
perbaikan dalam rangka membantu mengambil keputusan yang tepat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Statistik

Secara etimologi, statistik berasal dari bahasa romawi states, yang berarti negara,
negarawan. Diartikan demikian karena statistik pada waktu itu banyak digunakan untuk
urusan negara, seperti biaya pajak dan jumlah penduduk.

Secara umum, arti statistik di bedakan menjadi dua bagian besar, yaitu arti statistik
secara sempit dan arti statistik secara luas. Arti statistik secara sempit merupakan ukuran,
sebagai wakil dari kumpulan fakta mengenai sesuatu hal. Sedangkan dalam arti luas, statistik
merupakan ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis
data, termasuk cara pengambilan kesimpulan dengan memperhitungkan unsur ketidakpastian
berdasarkan konsep probabilitas.

Statistik merupakan ilmu yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan data
serta sifat-sifat data. Adapun kegiatan statistik adalah pengumpulan data, pengolahan data,
penyajian data, menganalisis data, penariikan kesimpulan, serta pembuatan keputusan yang
didasarkan atas data yang diperoleh. Data diperoleh dari fakta. Kegunaan data adalah
memberikan informasi kepada yang membutuhkan.

Statistik kesehatan merupakan aplikasi metode statistik terhadap masalah-masalah di


bidang kesehatan. Jadi statistik keshatan bukan merupakan ilmu dasar (basic science), tetapi
lebih tepat disebut sebagai ilmu terapan (applied science). Sebagai contoh apabila ingin
membuktikan keampuhan obat A dengan obat B, kita memerlukan metode statistik.

Aplikasi statistik dalam bidang kesehatan mempunyai ruang lingkup yang semakin
luas, tidak hanya pada masalah medis saja, tetapi mencakup bidang keluarga berencana,
demografi, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, serta peristiwa penting dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari atau disebut vital event seperti kelahiran, kematian, perkawinan,
kesakitan, umur harapan hidup, fertilitas, dan lain-lainnya.

Sesuatu dikatakan statistik apabila:

 Merupakan argegat. Argegat adalah kumpulan fakta-fakta yang diperoleh dari objek
yang kita amati.
 Diperoleh dengan cara menghitung atau mengukur.
 Mempunyai variablitas.

2.2 Ruang Lingkup Statistik

Ruang lingkup dari statistik meliputi statistik deskritif dan statistik inferensial.

1. Statistik deksritif /deduktif , merupakan metode dan prosedur statistik yang dipakai
hanya berbatas pada pengumpulan, penyajian, dan analisa data dalam bentuk narasi,
tabulasi, atau daigram, serta perhitungan presentase, nilai rata-rata, standar eviasi dan
lain-lain dari data sampel, tanpa perlu adanya peramalan dan pembuktian statistik
terhadap grup data yang lebih luas atau populasi.

2. Statistik interferensial/induktif , merupakan metode dan prosedur statistik yang


dipakai seperti halnya pada statistik deskriptif, juga disertai dengan pembuktian
secara statistik bahwa data sampel yang sedang diteliti ini, apakah betul-betul berasal
dan sudah mewakili ciri-ciri grup data yang lebih luas atau populasi, dengan cara
melakukan estimasi, tes hipotesis dan prediksi terhadap paameter populasi.

2.3. Tujuan Statistik

Berikut ini adalah tujuan statistik:

1. Menyederhanakan data, sehingga data tersebut dapat menghasilkan informasi.


2. Menjawab masalah yang ada dalam masyarakat.
3. Membuktikan suatu dugaan yang belum terjadi melalui penelitian.
4. Membantu seseorang di dalam pengembangan daya kritik dalam suatu kegiatan
pengambilan keputusan dengan menggunakan cara-cara kuantitatif.
2.4. Manfaat Statistik

Berikut ini adalah manfaat statistik:

1. Sebagai bahan perencanaan dalam bidang kesehatan masyarakat.


2. Menentukan masalah dan penyebab dari suatu masalah kesehatan.
3. Menentukan prioritas dari suatu program kesehatan.
4. Membantu para pengelola dan pelaksana program kesehatan, khususnya dalam
mengambil keputusan.
5. Memberikan gambaran status kesehatan masyarakat.
6. Sebagai perbandingan tingkat kesehatan masyarakat dengan melihat data yang telah
ada.
7. Menentukan kebutuhan-kebutuhan dalam bidang kesehatan.
8. Sebagai bahan pengawasan,ringkasan data yang berbentuk angka.
9. Sebagai bahan evaluasi keberhasilan program kesehatan.
10. Memberikan gamabaran tentang suatu objek secara lengkap dan ringkas.

2.5 Sumber Data Statistik Kesehatan di Indonesia

Menurut Departemen Kesehatan RI, data statistik untuk kesehatan berasal dari beberapa
sumber, yaitu:

1. Sensus Penduduk

Dilakukan setiap sepuluh tahun sekali, dipergunakan untuk keperluan


monitoring dan evaluasi terhadap kemajuan program kesehatan, perumahan,
pendidikan, dan lain-lain.

