Anda di halaman 1dari 65

Mobilitas Sosial [ IPS

Kelas 8 ]

M. Faiq Al – Bari
[ 8.1 ]
Mobilitas sosial dibagi menjadi 5 yaitu :

- Pengertian mobilitas sosial

- Bentuk mobilitas sosial

- Faktor pendorong dan penghambat


mobilitas sosial

- Cara dan saluran mobilitas sosial

- Dampak mobilitas sosial


A. Pengertian Mobilitas Sosial

Mobilitas berasal dari bahasa latin


Mobilis yang berarti mudah dipindahkan
atau banyak bergerak dari satu tempat
Ke tempat lain. Kata Sosial pada istilah tersebut
mengandung makna seseorang atau sekelompok warga
dalam kelempok sosial. Mobilitas sosial adalah
perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang
dari lapisan yang satu ke lapisan lain.
B. Bentuk – Bentuk Mobilitas Sosial

Berdasarkan bentuknya dibagi menjadi 2 yaitu : Mobilitas


Sosial Vertikal dan Mobilitas Sosial Horizontal.

1.) Mobilitas Sosial Vertikal


Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan seseorang
atau kelompok dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan
sosial lain yang tidak sederajat. Mobilitas sosial vertikal
dibagi menjadi dua yaitu : Mobilitas Vertikal Ke Atas dan
Mobilitas Vertikal Ke Bawah.
a.) Mobilitas Vertikal Ke Atas
( Social Climbing )
Mobilitas vertikal ke atas adalah mobilitas yang terjadi
karena adanya peningkatan status atau kedudukan
seseorang atau naiknya orang – orang yang berstatus
sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi.
Contoh : Mobilitas Vertikal Ke Atas
( Social Climbing )
Bentuknya dibagi dua yaitu :

( a.) Masuk ke dalam kedudukan yang tinggi. Contohnya,


Seorang karyawan yang karena prestasinya dinilai baik
kemudian berhasil mendapat kenaikan jabatan.

( b.) Naiknya derajat seseorang pada kelompok. Contohnya,


Pak Budi adalah seorang anggota yang aktif pada
organisasi. Berkat keaktifannya, ia ditunjuk menjadi salah
seorang dewan pembina oleh anggota organisasi lainnya.
b.) Mobilitas Vertikal Ke Bawah
( Social Sinking )
Mobilitas vertikal ke bawah merupakan proses
penurunan status atau kedudukan seseorang dari atas ke
bawah yang terjadi karena adanya penurunan status atau
kedudukan seseorang atau turunnya orang – orang yang
berstatus sosial lebih tinggi dari sebelumnya.
Contoh : Mobilitas Vertikal Ke Bawah
( Social Sinking )
Bentuknya dibagi dua yaitu :

Proses mobilitas vertikal ke bawah sering kali menimbulkan gejolak


kejiwaan bagi seseorang karena ada perubahan pada hak dan kewajibannya.

( a. ) Turunnya ke dalam kedudukan yang rendah. Contohnya, Seseorang


yang memasuki masa pensiun, turun jabatan, atau dipecat dari
pekerjaannya.

( b. ) Turunnya derajat suatu kelompok. Contohnya, Sebuah perusahan


mengalami kebangkrutan yang mengakibatkan pemilik akan turun dan tidak
termasuk kelas atas lagi.
2.) Mobilitas Sosial Horizontal

Mobilitas horizontal adalah perpindahan status sosial


seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial
yang sama.

Contoh:
Seorang guru yang pindah ke sekolah lain namun dalam
jabatan sebagai guru.
3.) Mobilitas Sosial Antargenerasi dan
Intragenerasi
Selain dapat bergerak vertikal dan horizontal, mobilitas sosial juga
dapat bergerak berdasarkan keturunan.

