Anda di halaman 1dari 9

MUBILITAS PENDIDIKAN

Mobilitas Sosial - Bakat dan gol. Social


-Pendidikan & mobilitas social
- Mobilitas social melalui Pendidikan
- Tingkat Sekolah dan mobilitas sosial
- Pendidikan menurut Perbedaan sosial
A.    PENGERTIAN PENDIDIKAN DAN MOBILITAS SOSIAL

1.      Pengertian Pendidikan

Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani, yaitu “paedagogie” yang berarti bimbingan yang
diberikan kepada anak, istilah ini kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dengan
“education” yang berarti pengembangan dan bimbingan. Istilah pendidikan dalam islam disebutkan
tarbiyah yang diterjemahkan dengan pendidikan.

Sedangkan menurut terminologi terdapat berbagai definisi pendidikan oleh ahli, diantaranya
sebagaimana yang dikemukakan oleh Ahmad D.Marimba memberikan pengertian pendidikan dengan
bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap peserta didik menuju terbentuknya
pribadi yang utama. Pendidikan dapat juga diartikan sebagai kegiatan seseorang dalam membimbing
dan memimpin anak menuju ke pertumbuhan dan perkembangan secara optimal agar dapat berdiri
sendiri dan bertanggun jawab.

2.      Pengertian Moilitas Sosial

Dalam tiap masyarakat modern terdapat mobilitas sosial atau perpindahan golongan yang cukup
banyak. Orang naik atau turun statusnya dalam berbagai sistem status dalam masyarakat itu yang
didasarkan atas golongan sosial, kekayaan jabatan, kekayaan dan sebagainya. Perpindahan orang dari
golongan sosial yang lain, yang lebih tinggi atau lebih rendah disebut mobilitas sosial vertikal.
Mobilitas sosial ini berarti bahwa individu itu memasuki lingkungan sosial yang berbeda dengan
sebelumnya. Sedangkan menurut Haditono mobilitas sosial adalah perpindahan seorang atau
sekelompok orang dari kedudukannya yang satu ke kedudukan lain. Kedudukan dapat berarti: situasi
tempat, dapat pula berarti status. Berikut adalah pengertian mobilitas sosial menurut para ahli:

a.     Menurut
Soerjono Soekanto:Mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu
pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.

b.       Menurut Kimball
Young dan Raymond W. Mack:Mobilitas sosial adalah suatu mobilitas
dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok
sosial.

c.     Menurut
William Kornblum:Mobilitas sosial adalah perpindahan individu-individu,
keluarga-keluarga dan kelompok sosialnya dan satu lapisan ke lapisan sosial lainnya.

d. Menurut H.EdwardRansford: Mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah dalam


lingkungan sosial secara hirarki.
e.     Menurut Robert M.Z. Lawang:Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi dari lapisan yang satu ke
lapisan yang lain atau dari satu dimensi ke dimensi yang lainnya.

f.     Menurut Horton dan Hunt: Mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari suatu kelas sosial
ke kelas sosial lainny

Jadi dapat disimpulan bahwa mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau kelompok dari
lapisan (strata sosial) yang satu ke lapisan yang lain. Mobilitas berasal dari bahasa Latin,
yaitu mobilis yang berarti mudah dipindahkan dari satu ke tempat ke tempat lain. Dalam bahasa Indonesia
dapat diartikan dengan “gerak” atau “perpindahan”. Mobilitas sosial merupakan suatu konsep dinamika
sosial yang secara harfiah seringkali diartikan sebagai suatu gerakan yang terjadi akibat berpindah atau
berubah posisi sosial seseorang atau sekelompok orang pada saat yang berbeda.

