Anda di halaman 1dari 10

Materi Ajar IPS Kelas 8 Semester 1

PENGARUH INTERAKSI SOSIAL TERHADAP KEHIDUPAN


SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan
peran anggotanya. Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah
dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial yang ada
pada istilah tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok
warga dalam kelompok sosial. Jadi, mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau
sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain. Misalnya, seorang pensiunan
pegawai rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan
berhasil dengan gemilang.

1. Mobilitas vertikal
Mobilitas Vertikal : adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau
sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal mempunyai dua
bentuk yang utama :
 Mobilitas vertikal keatas
 Mobilitas vertikal ke bawah

A. Mobilitas vertical ke atas (Sosial Climbing)


Sosial climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan status atau
kedudukan seseorang. Sosial climbing memiliki dua bentuk, yaitu :
 Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi,
dimana status itu telah tersedia. Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah
satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah.
 Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial yang
sudah ada. Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk
menjadi ketua dari organisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya naik.

Adapun penyebab sosial climbing adalah sebagai berikut :


 Melakukan peningkatan prestasi kerja
 Menggantikan kedudukan yang kosong akibat adanya proses peralihan generasi

B. Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking) Sosial sinking merupakan proses


penurunan status atau kedudukan seseorang. Proses sosial sinking sering kali
menimbulkan gejolak psikis bagi seseorang karena ada perubahan pada hak dan
kewajibannya.
Social sinking dibedakan menjadi dua bentuk :
 Turun nya kedudukan seseorang ke kedudukan lebih rendah. Contoh: seorang
prajurit dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan
tugasnya.
 Tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial. Contoh Tim
Juventus terdegradasi ke seri B.

Penyebab sosial sinking adalah sebagai berikut.:


  Berhalangan tetap atau sementara.
  Memasuki masa pensiun.
 Berbuat kesalahan fatal yang menyebabkan diturunkan atau di pecat dari
jabatannya.

2. Mobilitas horizontal 
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang
dalam lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal merupakan
peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke
kelompok sosial lainnya yang sederajat.

Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan
seseorang dalam mobilitas sosialnya.
 Contoh: Pak Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti
kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas
sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang
dilakukan Pak Amir tidak merubah status sosialnya.

Mobilitas social horizontal dibedakan dua bentuk :


 Mobilitas social antar wilayah/ geografis Gerak sosial ini adalah perpindahan individu
atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan
migrasi.Cara untuk melakukan mobilitas sosial
 Mobilitas antargenerasi Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua
generasi atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan
seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau
turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu
sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya.
Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya
hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pengacara.
Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.

Mobilitas antargenerasi dibedakan menjadi dua, yaitu mobilitas intragenerasi dan


mobilitas intergenerasi.
 Mobilitas intragenerasi adalah  mobilitas yang dialami oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam satu generasi yang sama.
Contoh: Pak Darjo awalnya adalah seorang buruh. Namun, karena ketekunannya
dalam bekerja dan mungkin juga keberuntungan, ia kemudian memiliki unit usaha
sendiri yang akhirnya semakin besar.
Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang anak, yang pertama bernama Endra
bekerja sebagai tukang becak, dan Anak ke-2, bernama Ricky, yang pada awalnya
juga sebagai tukang becak. Namun, Ricky lebih beruntung daripada kakaknya, karena
ia dapat mengubah statusnya dari tukang becak menjadi seorang pengusaha.
Sementara Endra tetap menjadi tukang becak. Perbedaan status sosial antara Endra
dengan adiknya ini juga dapat disebut sebagai mobilitas intragenerasi.
 Mobilitas Intergenerasi adalah perpindahan status atau kedudukan yang terjadi
diantara beberapa generasi.
Mobilitas intergenerasi dibedakan menjadi dua yaitu:
 Mobilitas intergenerasi naik
 Mobilitas intergenerasi turun Contoh : Kakeknya seorang bupati, bapaknya seorang
camat dan anaknya sebagai kepala desa.(intergenerasi turun)
Gambar 1. Seorang direktur sedang mengadakan pertemuan dengan staf atau bawahannya.