2. Intercensal Population Survey

Survei dilakukan setiap sepuluh tahun sekali diantara dua sensus penduduk,
dipergunakan untuk keperluan estimasi jumlah penduduk, angka kelahiran, angka
kematian, mobilitas penduduk, serta keadaan sosio-ekonomi penduduk.

3. National Socio-Economy Survey


Dipergunakan untuk melihat data-data kegiatan sosio-ekonomi penduduk
seperti status kesehatan, angka fertilitas, angka kriminalitas, perumahan, dan
lingkungan hidup.

4. Food Balance Sheets

Dipergunakan untuk mengetahui pola konsumsi pangan penduduk, kebutuhan


konsumsi pangan per kapita, distribusi pangan untuk keperluan ekspor, impor,
industri, dan domestik.

5. National Household Health Survey

Dipergunakan untuk mengetahui data dan informasi mengenai status


kesehatan masyarakat meliputi angka kematian, kesakitan, fertilitas, kehamilan,
fasilitas kesehatan, status gizi anak serta wanita hamil, lingkungan hidup dan lain-lain.

6. Epidemic and Communicable Disease Report

Dipergunakan untuk mengetahui beberapa penyakit menular yang bersifat


epidemik, dan sewaktu-waktu dapat menimbulkan wabah penyakit di masyarakat.

7. Hospital Recording System

Dipergunakan untuk mengetahui data terakhir serta informasi mengenai


kegiatan, pelayanan, dan fasilitas rumah sakit pemerintah dan swata di Indonesia.

8. Health Manpower Recording and Reporting System

Dipergunakan untuk mengetahui jumlah data mengenai jumlah tenaga kerja


dan personil kesehatan, jumlah sekolah kesehatan dan muridnya, serta mengenai
kegiatan pelatihan/kursus kesehatan.

2.6 Aplikasi Statistik dalam Bidang Kesehatan

Berikut ini adalah aplikasi statistik  dalam bidang kesehatan:

 Mengukur peristiwa-peristiwa yang penting atau vital event yang terjadi dalam
masyarakat.
 Mengukur status kesehatan masyarakat dan mengetagui masalah kesehatan yang
terdapat dalam berbagai kelompok masyarakat.
 Membandingkan status kesehatan masyarakat di suatu tempat dengan tempat lain atau
status kesehatan masyarakat sekarang dengan masa lampau.
 Meramalkan status kesehatan masyarakat di masa yang akan datang.
 Evaluasi tentang perjalanan,keberhasilan,dan kegagalan dari suatu program kesehatan
atau pelayanan kesehatan yang sedang di jalankan.
 Keperluan etimasi kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan serta
menentukan secara pasti target pencapaian tujuan.
 Keperluan penelitian terhadap masalah kesehatan,keluarga berencana,dan lingkungan
hidup.
 Perencanaan dan sistem administrasi kesehatan.
 Keperluan publikasi ilmiah di media massa.

2.7. Data

Data adalah kumpulan hasil pengamatan atau pengukuran terhadap sifat atau
karkteristik yang di teliti. Data merupakan konsep jamak dari datum yang berarti
suatu himpunan angka yang berasal dari hasil pengukuran individu. Sedangkan dari
kumpulan data-data disebut agregat.

Berikut ini adalah pembagian klasifikasi atau jenis data:

1. Data menurut tingkat pengolahannya

 Raw data,merupakan data mentah dan belum diolah.


 Array data,data yang belum dikelompokkan,tetapi suadah disusun besar
kecilnya.
 Ungrouped data,merupakan raw data yang belum dikelompokkan.
 Grouped data,data yang telah dikelompokkan dalam kelas-kelas
tertentu,misalnya tabel distribusi frekuensi.
2. Data menurut sifatnya
 Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan, harganya dapat berubah-
ubah atau bersifat variabel. Dari nilainya dikenal dua golongan data
kuantitatif, yaitu :
a. Data Diskrit adalah hasil menghitung, selalu dalam bentuk angka yang
utuh
b. Data Kontinyu adalah hasil mengukur atau menimbang, dapat berupa
angka pecahan

 Data kualitatif adalah data yang tidak dilukiskan dengan bilangan, melainkan
dengan nama kategori dan atribut, misalnya baik, rusak, gagal, berhasil, dan
sebagainya.

