1. Dampak Positif Mobilitas Sosial a. Mendorong sesorang untuk lebih maju sehingga memilih keadaan yang lebih baik Mobilitas social juga menuntut seseorang untuk mempertahankan kualitasnya karena jika ia kualitasnya menurun maka status orang tersebut pun akan menurun (lebih rendah) b. Mempercepat tingkat perubahan social masyarakat kearah yang lebih baik Mobilitas social akan lebih memepercepat tingkat perubahan social masyarakat kea rah yang lebih baik. Contoh : Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumberdaya yang memiliki kualitas. Kondidi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam bidang Pendidikan. c. Meningkatkan interasi social Terjadinya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat dapat meningkatkan integrasi social. Misalnya : ia akan menyesuaikan diri denga gaya hidup,nilai nilai dan norma-norma yang dianut oleh kelompok orang dengan status social yang baru sehingga tercipta integrasi social. 2. Dampak Negatif Mobilitas Sosial a. Memicu terjadinya konflik,beberapa konflik tersebut antara lain : 1) Konflik Antar Kelas Adanya perbedaan kekuasaan,kekayaan dan Pendidikan antar kelas akan menimbulkan perbedaan kepentingan. 2) Konflik antar kelompok Sosial Kelompok social dapat terbentuk berdasarkan ideologi,profesi,agama,suku atau ras. Apabila salah satu kelompok berusaha menguasai kelompok lain atau tindak dari suatu keolpok dianggap mengganggu,maka akan timbul konflik. 3) Konflik Antar Generasi Konflik antar generasi biasanya terjadi karena gernerasi yang lebih tua ingin mempertahankan nilai-nilai lama,sedangkan generasi muda ingin mengadakan suatu perubahan.
b. Berkurangnya solidaritas kelompok
Penyesuaian diri dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam kelas social yang baru merupakan langkah yang diambil oleh seseorang yang mengalami mobilitas,baik vertical maupun horizontal. Hal ini dilakukan agar mereka bias diterima dalam kelas social yang baru dan mampu menjalankan fungsi-fungsinya. c. Timbulnya Gangguan Psikologis Psikologis mobilitas social dapat pula memengaruhi kondisi psikologis seseorang,antara lain sebagai berikut : Menimbulkan ketakutan dan kegelisahan pada seseorang yang mengalami mobiitas menurun. Adanya gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya. Mengalami frustasi atau putus asa dan malu bagi orang-orang yang ingin naik ke lapisan atas,tetapi tidak dapat mencapainya. 27. Faktor Pendorong Mobilitas Sosial 1. Faktor Struktural Faktor Struktural adalah jumlah relative dari kedudukan tinggi yang bias dan harus diisi serta kemudahan untuk memperoolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan factor struktural adalah sebagai berikut : a. Struktur Pekerjaan b. Perbedaan Fertilitas c. Ekonomi Ganda 2. Faktor Individu Faktor individu adalah kualitas seseorang,baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan,penampilan,maupun keterampilan pribadi. Faktor individu meliputi: a. Perbedaan Kemampuan b. Orientasi sikap terhadap mobilitas c. Faktor kemujuran 3. Status social Setiap manusia dilahirkan dalam status social yang dimiliki oleh orang tuanya,karena ketika ia diahirkan tidak ada satu manusiapun yang memiliki statusnya sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang tuanya,ia dapat mencari kedudukannya sendiri dilapisan social yang lebih tinggi. 4. Keadaan ekonomi Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorog terjadinya mobilitas social. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan,misalnya daerah tempat tinggalnya tandus dan kekurangan SDA,kemudian berpindah ketempat lain atau ke kota besar. Secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas. 5. Situasi politik Situasi politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas social suatu masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu akan memengaruhi situasi keamanan yang bias mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman. 6. Kependudukan Factor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu pihak,pertambahan jumlah penduduk yang pesat mengakibatkan semputnya tempat pemukiman,dan di pihak lain kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang membuat sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman lain. 7. Keinginan meihat daerah lain Adanya keinginan melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat ketempat yang lain. 8. Perubahan kondisi social Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya,teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas keatas. Perubahan ideologi dapat menimbulkan stratifikasi baru. 9. Ekspansi teritorial dan gerak populasi Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan ciri flsibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas social. Misalnya,perkembangan kota,transmigrasi,bertambah dan berkurangnya penduduk. 10. Komunikasi yang bebas Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antar strata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas diantara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka yang menghalangi mobiltas social. Sebaliknya,Pendidikan dan komunikasi yang bebas serta efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata social uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang. 11. Pembagian kerja Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan,maka mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan menutut keterampilan khusus. Kondisi ini memicu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status tersebut. 12. Kemudahan dalam akses Pendidikan Jika Pendidikan berkualitas mudah didapat,tentu mempermudah orang untuk melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi peserta didik. Sebaliknya,kesulitan dalam mengakses Pendidikan yang bagus,kesulitan untuk mengubah status,akibat dari kurangnya pengetahuan. 28. Jenis mobilitas Berdasarkan tipenya,mobilitas social dibagi menjadi empat,yaitu mobilitas social vertical,horizontal,lateral,dan structural. Mobilitas social vertical dapat dibedakan lagi menjadi social sinking dan social climbing. Sedangkan mobilitas horizontal dibedakan menjadi mobilitas social antarwilayah (geografis) dan mobilitas antargenerasi.
1.Jenis-jenis Mobilitas Sosial.
a. Mobilitas Sosial Horizontal Mobilitas sosial horizontal diartikan sebagai suatu peralihan individu atau objek- objek sosial lain dari kelompok sosial satu ke kelompok sosial lain yang masih sederajat. Adanya gerak sosial horizontal, tidak menyebabkan terjadinya perubahan dalam derajatkedudukan seseorang ataupun suatu objek sosial. Misalnya, seseorang yang beralih kewarganegaraan, beralih pekerjaan yang sifatnya sederajat (dari tukang kayu menjadi tukang batu atau dari pengusaha tekstil menjadi pengusaha batik), melakukan transmigrasi,dan lain-lain. Dengan gejala sosial seperti itu, meskipun berpindah tempat atau beralih pekerjaan, kedudukan seseorang tetap setara dengan kedudukan sebelumnya. Contoh mobilitas horizontal antara lain, perpindahan penduduk karena bencana alam direlokasi ke daerah transmigrasi, atau migrasi yang dilakukan penduduk desa ke kota untuk mencari pekerjaan karena di desa sudah tidak ada pekerjaan lagi. b. Mobilitas Sosial Vertikal Berbeda dengan mobilitas sosial horizontal, mobilitas sosial vertikal merupakan perpindahan individu atau objek sosial dari satu kedudukan ke kedudukan lain yang sifatnya tidak sederajat. Dalam sosiologi dikenal dua bentuk mobilitas sosial berdasarkan arahnya, yaitu social climbingdan social sinking. 