A. Tujuan Pembelajaran
Kompetensi Sikap
1. Menghargai dan menghayati manusia harus berusaha merubah nasib
Kompetensi sosial
1. Menunjukkan perilaku percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
Kompetensi Pengetahuan
1. Siswa dapat mengidentifikasi mobilitas sosial dalam lingkungan masyarakat
2. Siswa dapat mengilustrasikan contoh mobilitas sosial dalam lingkungan
masyarakat
3. Siswa dapat menganalisis saluran-saluran Mobilitas Sosial
Kompetensi Keterampilan
1. Membuat laporan hasil diskusi tentang saluran saluran mobilitas sosial
2. Siswa dapat mesketsakan saluran-saluran mobilitas sosial
B. Uraian Materi
1. Pengertian Mobilitas Sosial
a. Mobilitas sosial menurut pandangan islam
Agama memegang peranan penting dalam mobilitas sosial khususnya agama
Islam. Dalam Surat Ar Ra’du:11 Allah SWT berfirman:
Artinya:
“Sesungguhnya Allah tidak merubah nasib suatu kaum sehingga kaum itu berusaha
merubah nasib mereka”. QS. Ar Ra’du:11
Islam selalu mendorong ummatnya untuk melakukan gerakan perubahan sosial ke arah
mobilitas sosial vertikal ke atas (climmbing).
Dalam sebauah Hadits Rasulullah SAW memotivasi untuk terus bekerja menjadi yang
terbaik:
Artinya:“Barangsiapa yang harinya (hari ini) lebih baik dari sebelumnya, maka
ia telah beruntung, barangsiapa harinya seperti sebelumnya, maka ia telah merugi, dan
barangsiapa yang harinya lebih jelek dari sebelumnya, maka ia tergolong orang-orang
yang terlaknat” (HR. Al Baihaqi)
Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan atau
banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial yang ada pada istilah
tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga
dalam kelompok sosial. Mobilitas Sosial (Gerakan sosial) adalah perubahan, pergeseran,
peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya
Ada beberapa pendapat para ahli tentang pengertian Mobilitas Sosial, di
antaranya:
1. Menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah
suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur
organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat hubungan
antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan
kelompoknya.
2. William Kornblum (1918: 172), Mobilitas sosial adalah perpindahan
individu-individu, keluarga-keluarga, dan kelompok sosialnya dari satu
lapisan ke lapisan sosial lainnya.
3. Michael S. Bassis (1988: 276), Mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas
atau ke bawah lingkungan sosial ekonomi yang mengubah status sosial
seseorang dalam masyarakat.
4. H. Edward Ransfrod (Sunarto, 2001: 108), Mobilitas sosial adalah
perpindahan ke atas atau ke bawah dalam lingkungan sosial secara hirarki.
5. Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu
kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke
strata yang lainnya.
Jadi, mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang
dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain. Misalnya, seorang gur yang tidak puas
dengan pendapatannya beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha properti dan
berhasil dengan gemilang.
Dilihat dari arah pergerakannya terdapat dua bentuk mobilitas sosial , yaitu
mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal.
Mobilitas sosial vertikal dapat dibedakan lagi menjadi social sinking dan social
climbing. Sedangkan mobilitas horizontal dibedakan menjadi mobilitas sosial antar
wilayah (geografis) dan mobilitas antar generasi.
1. Mobilitas vertikal
Sosial climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan status atau
kedudukan seseorang Sosial climbing memiliki dua bentuk, yaitu :
- Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih
tinggi, dimana status itu telah tersedia. Contoh: A adalah dosen biasa di
salah satu Perguruan Tinggi, karena memenuhi persyaratan, ia diangkat
menjadi dekan fakultas
- Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial
yang sudah ada. Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan
seseorang untuk menjadi ketua dari organisasi baru tersebut, sehingga status
sosialnya naik. Seperti seorang anggota partai yang mendirikan partai baru
dan dia menjadi ketua.
Adapun penyebab sosial climbing adalah sebagai berikut :
a. Mobilitas sosial antar wilayah/ geografis. Gerak sosial ini adalah perpindahan
individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi,
urbanisasi, dan migrasi.
b. Mobilitas antargenerasi. Mobilitas antargenerasi secara umum berarti
mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak,
generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan
taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan
pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status
sosial suatu generasi ke generasi lainnya. Contoh: Seorang petani yang hanya
menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil
mendidik anaknya menjadi seorang direktur. Contoh ini menunjukkan telah
terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.