B.     FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOBILITAS SOSIAL

1.      Status Sosial

Setiap manusia secara hierarki berhak untuk memlih atau mengubah status sosial yang
mereka terima sejak lahir. Tetapi hal ini sangat tergantung pada sistem stratifikasi sosial
yang terdapat dalam masyarakat. Pada sistem pelapisan yang terbuka , individu memilik
peluang besar untuk melakukan untuk melakukan mobilitas antar kelas. Sedangkan pada
sistem tertutup, mobilitas sosial individu tetap dapat terjadi meskipun sangat terbatas dan
berjalan lambat. Pada sistem pelapisan tertutup, status yang ada dipaksakan oleh keadaan
untuk diterima. Meskipun terjadi perubahan , berjalan dalam waktu yang lama setelah
melewati beberapa generasi.
2.      Keadaan Ekonomi
Terdapat perbedaan latar belakang ekonomi keluarga dari setiap individu. Tetapi, masing-
masing individu pasti berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan keadaan ekonominya
menjadi lebih baik dari semula. Jadi, mobiltas sosialdisebabkan oleh suatu sikap yang tidak
menerima keadaan ekonomi yang sudah dimiliki sebelumnya.
3.      Situasi Politik
Situasi politik dalam suatu masyarakat sangat di pengaruhi aspek-aspek lain sehingga
perubahan dan kebijakan politik akan memberikan peluang untuk melakukan
mobiltas vertikal maupun horizontal.
4.      Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk yang tidak di imbangi dengan penyediaan atau pengembangan
kebutuhan dapat menjadi beban. Hal ini mudah di mengerti karena sejumlah kebutuhan
harus dibagi-bagi untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang semakin banyak  jumlahnya
sehingga tingkat kesejahteraan berkurang, bahkan mengarah pada kemiskinan.

C.    FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT MOBILITAS SOSIAL

1.      Perbedaan Ras dan Agama

Diskriminasi (pembedaan) ras mash banyak terjadi di dunia, baik yang secara terbuka
maupun secara terselubung. Perbedaan ini terutama di rasakan oleh ras minoritas. Biasanya
pemerintah suatu negara menerapkan kebijakan tertentu yang membatasi hak-hak  ras
minoritas tersebut, seperti yang terjadi pada ras aborigin di Australia atau ras Indian di
Amerika Serikat.

2.      Diskriminasi Kelas

Hambatan juga dapat disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap kelas sosial tertentu.
Misalnya, pada zaman kolonial Belanda di Indonesia, sekolah formal hanya dapat di ikuti
oleh anak-anak Belanda, warga asing (khususnya dari Asia Timur) dan kaum bangsawan
pribumi yang memperoleh dukungan dari pemerintah kolonial Belanda.

3.      Pengaruh Sosialisasi yang Kuat

Sosialisasi adalah suatu proses dimana seorang anak berpartisipasi menjadi anggota
masyarakat. Jika proses sosialisasi ini berjalan baik, maka pola-pola prilaku, cara pandang,
dan persepsi, akan tertanam dengan sangat kuat sehingga sulit dipengaruhi oleh unsur-unsur
yang dianut kelas sosial  lainnya. Misal, pada umumnya seorang anak yang dibesarkan
dalam keluarga yang tinggal di pedesaan sederhana akan menghayati semua norma dan
nilai-nilai keluarganya, sehingga akan menolak atau bahkan menghindar bila bertemu
dengan tata nilai dan norma dalam masyarakat kota yang dianggap tidak pantas dilakukan.

4.      Kemiskinan

Banyak  ilmuan yang menjadiakn kemiskinan ( kemiskinan material ) sebagai dasar 


permasalahan sulitnya masyarakat berubah dari kelas bawah ke kelas menengah ataupun
atas. Masyarakat miskin tidak memiliki akses yang memadai atas saran informasi dan
pendidikan, sehingga akhirnya tertinggal dari kelompok lain dan dari generasi ke generasi
akan tetap berada pada kelas sosial yang sama.

5.      Perbedaan Jenis Kelamin

Meskipun telah disinggung sebelumnya bahwa sosiologi tidak memandang status sosial  pria
lebih tinggi dari pada wanita, namun pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang
memandang bahwa pria lebih superior. Hal ini memengaruhi pencapaian prestasi,
kekuasaan, dan status sosial yang dicapai oleh kebanyakan kaum wanita di seluruh dunia.

