Anda di halaman 1dari 9

MOBILITAS SOSIAL , DINAMIKA PENDUDUK , PERKEMBANGAN ISLAM KLS 8

Beberapa pertanyaan mendasar:


 Apa yang dimaksud mobilitas sosial?
 Apa saja bentuk mobilitas sosial?
 Apa faktor-faktor yang mendorong terjadinya mobilitas sosial?
 Apa faktor-faktor yang menghambat terjadinya mobilitas sosial?
 Apa saja yang menjadi saluran terjadinya mobilitas sosial?
 Apa saja dampak mobilitas sosial terhadap kehidupan masyarakat?

Tujuan Pembelajaran
Diharapkan peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian mobilitas sosial;
2. Menjelaskan bentuk-bentuk mobilitas sosial.
3. Menjelaskan pendorong dan penghambat mobilitas sosial
A. Pengertian Mobilitas Sosial

Mobilitas soasial berasal dari dua kata yaitu mobilis dan sosial. Mobilis berarti mudah
dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya. Sosial berarti
seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial.

Jadi mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari
lapisan satu ke lapisan yang lain.

Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan
yang satu ke lapisan yang lain. Seseorang yang mengalami perubahan kedudukan
(status) sosial dari suatu lapisan ke lapisan lain baik menjadi lebih tinggi maupun menjadi
lebih rendah dari sebelumnya atau hanya berpindah peran tanpa mengalami perubahan
kedudukan disebut mobilitas sosial.

Pengertian mobilitas sosial menurut para ahli:

1. Paul B. Horton: Mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial
ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya.
2. Kimball Young dan Raymond W. Mack: Mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam
struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok
sosial. Struktur sosial mencakup sifat hubungan antar individu dalam kelompok dan
hubungan antar individu dan kelompoknya.
3. Anthony Giddens: Mobilitas sosial menunjuk pada gerakan dari orang per orang dan
kelompok-kelompok di antara kedudukan sosial ekonomi yang berbeda.
4. Horton dan Hunt: Mobilitas sosial merupakan tindakan berpindah dari satu kelas
sosial ke kelas sosial lainnya.

beberapa contoh mobilitas sosial dalam kehidupan masyarakat kita, misalnya:


 Seorang pensiunan pegawai pemerintahan yang beralih menjadi seorang pengusaha
dan berhasil dengan gemilang.
 Seorang anak pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil, lalu membuka
usaha lain, namun gagal dan akhirnya jatuh miskin.
 Seorang pegawai perusahaan yang dipindahkan ke salah satu cabang di daerah lain
dengan tetap menjadi pegawainya di sana.

B. Bentuk-Bentuk Mobilitas Sosial


Mobilitas sosial ada yang positif ada yang negatif. Mobilitas sosial positif berarti perubahan
atau dampak yang akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah
yang lebih baik

Sedangkan mobilitas sosial negatif berarti perubahan atau dampak yang akan lebih mempercepat
tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih buruk.
Bentuk mobilitas sosial dikelompokkan menjadi 2 (dua) macam, yaitu mobilitas vertikal dan
mobilitas horizontal.
a. Mobilitas Vertikal
Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan seseorang atau kelompok dari suatu
kedudukan sosial ke kedudukan sosial lain yang tidak sederajat, baik pindah ke tingkat yang
lebih tinggi (social climbing) maupun turun ke tingkat yang lebih rendah (social sinking).

1) Mobilitas vertikal ke atas (Social climbing) adalah mobilitas yang terjadi karena adanya
peningkatan status atau kedudukan seseorang atau naiknya orang-orang berstatus sosial
rendah ke status sosial yang lebih tinggi.:
Contohnya, yakni: - Seorang guru berhasil naik jabatan menjadi kepala sekolah.
- Seorang rektor naik posisi menjadi profesor.
- Seorang karyawan di sebuah perusahaan berhasil naik jabatan menjadi manager
- seorang siswa terpilih menjadi ketua OSIS karena aktif di sekolah, dan sebagainya.

2) Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking) adalah proses penurunan status atau
kedudukan seseorang.
contohnya: -Seorang pengusaha mengalami pailit atau bangkrut.
- Pelepasan jabatan walikota dengan tidak hormat, padahal masa jabatannya belum selesai.
- Seseorang melakukan tindakan kriminal dan berakhir di penjara.
- Seorang anak pengusaha kaya usaha bangkrut, gagal dan akhirnya jatuh miskin.
b. Mobilitas Sosial Horizontal

Mobilitas sosial horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok
orang dalam lapisan sosial yang sama/sederajat.
Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau objek-objek sosial lainnya dari
suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
Pada mobilitas horizontal, tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang.

Contoh mobilitas horizontal


- Siswa yang pindah dari sekolah lain ke sekolah karena ikut orang tua
- Guru yang dipindahkan dan ditempatkan di kota yang berbeda.
- Karyawan yang dipindahtugaskan ke cabang di wilayah yang berbeda.

C. Faktor Faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial

Faktor Pendorong Mobilitas Sosial


1. Faktor struktural
2. Faktor individu
3. Faktor sosial
4. Faktor ekonomi
5. Faktor politik
6. Kemudahan dalam Akses Pendidikan

Faktor Penghambat Mobilitas Sosial


1. Kemiskinan
Faktor Kemiskinan Kemiskinan dapat menjadi penghambat mobilitas sosial di masyarakat.
Hal ini dikarenakan keadaan ekonomi yang kurang baik atau buruk akan membuat
seseorang kesulitan untuk mendapatkan pendidikan, pelatihan, ataupun modal usaha yang
diperlukan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik.
2. Diskriminasi
diskriminasi terjadi karena perbedaan suku, agama , ekonomi, sosial, hingga warna kulit.
Perbedaan perlakuan tersebut membuat orang yang terdiskriminasi menjadi sulit untuk
mobilitas sosial sehingga dapat menghambat kehidupannya.
3. Stereotip gender
Faktor ini adalah faktor yang membeda-bedakan jenis kelamin atau posisi sosial antara laki-
laki dengan perempuan. Masih banyak orang yang beranggapan bahwa derajat laki-laki lebih
tinggi dibandingkan dengan derajat perempuan. Hal ini yang bisa menghambat terjadinya
mobilitas sosial.

D. Saluran Saluran Mobilitas Sosial


1. Pendidikan
2. Organisasi Politik
3. Organisasi Ekonomi
4. Organisasi Profesi

E. Dampak Mobilitas Sosial

Dampak Positif Mobilitas Sosial


 Mendorong sesorang untuk lebih maju
 Mempercepat tingkat perubahan sosial
 Meningkatkan integrasi social

Dampak Negatif Mobilitas Sosial


 Terjadinya konflik
 Gangguan psikologis.
Dinamika Kependudukan
1. Dinamika Kependudukan

Dinamika penduduk adalah perubahan jumlah penduduk dalam suatu wilayah akibat
kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan (migrasi).

Jumlah penduduk dalam suatu wilayah dapat dihitung dengan rumus:


P = (L – M) + (I – E), di mana:
P adalah pertambahan penduduk,
L adalah jumlah kelahiran,
M adalah jumlah kematian,
I adalah jumlah penduduk yang masuk, dan
E adalah jumlah penduduk yang keluar.

a. Faktor yang Memengaruhi Dinamika Penduduk:


 Angka Kelahiran (Natalitas) yang tinggi, sedang, atau rendah.
 Angka Kematian (Mortalitas) yang tinggi, sedang, atau rendah.
 Perpindahan Penduduk (Migrasi) dari satu wilayah ke wilayah lainnya.

Perpindahan Penduduk (Migrasi ) ada Urbanisasi dan Transmigrasi
Migrasi nasional yaitu urbanisasi , Transmigrasi

Urbanisasi adalah Perpindahan penduduk dari suatu wilayah pedesaan ke wilayah kota.
Orang yang melakukan urbanisasi disebut urbanisasi. Contoh urbanisasi misalnya ada
seseorang yang pergi dari desa ke Ibu Kota Jakarta, untuk bekerja

Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk antar pulau. Misalnya, dari Jawa ke


Kalimantan atau ke Sumatera. Jadi transmigrasi dilakukan oleh orang yang tinggal di
pulau padat penduduk ke pulau yang masih jarang penduduknya. Orang yang melakukan
transmigrasi disebut transmigran.