Mobilitas antargenerasi dibedakan menjadi dua, yaitu mobilitas intragenerasi
dan mobilitas intergenerasi.
a. Mobilitas intragenerasi adalah mobilitas yang dialami oleh seseorang
atau sekelompok orang dalam satu generasi yang sama. Contoh:
Seseorang yang awalnya hanya sebagai tukang ojek dengan motor
sewaan, namun, karena ketekunannya dalam bekerja dan mungkin
juga keberuntungan, ia kemudian memiliki motor sendiri bahkan
sampai beberapa motor yang bisa disewakan kepada orang lain
akhirnya menjadi tukang ojek yang sukses. Contoh lain, Seorang
bapak yang memiliki dua orang anak, yang pertama bekerja sebagai
nelayan dan anak kedua awalnya juga sebagai nelayan. Namun anak
kedua lebih beruntung daripada kakaknya, karena ia dapat mengubah
statusnya dari nelayan menjadi seorang pengusaha pengekspor ikan.
Sementara sang kakak tetap menjadi nelayan. Perbedaan status sosial
juga dapat disebut sebagai mobilitas intragenerasi.
b. Mobilitas Intergenerasi adalah perpindahan status atau kedudukan
yang terjadi diantara beberapa generasi.
Mobilitas intergenerasi dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan
harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Contohnya
ketidakseimbangan jumlah lapangan kerja yang tersedia dibandingkan
dengan jumlah pelamar kerja.
a. Struktur Pekerjaan
Faktor individu ini lebih menekankan pada kualitas dari orang perorang,
baik dilihat dari tingkat pendidikan, penampilan maupun keterampilan
pribadinya.
a. Perbedaan Kemampuan
“Sesungguhnya Allah tidak merubah nasib suatu kaum sehingga kaum itu
berusaha merubah nasib mereka”. QS. Ar Ra’du:11
Islam selalu mendorong ummatnya untuk melakukan gerakan perubahan sosial
ke arah mobilitas sosial vertikal ke atas (climmbing).
Dalam sebauah Hadits Rasulullah SAW memotivasi untuk terus bekerja
menjadi yang terbaik:
Artinya:“Barangsiapa yang harinya (hari ini) lebih baik dari sebelumnya,
maka ia telah beruntung, barangsiapa harinya seperti sebelumnya, maka ia
telah merugi, dan barangsiapa yang harinya lebih jelek dari sebelumnya,
maka ia tergolong orang-orang yang terlaknat” (HR. Al Baihaqi)
Saluran mobilitas sosial adalah tempat atau lembaga yang bisa dijadikan seseorang
atau kelompok orang untuk melakukan perubahan status sosial. Pitirim A. Sorokin
menyatakan bahwa mobilitas sosial mempunyai saluran- saluran yang disebut
social circulation sebagai berikut:
1. Angkatan bersenjata (tentara); terutama dalam masyarakat yang dikuasai oleh
sebuah rezim militer atau dalam keadaan perang. Seseorang yang tergabung
dalam angkatan bersenjata biasanya ikut berjasa dalam membela nusa dan
bangsa sehingga dengan jasa tersebut ia mendapat sejumlah penghargaan dan
naik pangkat.
2. Lembaga keagamaan. Contohnya tokoh organisasi massa keagamaan yang
karena reputasinya kemudian menjadi tokoh atau pemimpin di tingkat
nasional. Lembaga ini merupakan salah satu saluran mobilitas vertikal,
meskipun setiap agama menganggap bahwa setiap orang mempunyai
kedudukan yang sederajat.
3. Lembaga pendidikan. Pendidikan baik formal maupun nonformal merupakan
saluran untuk mobilitas vertikal yang sering digunakan, karena melalui
pendidikan orang dapat mengubah statusnya. Lembaga-lembaga pendidikan
pada umumnya merupakan saluran yang konkret dari mobilitas vertikal ke
atas, bahkan dianggap sebagai social elevator (perangkat) yang bergerak dari
kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Pendidikan
memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan
yang lebih tinggi. Contoh: Seorang anak dari keluarga miskin mengenyam
sekolah sampai jenjang yang tinggi. Setelah lulus ia memiliki pengetahuan
dagang dan menggunakan pengetahuannya itu untuk berusaha, sehingga ia
berhasil menjadi pedagang yang kaya, yang secara otomatis telah
meningkatkan status sosialnya
1. Dampak Positif
Kunci jawaban:
1. A 6. D
2. C 7. D
3. A 8. D
4. B 9.A
5. B 10. B
Petunjuk Penilaian Soal Pilihan Ganda
Nomor Soal Bobot Soal
1-10 10
Jumlah skor
100
Maksimal
Achmad, Noviani. 2019. Modul IPS Pola Perilaku Kehidupan Manusia dalam Pembangunan dan
Aplikasinya dalam Pembelajaran IPS. Jakarta: Kemendikbud
Kamanto, Soekarto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Fakultas Ekonomi UI
Mukminan, dkk. 2017. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Mukminan, dkk. 2017. Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.