D.    PROSES TERJADINYA MOBILITAS SOSIAL


Gerak sosial atau sosial mobility adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola
tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat-sifat
hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungannya adalah suatu gerak dalam
struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
Struktur sosial mencakup sifat-sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan
antara individu dengan kelompoknya. 
Tipe-tipe gerak sosial yang prinsipil ada dua macam, yaitu gerak sosial yang horizontal
dan vertikal. Gerak sosial horizontal merupakan peralihan individu atau objek-objek sosial
lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Misalnya,
seseorang yang beralih kewarganegaraan, beralih pekerjaan yang sederajat atau mungkin juga
peralihan lainnya. Dengan adanya gerak sosial yang horizontal, tidak terjadi perubahan dalam
derajat kedudukan seseorang ataupun suatu objek sosial. Gerak sosialvertikal dimaksudkan
sebagai perpindahan individu atau obyek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan
lainnya, yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, maka terdapat dua jenis gerak sosial
yang vertikal, yaitu yang naik (social-climbing) dan turun (social-sinking).Dalam pelapisan
masyarakat, semakin seimbang kesempatan-kesempatan untuk mendapatkan kedudukan
tersebut akan semakin besar gerak sosial. Itu berarti bahwa sufat sistem lapisan masyarakat
semakin terbuka. Dalam sisyem lapisan terbuka, kedudukan apa yang hendak dicapai
semuanya terserah pada individunya. 
Menurut Pitirim A Sorokin, gerak sosialvertikal mempunyai saluran-saluran dalam
masyarakat. Proses gerak sosialvertikal melalui saluran tersebut disebut social circulation.
Sebagai contoh lembaga pendidikan sebagai saluran gerak sosial seperti sekolah, pada
umumnya merupakan saluran konkrit gerak sosial yang vertikal. Bahkan sekolah-sekolah
dapat dianggap sebagai sosial elevator yang bergerak dari kedudukan-kedudukan yang paling
rendah ke kedudukan yang paling tinggi. Kadang-kadang dijumpai keadaan disekolah-sekolah
tertentu hanya dapat dimasuki oleh golongan-golongan masyarakat tertentu di Indonesia
sendiri, secara relatif dapat ditelaah kedudukan apa yang ditempati oleh lapisan yang rendah
maka dia akan menjadi saluran geraksosial yang vertikal. Adapula mobilitas antargenerasi
(Perpindahan Status yang dilakukan oleh dua generasi. Misal orang tua dengan anak-anaknya)
dan mobilitas intragenerasi (terjadi dalam satu kelompok generasi yang sama).\

Adapun cara melakukan mobilitas diantaranya yaitu:


a.    Perubahan standar hidup melalui perkawinan
Berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang
baru mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi.
b.    Perubahan tingkah laku
Manusia memerlukan kedudukan dan peranan didalam masyarakat dalam hal ini tidak selalu
sama dalam hal pemenuhannya. Maka tidak dapat dihindarkan bahwa masyarakat harus
menyediakan beberapa macam sistem pembalasan jasa sebagai pendorong agar individu mau
melaksanakan kewajiban-kewajibannya yang sesuai dengan posisinya dalam masyarakat.
Dengan demikian mau tidak mau maka harus ada pelapisan masyarakat dan mobilitas sosial
karena gejala tersebut sekaligus memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat, yaitu
penempatan individu dalam tempat-tempat yang tersedia dalam struktur sosial dan
mendorongnya agar melaksanakan kewajiban yang sesuai dengan kedudukan dan peranannya.
Pengisian tempat-tempat tersebut merupakan daya dorong agar mesyarakat bergerak sesuai
dengan fungsinya. Akan tetapi wujudnya dalam setiap masyarakat juga berlainan, karena
tergantung pada bentuk dan kebutuhan masing-masing masyarakat jelas bahwa kedudukan
dan peranan yang dianggap tertinggi oleh setiap masyarakat adalah kedudukan dan peranan
yang dianggap terpenting serta memerlukan kemampuan dan latihan-latihan yang maksimal. 
E.     SALURAN-SALURAN MOBILITAS SOSIAL

1.      Angkatan Bersenjata
Seseorang yang tergabung dalam angkatan bersenjata biasabya ikut berjasa dalam membela
nusa dan bangsa sehingga dengan jasa tersebut ia mendapat sejumlah penghargaan dan naik
pangkat.
2.      Pendidikan
Pendidikan  formal maupun nonformal merupakan saluran untuk mobilitas vertikal yang
sering digunakan, karena melalui pendidikan orang dapat mengubah statusnya. Pendidikan
memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan yang lebih
tinggi. Contoh: Seorang anak dari keluarga miskin mengenyam sekolah sampai jenjang yang
tinggi. Setelah lulus ia memiliki pengetahuan dagang dan menggunakan pengetahuannya itu
untuk berusaha, sehingga ia berhasil menjadi pedagang yang kaya, yang secara otomatis
telah meningkatkan status sosialnya.
3.      Organisasi Politik
 Seorang angota parpol yang profesional dan punya dedikasi yang tinggi kemungkinan
besar akan cepat mendapatkan status dalam partainya. Dan mungkin bisa menjadi anggota
dewan legislatif atau eksekutif .
4.      Lembaga Keagamaan
Lembaga ini merupakan salah satu saluran mobilitas vertikal, meskipun setiap agama
menganggap bahwa setiap orang mempunyai kedudukan yang sederajat tapi pemuka agama
selalu berusaha untuk menaikkan status mereka yang berkedudukan rendah ke kedudukan
yang lebih tinggi.
5.      Organisasi Ekonomi
Organisasi ini, baik yang bergerak dalam bidang perusahan maupun jasa umumnya
memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seseorang untuk mencapai mobilitas vertikal
karena dalam organisasi ini posisi sosial bersifat relatif terbuka.
6.      Organisasi Profesi
Organisasi profesi lainnya yang dapat dijadikan sebagai saluran mobilitas vertikal, antara
lain ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Ikatan
Sarjana Indonesia (ISPI).
7.      Perkawinan
Melalui perkawinan seseorang dapat menaikkan statusnya. Misalnya,seseorang wanita yang
berasal dari keluarga biasa saja menikah dengan pria berstatus sosial ekonominya lebih
tinggi. Hal ini menyebabkan naiknya status sosial nya sang wanita.
8.      Organisasi keolahragaan
Melalui organisasi keolahragaan, seseorang dapat meningkatkan status nya ke strata yang
lebih tinggi.

F.     DAMPAK MOBILITAS SOSIAL

1.      Mendorong Seseorang Untuk Maju

Seseorang yang berhasil naik ke kelas sosial yang lebih tinggi akan termotivasi atau
terdorong untuk lebih berprestasi dan lebih maju sehingga dapat mempertahankan, atau
bahkan meningkatkan, status sosialnya ke jenjang kelas yang lebih tinggi lagi. Misalnya
seorang staf dipromosikan menjadi pemimpin unit di kantornya.

2.      Mempercepat Perubahan Sosial

Perubahan sosial adalah perubahan struktur sosial yang meliputi lembaga-lembaga tempat
individu menjadi bagiannya. Melalui mobilitas sosial, seseorang termotivasi untuk
melakukan perubahan pola perilakunya.

3.      Menimbulkan Kecemasan dan Ketegangan

Seseorang yang mengalami penurunan ke kelas sosial yang lebih rendah akan mengalami
kecemasan sebab fasilitas dan kemudahan-kemudahan yang sebelumnya dia miliki dan
dinikmati dalam melakukan aktivitas sehari-hari tidak lagi dimiliki.

4.      Keretakan Hubungan Dalam Kelompok

Keretakan hubungan dalam kelompok primer terjadi ketika salah seorang yang mulanya
merupakan anggota suatu kelompok kemudian mengalami perpindahan kelas sosial ke kelas
sosial yang lebih rendah atau lebih tinggi. Misal, seseorang yang berasal dari kelompok
masyarakat petani di suatu kampung kemudian memperoleh jabatan yang lebih tinggi
disuatu lembaga pemerintahan.

G.    HUBUNGAN PENDIDIKAN  DAN MOBILITAS SOSIAL

Pendidikan dipandang sebagai jalan untuk mencapai kedudukan yang lebih baik di
dalam masyarakat. Makin tinggi pendidikan yang diperoleh makin besar harapan untuk
mencapai tujuan itu. Dengan demikian terbuka kesempatan untuk ke golongan sosial yang
lebih tinggi. Pendidikan dilihat sebagai kesempatan untuk beralih dari golongan yang satu
kegolongan yang lebih tinggi. Dikatakan bahwa pendidikan merupakan jalan bagi mobilitas
sosial. Pada zaman dahulu keturunanlah yang menentukan status sosial seseorang yang sukar
ditembus karna sistem golongan yang ketat. Para tokoh-tokoh pendidikan banyak yang
menaruh kepercayaan akan keampuhan pendidikan untuk mengubah dan memperbaiki nasib
seseorang. Dengan memperluas dan meratakan pendidikan diharapkan dicairkannya batas-
batas golongan-golongan sosial. Diharapkan kesempatan belajar yang sama membuka jalan
bagi seriap peserta didik untuk memperoleh pekerjaan yang diinginkannya. Kewajiban
belajar atau pendidikan universal memberikan pengetahuan dan keterampilan yang sama
bagi semua peserta didik dari semua golongan sosial. Dengan demikian perbedaan golongan
sosial akan dikurangi sekalipun tidak dapat dihapuskan sepenuhnya. Dalam kenyataan cita-
cita itu tidak mudah diwujudkan.
Hubungan antara pendidikan dengan mobilitas seperti yang dikemukakan Robert G.
Burgess dalam Bahar (1989: 37) bahwa sistem pendidikanlah yang menjadi mekanisme
mobilitas sosial. Pendapat Ivan Reid (1989: 37) menyatakan bahwa pendidikan memainkan
peranan penting dalam mobilitassosial sekalipun tidak tertuju pada penempatan pekerjaan
tertentu. Berkaitan dengan peranan pendidikan dalam mobilitas sosial, kita mengetahui
bahwa kualifikasi pendidikan harus dihubungkan secara langsung dengan jenis pekerjaan. 

Ada beberapa hal dalam melihat hubungan antara pendidikan dengan mobilitas sosial
yaitu: kesempatan pendidikan yang banyak ditentukan oleh faktor-faktor tertentu antara lain
kedudukan atau status sosial masyarakat. Kalangan masyarakat bawah menginginkan
terjadinya perubahan atau mobilitas sosial melaui pendidikan. Selain itu juga untk
mendapatkan pekerjaan, kualifikasi pendidikan ada hubungannya dengan jenis pekerjaan,
akan tetapi tidak semua orang yang berkualifikasi tinggi dalam pendidikan mendapatkan
yang cocok dengan pekerjaannya. Kesempatan pekerjaan antara satu daerah dengan daerah
lainnya berbeda-beda karena mobilitas sosial dipengaruhi adanya pendidikan, maka
pendidikan menghasilkan kualifikasi yang lebih banyak.Jadi secara singkat hubungan
dengan mobilitas sosial dipengaruhi kesempatan memperoleh pekerjaan sesuai dengan
kualifikasi pendidikannya. Sehingga apabila ingin mobilitas sosial semakin baik maka
kesempatan memperoleh pendidikan semakin baik, dan hasil pendidikan sesuai dengan
kebutuhan lapangan pekerjaan.

H.    PERAN PENDIDIKAN DALAM MOBILITAS SOSIAL


Pendidikan dalam kaitannya dengan mobilitas. Yang pertama berakhir pada jabatan
mandor, dan yang lainya bermula dari kedudukan “sosial hanya satu, tapi dua mobilitasarus
mampu untuk mengubah mainstream peserta didik akan realitas sosialnya. Pendidikan
merupakan anak tangga mobilitas yang penting. Pendidikan dapat menjadi penyandar bagi
mobilitas. Artinya, dari ketiga pendidikan yang ada, formal, informal, dan nonformal,
nampaknya dua dari tiga pendidikan tersebut dapat diandalkan. Pada pendidikan formal
dunia pekerjaan dan dunia status lebih mempercayai kepemilikan ijazah tanda lulus
seseorang untuk naik jabatan dan naik status. Akan tetapi seiring dengan perkembangan
zaman kemudian mereka lebih mempercayai kemampuan individu atau skill yang harus
menghormati kepemilikan ijazah yang kadang tidak sesuai dengan kenyataannya. Inilah
yang ahirnya memberikan peluang bagi tumbuhnya pendidikan nonformal yang lebih bisa
memberikan keterampilan praktis bagi kebutuhan dunia kerja yang tentunya memiliki
pengaruh bagi seseorang.
Pendidikan yang tepat untuk mengubah paradigma ini adalah pendidikan kritis yang
pernah digulirkan oleh Paulo Freire. Sebab, pendidikan kritis mengajarkan kita selalu
memperhatikan kepada kelas-kelas yang terdapat di dalam masyakarakat dan berupaya
memberi kesempatan yang sama bagi kelas-kelas sosial tersebut untuk memperoleh
pendidikan. Disini fungsi pendidikan bukan lagi hanya sekedar usaha sadar yang
berkelanjutan. Akan tetapi sudah merupakan sebuah alat untuk melakukan perubahan dalam
masyarakat. Pendidikan harus bisa memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang
realitas sosial, analisa sosial dan cara melakukan mobilitas sosial. Pendidikan yang
diinginkan oleh masyarakat adalah proses pendidikan yang bisa mempertahankan dan
meningkatkan keselarasan hidup dalam pergaulan manusia.

