Anda di halaman 1dari 4

MOBILITAS SOSIAL

Cahya Dwi Putra/08/VIII 3

SMP NEGERI 1 KLIRONG


2020
Pengertian mobilitas sosial :
perpindahan status seseorang atau kelompok dari satu kedudukan ke kedudukan lain.

Bentuk-bentuk mobilitas sosial :

1. Mobilitas sosial horizontal : perpindahan status pada lapisan yang sama atau sederajat.
Contoh : Pak Fajar, yang sebelumnya mengajar di SMK, sekarang mengajar di SMA.

2. Mobilitas sosial vertikal : perpindahan status pada lapisan yang berbeda atau tidak sederajat.
a. Vertikal naik
Contoh : Ketika masih remaja, para perwira tinggi TNI adalah taruna Akademi Militer.

b. Vertikal turun 
Contoh : Seorang pengusaha yang pada awalnya sukses kemudian bangkrut.

Vertikal naik-turun
Contoh :
Seorang anggota TNI yang sangat berprestasi berhasil mencapai pangkat perwira tinggi di
kesatuannya, namun ia harus pensiun karena faktor usia.

Bentuk mobilitas sosial terkait dengan generasi : 

1. Mobilitas intragenerasi : mobilitas yang terjadi dalam satu generasi.


Mobilitas intragenerasi bisa digunakan untuk:
a. satugenerasi dalam keluarga (kakak dan adik)
b. satu angkatan

Contoh :
Kakak dokter, adiknya guru. (Mobilitas intragenerasi vertikal turun) => satu generasi dalam keluarga
Mantan pejuang menjadi pengusaha. (Mobilitas intragenerasi vertikal naik) => satu angkatan

2. Mobilitas antargenerasi : mobilitas yang terjadi pada dua generasi atau lebih.
Contoh : Ayah dokter, anaknya dokter. (Mobilitas antargenerasi horizontal)

Mobilitas geografis : perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain.
Contoh : urbanisasi dan transmigrasi.

Faktor pendorong mobilitas sosial :


a. perubahan kondisi sosial
b. ekspansi teritorial (perluasan daerah)
c. pembagian kerja
d. situasi politik

Faktor penghambat mobilitas sosial :


a. tingkat pendidikan yang rendah
b. sudah puas dengan apa yang dimiliki
c. diskriminasi kelas
d. kemiskinan 
Cara mobilitas sosial :
a. perubahan standar hidup
b. perubahan tempat tinggal
c. perubahan tingkah laku
d. perubahan nama
e. pernikahan
f. bergabung dengan asosiasi tertentu

Contoh cara mobilitas sosial dengan perubahan tempat tinggal:


Keluarga A sebelumnya tinggal di kampung kemudian pindah ke perumahan elit. 

Saluran mobilitas sosial vertikal naik :


a. organisasi politik
b. organisasi ekonomi
c. perkawinan
d. organisasi keagamaan
e. organisasi pendidikan
f. angkatan bersenjata

Proses mobilitas sosial seorang individu atau kelompok melalui saluran-saluran dalam masyarakat
dinamakan sirkulasi sosial.

Contoh sirkulasi sosial melalui organisasi politik :


Ahmad Heryawan adalah kader Partai Keadilan Sejahtera. Ia menjadi gubernur Jawa Barat dengan
dukungan dari Partai Keadilan Sejahtera. 

Lembaga pendidikan merupakan elevator sosial karena lembaga pendidikan dapat mengantarkan


seseorang ke lapisan sosial atas, tahap demi tahap.
Penjelasannya: seseorang yang hanya lulusan SD/SMP/SMA tentu akan mendapatkan peluang
pekerjaan yang berbeda (dan gaji yang tentu juga berbeda) dengan yang lulusan S1.

Akibat mobilitas sosial :


