Anda di halaman 1dari 5

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

NAMA : FETI CHOIRUMAWATI


NIM : 151419083
KELAS : 2C
Soal :
1. Apa yang dimaksud dengan mobilitas sosial?
2. Apa yang dimaksud dengan mobilitas vertikal dan horisontal? Berikan masing-masing
contohnya.
3. Jelaskan hubungan antara pendidikan dan mobilitas sosial?
4. Jelaskan hubungan antara tingkat sekolah dan mobilitas sosial?
5. Jelaskan dampak positif dan negatif mobilitas sosial dan berilah contohnya!
Jawaban :
1. PENGERTIAN MOBILITAS SOSIAL
Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun
penurunan status dan peran anggotanya. Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang
berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain.
Kata sosial yang ada pada istilah tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan
seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial. Jadi, mobilitas sosial adalah
perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan
yang lain. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen beralih
pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang.
2. MOBILITAS VERTICAL DAN MOBILITAS HORIZONTAL
a. Mobilitas Vertikal
Mobilitas Vertikal : adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau
sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal mempunyai dua
bentuk yang utama :
1) Mobilitas vertikal keatas
Mobilitas vertical ke atas (Sosial Climbing) adalah mobilitas yang terjadi karena
adanya peningkatan status atau kedudukan seseorang Sosial climbing memiliki dua
bentuk, yaitu : Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang
lebih tinggi, dimana status itu telah tersedia.
Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi
persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah. Terbentuknya suatu kelompok baru
yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah ada. Contoh: Pembentukan
organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari organisasi baru
tersebut, sehingga status sosialnya naik. Adapun penyebab sosial climbing adalah
sebagai berikut : Melakukan peningkatan prestasi kerja Menggantikan kedudukan
yang kosong akibat adanya proses peralihan generasi.
2) Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking)
Sosial sinking merupakan proses penurunan status atau kedudukan seseorang.
Proses sosial sinking sering kali menimbulkan gejolak psikis bagi seseorang karena
ada perubahan pada hak dan kewajibannya. Social sinking dibedakan menjadi dua
bentuk : Turun nya kedudukan seseorang ke kedudukan lebih rendah. Contoh:
seorang prajurit dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika
melaksanakan tugasnya. Tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan
sosial.
Contoh Tim Juventus terdegradasi ke seri B. Penyebab sosial sinking adalah
sebagai berikut.: Berhalangan tetap atau sementara, Memasuki masa pension, Berbuat
kesalahan fatal yang menyebabkan diturunkan atau di pecat dari jabatannya.
b. Mobilitas horizontal
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok
orang dalam lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal
merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok
sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Ciri utama mobilitas horizontal
adalah tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas
sosialnya.
Contoh: Pak Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti
kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas
sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang
dilakukan Pak Amir tidak merubah status sosialnya.
Mobilitas social horizontal dibedakan dua bentuk : Mobilitas social antar wilayah/
geografis Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu
daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.Cara untuk
melakukan mobilitas sosial Mobilitas antargenerasi Mobilitas antargenerasi secara
umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi
anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan
taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada
perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu
generasi ke generasi lainnya. Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia
hanya menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik
anaknya menjadi seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas
vertikal antargenerasi.
Mobilitas antargenerasi dibedakan menjadi dua, yaitu mobilitas intragenerasi dan
mobilitas intergenerasi. Mobilitas intragenerasi adalah mobilitas yang dialami oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam satu generasi yang sama. Contoh: Pak Darjo
awalnya adalah seorang buruh. Namun, karena ketekunannya dalam bekerja dan
mungkin juga keberuntungan, ia kemudian memiliki unit usaha sendiri yang akhirnya
semakin besar. Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang anak, yang pertama
bernama Endra bekerja sebagai tukang becak, dan Anak ke-2, bernama Ricky, yang
pada awalnya juga sebagai tukang becak. Namun, Ricky lebih beruntung daripada
kakaknya, karena ia dapat mengubah statusnya dari tukang becak menjadi seorang
pengusaha. Sementara Endra tetap menjadi tukang becak. Perbedaan status sosial
antara Endra dengan adiknya ini juga dapat disebut sebagai mobilitas intragenerasi.
Mobilitas Intergenerasi adalah perpindahan status atau kedudukan yang terjadi
diantara beberapa generasi. Mobilitas intergenerasi dibedakan menjadi dua yaitu: 
Mobilitas intergenerasi naik  Mobilitas intergenerasi turun Contoh : Kakeknya
seorang bupati, bapaknya seorang camat dan anaknya sebagai kepala desa.
(intergenerasi turun)
3. HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DAN MOBILITAS SOCIAL
Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk melakukan
pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi peserta didik.
Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang
yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, akibat dari
kurangnya pengetahuan
4. HUBUNGAN ANTARA TINGKAT SEKOLAH DAN MOBILITAS SOCIAL

5. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF MOBILITAS SOSIAL


1) Dampak Positif
Mendorong Seseorang untuk lebih maju Terbukanya kesempatan untuk pindah
dari strata ke strata yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang
untuk maju dalam berprestasi agar memperoleh status yang lebih tinggi.
Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial Masyarakat ke Arah yang Lebih Baik
Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah
yang lebih baik.
Contoh: Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke
masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber
daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam
bidang pendidikan. Meningkatkan Intergrasi Sosial Terjadi nya mobilitas sosial dalam
suatu masyarakat dapat meningkatkan integrasi sosial.misalnya, ia akan
menyesuaikan diri dengan gaya hidup, nilai-nilai dan norma-norma yang di anut oleh
kelompok orang dengan status sosial yang baru sehingga tercipta intergrasi sosial.
2) Dampak Negatif
Timbulnya Konflik Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat
dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut. :
1. Konflik Antarkelas Dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan. Kelompok
dalam lapisan tersebut disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan
kepentingan antarkelas sosial, maka bisa memicu terjadinya konflik antar
kelas.
2. Konflik Antarkelompok sosial Konflik yang menyangkut antara kelompok
satu dengan kelompok yang lainnya. Konflik ini dapat berupa:
a. Konflik antara kelompok sosial yang masih tradisional dengan kelompok
sosial yang modern.
b. Proses suatu kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial yang lain
yang memiliki wewenang.
3. Konflik Antargenerasi Konflik yang terjadi karena adanya benturan nilai dan
kepentingan antara generasi yang satu dengan generasi yang lain dalam
mempertahankan nilai-nilai denga nilai-nilai baru yang ingin mengadakan
perubahan.
Berkurangnya Solidaritas Kelompok Penyesuaian diri dengan nilai-nilai dan
norma-norma yang ada dalam kelas sosial yang baru merupakan langkah yang
diambil oleh seseorang yamg mengalami mobilitas, baik vertikal maupun
horizontal. Hal ini dilakukan agar mereka bisa diterima dalam kelas sosial yang
baru dan mampu menjalankan fungsi-fungsinya.
Timbulnya Gangguan Psikologis Mobilitas sosial dapat pula
mempengaruhi kondisi psikologis seseorang, antara lain sebagai berikut. :
Menimbulkan ketakutan dan kegelisahan pada seseorang yang mengalami
mobilitas menurun. Adanya gangguan psikologis bila seseorang turun dari
jabatannya Mengalami frustasi atau putus asa dan malu bagi orang-orang yang
ingin naik ke lapisan atas, tetapi tidak dapat mencapainya.

Anda mungkin juga menyukai