3. Data menurut sumbernya


 Data primer,data yang didapat langsung dari individu atau masyarakat.
 Data sekunder,data yang didapat dari orang lain,organisasi tertentu yang sudah
diolah.
4. Data menurut skala pengukurannya
Data yang diperoleh dari mengukur dengan alat ukur perlu dinyatakan dalam ukuran
skala. Skala untuk data untuk kualitatif adalah skala nominal dan ordinal, sedangkan
untuk data kuantitatif adalah skala interval dan rasio.
a. Skala nominal, mempunyai beberapa kategori,antarkategori tidak dapat diketahui
tingkat perbedaannya. Contohnya seperti: jenis kelamin (laki-laki,perempuan),
golongan pekerjaan (pegawai negeri,ABRI,swasta,buruh).
b. Skala ordinal, mempunyai beberapa kategori, antar kategori dapat diketahui
tingkat perbedaanya, namun tidak dapat diketahui besarnya tingkat perbedaan.
Contohnya seperti tingkat pendididkan tidak sekolah, SD, SMP, SMA, perguruan
tinggi.
c. Skala interval, mempunyai beberapa kategori, antar beberapa kategori dapat
dibedakan, dan besarnya perbedaan, namun tidak dapat diketahui tingkat
kelipatannya, tidak mengakui nol absolut. Contoh nol derajat celcius ada suhunya,
sebab perhitungan suhu sampai dengan minus. Tingkat pengetahuan, nilai A=80,
nilai B=40, hal ini tidak berarti A dua kali lebih pandai dari B.
d. Skala rasio, mempunyai beberapa kategori, antar kategori diketahui tingkat
perbedaannya, tingkat kelipatannya dan mengakui adanya titik nol absolut.
Contoh: usia berat badan, tinggi badan, penghasilan. Usia A=20 tahun,usia B=10
tahun,berarti usia A dua kali usia B,berat badan A=20 kg, B=40kg, berarti berat
badan A setengah kali berat badan B.

2.8. Langkah – Langkah Penyusunan Statistik


Untuk membuat statistik, ada 5 tahapan kegiatan yang harus dilakukan, yaitu:
1. Perencanaan
Dalam setiap kegiatan, peran perencanaan sangat penting karena disamping
sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan, perencanaan juga merupakan
pedoman untuk melaksanakan evaluasi. Dalam perencanaan ini ditentukan
tujuan penelitian, cara-cara yang digunakan, siapa saja pelaksananya, kapan
waktu penelitian dilaksanakan dan sebagainya.

2. Pengumpulan Data
Mengumpulkan data statistik dapat dilakukan baik dengan sensus atau
sampling. Ada 3 macam teknik yang dapat dijalankan, yaitu:
 Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data
maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data. Wawancara
pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi
pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada
1000 responden, sedangkan  pada sampel kecil teknik wawancara
dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya  penelitian
kualitatif) Wawancara terbagi atas :

 Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak
hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun
juga dapat digunakan untuk merekam  berbagai fenomena yang terjadi
(situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk
mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan
dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.

 Angket / Kuesioner
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan
kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya.
Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket
cukup sulit dilakukan  jika respondennya cukup besar dan tersebar di
berbagai wilayah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono,
2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip
pengukuran dan  penampilan fisik.
Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara
lain :
a. Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan
untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan
jawaban.
b. Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan
responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh
istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti
bahasa Inggris, dsb.
c. Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika
terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan
jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk
memilih jawaban yang disediakan.
Macam-macam kuesioner :
a. Kuesioner tertutup Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah
pilihan jawaban. Responden hanya memilih jawaban yang paling
sesuai.
b. Kuesioner terbuka Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga
responden haru memformulasikan jawabannya sendiri.
c. Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup Dimana pertanyaan
tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.
d. Kuesioner semi terbuka Pertanyaan yang jawabannya telah
tersusun rapi, tetapi masih ada kemungkinan tambahan  jawaban.

3. Pengolahan Data
Data mentah yang terkumpul diolah, dikelompokkan dan disusun menjadi
array, dihitung karakteristik – karakteristiknya dan seterusnya.

4. Penyajian Data
Penyajian data bertujuan agar hasil penelitian dapat dibaca dengan mudah dan
dipahami oleh orang lain.juga agar dapat dianalisis dan disimpulkan. Ada
beberapa penyajian data yang dapat dilakukan, yaitu:
 Penyajian secara naratif
Hasil penelitian disajikan dalam bentuk cerita (teks). Cara ini jarang
dipergunakan, karena dengan cerita sering kali persoalan kuarang
dapat digambarkan dengan jelas, misalnya dalam mengemukakan
perbandingan antara beberapa angka dan sebagainya.

 Penyajian dalam bentuk daftar atau table


Penyajian ini dapat digunakan pada 2 macam diagram atau table, yaitu
Daftar Baris Kolom dan Daftar Distribusi Frekuensi

 Penyajian dalam bentuk diagram atau grafik


Terdapat dalam 6 macam diagram, yaitu Diagram Garis, Diagram
Batang, Diagram Lambang / Simbol, Diagram Lingkaran dan Diagram
Titik.

5. Pembuatan analisis dan Pengambilan Kesimpulan


Analisis dan kesimpulan merupakan hasil akhir dari pembuatan statistik.
Yang dapat dihimpun dan dibuat statistiknya antara lain:

 Data Demografi
yaitu data tentang jumlah penduduk, pembagiannya menurut jenis
kelamin, usia, pendidikan, pekerjaanm besarnya angka perkembangan
dan sebagainya.

 Data Kesehatan Lingkungan


Misalnya jumlah rumah dan keadaannya, jumlah sumber air minum,
jumlah jamban, tempat pembuangan sampah, pembuangan air limbah
dan sebagainya.