(1) Mobilitas Sosial Antargenerasi


Mobilitas sosial antargenerasi adalah dua generasi atau lebih.
Misalnya ayah – ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya.
Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik
maupun turun, dalam suatu generasi. Penekanannya pada
perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya.
Mobilitas sosial antargenerasi dibagi dua yaitu : Mobilitas Sosial
Antargenerasi Naik dan Mobilitas Sosial Antargenerasi Turun.
a.) Mobilitas Sosial Antargenerasi Naik

Contoh : Kakek Nenek


(Satpam) (Ibu rumah tangga)

Ayah Ibu
(TNI) (Pengusaha)

Anak
(Jendral TNI)
b.) Mobilitas Sosial Antargenerasi Turun

Contoh: Kakek Nenek


(Kepala sekolah) (Direktur perusahaan)

Ayah Ibu
(Guru) (Guru)

Anak
(Satpam Sekolah)
(2) Mobilitas Sosial Intragenerasi

Mobilitas sosial intragenerasi adalah mobilitas yang


terjadi di dalam suatu kelompok generasi yang sama.
Mobilitas ini dapat ditandai dengan adanya kenaikan
atau penurunan status.
Ayah Ibu
(Petani) (Petani Teh)
Contoh :

Anak 1 Anak 2
(Guru) (Petani)
4.) Mobilitas Sosial Geografis

Mobilitas sosial geografis adalah perpindahan individu atau kelompok


dari satu daerah ke daerah lain yang secara tidak langsung mengubah
status sosialnya. Mobilitas sosial geografis disebut juga mobilitas
lateral.

Mobilitas sosial geografis dapat terjadi antara lain melalui :

• Transmigrasi

• Urbanisasi

• Migrasi
Contoh : Mobilitas Sosial Geografis

Pak Jayadi adalah seorang petani di Desa F. Lahan


pertanian di Desa F semakin berkurang karena beralih
fungsi menjadi pemukiman atau infrastruktur lain. Oleh
karena itu, ia memutuskan untuk mengikuti progam
transmigrasi ke pulau lain yang diselenggarakan oleh
pemerintah. Pak Jayadi berharap di lokasi baru tersebut,
ia dapat mengembang produksi.
C. Faktor Pendorong dan Penghambat
Mobilitas Sosial
(1) Faktor Pendorong Mobilitas Sosial
Faktor pendorong mobilitas sosial terdiri dari :

a) Status Sosial

b) Keadaan Ekonomi

c) Pertumbuhan Penduduk

d) Situasi Politik
a. Status Sosial

Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang


dimiliki oleh orangtuanya. Saat ia dilahirkan tidak ada
satu manusia pun yang dapat memilih status.

Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang


diwariskan oleh orangtuanya ia dapat mencari
kedudukan sendiri di lapisan sosial yang lebih tinggi.
Contoh : Status Sosial

Adapun pada masyarakat dengan sistem tertutup,


peluang mobilitas sosial individu tetap dapat terjadi,
walau sangat terbatas dan lambat.

Contoh :

Masyarakat dengan sistem yang tertutup adalah


masyarakat dengan sistem kasta.
b. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya


mobilitas sosial. Masyarakat yang kondisi ekonominya
baik cenderung lebih mudah melakukan mobilitas
sosial.

Dengan kondisi ekonomi yang baik mereka mudah


untuk memperoleh modal, pendidikan dan kesempatan
lainnya.
c. Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk terkadang tidak diimbangi


penyediaan kebutuhan dan lahan pemukiman yang
layak sehingga menjadi beban masyarakat. Akibatnya,
tingkat kesejahteraan bisa jadi berkurang.

Hal ini dapat mendorong mobilitas sosial horizontal dan


mobilitas sosial geografis, ketika penduduk melakukan
mobilitas ke wilayah lain yang lebih baik.
Contoh : Pertumbuhan Penduduk

Banyak individu dari luar daerah ke Jakarta untuk


memperbaiki keadaan ekonomi. Mendorong individu
melakukan urbanisasi ke kota besar.
d. Situasi Politik

Masyarakat yang hidup di negara aman dan damai akan


lebih mudah melakukan mobilitas sosial dibanding
dengan masyarakat yang hidup di negara yang sedang
mengalami perperangan.

Negara yang sedang mengalami perperangan akan


membuat pemerintah lebih sibuk mengurus keamanan
negara daripada meningkatkan perekonomian.
Di Sisi Lain Situasi Politik

Kondisi politik suatu negara yang tidak stabil membuat


kemungkinan merosotnya strata sosial penduduk da tidak
memungkinkan melakukan peningkatan kelas sosial
melalui mobilitas sosial vertikal ke atas serta mobilitas
geografis.

Contoh :

Akibatnya penduduk memilih mengungsi atau pindah


sementara ke negara lain yang lebih aman.
(2) Faktor Penghambat Mobilitas
Sosial
Faktor penghambat mobilitas sosial terdiri dari :

a) Kemiskinan

b) Diskriminasi Kelas

c) Pengaruh Sosialisasi Kelas Sosial

d) Diskriminasi Ras dan Agama

e) Perbedaan Jenis Kelamin


a. Kemiskinan

Bagi masyarakat miskin mencapai status sosial


merupakan hal yang sulit. Salah satu penyebab
kemiskinan adalah pendidikan yang rendah.

Masyarakat yang berpendidikan rendah berpengaruh


terhadap kualitas sumber daya manusia. Akibatnya
tingkat kemudahan untuk mendapatkan pekerjaan
terbatas.
a. Contoh : Kemiskinan

Q memutuskan tidak melanjutkan sekolah karena kedua


orang tuanya tidak mampu membiayai sekolahnya.
Situasi seperti ini membuat Q sulit melakukan mobilitas
vertikal ke atas.
b. Diskriminasi Kelas

Diskriminasi kelas dapat menghalangi mobilitas sosial.

Contoh : Diskriminasi Kelas


Penjajahan Belanda membuat anak – anak kaum
pribumi kalangan rakyat biasa tidak dapat mengikuti
pendidikan di sekolah formal milik Belanda. Sedangkan
yang boleh bersekolah adalah keturunan Belanda, warga
asing, dan kaum bangsawan pribumi yang didukung
pemerintahan kolonial.
c. Pengaruh Sosialisasi Kelas Sosial

Sosialisasi adalah proses ketika seseorang belajar


berpartisipasi menjadi anggota masyarakat.

Kelas sosial seseorang dapat menjadi tempat indivindu


berkembang dan mengalami proses sosialisasi. Hal ini
dapat menjadi pembatas mobilitas vertikal ke atas.

Pengaruh sosialisasi yang kuat dari lingkungannya


cenderung membuat sang anak untuk hidup sesuai pola
pikir pada masyarakat di lingkungannya.
Contoh : Pengaruh Sosialisasi Kelas Sosial

Pengaruh sosialisasi kelas sosial berdampak terhadap anak –


anak dari kelas ekonomi yang rendah hidupnya.

Terdiri dari dalam :

• Lingkungan

• Nilai

• Pola pikir
d. Diskriminasi Ras dan Agama

Driskriminasi ras dapat menimbulkan perbedaan status


sosial. Driskriminasi ini akan menghambat mobilitas
sosial akibat akses suatu kelompok masyarakat dalam
berbagai bidang di batasi.
Contoh : Diskriminasi Ras dan Agama
Diskriminasi ras akibat sistem Apartheid yang pernah
terjadi di Afrika Selatan. Ras kulit putih berkuasa dan
membatasi hak – hak warga negara kulit hitam, baik
dalam bidang politik maupun ekonomi dan sosial.
e. Perbedaan Jenis Kelamin

Status seseorang tidak ditentukan oleh jenis


kelaminnya. Jenis kelamin tertentu seharusnya tidak
lebih tinggi dibandingkan jenis kelamin lain. Namun,
pada kenyataannya di masyarakat, perbedaan jenis
kelamin dapat berpengaruh terhadap prestasi,
kekuasaan, status sosial, dan kesempatan untuk maju.