Migrasi Internasional
Imigrasi adalah aktivitas perpindahan dari satu negara ke negara lainnya untuk
menetap di lokasi baru tersebut. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
atau KBBI, pengertian imigrasi adalah perpindahan penduduk negara lain ke negara
tertentu untuk menetap
Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang
melakukan emigrasi disebut emigran.

Sirkulasi merupakan perpindahan penduduk yang tidak menetap, namun ada juga
yang menetap atau tinggal sementara waktu di daerah tujuan

b. Piramida Penduduk:

Terdapat 3 jenis piramida penduduk: Muda (ekspansif), Dewasa (stasioner), dan Tua (konstruktif).
1. Piramida penduduk muda (Ekspansif) menggambarkan pertumbuhan cepat penduduk
dengan angka kelahiran tinggi.kematian rendah sehingga wilayah tsb mengalami
pertumbuhan yang cepat misalnya negara sedang berkembang contohnya negara India ,
Filipina , Indonesia , Mesir
2. Piramida penduduk dewasa (Stasioner)menggambarkan pertumbuhan seimbang antara
kelahiran dan kematian.ditemukan di negara maju contoh Amerika Serikat , Inggris , Swedia
3. Piramida penduduk tua (Konstruktif) menggambarkan penurunan angka kelahiran dan
kematian rendah. Misalnya di negara Jerman , Jepang ,Belgia , Swiss

c. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan berbagai faktor seperti usia,
jenis kelamin, mata pencaharian, agama, bahasa, pendidikan, tempat tinggal, jenis pekerjaan, dll.

Komposisi penduduk berdasarkan usia dapat dibagi menjadi kelompok usia tunggal atau
berdasarkan interval usia.
Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin digunakan untuk menghitung sex ratio atau
perbandingan antara jumlah pria dan wanita dalam populasi.

d. Pertumbuhan dan Kualitas Penduduk


Pertumbuhan penduduk adalah keseimbangan dinamis antara faktor yang menambah (kelahiran)
dan faktor yang mengurangi (kematian dan migrasi) jumlah penduduk.
Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat menyebabkan berbagai masalah seperti tingginya angka
pengangguran, persebaran yang tidak merata, komposisi penduduk yang kurang menguntungkan,
urbanisasi tinggi, dan penurunan kualitas dan tingkat kesejahteraan penduduk.

2. Keragaman Masyarakat Indonesia


Indonesia memiliki banyak suku bangsa yang memiliki khazanah budaya yang berbeda.
Kondisi geografis dan sosial Indonesia memengaruhi berbagai kegiatan ekonomi
masyarakat.
Karena beragamnya budaya, suku bangsa, dan pekerjaan masyarakat, Indonesia dapat
disebut sebagai masyarakat plural atau multikultural.

a. Perbedaan Agama:
 Ada banyak agama yang berbeda di Indonesia, dan setiap agama memiliki cara
persembahyangan yang berbeda.
 Meskipun tidak diperbolehkan mengikuti upacara keagamaan agama lain, penting untuk
memahami dan menghargai perbedaan ini.
 Memahami upacara keagamaan agama lain membantu dalam membangun toleransi
antarumat beragama.

b.Perbedaan Budaya:
 Budaya adalah hasil kerja dan usaha manusia yang mencakup benda dan pemikiran
manusia.
 Budaya membedakan manusia dari makhluk lain dan selalu berubah seiring waktu.
Contohnya, rumah burung dan rumah manusia adalah hasil budaya yang berbeda.
c. Perbedaan Suku Bangsa:
 Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa.
 Suku Jawa adalah kelompok suku terbesar di Indonesia, tetapi ada juga suku-suku besar
lainnya seperti Sunda, Melayu, dan Madura.

d. Perbedaan Pekerjaan:
 Terdapat berbagai jenis pekerjaan, baik di sektor formal maupun nonformal.
 Pekerjaan sektor formal terikat oleh peraturan yang mengikat, sedangkan pelaku usaha
 mandiri terikat oleh diri sendiri.
 Semua pekerjaan dianggap mulia asalkan bermanfaat dan tidak merugikan orang lain.
e. Manfaat Keberagaman:
 Keberagaman budaya memberikan manfaat besar, seperti memperkaya kosakata dalam
bahasa Indonesia.
 Keragaman budaya dapat menjadi objek pariwisata yang menghasilkan devisa.
 Mendorong sikap toleransi, melengkapi hasil budaya, dan mendorong inovasi kebudayaan.

Peran dan Fungsi Keragaman Budaya:


 Menarik perhatian bangsa asing.
 Mengembangkan kebudayaan nasional.
 Mendorong sikap toleransi.
 Melengkapi hasil budaya.
 Mendorong inovasi kebudayaan.

C.Interaksi Budaya pada Masa Kerajaan Islam

1. Perkembangan Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia


Sebelum kedatangan agama Islam, perdagangan antara Asia Barat dan Asia Timur melalui
Asia Tenggara telah berlangsung. Para musafir, termasuk pedagang, ilmuwan, dan
penyebar agama, aktif dalam pelayaran ini.
Pelayaran tidak hanya berdampak pada ekonomi tetapi juga membawa pengaruh budaya
dan agama

tiga teori paling umum tentang masuknya Islam ke Indonesia, yaitu


1.Teori Persia
2.Teori Gujarat , atau India
3.Teori Arab Mekkah.
4.Teori Cina

2. Penyebaran Agama Islam oleh Walisongo


Walisongo memiliki peran kunci dalam penyebaran Islam di Tanah Jawa. Mereka
menyesuaikan pendekatan mereka dengan kebiasaan masyarakat setempat.
Mereka mendirikan pondok pesantren sebagai pusat pendidikan agama dan pusat
penyebaran Islam. Selain melalui pendidikan, mereka juga menggunakan seni dan tradisi
seperti tembang macapat dalam penyebaran agama.
Penerimaan agama Islam di Indonesia berasal dari berbagai kalangan, termasuk pedagang,
bangsawan pesisir, dan rakyat jelata.

Nama Walisongo penyebar agama islam di Jawa

1. Sunan Gresik (Syekh Maulana Malik Ibrahim) di Gresik


2. Sunan Ampel (Raden Rahmat) di Demak
3. Sunan Bonang (Raden Makdum Ibrahim) di Tuban
4. Sunan Giri (Raden Paku) di Gresik
5. Sunan Drajat (Raden Qasim) di Lamongan
6. Sunan Kalijaga (Raden Mas Sahid) di Lokajaya Tuban
7. Sunan Kudus (Ja'far Sadiq) di Kudus
8. Sunan Muria (Raden Umar Said) di Kudus
9. Sunan Gunung Jati ( Syarif Hidayatullah ) di Cirebon
Ada beberapa faktor yang menjadikan agama Islam menarik bagi penduduk Indonesia, sepe
 Kemudahan syarat masuk,
 Upacara sederhana,
 Faktor politik (keruntuhan kerajaan Majapahit dan Sriwijaya),
 Prinsip kesetaraan di hadapan Allah, dan
 Pendekatan damai yang disesuaikan dengan budaya dan tradisi Indonesia.

Ada beberapa jalur yang digunakan dalam penyebaran agama Islam di Indonesia, termasuk:
 Pernikahan (melalui pernikahan dengan pemeluk Islam),
 Pendidikan (melalui pondok pesantren dan lembaga pendidikan Islam),
 Perdagangan (dengan pedagang Islam yang datang ke pelabuhan Indonesia),
 Dakwah (penyebaran ajaran Islam melalui dakwah), dan
 Kesenian (melalui seni dan tradisi seperti tembang).

3. Bentuk Interaksi Budaya Pengaruh Islam di Indonesia

a. Perubahan Masyarakat Masa Islam dalam Aspek Geografi


Indonesia sebagai Silang Lalu Lintas Dunia : Pada masa perkembangan Islam, Indonesia
menjadi pusat lalu lintas dunia. Pelayaran yang terjadi menunjukkan hubungan dekat antar
kawasan, bukan hanya untuk perdagangan, tetapi juga untuk kepentingan politik,
propaganda, dan pengetahuan.