I.       MOBILITAS SOSIAL MELALUI PENDIDIKAN


Pendidikan merupakan anak tangga mobilitas yang penting. Bahkan jenis pekerjaan
kasar yang berpenghasilan baik pun sukar diperoleh, kecuali jika seseorang mampu
membaca petunjuk dan mengerjakan soal hitungan yang sederhana. Pada banyak dunia
usaha dan perusahaan industri, bukan hanya terdapat satu, melainkan dua
tangga mobilitas.Yang pertama berakhir pada jabatan mandor, yang lainnya bermula dari
kedudukan “program pengembangan eksekutif,” dan berakhir pada kedudukan pimpinan.
Menaiki tangga mobilitas yang kedua tanpa ijazah pendidikan tinggi adalah sesuatu hal yang
jarang terjadi. Hal ini diduga bahwa bertambah tingginya taraf pendidikan makin besarnya
kemungkinan mobilitas bagi anak-anak golongan rendah dan menengah. Ternyata ini tidak
selalu benar bila pendidikan itu terbatas pada pendidikan tingkat menengah. Jadi walaupun
kewajiban belajar ditingkatkan sampai SMU masih menjadi pertanyaan apakah
mobilitassosial dengan sendirinya akan meningkat. Mungkin sekalitidak akan terjadi
perluasan mobilitas sosial, seperti dikemukakan diatas ijazah SMU tidak lagi memberkan
mobilitas yang lebih besar kepada seseorang. Akan tetapi pendidikan tinggi masih dapat
memberikan mobilitas itu walaupun dengan bertambahnya lulusan perguruan tinggi makin
berkurang jaminan ijazah untuk meningkat dalam status sosial.

J.      STRATEGI PEMBAHARUAN PENDIDIKAN DEMI TERCAPAINYA MOBILITAS


SOSIAL
Pada dasarnya, pendidikan itu hanya salah satu standarsaja. Dari tiga
“jenispendidikan” yang tersedia yakni pendidikan informal, pendidikan formal dan
pendidikan nonformal, tampaknya dua dari jenis yang terakhir lebihbisa diandalkan. Pada
pendidikan formal dunia pekerjaan dan dunia status lebih mempercayai kepemilikan ijazah
tanda lulus seseorang untuk naik jabatan dan naik status. Akan tetapi seiring dengan
perkembangan kemudian mereka lebih mempercayaikemampuan atau skill individu yang
bersifat praktis dari pada harus menghormati kepemilikan ijazah yang kadang tidak sesuai
dengan kompetensi sang pemegang syarat tanda lulus itu. Inilah yang akhirnya memberikan
peluang bagi tumbuhnya pendidikan-pendidikan non formal, yang lebih bisa memberikan
keterampilan praktis pragramatis bagi kebutuhan dunia kerja yang tentunya berpengaruh
pada pencapaian status seseorang. Dalam perspektif lain, dari sisi intelektualitas, memang
orang-orang berpendidikan lebih tinggi derajat sosialnya dalam masyarakat dan biasanya ini
lebih terfokus pada jenjang-jenjang hasil keluaran pendidikan formal. Makin tinggi
sekolahnya makin tinggi tingkat penguasaan ilmunya sehingga dipandang memiliki status
yang tinggi dalam masyarakat.
          Strategi pembaharuan pendidikan merupakan perspektif baru dalam dunia pendidikan
yang mulai dirintis sebagaialternatif untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang
belum diatasi secara tuntas. Jadi pembaharuan pendidikan dilakukan untuk memecahkan
masalah-masalah yang ada dalam dunia pendidikan dan menyongsong arah perkembangan
dunia pendidikan yang lebih memberikan harapan kemajuan kedepan.
          Dalam proses perubahan pendidikan paling tidak memiliki dua peran yang harus
diperhatikan, yaitu:
a.       Pendidikan akan berpengaruh terhadap perubahan masyarakat dan
b.      Pendidikan harus memberikan sumbangan optimal terhadap proses trnasformasi menuju
terwujudnya masyakat madani.
          Proses perubahan sistem pendidikan harus dilakukan secara terencana dengan
langkah-langkah yang strategis, yaitu “mengidentifikasi berbagai problem yang
menghambat terlaksanya pendidikan dan merumuskan langkah-langkah pembaharuan
yang lebih bersifat strategis dan praktissehingga dapat diimplementasikan dilapangan”
langkah-langkah tersebut harusdilakukan secara terencana, sistematis, dan menyentuh
semua aspek, mengantisipasi perubahan yang terjadi, mampu merekayasa terbentuknya
sumber daya manusia yang cerdas, yang memiliki kemampuan inovatif dan mampu
meningkatkan kualitas manusia. Oleh karena itu, pendidikan betul-betulakan berpengaruh
terhadap perubahan kehidupan masyarakat dan dapat memberikan sumbangan optimasi
terhadap proses transformasi ilmu pengetahuan dan pelatihan dan dapat
diimplementasikan dalam kehidupan manusia.

Anda mungkin juga menyukai