Pria cenderung dipandang lebih tinggi derajatnya dan


lebih mudah mengalami mobilitas sosial daripada
perempuan.
D. Cara dan Saluran Mobilitas Sosial
(1) Cara Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial, khususnya mobilitas vertikal ke
atas, dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut :

a) Perubahan Standar Hidup

b) Perubahan Tempat Tinggal

c) Perubahan Tingkah Laku

d) Pernikahan

e) Bergabung dengan Organisasi Tertentu


a. Perubahan Standar Hidup

Kenaikan penghasilan seseorang dapat meningkatkan


hidup seseorang secara ekonomi. Hal itu akan
memengaruhi peningkatkan status sosialnya.

Contoh :

Pak Anto mendapatkan promosi dari perusahaannya,


sehingga mendapatkan gaji yang lebih besar. Ia bisa
memenuhi kebutuhan keluarganya dengan lebih baik.
b. Perubahan Tempat Tinggal

Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat


berpindah tempat tinggal ke tempat yang lebih baik,
dengan fasilitas dan keamanan yang lebih baik pula.
c. Perubahan Tingkah Laku

Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang


berusaha menaikkan status sosialnya dengan
mempraktikkan bentuk – bentuk tingkah laku dari kelas
sosial yang lebih tinggi. Selain tingkah laku, perubahan
tersebut dapat juga meliputi cara berpakaian, cara
berbicara, dan kegemaran.
d. Pernikahan

Peningkatan status sosial ke tingkat yang lebih tinggi


dapat dilakukan melalui pernikahan.

Contoh :

Seseorang dari keluarga sederhana menikah dengan


orang dari keluarga terpandang di masyarakat.
Pernikahan itu dapat menaikkan status orang tersebut.
e. Bergabung dengan Organisasi
Tertentu
Seseorang dapat meningkatkan statusnya dengan masuk
dalam salah satu organisasi tertentu. Status sosial bisa
meningkat bila seseorang tersebut berdedikasi dan
memberi manfaat bagi organisasi maupun bagi
masyarakat.

Contoh :

Seseorang bergabung dengan partai politik, dan kemudian


terpilih menjadi anggota DPR.
(2) Saluran Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial, khususnya mobilitas vertikal ke atas, terdapat saluran – saluran
tertentu pada masyarakat. Saluran – saluran tersebut disebut sirkulasi sosial
(sosial circulation),yaitu sebagai berikut :

a) Angkatan Bersenjata

b) Lembaga Keagamaan

c) Lembaga Pendidikan

d) Organisasi Politik

e) Organisasi Ekonomi

f) Organisasi Keahlian

g) Saluran Perkawinan
a. Angkatan Bersenjata

Angkatan bersenjata merupakan saluran mobilitas


vertikal ke atas melalui tahapan kenaikan pangkat.
Contoh : Angkatan Bersenjata
Seorang prajuit mendapat penghargaan dari negara
berupa kenaikan pangkat atas jasanya saat
melaksanakan tugas negara. Kenaikan pangkat tersebut
turut meningkatkan kedudukan prajuit tersebut di dalam
masyarakat, walaupun berasal dari golongan
masyarakat rendah.
b. Lembaga Keagamaan

Agama dianggap sebagai lembaga yang luhur dan penting


dalam masyarakat. Seorang yang menjadi pemuka agama
biasanya sangat dihormati tanpa melihat latar belakang
keluarga atau ekonominya. Lembaga keagamaan juga dapat
mengangkat status sosial seseorang.

Contoh yang berjasa dalam perkembangan agama seperti :

Ustad, Pendeta, Biksu dan lain – lain.


c. Lembaga Pendidikan

Peran lembaga pendidikan dalam mobilitas sosial yaitu


sebagai “sosial elevator” ( perangkat ) artinya
meningkatkan status dan kualitas seseorang dari yang
rendah menuju ke tingkat yang lebih tinggi. Lembaga
pendidikan juga menjadi saluran yang nyata untuk
mobilitas vertikal ke atas.
Contoh : Lembaga Pendidikan

Seorang anak dari keluarga kurang mampu berhasil


menyelesaikan sekolah hingga ke jenjang penguruan
tinggi dengan nilai yang baik. Setelah lulus, ia
mendapatkan pekerjaan dengan posisi yang baik dan
sesuai dengan keahliannya sehingga dapat membantu
perekonomian keluarganya.
d. Organisasi Politik

Sebagai saluran mobilitas sosial, Seseorang dapat


meningkatkan statusnya dengan masuk dalam salah satu
organisasi tertentu. Status sosial bisa meningkat bila seseorang
tersebut berdedikasi dan memberi manfaat bagi organisasi
maupun bagi masyarakat.