 Data Fasilitas Kesehatan


Jumlah Rumah Sakit, Puskesmas, Posyandu, Apotek, Toko Obat,
Optikal, jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan sebagainya.

 Data Tentang Penyakit


Jenis penyakit yang sering timbul, Incidence Rate, Prevalence Rate,
KLB (Kejadian Luar Biasa), wabah dan sebagainya.

 Data Vital Statistik


Angka Kesuburan, Angka Kelahiran, Angka Kematian, Angka
Kesakitan dan sebagainya.

2.9. Populasi dan Sample


Populasi adalah kumpulan individu yang mempunyai karakteristik yang akan dihitung
atau diukur. Populasi dapat di bagi menjadi dua, yaitu populasi terhingga (finit) dan
populasi tak terhingga (infinit). Populasi terhingga adalah populasi yang diketahui jumlah
besarnya. Populasi tak terhingga adalah populasi yang setiap kali berubah sehingga tidak
diketahui besarnya. Populasi tak terhingga dapat diubah menjadi populasi terhingga
dengan cara membatasi wilayah atau membatasi waktu. Sampel adalah perwakilan dari
populasi. Cara pemilihan sampel dapat dilalakukan dengan:
1) Random (acak), yaitu setiap anggota populasi diberi kesempatan untuk menjadi
sampel. Pemilihan sampel acak memiliki beberapa cara, yaitu:
5. Simple Random Sampling
Menurut (Sugiyono, 2001: 57) dinyatakan simple (sederhana) karena
pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. (Margono, 2004: 126)
menyatakan bahwa simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan
sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap
unit sampling sebagai unsur populasi yang terpencil memperoleh peluang yang
sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi. Cara demikian
dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Teknik ini dapat
dipergunakan bilamana jumlah unit sampling di dalam suatu populasi tidak
terlalu besar. Misal, populasi terdiri dari 500 orang mahasiswa program S1 (unit
tampling). Untuk memperoleh sampel sebanyak 150 orang dari populasi tersebut,
digunakan teknik ini, baik dengan cara undian, ordinal, maupun tabel bilangan
random. Teknik ini dapat digambarkan di bawah ini.

6. Proportionate Stratified Random Sampling


(Margono, 2004: 126) menyatakan bahwa stratified random sampling biasa
digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis.
Menurut (Sugiyono, 2001: 58) teknik ini digunakan bila populasi mempunyai
anggota/unsur yang tidak homogen. Dan berstrata secara proporsional. Suatu
organisasi yang mempunyai pegawai dari berbagai latar belakang pendidikan,
maka populasi pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1 =
45, S2 = 30, STM = 800, ST = 900, SMEA = 400, SD = 300. Jumlah sampel
yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut yang diambil secara
proporsional jumlah sampel. 

 Disproportionate Stratified Random Sampling


(Sugiyono, 2001: 59) menyatakan bahwa teknik ini digunakan untuk
menentukan jumlah sampel bila populasinya berstrata tetapi kurang proporsional.
Misalnya pegawai dari PT tertentu mempunyai mempunyai 3 orang lulusan S3, 4
orang lulusan S2, 90 orang lulusan S1, 800 orang lulusan SMU, 700 orang
lulusan SMP, maka 3 orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil semuanya
sebagai sampel. Karena dua kelompok itu terlalu kecil bila dibandingkan denan
kelompok S1, SMU dan SMP.
 Cluste Sampling (Area Sampling)
Teknik ini disebut juga cluster random sampling. Menurut (Margono, 2004:
127), teknik ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu,
melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu ataucluster. Teknik sampling
daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau
sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, propinsi atau
kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data,
maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah
ditetapkan.
(Sugiyono, 2001: 59) memberikan contoh, di Indonesia terdapat 27 propinsi,
dan sampelnya akan menggunakan 10 propinsi, maka pengambilan 10 propinsi
itu dilakukan secara random. Tetapi perlu diingat, karena propinsi-propinsi di
Indonesia itu berstrata maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan
stratified random sampling. Contoh lainnya dikemukakan oleh (Margono, 2004:
127). Ia mencotohkan bila penelitian dilakukan terhadap populasi pelajar SMU di
suatu kota. Untuk random tidak dilakukan langsung pada semua pelajar-pelajar,
tetapi pada sekolah/kelas sebagai kelompok atau cluster. Teknik sampling daerah
ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel
daerah, dan tahap berikutnya

1) Nonrandom (non acak), yaitu hanya anggota-anggota tertentu saja yang


menjadi anggota sampel. Pemilihan sampel non acak memiliki beberapa cara, yaitu:
7. Sampling Sistematis
(Sugiyono, 2001: 60) menyatakan bahwa sampling sistematis adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua
anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100.
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau
kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu
maka yang diambil sebagai sampel adalah 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai
100.
 Sampling Kuota
Menurut (Sugiyono, 2001: 60) menyatakan bahwa sampling kuota adalah
teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu
sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Menurut (Margono, 2004: 127) dalam
teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan akantetapi diklasifikasikan dalam
beberapa kelompok. Sampel diambil dengan memberikan jatah atau quorum
tertentu terhadap kelompok. Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit
sampling. Setelah jatah terpenuhi, pengumpulan data dihentikan. Sebagai contoh,
akan melakukan penelitian terhadap pegawai golongan II, dan penelitian
dilakukan secara kelompok. Setelah jumlah sampel ditentukan 100, dan jumlah
anggota peneliti berjumlah 5 orang, maka setiap anggota peneliti dapat memilih
sampel secara bebas sesuai dengan karakteristik yang ditentukan (golongan II)
sebanyak 20 orang.

 Sampling Aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data (Sugiyono, 2001: 60). Menurut (Margono, 2004: 127) menyatakan
bahwa dalam teknik ini pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu.
Peneliti langsung mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui. Misalnya
penelitian tentang pendapat umum mengenai pemilu dengan mempergunakan
setiap warga negara yang telah dewasa sebagai unit sampling. Peneliti
mengumpulkan data langsung dari setiap orang dewasa yang dijumpainya, sampai
jumlah yang diharapkan terpenuhi.

 Sampling Purposive
(Sugiyono, 2001: 61) menyatakan bahwa sampling purposive adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Menurut (Margono, 2004: 128),
pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri
tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri
populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Degan kata lain unit sampel yang
dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan
berdasarkan tujuan penelitian. Misalnya akan melakukan penelitian tentang
disiplin pegawai, maka sampel yang dipilih adalah orang yang ahli dalam bidang
kepegawaian saja.

 Sampling Jenuh
Menurut (Sugiyono, 2001: 61), sampling jenuh adalah teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain
sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

 Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk
dijadikan sampel (Sugiyono, 2001: 61). Begitu seterusnya, sehingga jumlah
sampel semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding, makin lama
semakin besar. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel purposive
dan snowball. Teknik sampel ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

2.10. Ukuran-Ukuran Statistik Kesehatan


Purata (rate) adalah ukuran umum yang sering digunakan dalam analisis statistik,
khususnya statistik kesehatan. Rate adalah suatu jumlah kejadian dihubungkan dengan
populasi yang bersangkutan.

Jumlah Kejadian (Kasus)


Rate ( Purate ) x 1000
Populasi yang beresiko

Rate yang dihitung dari total populasi didalam suatu area sebagai denominator
(penyebut) disebut rate crude atau angka kasar (purata kasar). Sedangkan rate yang
dihitung dari kelompok atau segmen tertentu disebut  specific rate atau angka spesifik
(purata spesifik)

1. Angka kasar yang sering digunakan dalam kesehatan masyarakat

a. Crude Birth Rate (Angka Kelahiran Umum)


Jumlah Kelahiran Hidup selama 1 tahun
x 1000
Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tersebut

b. Crude Death Rate (Angka Kematian Umum)

Jumlah Kematian dalam 1 tahun


x 1000
Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun tersebut

c. Natural Increase Rate (Pertambahan Penduduk Secara Alamiah)

Jumlah Kelahiran−Jumlah Kematian


x 1000
Jumlah penduduk pada pertengahan tahun

2. Spesifik Rate yang sering digunakan dalam masyarakat

a. Berkaitan dengan bayi dan anak


 Infant Mortality Rate (Angka Kematian Bayi)

Jumlah Angka Kematian Bayi dibawah umur 1 tahun


x 1000
Jumlah Kelahiran hidup selama 1tahun

 Neonatal Mortality Rate ( Angka Kematian Neonatal)

Jumlah bayi dibawah usia1 bulan


x 1000
Jumlah kelahiran hidup selama 1 tahun

 Post Neonatal Mortality Rate (Angka Kematian Pasca Neonatal)

Jumlah angka kematian anak usia1 bulan−12bulan


x 1000
Jumlah kelahiran hidup selama 1 tahun

b. Berkaitan dengan Kehamilan dan Kelahiran


 Still Birth Rate (Angka Lahir Mati)

Jumlah bayilahir mati pada usia kehamilancukup


x 1000
Jumlahbayi lahir hidup dan lahir mati
 Perinatal Mortality Rate (Angka Kematian Perinatal)

Jumlah bayilahir hidup dan mati dibawah usia1 tahun


x 1000
Jumlah bayi hidup dan mati

 Mortality Maternal Rate (Angka Kematian Ibu)

Jumlah kematian ibu hamil ,melahirkan dan dalam masa nifas selama 1 tahun
x 1000
Jumlah kelahiran hidup dan mati selama 1tahun tersebut

 Fertility Rate (Angka Kesuburan)

Jumlah kelahiran hidup dalam 1tahun


x 1000
Jumlah wanita usia15−49 tahun pada pertengahan tahun tersebut

c. Berkaitan dengan Kesakitan

 Attack Rate (AR)


Jumlah kasus baru suatu penyakit dalam1 tahun
x 1000
Jumlah populasi berisiko pada tahun tersebut

 Incidence Rate ( Angka Insidensi )


Jumlah kasus baru suatu penyakit dalam 1tahun
x 1000
Jumlah populasi berisiko pada pertengahan tahun tersebut

 Prevalence Rate ( Angka Prevalensi )


Jumlah kasus baru dan kasuslama suatu penyakit selama 1 tahun
x 1000
Jumlah populasi berisiko pada pertengahan tahun tersebut

3. Age Specific Death Rate (Angka Kematian Berdasarkan Kelompok Umur)


Jumlah kematian pada kelompok usia tertentu
x 1000
Jumlah populasi pada kelompok tertentu

4. Sex Specific Death Rate (Angka Kematian Berdasarkan Jenis Kelamin)

Jumlah kematian pada jenis kelamin tertentu


x 1000
Jumlah populasi pada jeni kelamintertentu

2.11. Kesimpulan

            Dari berbagai ulasan diatas, dapat kami simpulkan bahwa statistik kesehatan erat
kaitannya dengan permasalahan kesahatan saat mengalami kegagalan atau keberhasilan
program guna untuk menganalisa kecenderungannya. Analisa perbandingan tersebut dapat
dilihat antar waktu dan tempat, mempunyai tujuan dalam menjawab masalah yang ada dalam
masyarakat dengan membuktikan suatu dugaan yang belum terjadi dengan penelitian.
Statistik kesehatan merupakan suatu wadah untuk dapat memonitoring suatu kemajuan status
kesehatan di suatu wilayah tertentu, mengevaluasi program kesehatan masyarakat, serta dapat
menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat.
BAB III

KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI

3.1. Pendahuluan

Era globalisasi yang sedang dihadapi oleh negara-negara berkembang dapat


memberikan dampak baik positif maupun negatif. Contoh dampak negatif dari era globalisasi
adalah perkembangbiakan mikroorganisme yang dapat menyebabkan menyebarnya penyakit
menular, pada saat ini banyak spesies virus, bakteri, jamur, mengalami peningkatan dan
penambahan jenis. Hal ini semua dapat terjadi karena peningkatan jumlah populasi pada
suatu ekosistem, dan kemampuan hidup mikroorganisme yang lebih panjang karena adanya
mutasi genetik yang terjadi. Mutasi genetik tersebut mengakibatkan jumlah penyakit menular
yang ada di dunia saat ini menjadi lebih beragam. Oleh karena itu ilmu epidemiologi
memiliki peran penting untuk membantu kita untuk menemukan penyebab dari masalah
kesehatan beserta dengan pencegahannya.

Hand out ini akan memfasilitasi mahasiswa untuk memahami materi epidemiologi
secara lebih lengkap tentang epidemiologi. Diharapkan mahasiswa setelah mendapatkan teori
tentang konsep dasar epidemiologi mahasiwa mampu memahami pengertian epidemiologi,
mencapai tujuan epidemiologi, memahami peran epidemiologi dalam masyarakat.

3.2. Definisi Epidemiologi

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi suatu penyakit dan
determinannya pada manusia (MacMahon & Plugh 1970). Distribusi penyakit dapat
dideskripsikan menurut orang (usia, jenis kelamin, ras), tempat (penyebaran geografis), dan
waktu, sedangkan pengkajian determinan penyakit mencakup penjelasan pola distribusi
penyakit tertentu menurut faktor-faktor penyebabnya.

Istilah epidemiologi berasal dari kata ‘epi’ (atas), ‘demos’ (rakyat, penduduk), dan
‘logos’ (ilmu) sehingga epidemiologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari hal – hal
yang yang terjadi/ menimpa penduduk. Epidemiologi tidak terbatas hanya mempelajari
tentang epidemi (wabah).

Jadi dapat disimpulkan epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari frekuensi dan
distribusi serta faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan.

3.3. Tujuan Epidemiologi

Mengerti tentang berbagai faktor penyebab dan bagaimana cara pencegahan penyakit.

3.4. Peran Epidemiologi Dalam Kesehatan Masyarakat


1. Mencari / mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan kesehatan
atau penyakit dalam suatu masyarakat tertentu dalam usaha mencari data untuk
penanggulangan serta cara pencegahannya.
2. Menyiapkan data/ informasi untuk keperluan program kesehatan dengan menilai
status kesehatan dalam masyarakat serta memberikan gambaran tentang kelompok
penduduk yang terancam.
3. Membantu menilai beberapa hasil program kesehatan.
4. Mengembangkan metodologi dalam menganalisis penyakit serta cara mengatasinya,
baik penyakit perorangan (tetapi dianalisis dalam kelompok) maupun kejadian luar
biasa (KLB)/ wabah dalam masyarakat.

