a. Mobilitas horizontal, yaitu perpindahan individu atau objek sosial dari suatu kelompok sosial ke
kelompok sosial lainnya yang sederajat. Biasanya dilakukan karena alasan perpindahan tempat
tinggal, perubahan lingkungan fisik, mutasi pekerjaan dan sering diikuti dengan perubahan
pekerjaan. Namun tidak mengubah status sosial hanya kondisi sosial semakin membaik.
b. Mobilitas vertikal, terbagi dalam dua kategori yaitu: social climbing (vertikal naik) dimana
perpindahan status dari kelas sosial yang rendah kepada kelas sosial yang lebih tinggi. Kemudian,
social sinking (vertikal turun), dimana perpindahan status dan peran seseorang dari kelas sosial
yang lebih tinggi ke kelas sosial yang lebih rendah. Mobilitas vertikal punya lima prinsip yaitu;
pertama, tidak ada masyarakat yang bersifat mutlak tertutup. Kedua, gerak sosial vertikal mustahil
dilakukan sebebas-bebasnya. Ketiga, gerak mobilitas vertikal punya ciri khusus dalam setiap
masyarakat. Keempat, laju gerak sosial disebabkan faktor yang berbeda-beda. Kelima, tidak ada
kecenderungan yang kontinu mengenai bertambah-berkurangnya laju gerak sosial.
c. Mobilitas sosial intragenerasi, yaitu mobilitas yang dialami seseorang atau kelompok dalam satu
generasi yang sama, misalnya kakak dan adik. Pandangan lain para ahli juga mengatakan mobilitas
sosial intragenerasi adalah gerak perpindahan dalam kelompok yang sama. Misalnya seseorang
yang semula hanyalah seorang staf, ketika dipindahkan ke perusahaan lain menjadi direktur.
d. Mobilitas sosial antar generasi, yaitu terjadi antar dua generasi atau lebih. Seperti perbedaan
status sosial seseorang berbeda dengan orangtuanya. Ini ditandai dengan perubahan dan
perkembangan taraf hidup baik naik ataupun turun, antar dua generasi atau lebih.
e. Mobilitas sosial geografis, yaitu perpindahan status sosial seseorang berdasarkan posisi
geografisnya. Ini menekankan pada perpindahan individu atau kelompok dari suatu daerah ke
daerah lain. Misalnya seorang petani yang berpindah ke kota dan bekerja menjadi seorang supir.
Atau sekelompok warga yang berpindah ke desa lain karena tertimpa bencana alam.
Perubahan status sosial dapat menyebabkan pergeseran dan menimbulkan serangkaian akibat dari
pergeseran tersebut. Faktor penyebab dan konsekuensi mobilitas sosial diantaranya: faktor struktur
sosial, meliputi ketersedian lapangan pekerjaan, sistem ekonomi dan tingkat kelahiran atau kematian.
Kedua, faktor kemampuan individu. Faktor kemampuan individu ini dapat ditinjau dari faktor pendidikan
(tingkat pengetahuan dan pengalaman), faktor etos kerja (perilaku, kebudayaan dan nilai-nilai sosial
individu) dan faktor kemujuran namun hal ini mempunyai peran yang sangat kecil dalam keberhasilan
seseorang.