1) Social Climbing (Mobilitas Sosial Vertikal Naik) Mobilitas ini berlangsung manakala terjadi peningkatan kedudukan sosial seseorang dalam masyarakat. Contoh hampir dua puluh tahun Pak Joko bekerja di sebuah perusahaan sepatu. Oleh karena prestasi dan hasil kerja yang bagus, Pak Joko diangkat menjadi kepala bagian. Mobilitas vertikal naik mempunyai dua bentuk utama, yaitu:-Masuknya orang-orang berstatus sosial rendah ke dalam lapisan sosial yang lebih tinggi. Misalnya, seorang pegawai biasa dinaikkan kedudukannya untuk mengisi jabatan manajer yang kosong.-Terbentuknya suatu lapisan sosial baru yang lebih tinggi. Misalnya, sejumlah tukang becak sepakat membentuk suatu perkumpulan dan mereka menunjuk salah satu rekan mereka untuk menjadi ketua. 2) Social Sinking (Mobilitas Sosial Vertikal Menurun) Berbeda dengan gerak sosial vertikal naik, gerak sosial vertikal menurun ini berlangsung manakala terjadi perpindahan kedudukan sosial seseorang atau kelompok masyarakat dari lapisan sosial tinggi ke lapisan sosial yang lebih rendah. Contoh, Pak Heru adalah seorang kepala sekolah di salah satu sekolah menengah umum di daerahnya. Oleh karena melakukan kesalahan, maka jabatan Pak Heru diturunkan menjadi guru biasa. Mobilitas vertikal menurun mempunyai dua bentuk utama, yaitu: Turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang derajatnya lebih rendah, misalnya seorang juragan tekstil mendadak menjadi pengangguran karena pabrik tekstil yang telah dimilikinya bertahun-tahun hangus terbakar. Tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial atas. Misalnya, perkembangan yang semakin maju menjadikan gelar bangsawan Sistem mobilitas sosial vertikal yang bersifat terbuka, memungkinkan seseorang untuk mencapai kedudukan sosial tertentu dalam masyarakat. Hal ini tergantung pada usaha dan kemampuan individu yang bersangkutan. Memang benar apabila ada anggapan bahwa anak seorang pengusaha memiliki peluang yang lebih baik dan lebih besar daripada anak seorang karyawan biasa. Akan tetapi, kebudayaan dalam masyarakat tidak menutup kemungkinan bagi anak karyawan tersebut untuk memperoleh kedudukan yang lebih tinggi daripada kedudukan semula.Bahkan, sifat terbukadalam lapisan sosial dapat mendorong dirinya untuk mencapai kedudukanyang lebih tinggi dan lebih terpSaudarang dalam masyarakat. c. Mobilitas c. Sosial Antargenerasi Mobilitas sosial antargenerasi merupakanpeningkatan taraf hidupseseorang dalam suatu garis keturunan. Mobilitas seperti ini bukan menunjuk pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan kenaikankedudukan (status sosial) dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dengan kata lain, mobilitas sosial antargenerasi yaitu perpindahan kedudukan seseorang atau anggota masyarakat yang terjadi antara dua generasi atau lebih. Contoh: generasi orang tua (ayah ibu) dengan generasi anak.Mobilitas antargenerasi dapat dibedakanmenjadi dua macam, yaitu mobilitas sosial intergenerasi dan mobilitas intragenerasi. 1). Mobilitas Sosial Intergenerasi Mobilitas social intergenerasi adalah perpindahan kedudukan sosial yang terjadi di antara beberapa generasi dalam satu garis keturunan. Mobilitas ini dibedakan menjadi dua, yaitu mobilitas sosial intergenerasi naik dan mobilitas sosial intergenerasi turun. 2)Mobilitas Sosial Intragenerasi Mobilitas sosial intragenerasi adalah perpindahan kedudukan sosial seseorang atau anggota masyarakat yang terjadi dalam satu generasi yang sama. Mobilitas intragenerasi terbagi menjadi dua bentuk umum, yaitu mobilitas intragenerasi naik dan intragenerasi turun.Mobilitas intragenerasi naik terjadi manakala dalam satu generasi yang sama terjadi kenaikan status sosial. Misalnya, seorang petani memiliki tiga orang anak yang memiliki pekerjaan sebagai berikut. Anak ke-1 bekerja sebagai petani, anak ke-2 bekerja sebagai pedagang, sedangkan anak ke-3 bekerja sebagai wirausahawan yang sukses. Karena tingkat ekonominya lebih baik, maka anak ke-3 tersebut mampu memberi modal kepada kedua kakaknya untuk membuka usaha tertentu. Contoh, seorang dokter memiliki dua orang anak. Anak pertama bekerja sebagai seorang kontraktor yang berhasil di kota besar, sedangkan adiknya hanyalah seorang pedagang kain di pasar tradisional. Pada suatu hari kios adiknya mengalami kebakaran, hasil dagangannya ludes terbakar. Saat itu sang adik benar-benar terpuruk. Kakaknya berusaha membantu memulihkan keadaan ekonomi adiknya dengan menggunakan uang perusahaan. Alhasil, usaha sang kakak menjadi bangkrut dan dililit utang. Lantas, kedua bersaudara itu bersepakat membuka usaha dagang dari awal. Berdasarkan peristiwa ini, terlihat adanya penurunan status atau kedudukan dalam satu generasi. c. Mobilitas Geografis Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi. Mobilitas geografis terjadi akibat keadaan daerah tempat tinggal suatu masyarakat tidak kondusif untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Masyarakat yang merasa termarginalkan akhirnya melakukan gerak sosial untuk mencari yang memberikan suasana pemenuhan hidup secara memuaskan. Tetapi, bentuk mobilitas demikian akan menimbulkan masalah-masalah sosial di daerah yang dituju. Diantara masalah tersebut adalah kependudukan, kriminalitas, serta tempat tinggal. 29. Faktor Pendorong Mobilitas 1. Faktor Struktural Faktor Struktural adalah jumlah relative dari kedudukan tinggi yang bias dan harus diisi serta kemudahan untuk memperoolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan factor struktural adalah sebagai berikut : a. Struktur Pekerjaan b. Perbedaan Fertilitas c. Ekonomi Ganda 2. Faktor Individu Faktor individu adalah kualitas seseorang,baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan,penampilan,maupun keterampilan pribadi. Faktor individu meliputi : a. Perbedaan Kemampuan b. Orientasi sikap terhadap mobilitas c. Factor kemujuran 3. Status social Setiap manusia dilahirkan dalam status social yang dimiliki oleh orang tuanya,karena ketika ia diahirkan tidak ada satu manusiapun yang memiliki statusnya sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang tuanya,ia dapat mencari kedudukannya sendiri dilapisan social yang lebih tinggi. 4. Keadaan ekonomi Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorog terjadinya mobilitas social. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan,misalnya daerah tempat tinggalnya tandus dan kekurangan SDA,kemudian berpindah ketempat lain atau ke kota besar. Secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas. 5. Situasi politik Situasi politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas social suatu masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu akan memengaruhi situasi keamanan yang bias mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman. 6. Kependudukan Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu pihak,pertambahan jumlah penduduk yang pesat mengakibatkan semputnya tempat pemukiman,dan di pihak lain kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang membuat sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman lain. 7. Keinginan meihat daerah lain Adanya keinginan melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat ketempat yang lain. 8. Perubahan kondisi social Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya,teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas keatas. Perubahan ideologi dapat menimbulkan stratifikasi baru. 9. Ekspansi teritorial dan gerak populasi Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan ciri flsibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas social. Misalnya,perkembangan kota,transmigrasi,bertambah dan berkurangnya penduduk. 