Pertumbuhan Kota-Kota Pesisir: Kota-kota pesisir tumbuh pesat pada masa Islam,
menggantikan beberapa kota Hindu-Buddha. Ini mencerminkan perubahan dalam struktur
pemukiman.

Pertumbuhan Kota-Kota Pesisir : Kota-kota pesisir tumbuh pesat pada masa Islam,
menggantikan beberapa kota Hindu-Buddha. Ini mencerminkan perubahan dalam struktur
pemukiman.

Pertumbuhan Jumlah Penduduk : Pertumbuhan penduduk yang cepat terjadi pada masa
Islam, karena migrasi dari luar negeri dan ke luar negeri. Hal ini disebabkan oleh
perdagangan, penyebaran agama Islam, dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi.

Pemanfaatan Lahan: Pertumbuhan penduduk dan aktivitas perdagangan yang pesat


menyebabkan pergeseran dalam pemanfaatan lahan. Bukaan lahan pertanian dan
penggunaan lahan untuk perumahan dan produksi meningkat.

Migrasi: Migrasi terus berlanjut pada masa kerajaan Islam, dengan banyak masyarakat dari luar
negeri datang ke Indonesia, termasuk dari Asia Timur, Asia Barat, dan Eropa.

b. Perubahan Masyarakat Masa Islam dalam Bidang Ekonomi


Perubahan dalam Kegiatan Pertanian : Kegiatan pertanian tetap berlanjut, dengan luas
lahan pertanian yang semakin meningkat pada masa Islam.
Perkembangan Perdagangan : Perdagangan dunia semakin maju pada masa Islam,
membawa masuk banyak barang luar negeri ke Indonesia. Mata uang seperti dirham dan
dinar mulai digunakan dalam berbagai transaksi perdagangan.
Kegiatan Produksi : Kegiatan produksi di berbagai sektor terus berkembang. Luas lahan
pertanian yang diperluas adalah contoh perubahan ini.
Kegiatan Konsumsi: Ekspor dan impor semakin maju, dengan banyak barang mewah luar
negeri yang masuk ke Indonesia, seperti barang-barang keramik dari Cina.
Kegiatan Distribusi: Kegiatan ekspor dan impor melibatkan daerah-daerah yang jauh,
mencapai Afrika dan Eropa. Transportasi air, seperti perahu, menjadi sarana utama dalam
distribusi, dan muara sungai memainkan peran penting dalam ekonomi.
Sistem Pajak: Kerajaan mulai menerapkan sistem pajak untuk mendapatkan pendapatan.
Penarikan upeti dari daerah-daerah kepada pusat kerajaan, pembayaran upeti oleh
pedagang asing, pedagang lokal, dan pengusaha lokal menjadi sumber pendapatan
kerajaan.
Berikut adalah poin-poin penting dari teks tentang perubahan masyarakat pada masa Islam
dalam bidang sosial, pendidikan, dan budaya:

c. Perubahan Masyarakat Masa Islam dalam Bidang Sosial dan Pendidikan


Pendidikan pada masa Islam mengalami kemajuan pesat. Agama Islam mewajibkan
umatnya untuk dapat membaca dan menulis, yang mendorong pertumbuhan tempat-tempat
pendidikan.
Pesantren, seperti Pesantren Tebuireng, menjadi pusat pendidikan Islam dan salah satu
pesantren tertua di Indonesia. Masyarakat Islam memiliki kebebasan untuk belajar di mana
pun dan dari siapa pun.
Surau atau mushola adalah tempat pendidikan kecil dalam masyarakat. Selain digunakan
untuk salat, tempat ini juga digunakan untuk berbagai aktivitas sosial dan pendidikan, di
mana orang yang lebih pandai dalam urusan agama memberikan pendidikan kepada
masyarakat.

d. Perubahan Masyarakat Masa Islam dalam Bidang Budaya:

1. Seni Bangunan Bercorak Islam:


 Masjid dan Menara : Bangunan masjid di Indonesia menggabungkan elemen-elemen
budaya Islam dengan budaya sebelumnya. Bangunan masjid sering memiliki atap tumpang
yang bersusun dan kemuncak yang disebut mustaka. Tidak semua masjid memiliki menara,
tetapi beberapa seperti Masjid Menara Kudus dan Masjid Banten memiliki menara dengan
bentuk yang unik.

 Makam : Makam-makam di Jawa memiliki keunikan tersendiri, sering dibangun di tempat


tinggi dan dihiasi dengan ornamen indah.

2. Seni Ukir : Seni patung dilarang dalam Islam, tetapi seni ukir berkembang pesat. Seniman
Islam mengembangkan seni hias dan seni ukir dengan motif daun-daunan dan bunga-
bungaan untuk menghindari menggambar mahluk hidup
.
3. Seni Pertunjukan : Seni pertunjukan seperti debus, wayang kulit, dan seudati
mencerminkan pengaruh Islam dalam budaya Indonesia. Debus adalah tarian yang
melibatkan penusukan diri tanpa luka, seudati adalah tarian Aceh, dan
1. wayang kulit menggabungkan cerita-cerita Islam dalam pertunjukannya.
2. Aksara dan Seni Sastra : Pengaruh Islam juga terlihat dalam aksara dan seni sastra. Huruf
Arab digunakan dalam seni ukir, dan seni kaligrafi berkembang. Sastra Islam mencakup
karya-karya seperti hikayat, babad, dan suluk, yang berisi cerita sejarah, mitos, ajaran
tasawuf, dan berbagai aspek budaya Islam.

2. Perkembangan kerajaan Islam di Indonesia


a. Kerajaan Perlak (840 – 1292): Kerajaan Perlak merupakan kerajaan Islam pertama di
Indonesia yang berdiri dengan Sultan Alaidin Saiyid Maulana Abdul Aziz Syah sebagai
raja pertamanya.

b. Kerajaan Ternate (1257-1950): Kerajaan Ternate dan Kesultanan Tidore terletak di


Kepulauan Maluku antara Sulawesi dan Papua.
c. Kerajaan Samudra Pasai (1285 - 1521): Samudra Pasai terletak di pantai utara
Sumatra, dekat dengan Perlak, Malaysia.
Kerajaan Samudra Pasai yang didirikan oleh Marah Silu bergelar Sultan Malik al- Saleh,
sebagai raja pertama yang memerintah tahun 1285 – 1297.

d. Kerajaan Malaka (1396 – 1511): Setelah kejatuhan Samudra Pasai, Malaka


berkembang menjadi pelabuhan, pusat perdagangan, dan penyebaran Islam yang
penting di Asia Tenggara. Raja pertamanya adalah Paramiswara atau Iskandar Syah.

e. Kerajaan Demak (1500 – 1548): Demak adalah kerajaan Islam pertama di pulau Jawa,
berdiri pada tahun 1500 M. Raden Patah adalah raja pertamanya.

f. Kerajaan Aceh (1511-1904): Setelah kejatuhan Malaka ke tangan Portugis pada tahun
1511, pusat perdagangan Islam kembali ke wilayah Aceh. Sultan Ali Mughayat Syah
adalah raja pertamanya.

g. Kesultanan Banten (1526 – 1813): Raja pertama Kesultanan Banten adalah


Hasanuddin, putra Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah).

h. Kerajaan Makassar (Gowwa-Tallo) (1528-1670): Kerajaan Makasar


merupakan kerajaan Islam pertama di Sulawesi. Letaknya yang strategis membuatnya
menjadi negara maritim.

i. Kerajaan Mataram Islam (1586 – 1755): Kerajaan Mataram Islam mulai berdiri dengan
pemindahan pusat pemerintahan dari Pajang ke Mataram pada tahun 1587 oleh
Senopati. Pusat kerajaan ini adalah di Kotagede, Yogyakarta, dan raja pertamanya
adalah Sutawijaya.
Masa kejayaan Mataram Islam dicapai oleh Raden Mas Rangsang yang bergelar Sultan
Agung Hanyokrokusum Misalnya di negara Jerman , Jepang ,Belgia , Swiss
o

Anda mungkin juga menyukai