3.5. Ruang Lingkup Epidemiologi

Pada era modern saat ini dan teknologi yang berkembang pesat menyebabkan
jangkuan epidemiologi menjadi lebih luas. Epidemiologi memiliki cakupan atau ruang
lingkup sebagai berikut:

 Epidemiologi penyakit menular


 Epidemiologi penyakit tidak menular
 Epidemiologi klinik
 Epidemiologi kependudukan
 Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan
 Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja
 Epidemiologi kesehatan jiwa
 Epidemiologi gizi

3.6. Metode Epidemiologi

Metode yang digunakan dalam epidemiologi adalah sebagai berikut:

1. Epidemiologi deskriptif Mempelajari frekuensi, distribusi & perkembangan masalah


kesehatan pada populasi
2. Epidemiologi analitik Mempelajari faktor-faktor yg menentukan distribusi hubungan
sebab akibat masalah kesehatan pd populasi
3. Studi interfensi / experimental Studi ini diadakan dengan mengadakan eksperimen kepada
kelompok subjek kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol (yang tidak
dikenakan percobaan).

3.7. Konsep Analisa Epidemiologi Deskriptif

Konsep yang terpenting dalam studi epidemiologi deskriptif adalah bagaimana


menjawab pertanyaan 5W+1H. Hal tersebut mengacu pada variabel-variabel segitiga
epidemiologi yang terdiri dari orang (person), tempat (place), dan waktu (time).

1. WHAT, WHO, WHERE, WHEN & WHY

2. TIME, PLACE, PERSON

3. HOST, AGEN, ENVIRONTMEN

4. Karakteristiknya

 WHAT > penyakit, masalah kesehatan, dll


 WHO > Umur, Sex, Etnis, Status kawin, pekerjaan, dll
 WHERE > Lokal, Nasional, Internasional
 WHEN > Sporadis, Endemis, Epidemis, Pandemi, dll
 WHY > Kenapa ada masalah/penyakit
3.8. Karakteristik person -place-time
a. Person (Orang)
Disini akan dibicarakan peranan genetika tetap, biologik, perilaku individual dan
sosio ekonomi. Faktor ini dipengaruhi oleh :
1. Genetika tetap : jenis kelamin, ras
Angka-angka dari luar negri menunjukkan bahwa angka kesakitan lebih tinggi
dikalangan wanita sedangkan angka kematian lebih tinggi dikalangan pria, juga pada
semua golongan umur. Untuk Indonesia masih perlu dipelajari lebih lanjut. Perbedaan
angka kematian ini, dapat disebabkan oleh faktor-faktor intrinsik. Yang pertama
diduga meliputi faktor keturunan yang terkait dengan jenis kelamin atau perbedaan
hormonal sedangkan yang kedua diduga karena berperannya faktorfaktor lingkungan
(lebih banyak pria menghisap rokok, minum minuman keras, candu, bekerja berat,
berhadapan dengan pekerjaan-pekerjaan berbahaya, dan seterusnya).

2. Biologik : umur, status gizi, kehamilan

Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan didalam penyelidikan-penyelidikan


epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian didalam hampir semua
keadaan menunjukkan hubungan dengan umur. Dengan cara ini orang dapat
membacanya dengan mudah dan melihat pola kesakitan atau kematian menurut
golongan umur. Persoalan yang dihadapi adalah apakah umur yang dilaporkan tepat,
apakah panjangnya interval didalam pengelompokkan cukup untuk tidak
menyembunyikan peranan umur pada pola kesakitan atau kematian dan apakah
pengelompokkan umur dapat dibandingkan dengan pengelompokkan umur pada
penilitian orang lain.

3. Perilaku individual : agama, kepercayaan, mobilitas


4. Sosial-ekonomi : pekerjaan, status perkawinan, pendidikan. Jenis
pekerjaan dapat berperan didalam timbulnya penyakit melalui beberapa jalan
yakni:
1) Adanya faktor-faktor lingkungan yang langsung dapat menimbulkan
kesakitan. Seperti bahan-bahan kimia, gas-gas beracun, radiasi, benda-
benda fisik yang dapat menimbulkan kecelakaan dan sebagainya.
2) Situasi pekerjaan yang penuh dengan stres (yang telah dikenal sebagai
faktor yang berperan timbulnya hipertensi, ulkus lambung).
3) Ada tidaknya “gerak badan” didalam pekerjaan, di Amerika Serikat
ditunjukkan bahwa penyakit jantung koroner sering ditemukan di
kalangan mereka yang mempunyai pekerjaan dimana kurang adanya
gerak badan.
4) Karena berkerumunan di suatu tempat yang relatif sempit maka dapat
terjadi proses penularan penyakit antara para pekerja.
5) Penyakit karena cacing tambang telah lama diketahui terkait dengan
pekerjaan.

b. Place (tempat)
Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna untuk
perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai etiologi
penyakit. Faktor ini dipengaruhi oleh :
1. Iklim
2. Sifat tanah/ geografi
3. Flora dan fauna
4. Penyebaran dan kepadatan penduduk
5. Sistem pelayanan kesehatan
6. Agama, adat istiadat

c. Time (waktu)
Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar didalam
analisis epidemiologis, oleh karena perubahan-perubahan penyakit menurut waktu
menunjukkan adanya faktor-faktor etiologis. Peristiwa kesehatan/ penyakit mengalami
perubahan dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh :

1. Keberadaan penyebab pada waktu tertentu


2. Perubahan lingkungan

3. Perubahan kriteria dan alat diagnosis serta kemajuan IPTEK

4. Perubahan pada penyakit karena usaha pencegahan & penanggulangan Time : Jam,
Hari, Minggu, Bulan, Tahun dst

3.9. Epidemiologi Penyakit Menular


Penyakit menular dibedakan berdasarkan penyebab menjadi:
1. Penyakit Infeksi
2. Penyakit Non Infeksi
Penyakit menular dibedakan berdasarkan durasi terjadinya:
1. Penyakit akut < 2 minggu
2. Sub Akut
3. Penyakit Kronik
4. Agen Biologi Penyakit Menular

Salah satu penyebab penyakit menular adalah mikroorganisme. Agen-agen biologi


penyakit menular antara lain:
1. Virus
2. Bacteri
3. Protozoa
4. Fungus
5. Helminthes
6. Dan mikroorganisme lainnya.

3.10. Spektrum Penyakit Menular


1. Endemik ➜ adalah suatu keadaan dimana penyakit secara menetap berada dalam
masyarakat pada suatu tempat / populasi tertentu.
2. Endemi ➜ adalah penyakit yang umum terjadi pada laju konstan namun cukup
tinggi pada suatu populasi. Berasal dari bahasa Yunani “en” yang artinya di dalam
dan “demos” yang artinya rakyat. Terjadi pada suatu populasi dan hanya
berlangsung di dalam populasi tersebut tanpa adanya pengaruh dari luar.
3. Epidemik ➜ Dalam epidemiologi, epidemi berasal dari bahasa Yunani yaitu “epi”
berarti pada dan “demos” berarti rakyat. Dengan kata lain, epidemi adalah wabah
yang terjadi secara lebih cepat daripada yang diduga. Jumlah kasus baru penyakit
di dalam suatu populasi dalam periode waktu tertentu disebut incide rate (laju
timbulnya penyakit).
4. Pandemik ➜ Pandemi atau epidemi global atau wabah global adalah kondisi
dimana terjangkitnya penyakit menular pada banyak orang dalam daerah geografi
yang luas. Berasal dari bahasa Yunani “pan” yang artinya semua dan “demos”
yang artinya rakyat. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), suatu pandemi
dikatakan terjadi bila ketiga syarat berikut telah terpenuhi :
a. Timbulnya penyakit bersangkutan merupakan suatu hal baru pada populasi
bersangkutan,
b. Agen penyebab penyakit menginfeksi manusia dan menyebabkan sakit
serius,
c. Agen penyebab penyakit menyebar dengan mudah dan berkelanjutan pada
manusia.

3.11. Teori Terjadinya Penyakit


Teori terjadinya suatu penyakit dikenal dengan segitiga epidemiologi, Di dalam
segitiga epidemiologi terdapat tiga komponen yang mendukung untuk terjadinya suatu
penyakit dalam lingkungan tertentu. Pertama adalah agen penyebab suatu penyakit. Agen
dapat berasal dari biologi, nutrisi, fisik, kimia, dan mekanik. Kedua adalah penjamu
(host) yang dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, nutrisi, pekerjaan, keturunan,
kekebalan, kebiasaan, budaya, dll). Ketiga adalah lingkungan. Sisi lingkungan dibagi
menjadi lingkungan fisik yang meliputi; air, udara, tanah, iklim, geografis, perumahan,
pangan, panas, dan radiasi. Kemudian lingkungan sosial yang meliputi status sosial,
agama, adat istiadat, organisasi sosial, dan politik. Lingkungan biologi yang meliputi
mikroorganisme, serangga, binatang, tumbuh-tumbuhan. Untuk lebih jelas dapa dilihat
pada gambar 1. Gambar 1: Teori terjadinya penyakit
3.12. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan:
1. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari frekuensi dan distribusi serta
faktorfaktor yang mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan.
2. Tujuan dari mempelajari epidemiologi adalah dapat mengerti tentang berbagai faktor
penyebab dan bagaimana cara pencegahan penyakit
3. Peran epidemiologi dalam kesehatan masyarakat adalah mencari faktor yang
mempengaruhi timbulnya suatu penyakit, menyiapkan data untuk keperluan program
kesehatan, membantu menilai hasil program kesehatan, dan mengembangkan
metodelogi dalam menganalisis penyakit serta mengatasinya.

DAFTAR PUSTAKA

______________________________________________________ Adhani, Harzia. 2011.


Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta
_____________________________________ Nuha Medika. Chandra, Budiman. 1995.
Pengantar Statistik Kesehatan. Jakarta
________________________________________________EGC. Mubarak dan Chayatin.
2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Teori dan Aplikasi. Jakarta
______________________________SalembaMedika. Notoatmodjo, Soekidjo. 2008.
Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta
_________________________________Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003.
Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
_________________________________________________Jakarta: Rineka Cipta. Buku
Ilmu Kesehatan Masyarakat cetakan kelima: tahun 2010

Anda mungkin juga menyukai