10. Komunikasi yang bebas Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antar strata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas diantara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka yang menghalangi mobiltas social. Sebaliknya,Pendidikan dan komunikasi yang bebas serta efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata social uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang. 11. Pembagian kerja Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan,maka mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan menutut keterampilan khusus. Kondisi ini memicu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status tersebut. 12. Kemudahan dalam akses Pendidikan Jika Pendidikan berkualitas mudah didapat,tentu mempermudah orang untuk melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi peserta didik. Sebaliknya,kesulitan dalam mengakses Pendidikan yang bagus,kesulitan untuk mengubah status,akibat dari kurangnya pengetahuan. 30. Andi bercita-cita menjadi pengusaha sukses di bidang percetakan saluran mobilitas yang dapat dimanfaatkan oleh Andi adalah…. Lembaga Pendidikan karena Andi masih bercita cita dan perlu banyak belajar agar menjadi pengusaha yang sukses. 31. Sikap yang harus dimiliki masyarakat dalam menyikapi Pluralitas adalah.. 1). Menghormati suku bangsa di Indonesia Dalam mengembangkan sikap menghormati terhadap keragaman suku bangsa,dapat terlihat dari sifat dan sikap dalam kehidupan sehari-hari,diantaranya adalah sebagai berikut : a. Kehidupan bermasyarakat tercipta kerukunan seperti halnya dalam sebuah keluarga b. Antar warga masyarakat terdapat semangat tolong menolong,kerja sama untuk menyelesaikan suatu masalah,dan kerjasama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. c. Dalam menyelesaikan urusan bersama selalu diusahakan dengan melalui musyawarah. d. Terdapat kesadaran dan sikap yang mengutamakan kepentingan Bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan. 2). Menghormati budaya di Indonesia Keanekaragaman budaya merupakan kekayaan bangsa kita. Kebudayaan- kebudayaan daerah merupakan modal utama untuk mengembangkan kebudayaan nasional. Kebudayaan nasional adalah puncak-puncak kebudayaan daerah yang ada diwilayah Indonesia. 3). Menghormati agama yang ada di Indonesia Sejak seseorang sudah diajarkan untuk meyakini dan melaksanakan ajaran agama yang kita anut. Dalam kehidupan berbangsa,kita mengetahui keberagaman dalam agama. Agama tersebut tidak mengajarkan untuk memaksakan kepercayaan kita kepada orang lain. Kita harus menghormati dan menghargai agama dan keyakinan orang lain,dengan begitu tidaka aka nada pertengkaran. 4). Menghormati Ras yang ada di Indonesia Bagaimana kita bisa menghormati keanekaragaman ras yang ada di tanah air? bisa mengembangkan sikap berikut ini. a. Menerima ras orang lain dalam perrgaulan sehari-hari. Dalam pergaulan di masyarakat, kita jangan membedakan antara ras yang satu dengan yang lainnya. b. Tidak menjelek-jelekan,menghina,dan merendahkan ras orang lain. Kita,manusia yang diciptakan Tuhan dengan harkat dan martabat yang sama. 5). Menghormati Golongan yang ada di Indonesia Berikut beberapa sikap yang dikembangkan dalam menghormati kelompok atau golongan lain : a. Menerima golongan atau orang lain dalam pergaulan sehari-hari. Dalam pergaulan di masyarakat,kita jangan membedakan antara golongan yang satu dengan yang lainnya. b. Tidak menjelek-jelekan,menghina,dan merendahkan ras orang lain. Kita,manusia yang diciptakan Tuhan dengan harkat dan martabat yang sama. 6). Bhineka Tunggal Ika sebagai Alat Pemersatu Bangsa Realitas suatu bangsa yang menunjukkan adanya kondisi keanekaragaman suku bangsa,budaya,agama ras dan golongan mengarahkan pada pilihan untuk menganut asas multikulturalisme. Realitas historis menunjukkan bahwa bangsa Indonesia berdiri tegak diantara keragaman suku bangsa,budaya,agama ras dan golongan yang ada. Adat Istiadat,kesenian,kesenian,kekerabatan,Bahasa,dan bentuk fisik yang dimiliki oleh suku-suku bangsa yang ada di Indonesia memang berbeda,namun selain perbedaan suku-suku itu juga memiliki persamaan antara lain hokum,hak milik tanah,persekutuan,dan kehidupan social yang berasaskan kekeluargaan. 32. Unsur Kebudayaan 1. Bahasa Bahasa merupakan suatu pengucapan yang indah dalam elemen kebudayaan dan sekaligus sebagai alat perantara yang paling utama bagi manusia untuk meneruskan atau mengadaptasikan kebudayaan. Bentuk bahasa ada dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan. 2. Sistem Pengetahuan Sistem pengetahuan berkisar pada pengetahuan tentang kondisi alam sekelilingnya dan sifat-sifat peralatan yang digunakannya. Sistem pengetahuan meliputi flora dan fauna, ruang pengetahuan tentang alam sekitar, waktu, ruang dan bilangan, sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia serta tubuh manusia. 3. Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial Organisasi sosial merupakan sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa satu dengan sesamanya. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial meliputi kekerabatan, asosiasi, sistem kenegaraan, sistem kesatuan hidup, dan perkumpulan. 4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi Yang dimaksud dengan teknologi adalah jumlah dari semua teknik yang dimiliki oleh para anggota dalam suatu masyarakat yang meliputi cara bertindak dan berbuat dalam mengelola dan mengumpulkan bahan-bahan mentah.Kemudian bahan tersebut dijadikan sebagai alat kerja, penyimpanan, pakaian, perumahan, alat transportasi, dan kebutuhan hidup lainnya yang berupa material.Unsur teknologi yang sangat menonjol adalah kebudayaan fisik yang meliputi alat produksi, senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian, perhiasan, tempat tinggal, perumahan, dan alat-alat transportasi. 5. Sistem Mata Pencaharian Hidup Sistem mata pencaharian hidup adalah segala usaha atau upaya manusia untuk medapatkan barang atau jasa yang dibutuhkan.Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi meliputi berburu, mengumpulkan makanan, bercocok tanam, perikanan, peternakan, dan perdagangan. 6. Sistem Religi Sistem religi bisa diartikan sebagai sebuah sistem yang terpadu antara keyakinan dan praktek keagamaan yang berhubungan dengan hal-hal yang suci dan tidak dapat dijangkau oleh akal dan pikiran.Sistem religi meliputi sistem kepercayaan, sistem nilai, pandangan hidup, komunikasi keagamaan, dan upacara keagamaan. 7. Kesenian Secara sederhana kesenian dapat diartikan sebagai segala hasrat manusia terhadap keindahan atau estetika. Bentuk keindahan yang beraneka ragam itu muncul dari sebuah permainan imajinatif dan kreatif.Hal itu dapat memberikan kepuasan batin bagi manusia. Secara garis besar, kita dapat memetakan bentuk kesenian dalam tiga garis besar, yaitu seni rupa, seni suara dan seni tari. 33. Kehidupan Beragama Enam agama besar yang paling banyak dianut di Indonesia,yaitu : agama islam,Kristen (protestan) dan katolik,hindu,budha,konghucu. Sebelumnya,pemerintah Indonesia pernah melarang pemeluk konghucu melaksanakan agamanya secara terbuka. Namun,melalui Keppres No.6/200,Presiden Abdurahman Wahid mencabut larangan tersebut.ada juga penganut agama Yahudi, Saintologi,Raelinisme dan lain-lainnya,meskipun jumlahnya termasuk sedikit. 1. Agama Islam Nama kitab suci : Al-Qur’an Nama pembawa : Nabi Muhammad SAW Permulaan : sekitar 1400 tahun yang lalu Tempat Ibadah : Masjid Hari besar keagamaan : Hari Raya Idul Fitri,Hari Raya Idul Adha,Tahun Baru Hijriah,Isra’Mi’raj 2. Agama Kristen Protestan Nama kitab suci : Alkitab Nama pembawa : Yesus Kristus Permulaan : sekitar 2000 tahun yang lalu Tempat Ibadah : Gereja Hari besar keagamaan : Hari Natal,Hari Jumat Agung,Hari Paskah,Kenaikan Isa Al Masih
3. Agama Kristen Katolik
Nama kitab suci : Alkitab Nama pembawa : Yesus Kristus Permulaan : sekitar 2000 tahun yang lalu Tempat Ibadah : Gereja Hari besar keagamaan : Hari Natal,Hari Jumat Agung,Hari Paskah,Kenaikan Isa Al Masih 4. Agama Hindu Nama kitab suci : Weda Nama pembawa :- Permulaan : sekitar 3000 tahun yang lalu Tempat Ibadah : Pura Hari besar keagamaan : Hari Nyepi,Hari Saraswati,Hari Pagerwesi 5. Agama Budha Nama kitab suci : Tri Pitaka Nama pembawa : Siddharta Gautama Permulaan : sekitar 2500 tahun yang lalu Tempat Ibadah : Vihara Hari besar keagamaan : Hari Waisak,Hari Asadha,Hari Kathina 6. Agama Kong Hu Cu Nama kitab suci : Si Shu Wu Ching Nama pembawa : Kong Hu Cu Permulaan : sekitar 2500 tahun yang lalu Tempat Ibadah : Li Tang/Klenteng 34. Unsur Kebudayaan 1. Bahasa Bahasa merupakan suatu pengucapan yang indah dalam elemen kebudayaan dan sekaligus sebagai alat perantara yang paling utama bagi manusia untuk meneruskan atau mengadaptasikan kebudayaan. Bentuk bahasa ada dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan. 2. Sistem Pengetahuan Sistem pengetahuan berkisar pada pengetahuan tentang kondisi alam sekelilingnya dan sifat-sifat peralatan yang digunakannya. Sistem pengetahuan meliputi flora dan fauna, ruang pengetahuan tentang alam sekitar, waktu, ruang dan bilangan, sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia serta tubuh manusia. 3. Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial Organisasi sosial merupakan sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa satu dengan sesamanya. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial meliputi kekerabatan, asosiasi, sistem kenegaraan, sistem kesatuan hidup, dan perkumpulan. 4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi Yang dimaksud dengan teknologi adalah jumlah dari semua teknik yang dimiliki oleh para anggota dalam suatu masyarakat yang meliputi cara bertindak dan berbuat dalam mengelola dan mengumpulkan bahan-bahan mentah. Kemudian bahan tersebut dijadikan sebagai alat kerja, penyimpanan, pakaian, perumahan, alat transportasi, dan kebutuhan hidup lainnya yang berupa material. Unsur teknologi yang sangat menonjol adalah kebudayaan fisik yang meliputi alat produksi, senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian, perhiasan, tempat tinggal, perumahan, dan alat-alat transportasi. 5. Sistem Mata Pencaharian Hidup Sistem mata pencaharian hidup adalah segala usaha atau upaya manusia untuk medapatkan barang atau jasa yang dibutuhkan. Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi meliputi berburu, mengumpulkan makanan, bercocok tanam, perikanan, peternakan, dan perdagangan. 6. Sistem Religi Sistem religi bisa diartikan sebagai sebuah sistem yang terpadu antara keyakinan dan praktek keagamaan yang berhubungan dengan hal-hal yang suci dan tidak dapat dijangkau oleh akal dan pikiran. Sistem religi meliputi sistem kepercayaan, sistem nilai, pandangan hidup, komunikasi keagamaan, dan upacara keagamaan. 7. Kesenian Secara sederhana kesenian dapat diartikan sebagai segala hasrat manusia terhadap keindahan atau estetika. Bentuk keindahan yang beraneka ragam itu muncul dari sebuah permainan imajinatif dan kreatif. Hal itu dapat memberikan kepuasan batin bagi manusia. Secara garis besar, kita dapat memetakan bentuk kesenian dalam tiga garis besar, yaitu seni rupa, seni suara dan seni tari. 35. Perbedaan budaya dipengaruhi oleh… 1. Keadaan Geografis Indonesia memiliki beribu-ribu pulau yang dipisahkan oleh selat dan laut. Lingkuangan geografis semacam itu menjadi sumber adanya keanekaragaman suku,budaya,ras dan golongan Indonesia. Kondisi geografis yang demikian menimbulkan perbedaan dalam kehidupan masyarakat. salah satunya adalah mata pencaharian penduduk. Beragamnya mata pencaharian penduduk akan menyebabkan beranekaragamnya peralatan yang diciptakan,misalnya bentuk rumah dan bentuk pakaian. Akhirnya bentuk kesenian,agama dan budaya akan berkembang sendiri-sendiri. 2. Pengaruh Budaya Asing Adanya kontak dan komunikasi dengan para pedagang asing yang memiliki corak budaya dan agama yang berbeda menyebabkan terjadinya proses akulturasi unsur kebudayaan dan agama. 