Contoh :

Seseorang bergabung dengan partai politik, namun karena


perjuangan politiknya kemudian terpilih menjadi anggota
DPR.
e. Organisasi Ekonomi

Sebagai saluran mobilitas sosial, Kenaikan status sosial


seseorang dapat melalui penghasilan dan jabatan. Yang dapat
meningkatkan standar hidup secara ekonomi.

Contoh :

Pak Surya mendapatkan banyak keuntungan dari perusahaan


yang dimiliki, sehingga mendapatkan pendapatan yang besar
serta jabatan yang tinggi. Hal tersebut membuatnya dihormati
oleh masyarakat serta karyawan di tempat kerjanya.
f. Organisasi Keahlian

Organisasi Keahlian merupakan wadah bagi seseorang


yang mempunyai keahlian tertentu. Melalui
keanggotaan organisasi keahlian akan membuat
masyarakat makin mengakui keahlian yang dimiliki
orang tersebut.
Contoh : Organisasi Keahlian

Seorang guru yang mengikuti organisasi keguruan akan


membuat keahliannya sebagai guru makin diakui
masyarakat serta rekan sekeahliannya.
g. Saluran Perkawinan

Sebuah perkawinan dapat menjadi saluran mobilitas


untuk menaikkan status sosial seseorang.

Contoh :

Seseorang yang menikah dengan orang yang memiliki


status sosial terpandang di masyarakat akan dihormati
karena pengaruh pasangannya tersebut.
E. Dampak Mobilitas Sosial
(1) Dampak Positif
Mobilitas sosial berdampak positif, Antara lain
sebagai berikut :

a) Mau Berusaha untuk Maju

b) Mempercepat Perubahan Sosial


a. Mau Berusaha untuk Maju

Terbukanya kesempatan untuk pindah dari lapisan yang


satu ke lapisan yang lain menimbulkan motivasi yang
tinggi pada seseorang untuk maju agar memperoleh
status yang lebih tinggi. Kesempatan ini mendorong
orang untuk mau bersaing dan bekerja keras agar dapat
naik ke strata atas.
b. Mempercepat Perubahan Sosial

Dengan mobilitas, dapat mempercepat tingkat


perubahan sosial ke arah yang lebih baik dan menuju
pencapaian tujuan yang diinginkan.

Contoh :

Terjadi perubahan sosial di Indonesia dari masyarakat


agraris menjadi masyarakat agraris menjadi masyarakat
industri.
Contoh : Mempercepat Perubahan Sosial

Terjadi perubahan sosial di Indonesia dari masyarakat


agraris menjadi masyarakat agraris menjadi masyarakat
industri. Perubahan ini akan terjadi lebih cepat dan baik
dengan sumber daya manusia yang berkualitas baik,
seperti memiliki pendidikan menegah dan tinggi.
(2) Dampak Negatif
Naik dan turunnya status sosial dapat memberikan konsekuensi tertentu atas
struktur sosial masyarakat yang memberikan dampak negatif, antara lain
sebagai berikut :

a) Menimbulkan Kecemasan dan Ketegangan

b) Merenggangnya Hubungan

c) Menimbulkan Pertentangan atau Konflik Antarindividu

d) Menimbulkan Konflik Antarkelas

e) Menimbulkan Konflik Antarkelompok

f) Menimbulkan Konflik Antargenerasi


a. Menimbulkan Kecemasan dan
Ketegangan
Mobilitas sosial dapat menimbulkan kecemasan dan
ketegangan seseorang sebagai berikut :

1) Menimbulkan kecemasan, ketakutan dan


kegelisahan pada seseorang yang mengalami
penurunan kelas sosial ( Turun Jabatan ). Beragam
fasilitas dan kemudahan yand sebelumnya ia
nikmati tidak lagi dimiliki. Ia juga harus
menyesuaikan diri dengan orang – orang di
sekitarnya yang berubah.
2) Adapun seseorang yang mengalami peningkatan
kelas sosial dapat mengalami ketegangan, antara
lain karena harus menyesuaikan diri dengan tuntutan
jabatan atau status sosial yang lebih tinggi.