a. Konflik
b. Penyesuaian

Contoh :
Bila terjadi persaingan untuk merebutkan posisi tinggi dalam perusahaan, pihak yang gagal mungkin
tidak suka, kemudian konflik dengan pihak yang berhasil. Atau pihak yang gagal menerima kegagalan
danmenyesuaikan diri dengan pihak yang berhasil.
Gerak sosial dalam kedudukan dan peran Di dalam kedudukan dan peran sosial terdapat dua dimensi
gerak sosial yang cukup prinsip. Gerak sosial tersebut adalah: Mobilitas sosial horizontal Terjadi bila
terdapat perubahan kedudukan pada strata yang sama. Perubahan kedudukan terjadi pada orang yang
sama disebut mobilitas sosial horizontal intragenerasi. Kedudukan seseorang dapat naik atau turun
pada lapisan yang sama, tanpa mengubah kedudukan yang bersangkutan. Tetapi peran yang dipegang
seseorang dapat berubah. Jika dihubungkan dengan imbalan seseorang, perubahan kedudukan secara
horizontal tidak memengaruhi tingkat imbalan orang yang bersangkutan. Misalnya, Seorang menteri
pertanian menjabat selama lima tahun atas tugas Presiden. Kemudian pada pergantian kabinet
berikutnya, yang bersangkutan diserahi tugas sebagai menteri perindustrian. Baca juga: Menilik
Fungsi Sosial Masjid sebagai Sumber Kemaslahatan Masyarakat Contoh lainnya, seseorang bekerja
sebagai sekretaris, kemudian dipindahkan menjadi bendahara. Orang tersebut tetap mendapatkan gaji
yang sama. Pergeseran tersebut tidak menaikkan atau menurunkan posisi yang bersangkutan, hanya
saja membutuhkan penyesuaian diri di tempat yang baru. Eratnya hubungan sosial dan kerja sama
yang telah terbina di kelompok yang ditinggalkan, dijalin kembali di kelompok yang baru. Mobilitas
sosial horizontal intergenerasi terjadi bila anak dan orangtuanya berbeda pekerjaan, tetapi memiliki
kedudukan sosial yang sama. Misalnya seorang ayah memiliki kedudukan pegawai negeri dan
berperan sebagai guru di sebuah SMA salah satu aerah, anaknya menjadi pegawai negeri di kantor
pemerintah. Keduanya, memiliki kedudukan yang sama, tetapi peran yang berbeda. Mobilitas
intragenerasi terjadi apabila orangtua dan anak memiliki kedudukan yang sama, tetapi peran berbeda.
Dengan kata lain, suatu generasi tidak menurunkan segalanya kepada generasi berikutnya. Baca juga:
10 Warga Meninggal karena Muntaber, Status KLB Belum Diberlakukan di Tanimbar Mobilitas
sosial vertikal Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan seorang atau kelompok dari suatu
kedudukan sosial ke kedudukan sosial lain yang tidak sederajat. Mobilitas sosial vertikal terbagi
menjadi dua, yaitu naik dan turun. Hal ini karena kedudukan seseorang bisa mengalami penurunan,
bisa juga mengalami kenaikan. Mobilitas sosial vertikal naik memiliki dua bentuk utama, yaitu:
masuknya individu yang memiliki kedudukan rendah ke tingkat kedudukan yang lebih tinggi.
Pembentukan suatu kelompok sosial baru kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari
orang-orang pembentuk kelompok tersebut. Sedangkan mobilitas vertikal menurun juga memiliki dua
bentuk utama, yaitu: Turunnya kedudukan seseorang ke tingkat yang lebih rendah dari sebelumnya.
Turunnya derajat sekelompok orang dari tingkat sebelumnya, yang disebut dengan desintegrasi atau
degradasi. Baca juga: Mahfud: Jokowi Harus Keluarkan Keppres jika Ingin Cabut Status WNI
Terduga Teroris Ciri-ciri mobilitas sosial vertikal Mobilitas sosial vertikal memiliki beberapa ciri,
sebagai berikut: Masyarakat yang bersangkutan adalah masyarakat yang terbuka. Artinya lapisan atau
kelas sosial di masyarakat tidak menutup kemungkinan untuk naik turunnya kedudukan anggota
masyarakat. Setiap warga negara memiliki kedudukan hukum yang sama tingginya. Gerak naik ke
lapisan kedudukan yang lebih tinggi mengandalkan kesanggupan seseorang mengatasi sistem seleksi
yang berat. Mobilitas sosial vertikal memiliki dua bentuk, yaitu mobilitas vertikal intragenerasi dan
mobilitas vertikal intergenerasi. Penjelasannya sebagai berikut: Mobilitas vertikal intragenerasi adalah
mobilitas sosial yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok itu sendiri. Mobilitas vertikal
intergenerasi adalah mobilitas sosial tidak dilakukan langsung oleh seseorang atau kelompok.
Melainkan keturunannya, baik anak maupun cucu. Prinsip umum mobilitas sosial vertikal Mobilitas
sosial vertikal memiliki prinsip umum sebagai berikut: Hampir tidak ada masyarakat yang sistem
sosialnya bersifat tertutup sama sekali. Meski terbuka sistem sosialnya, tidak mungkin mobilitas
sosial vertikal dilakukan sebebas-bebasnya. Hal ini karena tidak mungkin ada stratifikasi sosial yang
menjadi ciri tetap di setiap masyarakat. Mobilitas sosial vertikal berlaku umum bagi semua
masyarakat karena setiap masyarakat memiliki ciri tersendiri bagi mobilitas sosial vertikal. Laju
mobilitas sosial vertikal dapat disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan pekerjaan yang masing-
masing berbeda.

Anda mungkin juga menyukai