3. Kondisi Iklim dan Alam berbeda Perbedaan musim hujan dan kemarau antar daerah,serta perbedaan kondisi alam seperti pantai,pegunungan mengakibatkan perbedaan pada masyarakat. ada komunitas masyarakat yang mengandalkan laut sebagai sumber pemenuhan kebutuhan kehidupannya ada pula yang mengandalkan pertanian dan perkebunan lainnya. 4. Keanekaragaman Suku Bangsa di Indonesia Sejak zaman dhulu bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang majemuk. Hal ini tercermin dari semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Kemajemukan yang terdiri atas keragaman suku bangsa,budaya,agama,ras,dan Bahasa. 36. Hasil Kebudayaan 1. Candi Candi adalah sebuah bangunan tempat ibadah dari peninggalan masa lampau yang berasal dari agama Hindu-Budha. Digunakan sebagai tempat pemujaan dewa-dewa. Namun demikian, istilah ‘candi’ tidak hanya digunakan oleh masyarakat untuk menyebut tempat ibadah saja. Banyak situs-situs purbakala lain dari masa Hindu-Buddha atau Klasik Indonesia, baik sebagai istana, pemandian/petirtaan, gapura, dan sebagainya, disebut dengan istilah candi. Candi juga berasal dari kata “Candika” yang berarti nama salah satu Dewa kematian (Durga). 2. Seni Ukir Seni ukir atau ukiran merupakan gambar hiasan dengan bagian-bagian cekung (kruwikan) dan bagian-bagian cembung (bueledan) yang menyusun suatu gambar yang indah. Pengertian ini berkembang hingga dikenal sebagai seni ukir yang merupakan seni membentuk gambar pada kayu, batu, atau bahan- bahan lain. 3. Patung Dewa Untuk dapat mengerti menyelami dan menilai usaha karya seni dari sesuatu bangsa dengan seksama, tidaklah cukup hanya menganalisa bentuk-bentuk karya seninya saja, kesusastraannya, seni suaranya, tari-tariannya dan seni rupanya. Pemahaman terhadap gaya hidup, keyakinan kepercayaan dan struktur penghidupan dan kehidupan dari suatu masyarakat adalah sendi-sendi yang sangat penting dalam penuangan bentuk karya seninya dan dengan demiki-an dianggap sangat perlu untuk diselami dengan penuh simpati dan secara tertib untuk dapat mengadakan interpretasi dan peninjau-an yang tepat. 4. Batik Batik sangatlah erat hubungannya dengan perkembangan kerajaan-kerajaan yang terdapat di Indonesia terutama kerajaan Majapahit dan kerajaan-kerajaan yang menyebarakan ajaran Islam di tanah Jawa. Dalam berbagai catatan sejarah pengembangan batik lebih banyak dilakukan di masa-masa kerajaan Mataram kemudian pada masa Kerajaan Solo dan Yogyakarta. Batik merupakan milik bangsa Indonesia sebagai warisan budaya dunia. Karena kita tidak tahu persisnya ditemukan batik tetapi menurut perkiraan bahwa batik ini muncul pada abad ke XVII. Batik mulanya hanya dibuat dengan sentuhan tangan yang sering disebut dengan batik tulis. Tetapi di masa tahun 1920an telah mulai dikenalkan adanya batik cap yang dimaksudkan agar proses pembuatan batik tidak serumit dulu hanya dengan membuat master motif batik dan kemudian dicap kan ke kain putih. 37. Persebaran Suku di Indonesia dari yang terbesar jumlah penduduknya
Suku Bangsa Populas Persentasi Kawasan
i (juta) Suku Jawa 95,2 40,2 Jawa Timur,Jawa Tengah,Yogyakarta,Lampung Suku Sunda 36,7 15,5 Jawa Barat Suku Batak 8,5 3,58 Sumatra Utara Suku Madura 7,2 3,03 Pulau Madura Suku Betawi 6,8 2,88 Jakarta Minangkabau 6,5 2,73 Sumatra Barat,Riau Suku Bugis 6,3 2,69 Sulawesi Selatan Suku Melayu 5,3 2,27 Sumatra dan Kalimantan Suku Arab 5,0 2,10 Jakarta,Jawa Barat,Jawa Tengah,Jawa Timur,Kalimantan dan Sumatra Suku Banten 4,6 1,97 Banten Suku Banjar 4,1 1,74 Kalimantan Selatan Suku Bali 3,9 1,67 Pulau Bali Suku Sasak 3,1 1,34 Pulau Lombok,Pulau Sumbawa Suku Dayak 3,0 1,27 Pulau Kalimantan Suku Tionghoa 2,8 1,20 Sumatra,Jawa,Bali,Kalimantan, Sulawesi Suku Makassar 2,7 1,13 Sulawesi Selatan Suku Cirebon 1,9 0,79 Jawa Barat