Kecemasan dan ketegangan tentu tidak akan terjadi


pada individu yang lapang dada menerima keadaan dan
kemudian bertekad untuk berubah.
b. Merenggangnya Hubungan

Hubungan antarindividu dalam suatu kelompok,


khususnya kelompok utama, dapat merenggang atau
retak akibat salah satu anggota kelompok mengalami
perpindahan kelas sosial yang lebih rendah atau tinggi.
Contoh : Merenggangnya Hubungan

X berasal dari lahir dari keluarga petani di suatu desa. Ia


kemudian memperoleh jabatan di pemerintahan sebagai
penjabat. X berusaha mempelajari dan menyesuaikan
diri dengan lingkungan sosial barunya. Keluarga petani
sebagai kelompok utama X menganggap nilai – nilai di
lingkungan barunya tidak sesuai dengan nilai – nilai
kelompok petani.
c. Menimbulkan Pertentangan atau
Konflik Antarindividu
Apabila pada masyarakat terjadi mobilitas yang kurang
harmonis akan timbul benturan – benturan nilai dan
kepentingan sehingga kemungkinan timbul konflik.
Akibat perbedaan persepsi terhadap suatu hal.
Contoh : Menimbulkan Pertentangan
atau Konflik Antarindividu
Seseorang yang mengalami mobilitas sosial vertikal ke
atas dapat menunjukkan perilaku yang berbeda dengan
anggota kelompok yang tidak mengalami mobilitas
sosial yang sama. Perilaku berbeda ini dapat
menimbulkan pertentangan antarindividu.
d. Menimbulkan Konflik Antarkelas

Di dalam masyarakat, terdapat berbagai lapisan sosial


karena adanya ukuran seperti berikut :

• Kekayaan

• Kekuasaan

• Pendidikan
Akibat : Menimbulkan Konflik Antarkelas

Kelompok dalam lapisan – lapisan tersebut disebut


kelas sosial. Jika dalam mobilitas sosial terjadi
perbedaan kepentingan antarkelas sosial, maka akan
muncul konflik antarkelas.
Contoh : Menimbulkan Konflik Antarkelas

Perbedaan kepentingan antara buruh dan pengusaha.


Buruh ingin upah yang lebih tinggi sedangkan
pengusaha ingin pendapatan yang lebih besar. Hal ini
dapat memicu konflik antara buruh dan pengusaha.
e. Menimbulkan Konflik
Antarkelompok
Di dalam masyarakat, terdapat aneka kelompok sosial,
yang misalnya kelompok sosial berdasarkan berikut :

• Ideologi, Profesi, Agama, Suku dan Ras

Apabila salah satu kelompok berusaha menguasai


kelompok lain, maka akan timbul konflik.
Contoh : Menimbulkan Konflik
Antarkelompok
Ada satu kelompok yang mampu menguasai
perekonomian di suatu wilayah. Hal itu menimbulkan
kesenjangan sosial dan kecemburuan sosial dari
kelompok lain di wilayah tersebut. Konflik
antarkelompok dapat timbul karena salah satu pihak
mengalami ketidakpuasan.
f. Menimbulkan Konflik Antargenerasi

Konflik antargenerasi umumnya terjadi antara generasi


tua yang mempertahankan nilai – nilai lama dan
generasi muda yang ingin mengadakan perubahan.
Sekian Dan Terima Kasih Teman – Teman Kalau Ada Salah
Kata Tolong Di Maafkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai