1. Pengertian Pendidikan
Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani, yaitu “paedagogie” yang berarti bimbingan yang
diberikan kepada anak, istilah ini kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dengan
“education” yang berarti pengembangan dan bimbingan. Istilah pendidikan dalam islam disebutkan
tarbiyah yang diterjemahkan dengan pendidikan.
Sedangkan menurut terminologi terdapat berbagai definisi pendidikan oleh ahli, diantaranya
sebagaimana yang dikemukakan oleh Ahmad D.Marimba memberikan pengertian pendidikan dengan
bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap peserta didik menuju terbentuknya
pribadi yang utama. Pendidikan dapat juga diartikan sebagai kegiatan seseorang dalam membimbing
dan memimpin anak menuju ke pertumbuhan dan perkembangan secara optimal agar dapat berdiri
sendiri dan bertanggun jawab.
Dalam tiap masyarakat modern terdapat mobilitas sosial atau perpindahan golongan yang cukup
banyak. Orang naik atau turun statusnya dalam berbagai sistem status dalam masyarakat itu yang
didasarkan atas golongan sosial, kekayaan jabatan, kekayaan dan sebagainya. Perpindahan orang dari
golongan sosial yang lain, yang lebih tinggi atau lebih rendah disebut mobilitas sosial vertikal.
Mobilitas sosial ini berarti bahwa individu itu memasuki lingkungan sosial yang berbeda dengan
sebelumnya. Sedangkan menurut Haditono mobilitas sosial adalah perpindahan seorang atau
sekelompok orang dari kedudukannya yang satu ke kedudukan lain. Kedudukan dapat berarti: situasi
tempat, dapat pula berarti status. Berikut adalah pengertian mobilitas sosial menurut para ahli:
a. Menurut
Soerjono Soekanto:Mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu
pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
b. Menurut Kimball
Young dan Raymond W. Mack:Mobilitas sosial adalah suatu mobilitas
dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok
sosial.
c. Menurut
William Kornblum:Mobilitas sosial adalah perpindahan individu-individu,
keluarga-keluarga dan kelompok sosialnya dan satu lapisan ke lapisan sosial lainnya.
f. Menurut Horton dan Hunt: Mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari suatu kelas sosial
ke kelas sosial lainny
Jadi dapat disimpulan bahwa mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau kelompok dari
lapisan (strata sosial) yang satu ke lapisan yang lain. Mobilitas berasal dari bahasa Latin,
yaitu mobilis yang berarti mudah dipindahkan dari satu ke tempat ke tempat lain. Dalam bahasa Indonesia
dapat diartikan dengan “gerak” atau “perpindahan”. Mobilitas sosial merupakan suatu konsep dinamika
sosial yang secara harfiah seringkali diartikan sebagai suatu gerakan yang terjadi akibat berpindah atau
berubah posisi sosial seseorang atau sekelompok orang pada saat yang berbeda.
1. Status Sosial
Setiap manusia secara hierarki berhak untuk memlih atau mengubah status sosial yang
mereka terima sejak lahir. Tetapi hal ini sangat tergantung pada sistem stratifikasi sosial
yang terdapat dalam masyarakat. Pada sistem pelapisan yang terbuka , individu memilik
peluang besar untuk melakukan untuk melakukan mobilitas antar kelas. Sedangkan pada
sistem tertutup, mobilitas sosial individu tetap dapat terjadi meskipun sangat terbatas dan
berjalan lambat. Pada sistem pelapisan tertutup, status yang ada dipaksakan oleh keadaan
untuk diterima. Meskipun terjadi perubahan , berjalan dalam waktu yang lama setelah
melewati beberapa generasi.
2. Keadaan Ekonomi
Terdapat perbedaan latar belakang ekonomi keluarga dari setiap individu. Tetapi, masing-
masing individu pasti berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan keadaan ekonominya
menjadi lebih baik dari semula. Jadi, mobiltas sosialdisebabkan oleh suatu sikap yang tidak
menerima keadaan ekonomi yang sudah dimiliki sebelumnya.
3. Situasi Politik
Situasi politik dalam suatu masyarakat sangat di pengaruhi aspek-aspek lain sehingga
perubahan dan kebijakan politik akan memberikan peluang untuk melakukan
mobiltas vertikal maupun horizontal.
4. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk yang tidak di imbangi dengan penyediaan atau pengembangan
kebutuhan dapat menjadi beban. Hal ini mudah di mengerti karena sejumlah kebutuhan
harus dibagi-bagi untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang semakin banyak jumlahnya
sehingga tingkat kesejahteraan berkurang, bahkan mengarah pada kemiskinan.
Diskriminasi (pembedaan) ras mash banyak terjadi di dunia, baik yang secara terbuka
maupun secara terselubung. Perbedaan ini terutama di rasakan oleh ras minoritas. Biasanya
pemerintah suatu negara menerapkan kebijakan tertentu yang membatasi hak-hak ras
minoritas tersebut, seperti yang terjadi pada ras aborigin di Australia atau ras Indian di
Amerika Serikat.
2. Diskriminasi Kelas
Hambatan juga dapat disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap kelas sosial tertentu.
Misalnya, pada zaman kolonial Belanda di Indonesia, sekolah formal hanya dapat di ikuti
oleh anak-anak Belanda, warga asing (khususnya dari Asia Timur) dan kaum bangsawan
pribumi yang memperoleh dukungan dari pemerintah kolonial Belanda.
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seorang anak berpartisipasi menjadi anggota
masyarakat. Jika proses sosialisasi ini berjalan baik, maka pola-pola prilaku, cara pandang,
dan persepsi, akan tertanam dengan sangat kuat sehingga sulit dipengaruhi oleh unsur-unsur
yang dianut kelas sosial lainnya. Misal, pada umumnya seorang anak yang dibesarkan
dalam keluarga yang tinggal di pedesaan sederhana akan menghayati semua norma dan
nilai-nilai keluarganya, sehingga akan menolak atau bahkan menghindar bila bertemu
dengan tata nilai dan norma dalam masyarakat kota yang dianggap tidak pantas dilakukan.
4. Kemiskinan
Meskipun telah disinggung sebelumnya bahwa sosiologi tidak memandang status sosial pria
lebih tinggi dari pada wanita, namun pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang
memandang bahwa pria lebih superior. Hal ini memengaruhi pencapaian prestasi,
kekuasaan, dan status sosial yang dicapai oleh kebanyakan kaum wanita di seluruh dunia.
1. Angkatan Bersenjata
Seseorang yang tergabung dalam angkatan bersenjata biasabya ikut berjasa dalam membela
nusa dan bangsa sehingga dengan jasa tersebut ia mendapat sejumlah penghargaan dan naik
pangkat.
2. Pendidikan
Pendidikan formal maupun nonformal merupakan saluran untuk mobilitas vertikal yang
sering digunakan, karena melalui pendidikan orang dapat mengubah statusnya. Pendidikan
memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan yang lebih
tinggi. Contoh: Seorang anak dari keluarga miskin mengenyam sekolah sampai jenjang yang
tinggi. Setelah lulus ia memiliki pengetahuan dagang dan menggunakan pengetahuannya itu
untuk berusaha, sehingga ia berhasil menjadi pedagang yang kaya, yang secara otomatis
telah meningkatkan status sosialnya.
3. Organisasi Politik
Seorang angota parpol yang profesional dan punya dedikasi yang tinggi kemungkinan
besar akan cepat mendapatkan status dalam partainya. Dan mungkin bisa menjadi anggota
dewan legislatif atau eksekutif .
4. Lembaga Keagamaan
Lembaga ini merupakan salah satu saluran mobilitas vertikal, meskipun setiap agama
menganggap bahwa setiap orang mempunyai kedudukan yang sederajat tapi pemuka agama
selalu berusaha untuk menaikkan status mereka yang berkedudukan rendah ke kedudukan
yang lebih tinggi.
5. Organisasi Ekonomi
Organisasi ini, baik yang bergerak dalam bidang perusahan maupun jasa umumnya
memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seseorang untuk mencapai mobilitas vertikal
karena dalam organisasi ini posisi sosial bersifat relatif terbuka.
6. Organisasi Profesi
Organisasi profesi lainnya yang dapat dijadikan sebagai saluran mobilitas vertikal, antara
lain ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Ikatan
Sarjana Indonesia (ISPI).
7. Perkawinan
Melalui perkawinan seseorang dapat menaikkan statusnya. Misalnya,seseorang wanita yang
berasal dari keluarga biasa saja menikah dengan pria berstatus sosial ekonominya lebih
tinggi. Hal ini menyebabkan naiknya status sosial nya sang wanita.
8. Organisasi keolahragaan
Melalui organisasi keolahragaan, seseorang dapat meningkatkan status nya ke strata yang
lebih tinggi.
Seseorang yang berhasil naik ke kelas sosial yang lebih tinggi akan termotivasi atau
terdorong untuk lebih berprestasi dan lebih maju sehingga dapat mempertahankan, atau
bahkan meningkatkan, status sosialnya ke jenjang kelas yang lebih tinggi lagi. Misalnya
seorang staf dipromosikan menjadi pemimpin unit di kantornya.
Perubahan sosial adalah perubahan struktur sosial yang meliputi lembaga-lembaga tempat
individu menjadi bagiannya. Melalui mobilitas sosial, seseorang termotivasi untuk
melakukan perubahan pola perilakunya.
Seseorang yang mengalami penurunan ke kelas sosial yang lebih rendah akan mengalami
kecemasan sebab fasilitas dan kemudahan-kemudahan yang sebelumnya dia miliki dan
dinikmati dalam melakukan aktivitas sehari-hari tidak lagi dimiliki.
Keretakan hubungan dalam kelompok primer terjadi ketika salah seorang yang mulanya
merupakan anggota suatu kelompok kemudian mengalami perpindahan kelas sosial ke kelas
sosial yang lebih rendah atau lebih tinggi. Misal, seseorang yang berasal dari kelompok
masyarakat petani di suatu kampung kemudian memperoleh jabatan yang lebih tinggi
disuatu lembaga pemerintahan.
Pendidikan dipandang sebagai jalan untuk mencapai kedudukan yang lebih baik di
dalam masyarakat. Makin tinggi pendidikan yang diperoleh makin besar harapan untuk
mencapai tujuan itu. Dengan demikian terbuka kesempatan untuk ke golongan sosial yang
lebih tinggi. Pendidikan dilihat sebagai kesempatan untuk beralih dari golongan yang satu
kegolongan yang lebih tinggi. Dikatakan bahwa pendidikan merupakan jalan bagi mobilitas
sosial. Pada zaman dahulu keturunanlah yang menentukan status sosial seseorang yang sukar
ditembus karna sistem golongan yang ketat. Para tokoh-tokoh pendidikan banyak yang
menaruh kepercayaan akan keampuhan pendidikan untuk mengubah dan memperbaiki nasib
seseorang. Dengan memperluas dan meratakan pendidikan diharapkan dicairkannya batas-
batas golongan-golongan sosial. Diharapkan kesempatan belajar yang sama membuka jalan
bagi seriap peserta didik untuk memperoleh pekerjaan yang diinginkannya. Kewajiban
belajar atau pendidikan universal memberikan pengetahuan dan keterampilan yang sama
bagi semua peserta didik dari semua golongan sosial. Dengan demikian perbedaan golongan
sosial akan dikurangi sekalipun tidak dapat dihapuskan sepenuhnya. Dalam kenyataan cita-
cita itu tidak mudah diwujudkan.
Hubungan antara pendidikan dengan mobilitas seperti yang dikemukakan Robert G.
Burgess dalam Bahar (1989: 37) bahwa sistem pendidikanlah yang menjadi mekanisme
mobilitas sosial. Pendapat Ivan Reid (1989: 37) menyatakan bahwa pendidikan memainkan
peranan penting dalam mobilitassosial sekalipun tidak tertuju pada penempatan pekerjaan
tertentu. Berkaitan dengan peranan pendidikan dalam mobilitas sosial, kita mengetahui
bahwa kualifikasi pendidikan harus dihubungkan secara langsung dengan jenis pekerjaan.
Ada beberapa hal dalam melihat hubungan antara pendidikan dengan mobilitas sosial
yaitu: kesempatan pendidikan yang banyak ditentukan oleh faktor-faktor tertentu antara lain
kedudukan atau status sosial masyarakat. Kalangan masyarakat bawah menginginkan
terjadinya perubahan atau mobilitas sosial melaui pendidikan. Selain itu juga untk
mendapatkan pekerjaan, kualifikasi pendidikan ada hubungannya dengan jenis pekerjaan,
akan tetapi tidak semua orang yang berkualifikasi tinggi dalam pendidikan mendapatkan
yang cocok dengan pekerjaannya. Kesempatan pekerjaan antara satu daerah dengan daerah
lainnya berbeda-beda karena mobilitas sosial dipengaruhi adanya pendidikan, maka
pendidikan menghasilkan kualifikasi yang lebih banyak.Jadi secara singkat hubungan
dengan mobilitas sosial dipengaruhi kesempatan memperoleh pekerjaan sesuai dengan
kualifikasi pendidikannya. Sehingga apabila ingin mobilitas sosial semakin baik maka
kesempatan memperoleh pendidikan semakin baik, dan hasil pendidikan sesuai dengan
kebutuhan lapangan pekerjaan.