Perhatikan gambar seorang direktur dan bawahannya pada gambar di atas.Pernahkah


kalian memikirkan bagaimana seseorang dapat menjadi direktur perusahaan?Apakah kalian
pernah bercita-cita menjadi direktur perusahaan?Apakah staf atau bawahan direktur
perusahaan dapat menjadi direktur.Menjadi direktur perusahaan itu tidak mudah. Ada
beragam cara untuk menjadi seorang direktur. Salah satu cara yang paling mudah adalah
merintis karier sebagai karyawan biasa, menjalankan tugas dan tanggung jawab sebaik-
baiknya sehingga mencapai prestasi dan promosi, dan pada akhirnya menduduki jabatan
direktur. Seorang karyawan yang berprestasi hingga menduduki jabatan direktur merupakan
contoh mobilitas sosial.

Gambar 2. Seorang kepala sekolah biasanya diangkat karena prestasinya sebagai guru yang
baik.

Bu Mendila adalah seorang guru di salah satu sekolah di Provinsi Papua.Sebagai guru IPS,
Bu Mendila menjalankan tugas dengan baik.Bukan hanya mengajar saja, Bu Mendila juga
melaksanakan administrasi dengan penuh tanggung jawab.Berbagai kegiatan sekolah yang
menjadi tanggung jawabnya dilaksanakan dengan baik.Karena berbagai prestasinya, Bu
Mendila diangkat menjadi kepala sekolah.Gerak sosial dari seorang guru menjadi kepala
sekolah atau naik jabatan pada kasus Bu Damaris Mendila merupakan salah satu bentuk
mobilitas sosial vertikal.

Pluralitas
Pengertian Pluralitas (plurality) dalam Muhammad Yusri FM adalah konsep yang
mengandaikan adanya ‘hal-hal yang lebih dari satu (many).
Secara Umum Definisi pluralitas adalah merupakan konsep keadaan yang lebih dari satu
dengan harapan dapat menumbuhkan pemahaman untuk membangun saling pengertian agar
dapat memperkokoh kebersamaan menghadapi kesatuan nasib manusia secara kolektif.
menurut Ahmad Suaedy (Direktur Eksekutif the Wahid Institute, Jakarta) mendefinisikan
dalam dataran tertentu, Pluralitas adalah bentuk hubungan antar manusia. Hubungan itu tidak
pernah ada dalam ruang kosong, melainkan senantiasa dipengaruhi konteks tempat dan
waktu. Karenanya, arah pendulum ke kanan dan ke kiri hubungan itu akan selalu bisa diikuti
perubahannya dari waktu ke waktu.

Sikap Yang Mencerminkan Pluralitas


1. Hidup dalam Perbedaan (Sikap Toleransi/Tasamuh). sikap toleransi dapat diartikan,
kesiapan dan kemampuan batin untuk menerima orang lain yang berbeda secara
hakiki meskipun terdapat konflik dengan pemahaman tentang jalan hidup yang baik
dan layak menurut pandangan pribadi kita.
2. Sikap Saling Menghargai. adalah sikap mendudukkan semua manusia dalam relasi
kesetaraan, tidak ada superioritas maupun inferioritas.
3. Saling Percaya (Husnudzan). Rasa saling percaya adalah salah satu unsur terpenting
dalam relasi antarsesama manusia (modal sosial) untuk penguatan kultural suatu
masyarakat. Kecurigaan dan khianat merupakan awal yang buruk dalam membangun
komunikasi lintas batas, sebaliknya senantiasa berprasangka baik (husnudzan) dan
memelihara kepercayaan adalah unsur yang harus ditekankan.
4. Interdependen (sikap saling membutuhkan/saling ketergantungan). Manusia adalah
makhluk sosial (homo socius), antara satu dengan yang lainnya adalah saling
membutuhkan dan saling melengkapi. Hal ini menuntut agar orang selalu bekerja
sama dan bertanggung jawab satu dengan yang lain. Kondisi seperti ini hanya dapat
terjadi dalam tatanan sosial yang sehat, dimana manusia saling memelihara hubungan
sosial yang kokoh.
Gambar 3.Keragaman agama di Indonesia membuktikan Indonesia bangsa yang religius.

 Perbedaan Agama

Gambar4. Masjid dan Gereja

Masjid sebagai tempat ibadah umat Islam. Gereja sebagai tempat ibadah umat Protestan.

Gambar 5. Pura dan Wihara


Pura sebagai tempat ibadah umat Hindu. Wihara sebagai tempat ibadah umat Buddha
 Keragaman Budaya

Gambar 6. Tari Kecak


Tarian Kecak dan Saman merupakan bukti keragaman budaya masyarakat Indonesia.

Integrasi dalam Kehidupan Sosial

Gambar 7. Demo buruh terhadap majikan menuntut kenaikan upah.


Gambar 8. Penolakan pembangunan bandara di Temon, Kulonprogo Yogyakarta merupakan
contoh adanya perbedaan kepentingan dalam pembangunan

Konflik dan Integrasi dalam kehidupan Sosial


1. Konflik dalam Kehidupan Sosial
a. Pengertian Konflik
Konflik merupakan proses social yang bersifat antagonistic dan terkadang tidak bisa
diserasikan karena dua belah pihak yang berkonflik memiliki tujuan, sikap, dan struktur
nilai yang berbeda, yang tercermin dalam berbagai bentuk perilaku perlawanan, baik
yang halus, terkontrol, tersembunyi, tidak langsung, terkamuflase maupun yang terbuka
dalam bentuk Tindakan kekerasan

b. Fantor-Faktor Penyebab Konflik Sosial


 Perbedaan Individu
 Perbedaan latar belakang kebudayaan
 Perbedaan kepentingan
 Perubahan-perubahan nilai yang cepat

c. Akibat Konflik Sosial


 Meningkatnya solidaritas sesame anggota kelompok
 Retaknya hubungan antarindividu atau kelompok
 Terjadinya perubahan kepribadian para individu
 Rusaknya harta benda dan bahkan hilangnya nyawa manusia
 Terjadinya akomodasi, dominasi,bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat
dalam pertikaian

d. Cara Menangani Konflik Sosial


 Reconciliation (rekonsiliasi)
 Mediation (Mediasi)
 Toleransi
 Compromise (Kompromi)
 Genjatan Senjata
 Abitration (abitrasi)
 Adjudication (ajudikasi)
 Stalemate (pernyataan)
 Coersion

2. Integrasi Sosial
Integrasi social adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat
sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebut dapat meliputi ras,
etnis, agama, Bahasa, kebiasaan, system nilai, dan lain sebagainya.

a. Syarat Terbentuknya Integrasi Sosial


1. Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan
mereka
2. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (consensus) Bersama mengenai
nilai dan norma
3. Nilai dan norma social itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten

b. Faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya proses integrasi :


 Homogenitas kelompok
 Besar kecilnya kelompok
 Mobilitas geografi
 Efektifitas komunikasi

c. Bentuk-bentuk integrasi social


 Integrasi Normatif
 Integrasi Fungsional
 Integrasi Koersif

d. Proses integrasi
1. Akulturasi
2. Asimilasi

e. Faktor pendorong integrasi social


 Adanya toleransi terhadap kebudayaan yang berbeda
 Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi
 Adanya sikap positif terhadap kebudayaan lain
 Adanya sikap terbuka dari golongan yang berkuasa
 Adanya kesamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
 Adanya perkawinan campur
 Adanya musuh Bersama dari luar

Anda mungkin juga menyukai