Anda di halaman 1dari 3

LEARNING JOURNAL

Nama : Charina Qatrunnada Prameswari


Mata Kuliah : Sosioantropologi Kesehatan
Kelas : A1
No. BP/NIM : 2011211035

A. Pokok Bahasan
a. Pengertian
Mobilitas sosial adalah perpindahan status sosial (atau hanya perpindahan peran tanpa
perpindahan kedudukan) yang dimiliki seseorang atau kelompok ke status sosial yang
lain dalam masyarakat. Hasil perpindahan status sosialnya bisa menjadi lebih tinggi,
lebih rendah, bahkan tetap sederajat
b. Bentuk Mobilitas Sosial
1. Mobilitas Horizontal: Perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau
kelompok tidak akan mengubah derajat sosialnya atau akan tetap sejajar seperti
sebelumnya. Contohnya, seorang dokter yang bekerja di salah satu rumah sakit di
Pariaman diharuskan pindah tugas ke rumah sakit di Padang.
2. Mobilitas Vertikal: Perpindahan status sosial yang dimiliki seseorang atau
kelompok ke status sosial lain yang tidak sederajat dari sebelumnya, bisa lebih baik
bisa lebih buruk, yang dikenal dengan vertical keatas dan ke bawah. Contoh:
Seorang anak petani yang kuliah dan setelah lulus mendapat pekerjaan sebagai
manager disebuah perusaan besar (Ver. Keatas). Contoh: mahasiswa yang drop out
sehingga tidak berstatus mahasiswa lagi (Ver. Kebawah)
3. Mobilitas Lateral/Fisik: Perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah
lain. Ada 2 bentuk mobilitas lateral: Permanen (contoh: transmigrasi) dan Tidak
Permanen (contoh: pindah kota sementara karena menempuh pendidikan, tugas
luar kota beberapa hari, mengungsi karena bencana alam, liburan/traveling, dll).

c. Faktor Pendorong Mobilitas


 Individu: dilihat dari segi sikap, pengetahuan, dan keterampilan akan
mempengaruhi mobilitas social yang akan dilakukannya.
 Status sosial: rendah akan cenderung merasa kurang puas dan akan melakukan
proses mobilitas sosial guna mendapatkan status sosial yang lebih tinggi.
 Struktur masyarakat: kesempatan seseorang untuk menempati sebuah
kedudukan serta kemudahan untuk memperolehnya dipengaruhi struktur
masyarakatnya, apakah tertutup atau terbuka
 Ekonomi: yang baik membuat masyarakat mudah memperoleh modal,
pendidikan, dan kesempatan lainnya
 Etnis: seorang anak diharuskan untuk pergi merantau ke wilayah lain dan
melakukan mobilitas sosial
 Geografis: wilayah perkotaan akan menarik lebih banyak individu untuk
melakukan mobilitas sosial karena dianggap lebih banyak menyediakan lapangan
pekerjaan.
 Pendidikan: Seseorang yang memiliki pendidikan lebih tinggi biasanya akan
bermobilitas vertikal ke atas
 Politik: Keadaan negara yang tidak stabil akan memengaruhi kondisi
keamanannya.
 Kependudukan: kepadatan penduduk mendorong individu dan pemerintah
untuk mengarahkan masyarakat agar bermigrasi ke daerah lain sehingga
mobilitas sosial pun terjadi
 Keinginan: untuk melihat tempat atau wilayah baru merupakan salah satu
penyebab terjadinya mobilitas social, seperti perilaku touris/traveler
d. Faktor Penghambat Mobilitas Sosial
 Perbedaan kepentingan
 Diskriminasi suku, etnisitas, ras dan agama
 Diskriminasi gender
 Kemiskinan
e. Sarana/Saluran Mobilitas Sosial
 Organisasi keahlian
 Institusi Pendidikan
 Institusi keagamaan
 Akademi militer
 Organisasi politik
 Ikatan pernikahan
 Organisasi ekonomi
f. Dampak Mobilitas Sosial
Dampak Positif :
 Mendorong individu untuk berusaha memperbaiki kehidupan
 Mempercepat perubahan sosial masyarakat menjadi lebih maju
 Mendorong terjadinya integrasi sosial dalam masyarakat
Dampak Negatif
 Menimbulkan konflik sosial antar individu yang berbeda kelas, antar kelompok
yang berbeda latar belakang suku, etnisitas, ras dan agama serta konflik antar
generasi
 Berkurangnya solidaritas dan ikatan sosial antar kelompok masyarakat
 Menimbulkan kompetisi yang timpang
 Menimbulkan gejala psikologis seperti kecemasan dan ketakuta

B. Keterkaitan Mobilitas Sosial dengan Strata Sosial dan Kesehatan Masyarakat


a. Mobilitas Sosial dengan Strata Sosial
Mobilitas sosial memiliki kaitan atau hubungan yang sangat erat dengan pelapisan
sosial atau strata sosial. Arah gerak mobilitas sosial, dapat secara horizontal maupun
vertikal. Menurut Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah gerak perpindahan dari satu
kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata
yang lainnya.
b. Mobilitas Sosial dengan Kesehatan Masyarakat
Mobilitas sosial memiliki saluran-saluran dalam masyarakat dan ini dapat merupakan
proses mobilitas sosial vertikal atau juga disebut Social Circulation. Saluran-saluran
tersebut berdiri dari beberapa organisasi dan lembaga-lembaga di masyarakat.

Jika dikaitkan dengan kesehatan masyarakat, maka kesehatan masyarakat sendiri akan
masuk ke dalam kategori saluran organisasi keahlian. Yang dimana, pada organisasi
keahlian ini akan menghimpun sarjana ahli kesehatan masyarakat dan menjadikannya
wadah bagi individu-individu yang tergabung di dalamnya untuk mendapatkan nama
sehingga dianggap menduduki lapisan atas dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai